Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Resistensi didefinisikan sebagai tidak terhambatnya
pertumbuhan bakteri dengan pemberian antibiotik secara sistemik
dengan dosis normal yang seharusnya atau kadar hambat minimalnya.
Obat adalah semua bahan (kimia) yang dapat mempengaruhi
organisme hidup diberikan kepada makhluk dengan tujuan untuk
menyembuhkan, menghilangkan penyakit, meningkatkan kesehatan, atau
mempetahankan kesehatan. Namun dari semua kegunaannya tersebut
obat dapat mengalami resisten.
Resisten obat adalah perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus
dan parasit lainnya secara bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat
yang sebelumnya membunuh mereka. Saat obat lebih banyak digunakan,
resiko resistensi obat meningkat karena kasus penggunaan antibiotik yang
tidak tepat atau putus obat meningkat.
Resistensi obat merupakan masalah kesehatan masyarakat utama
seluruh dunia. Ketika terinfeksi bakteri yang resisten antibiotik akan
menjadi lebih sulit pengobatannya dan harus menggunakan obat yang
lebih kuat dan lebih mahal dan lebih banyak efek samping.
Resistensi terjadi ketika bakteri berubah dalam satu atau lain hal
yang menyebabkan turun atau hilangnya efektivitas obat, senyawa
kimia atau bahan lainnya yang digunakan untuk mencegah atau
mengobati infeksi. Bakteri yang mampu bertahan hidup dan
berkembang biak, menimbulkan lebih banyak bahaya. Kepekaan
bakteri terhadap kuman ditentukan oleh kadar hambat minimal yang
dapat menghentikan perkembangan bakteri (Bari,2008).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi resistensi obat?
2. Apakah penyebab resistensi obat?
3. Bagaimana mekanisme resistensi obat?
4. Bagaimana pencegahan resistensi obat?
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui dan menjelaskan definisi resistensi obat
2. Untuk dapat mengetahui dan menjelaskan penyebab resistensi
obat
3. Untuk dapat mengetahui dan menjelaskan mekanisme resistensi
obat
4. Untuk dapat mengetahui dan menjelaskan pencegahan resistensi
obat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definis Resistensi Obat


Resistensi obat adalah kondisi ketika suatu strain bakteri dalam
tubuh manusia menjadi resisten (kebal) terhadap antibiotik.
Resisten obat adalah perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus
dan parasit lainnya secara bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat
yang sebelumnya membunuh mereka.
Jadi resistensi obat adalah sebagai tidak terhambatnya
pertumbuhan bakteri, virus dan parasit dalam tubuh manusia secara
bertahap kehilangan kepekaan dengan pemberian antibiotik secara
sistemik dengan dosis normal yang seharusnya atau kadar hambat
minimalnya.
B. Penyebab Resistensi Obat
Penyebab utama resistensi obat khususnya antibiotika adalah
penggunaannya yang meluas dan irasional. Terdapat beberapa faktor
yang mendukung terjadinya resistensi, antara lain :
1. Penggunaannya yang kurang tepat (irrasional)
Terlalu singkat, dalam dosis yang terlalu rendah, diagnosa
awal yang salah, dalam potensi yang tidak adekuat
2. Faktor yang berhubungan dengan pasien
Pasien dengan pengetahuan yang salah akan cenderung
menganggap wajib diberikan antibiotik dalam penanganan
penyakit meskipun disebabkan oleh virus, misalnya flu, batuk-
pilek, demam yang banyak dijumpai di masyarakat
3. Penggunaan monoterapi
Dibandingkan dengan penggunaan terapi kombinasi,
penggunaan monoterapi lebih mudah menimbulkan resistensi

3
4. Perilaku hidup sehat
Terutama bagi tenaga kesehatan, misalnya mencuci tangan
setelah memeriksa pasien atau desinfeksi alat-alat yang akan
dipakai untuk memeriksa pasien
5. Penggunaannya untuk hewan dan binatang ternak
antibiotik juga dipakai untuk mencegah dan mengobati penyakit
infeksi pada hewan ternak. Dalam jumlah besar antibiotik
digunakan sebagai suplemen rutin untuk profilaksis atau
merangsang pertumbuhan hewan ternak. Bila dipakai dengan
dosis subterapeutik, akan meningkatkan terjadinya resistensi
6. Penelitian
Kurangnya penelitian yang dilakukan para ahli untuk
menemukan antibiotika baru
7. Pengawasan
Lemahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam
distribusi dan pemakaian antibiotika. Misalnya, pasien dapat
dengan mudah mendapatkan obat antibiotika meskipun tanpa
peresepan dari dokter. Selain itu juga kurangnya komitmen dari
instansi terkait baik untuk meningkatkan mutu obat maupun
mengendalikan penyebaran infeksi
C. Mekanisme Resistensi Obat
Resistensi pasti diawali adanya paparan obat antibiotika, dan
meskipun hanya ada satu atau dua bakteri yang mampu bertahan hidup,
mereka punya peluang untuk menciptakan satu galur baru yang
resisten. Sayangnya, satu galur baru yang resisten ini bisa menyebar
dari satu orang ke orang lain, memperbesar potensinya dalam
proporsi epidemik. Penyebaran ini dipermudah oleh lemahnya kontrol
infeksi dan penggunaan antibiotika yang luas.
Disamping itu mekanisme resistensi obat dapat terjadi sebagai
akibat bermutasinya gen bakteri dan juga terjadinya transfer gen antar

4
bakteri. Kerja obat antibiotik terhadap bakteri merupakan tekanan
lingkungan terhadap bakteri tersebut. Bakteri tertentu yang telah
bermuatasi akan dapat bertahan hidup dan terus bereproduksi. Yang
mana kemudian bakteri ini akan menurunkan gen ‘‘resisten’’ kepada
keturunannya yang akan berevolusi menjadi sebuah koloni yang resisten
terhadap obat antibiotik tertentu salah satu contoh resistensi obat
antibiotik yaitu resistensi terhadap penicilin.
Cara kerja dalam memberantas bakteri adalah dengan
menghasilkan beta-lactam yang bekerja dengan merusak dinding sel
bakteri. Bakteri tertentu yang telah bermutasi berhasil menghasilkan suatu
enzim yang menghancurkan beta-lactam tersebut akibatnya pada bakteri
menyebabkan antibiotik penicilin tidak dapat digunakan lagi dikarenakan
telah resisten sehingga harus diganti antibiotik lain.
D. Pencegahan Resistensi Obat
Resistensi obat antibiotik yang disebabkan oleh infeksi bakteri
maupun parasit lainnya bisa dicegah sebelum terjadi resistensi. Adapun
cara pencegahannya adalah :
1. Menggunakan obat antibiotik yang hanya bila diperlukan
2. Jika tidak mengalami infeksi bakteri maka meminta saran kepada
tugas kesehatan tentang cara meringankan gejala yang sedang
dialami jangan meminta petugas kesehatan meresepkan antibiotik
3. Menanyakan kepada tugas kesehatan apakah antibiotik akan
bermanfaat bagi penyakit yang sedang dialami
4. Hindari meminum antibiotik yang diresepkan untuk orang lain
5. Hindari mengkonsumsi antibiotik untuk infeksi virus seperti pilek
dan flu
6. Minum antibiotik sesuai resep yang diberikan
7. Hindari penyimpanan antibiotik untuk digunakan kembali saat
kembali sakit

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Resistensi obat adalah sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan
bakteri, virus dan parasit dalam tubuh manusia secara bertahap
kehilangan kepekaan dengan pemberian antibiotik secara sistemik
dengan dosis normal yang seharusnya atau kadar hambat minimalnya.
B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa keperawatan
dapat memahami dan mengetahui tentang ‘‘Resistensi Obat ’’
berdasarkan yang dibahas dalam makalah ini agar dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai