Disusun Oleh :
Yone Fetrik Lestari, S.Ked
Preseptor :
dr. Juspeni Kartika, Sp.PD
Pembimbing Penyaji
PENDAHULUAN
Evaluasi pasien dengan nyeri abdomen merupakan salah satu aspek yang
menarik di bidang gawat darurat. Nyeri abdomen merupakan keluhan yang cukup
menegang), dan dari yang umum (gastroenteritis), hingga yang jarang (gigitan
laba-laba hitam). Walaupun etiologi dari nyeri pada awalnya belum dapat
yang memerlukan operasi atau yang mengancam jiwa adalah hal yang lebih
Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai
diaggap penting karena dapat menjadi indikator berbagai keadaan, seprti obstruksi
substansi emetik eksogen seperti racun, uremia atau gagal ginjal, penyakit radiasi,
kondisi psikologis, migren, infrark miokard dan sinkop sirkulatorik. Mual dan
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. J
Tanggal Lahir : 14 Juni 1961
Usia : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Way Kanan
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No.RM : 11.31.38
Masuk RSPBA : 09/08/2018 pukul 20.30
2.2 Anamnesis
A. Keluhan Utama
B. Keluhan Tambahan
dan terasa sesak. Os juga merasa sering mual dan masih bisa BAB.
semakin membesar, teraba sedikit keras dan sakit ketika disentuh. Mual
berobat.
keras, kembung, nyeri tekan (+), nyeri ulu hati, mual, muntah setiap
kali makan dan minum, demam, sakit kepala hilang timbul, tidak bisa
menderita penyakit liver dan asam lambung. 2 hari dirawat inap di RS,
hebat pada perut. Selain itu Os juga muntah yang semakin sering >10x
2 minggu yang lalu, rabaan keras, kembung, bagian dada terasa sesak,
Malaria
Gastritis (promaag)
Keadaan Penyebab
Hubungan Diagnosa
Kesehatan Meninggal
Kakek – – –
Nenek – – –
Ayah – – –
Ibu – – –
Saudara – – –
Anak-anak – – –
F. Anamnesis Sistem
✓ Kembung
✓ Nyeri perut
✓ Perut membesar
✓ Tidak BAB
Saluran Kemih ✓ BAK berkurang
Alat Kelamin – Tidak ada keluhan
Neurologis – Tidak ada keluhan
Psikologis – Tidak ada keluhan
Kulit – Tidak ada keluhan
Endokrin – Tidak ada keluhan
Muskuloskeletal – Tidak ada keluhan
G. Riwayat Kebiasaan
Merokok.
Frekuensi/hari : 3 x/ hari
Variasi/hari : Bervariasi
A. Pemeriksaan Umum
B. Aspek Kejiwaan
C. Status Generalisata
Kulit
Kepala
Rambut : Normal
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Faring : Normal
Leher
Thorak
Jantung
Ekstremitas
IMUNOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. HBsAg Non Reaktif (–)
KIMIA DARAH
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. SGOT 58 Lk <37 Wn <31 U/L
2. SGPT 57 Lk <42 Wn <32 U/L
3. Urea 120 10 – 50 mg/dl
4. Creatinin 1,8 Lk 0,6–1,1 Wn 0,5–0,9 mg/dl
B. Pemeriksaan Rontgen
setelah makan dan minum, sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Os juga
kering, turgor kulit menurun, tekanan darah 90/60 mmHg, peningkatan JVP
5+2 cm H2O , pada thoraks vokal fremitus kanan dan kiri menurun ,
abdomen tampak cembung, defence muscular (+), rabaan seperti papan (+),
hipertimpani (+).
Colic abdomen e.c peritonitis e.c perforasi gaster + AKI + syok hipovolemik
2.9 Penatalaksanaan
A. Non Farmakologi
1. Okseigenasi O2 2 – 6 L/menit
2. Tirah baring
3. NGT
4. Kateter urine
B. Farmakologi
C. Pembedahan
Laparotomi Explorasi
A. EKG
B. Ultrasonografi
C. CT scan
2.11 Prognosis
10 Agustus 2018
S Perut membesar, nyeri tekan (+), rabaan keras, BAK sedikit, BAB (-), dada
terasa sesak.
O Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,4 o C
Pernapasan : 24 x/menit
Kepala:
Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya
(+/+)
Leher:
JVP 5+4 cm H2O
Paru:
I : Bentuk normal, pergerakan dada simetris
P : Vokal fremitus kanan dan kiri menurun
P : hipersonor
A : vesikuler melemah (+/+)
Jantung:
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba
P : –batas jantung atas ICS III linea parasternalis sinistra
–batas jantung kiri ICS VII linea midclavicula sinistra
–batas jantung kanan ICS VI linea parasternalis dextra
A : bunyi jantung S1 dan S2 normal
Abdomen:
I : Dinding perut cembung
P : defence muscular, rabaan seperti papan
P : Hipertimpani
A : Bising usus menurun
Extremitas:
Tidak ada kelainan
A Colic abdomen e.c peritonitis + AKI + syok hipovolemik
P RL 18 tpm
Omeprazol 2x1 amp
Ondancentron 3x1 amp
Ketorolac 2x1 amp
Cefrtiaxone 2x1gr IV
Cito laparotomi explorasi pukul 18.30 WIB
11 Agustus 2018
S Nyeri perut post operasi, rabaan perut tidak terlalu keras, BAK sedikit, BAB (-),
dada terasa sesak
O Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,4 o C
Pernapasan : 32 x/menit
Kepala:
Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya
(+/+)
Leher:
JVP 5+4 cm H2O
Paru:
I : Bentuk normal, pergerakan dada simetris
P : Vokal fremitus kanan dan kiri menurun
P : hipersonor
A : vesikuler melemah (+/+)
Jantung:
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba
P : –batas jantung atas ICS III linea parasternalis sinistra
–batas jantung kiri ICS VII linea midclavicula sinistra
–batas jantung kanan ICS VI linea parasternalis dextra
A : bunyi jantung S1 dan S2 normal
Abdomen:
I : Dinding perut datar
P : Nyeri tekan berkurang, rabaan seperti papan
P : Hipertimpani
A : Bising usus menurun
Extremitas:
Tidak ada kelainan
A Peritonitis e.c perforasi gaster + AKI + syok hipovolemik
P RL xx tpm
Omeprazol 2x1 amp
Ondancentron 3x1 amp
Ketorolac 2x1 amp
Cefrtiaxone 2x1gr IV
Kateter urine
NGT
Drainase
BAB III
ANALISIS KASUS
abdomen dan menutupi visera bdomen) dapat terjadi secara akut maupun
kronik. Keadaan ini biasanya akibat penyebaran infeksi dari organ abdomen,
perforasi saluran cerna atau luka tembus abdomen. Bila infeksi tersebar luas
menjadi atoni dan menegang. Cairan dan elektrolit hilang dalam lumen
menerus), muntah, abdomen tegang, kaku, nyeri tekan lepas, dan tanpa
bunyi. Demam dan leukositosis merupakan gejala khas penyekit ini (Price
keadaan dramatis. Timbul nyeri mendadak pada abdomen bagian atas yang
penggantian cairan dan elektrolit yang hilang secara intravena, tirah baring
lainnya dan tindakan untuk menghilangkan nyeri (Price dan Wilson, 2012).
Pada kasus ini sesuai dengan teori diatas dari hasil anamnesa
BAK sedikit dan tidak BAB. Dari pemeriksaan fisik ditemukan distensi
23.000 ul, pada foto rontgen toraks adanya gambaran free air pada sisi
kreatinin serum ≥ 50% (1.5 x kenaikan dari niali dasar), atau pengurangan
produksi urin (≤ 0.5 ml/kgBB/jam dalam waktu lebih dari 6 jam). Acute
1) AKI pre-renal
Penyebab karena hipoperfusi ginjal akibat hipovolemia atau
2) AKI renal
3) AKI post-renal
metabolik dan infeksi serta mempertahankan pasien tetap hidup sampai faal
AKI :
e. Monitor asupan cairan dan pengeluaran cairan, timbang badan tiap hari.
Pada kasus ini diagnosis AKI berdasarkan gejala pada Os yaitu terjadi
kenaikan kreatinin serum 1,8 mg/ dl ( ≥ 0,3 mg//dl) dan oliguria (<0,5
DAFTAR PUSTAKA
Price, S. A. & Wilson, L. M., 2013. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit. Edisi keenam. Vol. 2. EGC, Jakarta
Setiati, S, dkk. 2014. Buku Aja rIlmu Penyakit Dalam. Edisi keenam. Interna
Publishing, Jakarta.