Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Singkat Nabi Saleh Dan Kaum Tsamud,

Seperti halnya kaum ‘Ad, kaum Tsamud juga merupakan keturunan dari Sam
bin Nuh. Kaum ‘Ad menetap di wilayah Ahqaf, sedangkan kaum Tsamud tinggal di
wilayah yang bernama Al-Hijr. Wilayah Al-Hijr terletak di pesisir laut Merah. Wilayah
Al-Hijr merupakan wilayah yang memiliki sumber air yang banyak.
Kaum Tsamud menetap di sana yang tanahnya subur. Keadaan alam wilayah ini
mendukung bagi kaum Tsamud untuk memulai kehidupan baru. Kaum
Tsamud memahat gunung untuk digunakan sebagai tempat tinggal mereka juga
menanam pohon-pohon dan mendapatkan hasil panen yang sangat banyak. Dengan
demikian, mereka hidup senang dan penuh dengan kemewahan. Kesenangan dan
kenikmatan memungkinkan setan untuk menyesatkan mereka. Melalui kesenangan
itu, setan membuat kaum ‘Ad ataupun manusia pada umumnya menjadi lupa kepada
Allah. Lama-kelamaan, mereka mengingkari bahwa nikmat itu dari Allah Ta’ala.
Akhirnya, mereka benar-benar tersesat dengan menyembah selain Allah. Mereka
tidak hanya menyembah berhala, tetapi mereka juga suka berbuat kerusakan dan
bersifat bengis.

Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud


Kaum Tsamud melakukan perbuatan syirik dengan menyembah berhala. Oleh
karena itu, Allah swt mengutus orang yang berasal dari kaum Tsamud untuk
mengajarkan kebenaran dan jalan yang lurus. Dia adalah Nabi Saleh yang memiliki
akhlak yang baik. Allah memerintahkan Nabi Saleh untuk mengajak kaum
Tsamud untuk menyembah Allah semata. Nabi Saleh berkata,“Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya. Oleh
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
hamba-Nya)” (QS. Hud : 61). Kaum Tsamudmenolak seruan Nabi Saleh. Mereka
meragukan kenabian dan kerasulan Nabi Saleh. Nabi Saleh berusaha terus
berdakwah agar kaumnya mengikuti ajaran-Nya.

Pada suatu ketika, kaum Tsamud berkumpul di suatu tempat. Mereka membicarakan
tentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Saleh. Hasil pembicaraan mereka ialah
meminta Nabi Salehmembuktikan kenabiannya. Ketika itu, kaum
Tsamud meminta Nabi Saleh menunjukkan mukjizatnya dengan cara mengeluarkan
seekor unta betina dari batu besar. Mereka mengiraNabi Saleh tidak akan mampu
memenuhi permintaan mereka. Mereka tidak menyadari bahwa Allah Maha Berkuasa
atas segala sesuatu. Nabi Saleh bersedia memenuhi permintaan mereka dengan
suatu syarat. Jika Nabi Saleh mampu memenuhinya, kaum Tsamud harus
menerima ajaran Nabi Saleh. Kaum Tsamud pun menyanggupinya. Setelah
itu, Nabi Saleh berdoa. Batu besar itu pun retak dan terbelah. Dari batu yang terbelah,
keluarlah seekor unta betina sesuai dengan permintaan kaum Tsamud. Kaum
Tsamud terkejut dengan kejadian tersebut. Seketika mereka terdiam, kemudian
mereka terbagi menjadi dua. Sebagian dari mereka mau mengakui kenabian Nabi
Saleh. Namun, sebagian besar yang lain tidak mengakuinya. Kaum
Tsamudmengingkari janji mereka, mereka tetap saja berada dalam kesesatan,
padahal mereka telah melihat tanda-tanda kekuasaan Allah.
Unta Betina Nabi Saleh
Nabi Saleh meminta kaum Tsamud untuk memberikan air minum kepada unta di
telaga mereka sehari penuh. Sementara itu, mereka mendapatkan giliran air minum
pada hari berikutnya. Unta Nabi Saleh juga dapat memakan rumput di mana
pun. Nabi Salehmemerintahkan kaum Tsamud untuk tidak mengganggu unta
tersebut. Jika mereka mengganggunya, azab Allah akan menimpa mereka. Kaum
Tsamud tidak menyadari bahwa unta itu sebenarnya adalah suatu ujian bagi mereka.
Allah hendak menguji keimanan mereka kepada Allah. Dalam surat Al-Qamar ayat 27,
Allah berfirman, “Sesungguhnya kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan
bagi mereka, maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah”. Sebagian dari
mereka mematuhi perintah Nabi Saleh, sebagian yang lain enggan mematuhinya.
Pada suatu hari, mereka bersepakat untuk membunuh unta Nabi Saleh. Ada
Sembilan orang yang bertanggung jawab dalam pembunuhan unta Nabi Saleh. Di
antaranya adalah Qadar bin Salaf dan Mushra bin Muhraj. Mushra melempar lembing
yang kemudian mengenai kaki unta. Unta pun terjatuh.
Kemudian, Qadar menyembelih unta tersebut dengan menggunakan
pedangnya. Kaum Tsamud bergembira dengan penyembelihan unta Nabi Saleh.
Mereka sama sekali tidak mengkhawatirkan azab Allah. Mereka tidak percaya bahwa
Allah akan mengazab mereka.
Azab Bagi Kaum Tsamud
Kaum Tsamud meragukan perkataan Nabi Saleh tentang datangnya azab Allah.
Mereka justru menantang Nabi Saleh untuk mendatangkan Azab. “Wahai Saleh !
Datangkanlah azab yang telah kamu janjikan kepada kami sekiranya kamu benar-
benar utusan Allah, kata kaum Tsamud”. Nabi Saleh sangat sedih membayangkan
bencana yang akan menimpa kaumnya.Nabi Saleh berkata, “Bersukarialah kamu
sekalian selama tiga hari sebelum azab menimpa kalian”. Pada hari kamis, Allah
menghujani mereka dengan batu-batu. Wajah mereka berubah menjadi kekuningan.
Pada saat itu, pengikut Nabi Saleh naik ke atas gunung untuk menghindari bencana.
Pada saat seluruh pengikut Nabi saleh berada di puncak gunung, tiba-tiba gunung
menjadi tinggi menyentuh awan. Burung pun tidak mampu terbang mencapai puncak
gunung.

Pada hari jumat, wajah kaum Tsamud yang ingkar berubah menjadi merah. Mereka
menganggap bahwa hari pertama dan hari kedua merupakan kematian bagi mereka.
Oleh karena itu, pada hari ketiga mereka bersukaria. Mereka menganggap hari
kematian mereka telah berlalu, padahal pada hari itu azab bagi mereka akan datang.
Pada hari itu, wajah mereka telah berubah menjadi hitam. Kaum Tsamud masih
menunggu azab yang dijanjikan. Tiba-tiba terdengar suara menggelegar yang sangat
menakutkan dari langit. Suara itu disertai dengan gempa bumi yang kuat. Demikian
cepatnya mereka dihancurkan oleh Guntur itu. Mereka hancur lebur oleh Guntur itu
dan tanpa bekas. Seakan-akan mereka tidak pernah ada. Tidak seorang pun yang
selamat dari azab Allah kecuali yang beriman kepada-Nya. [Dunia Nabi]

Anda mungkin juga menyukai