SKRIPSI
Oleh:
NIM : 138114117
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
NIM : 138114117
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
NIM : 138114117
Pembimbing Utama
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria, sumber harapanku
Bapak, Ibu, Adik-adikku, dan keluarga besarku yang telah memberikan cinta
Semua sahabat yang telah memberiku keceriaan dan semangat
serta Almamaterku Univeritas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
serta rahmat-Nya skripsi dengan judul “Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak
Metanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap Mencit Jantan Terinduksi
Karagenin” dapat penulis selesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
mengizinkan penulis menjalankan pembelajaran selama masa studi.
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan
Dosen Penguji pada skripsi ini, atas segala bimbingan, bantuan, dukungan,
semangat, dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji pada
skripsi ini, atas segala saran dan bantuan selama penyusunan skripsi.
4. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji pada
skripsi ini, atas segala saran dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan semua fasilitas
laboratorium untuk kepentingan skripsi ini.
6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. yang telah memberikan bantuan dalam
determinasi biji alpukat Persea americana Mill. pada penelitian ini.
7. Bapak Wagiran, Bapak Parjiman, Mas Sigit, Bapak Heru, Bapak Kunto,
Bapak Agung selaku Laboran Laboratorium Fakultas Farmasi atas bantuan
dan dukungannya kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
ABSTRACT ..................................................................................................... xiii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ................................................................................. 1
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 5
KESIMPULAN ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12
LAMPIRAN ..................................................................................................... 14
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 34
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Inflamasi ialah respon tubuh terhadap adanya gangguan atau kerusakan pada
jaringan tubuh. Persea americana Mill. merupakan tanaman yang dapat
digunakan sebagai agen antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan efek antiinflamasi pada ekstrak metanol biji Persea americana Mill.
dalam menurunkan udem pada mencit yang terinduksi karagenin. Penelitian ini
merupakan eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.
Sebanyak 25 mencit, usia 2-3 bulan, dibagi secara acak menjadi lima kelompok
perlakuan. Kelompok I diberi CMC-Na sebagai kontrol negatif, kelompok II
diberi diberi kalium diklofenak sebagai kontrol positif, kelompok III, IV, dan V
diberikan ekstrak biji Persea americana Mill. dosis 0,83; 1,67; dan 3,33 g/kgBB.
Setelah 15 menit, mencit diinduksi dengan karagenin 1%. Udema pada kaki
mencit diukur dengan menggunakan jangka sorong digital selama 6 jam. Analisis
data dilakukan dengan menghitung AUC dari ketebalan udema pada kaki,
kemudian dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA dan uji LSD.
Persentase penghambatan inflamasi biji Persea americana Mill. dari dosis terkecil
ke dosis terbesar ialah 23,63; 35,86; dan 43,46%. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa ekstrak biji Persea americana Mill. memiliki efek
antiinflamasi.
Kata kunci: antiinflamasi, biji Persea americana Mill., karagenin, ekstrak
metanol.
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Inflamasi adalah suatu reaksi kompleks terhadap agen/bahan yang merugikan
misalnya mikroba dan sel yang rusak (biasanya nekrosis), yang berupa respon vaskular,
migrasi, dan aktivasi leukosit serta reaksi sistemik (Kumar dkk., 2005). Tanda-tanda
umum terjadinya inflamasi seperti bengkak, nyeri, kemerahan, panas, dan hilangnya fungsi
sel yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi penderitanya sehingga diperlukan
penanganan untuk mengatasinya (Supriyatna dkk., 2015). Respon tersebut penting untuk
memungkinkan tubuh bertahan selama infeksi atau cedera dan mempertahankan
homeostasis jaringan saat kondisi berbahaya (Corwin, 2008).
Alpukat merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia
dan merupakan tanaman yang digemari masyarakat karena selain buahnya yang enak,
alpukat memiliki antioksidan yang tinggi (Afrianti, 2010). Hasil skrining fitokimia
terhadap simplisia dan ekstrak etanol biji alpukat bentuk bulat mengandung senyawa
polifenol, tannin, flavanoid, triterpenoid, kuinon, monoterpen, dan sekuisterpenoid,
sedangkan saponin hanya terdeteksi pada ekstrak (Zuhrotun, 2007).
Penggunaan flavonoid di bidang kedokteran telah banyak dilakukan, misalnya pada
pengobatan diabetes mellitus, penyakit inflamasi, alergi, kanker, infeksi yang disebabkan
oleh virus, tukak lambung, osteoporosis, dan kardiovaskuler (Sabir, 2003). Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan efek antiinflamasi pada ekstrak metanol biji Persea
americana Mill. dalam menurunkan udem pada mencit jantan yang terinduksi karagenin.
METODOLOGI
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak
lengkap pola searah.
Alat dan Bahan
Bahan penelitian yang digunakan ialah metanol, Cataflam Fast® 50 mg (PT.
Novartis), CMC-Na, karagenin, aquades, dan NaCl. Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jangka sorong digital (Hardened®), oven (Memmert®), corong
Buchner, pompa vakum, aluminium foil, spuit injeksi, gelas beaker, labu ukur, alat
maserasi (Innova 2100), vacuum rotary evaporator (Buchi R 201/215), kertas saring, alat
moisture balance (Halogen Moisture Analyzer HG53), labu alas bulat, mesin penyerbuk,
ayakan 40/50 mesh, waterbath, cawan porselen, spuit oral, erlenmeyer, serta batang
pengaduk.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode
Penelitian ini mengukur tebal udem pada mencit jantan yang terinduksi karagenin.
Subyek penelitian ini adalah mencit jantan yang diperoleh dari Laboratorium Imono
Universitas Sanata Dharma, berusia 2-3 bulan. Mencit tersebut dibagi kedalam orientasi
dan perlakuan. Biji alpukat diperoleh dari Depot Es Teler 77, Galeria Mall Yogyakarta
yang dikumpulkan pada bulan Juni 2016.
Pengumpulan, pengeringan, dan ekstraksi
Biji alpukat dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel dengan dicuci bersih
dan dikeringkan. Kemudian dipotong dengan ketebalan ± 2mm, lalu dijemur hingga kering
kecoklatan dan mudah dipatahkan. Simplisia yang telah disortasi kering tersebut
diserbukkan dengan mesin penyerbuk dan setelah itu diayak dengan ayakan 40 dan 50
mesh. Pilih serbuk yang berada diantara ayakan tersebut. Sebanyak 200 g serbuk simplisia
dibagi kedalam 8 buah erlenmeyer dan direndam dengan 200 mL metanol 90% lalu
dimaserasi selama 72 jam. Hasil maserasi kemudian dipindahkan kedalam erlenmeyer dan
serbuk diremaserasi selama 48 jam. Hasil maserasi kemudian disaring dengan corong
Buchner lalu diuapkan dengan rotary evaporator selama 2 jam. Kemudian ekstrak
dipindahkan kedalam cawan porselen dan ditimbang massanya. Ekstrak tersebut kemudian
diuapkan di atas waterbath dan dioven pada suhu 50 °C hingga bobot tetap dan didapat
ekstrak kental. Pembuatan larutan uji dilakukan dengan melarutkan ekstrak kental dengan
CMC-Na 1% dan dibuat konsentrasi larutan uji 10%.
Pembuatan karagenin, kalium diklofenak (Cataflam Fast ®), CMC-Na dan dosis ketiga
ekstrak
Karagenin yang digunakan berkonsentrasi 1% atau setara dengan 10 mg/mL. Dosis
karagenin yang digunakan ialah 25 mg/kgBB. Lalu Cataflam® yang mengandung 50 mg
dibuat konsentrasi 0,05 %. Dosis kalium diklofenak yang digunakan ialah 4,48 mg/kgBB.
Lalu CMC-Na dibuat dalam konsentrasi 1%. Selanjutnya untuk dosis ketiga ekstrak dibuat
pada konsentrasi ekstrak 10% dan didapat dosis 0,83 g/kgBB (Dosis I); 1,67 g/kgBB
(Dosis II); dan 3,33 g/kgBB (Dosis III). Konsentrasi ekstrak yang digunakan ialah 10 %,
dibuat dengan cara melarutkan 10 gram ekstrak kedalam 100 mL CMC-Na 1%.
Uji kadar air
Uji kadar air dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis, Universitas Sanata
Dharma dengan menguji 5 g serbuk kedalam alat moisture balance dan setelah 15 menit
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan muncul nilai persen kadar. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam
serbuk, hal ini berkaitan dengan kualitas dan waktu penyimpanan serbuk biji alpukat yang
digunakan dalam penelitian.
Perlakuan pembentukan udem pada mencit
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari The Medical and Health
Research Ethic Committee (MHREC) Fac. of Medicine Gadjah Mada University. Pada
penelitian ini dilakukan uji pendahuluan dan uji aktivitas antiinflamasi. Uji pendahuluan
menggunakan 15 ekor mencit dan dibagi kedalam lima kelompok yang masing-masingnya
terdiri dari 3 ekor mencit. Kelima kelompok tersebut ialah kelompok diklofenak dosis 4,48
mg/kgBB dengan selang waktu 15 menit, kelompok diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB dengan
selang waktu 15 menit, kelompok diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu 30
menit, kelompok diklofenak dosis 9,1 mg/kgBB dengan selang waktu 30 menit, dan
kontrol negatif aquadest. Tujuan uji pendahuluan atau orientasi ini ialah untuk menetapkan
dosis dan selang waktu pemberian kalium diklofenak sebagai kontrol positif antiinflamasi
yang efektif dalam menurunkan udem pada mencit. Pada uji antiinflamasi digunakan 25
ekor mencit dan dibagi secara acak kedalam lima kelompok perlakuan. Kemudian mencit
diberi perlakuan dengan memberikan ekstrak yang memiliki tiga dosis yaitu 0,83 g/kgBB
(Dosis I); 1,67 g/kgBB (Dosis II); dan 3,33 g/kgBB (Dosis III), CMC-Na sebagai kontrol
negatif, dan kalium diklofenak sebagai kontrol positif. Senyawa tersebut diberikan secara
oral pada mencit dan diberi selang waktu 15 menit (berdasarkan uji pendahuluan)
kemudian diberi karagenin secara subplantar pada kaki kiri mencit. Selanjutnya kaki kanan
mencit disuntik dengan spuit kosong sebagai pembanding.
Pengujian aktivitas antiinflamasi
Mencit yang telah diinjeksi karagenin kemudian diamati selama 6 jam pada menit
ke- 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, dan 360 dengan cara
mengukur ketebalan udemnya pada menit-menit tersebut dengan jangka sorong digital.
Sebelum digunakan, jangka sorong dikalibrasi terlebih dahulu untuk memastikan
kelayakan, akurasi, dan presisinya. Kalibrasi alat dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik Laboratorium Pengujian dan
Kalibrasi. Nilai selisih udema dihitung dengan menggunakan luas AUC (Area Under
Curve) dari ketebalan ketebalan udema telapak kaki mencit dengan metode trapezoid.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan :
AUC(0-x)0 = Nilai rata-rata AUC dalam kelompok kontrol negatif (mm.menit)
AUC(0-x)n= Nilai rata-rata AUC kelompok perlakuan yang diberikan senyawa uji dengan
besar dosis n
Analisis statistika
Untuk menganalisis hasil, digunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui distribusi
data. Berdasarkan uji tersebut, semua kelompok memiliki distribusi normal dilihat dari
angka probabilitasnya > 0,05. Lalu dilanjutkan uji varian dan menunjukkan probabilitas >
0,05 yang menunjukkan bahwa varian data yang diuji adalah sama. Dilanjutkan dengan uji
ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan diperoleh nilai probabilitas < 0,05
yang menunjukkan bahwa paling tidak terdapat dua kelompok yang memiliki perbedaan
rerata AUC total yang bermakna. Kemudian untuk melihat kelompok mana yang memiliki
perbedaan, dilakukan analisis Post Hoc menggunakan uji LSD.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel I. Uji Normalitas Nilai Rata-Rata AUC (mm.menit) pada Orientasi Penetapan Dosis
Kalium Diklofenak dan Selang Waktu Pemberian 15 dan 30 Menit
Tabel II. Hasil uji LSD AUC Total (mm.menit) pada Orientasi Dosis Efektif Diklofenak
dan Rentang Waktu Pemberian Karagenin antara Kelompok Kontrol Negatif dan
Kelompok Diklofenak Rentang 15 dan 30 menit
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil uji Post Hoc LSD (tabel II) kontrol negatif aquadest yang
merupakan pelarut kalium diklofenak menunjukkan hasil statistika nilai AUC yang
berbeda secara signifikan terhadap pemberian kalium diklofenak dosis 4,48 dan 9,1
mg/kgBB dengan selang waktu pemberian 15 dan 30 menit sebelum injeksi karagenin 1%
secara subplantar. Dilihat dari tabel rata-rata nilai AUC (mm.menit), nilai AUC aquadest =
448,300± 17,875 yang menunjukkan bahwa pada kelompok aquadest masih memberikan
udem yang paling besar dibandingkan kontrol positif diklofenak (tabel I). Berdasarkan
hasil tersebut dapat diketahui bahwa pemberian aquadest tidak memberikan penurunan
udem yang berarti dibandingkan kelompok perlakuan dengan pemberian kalium diklofenak
pada dosis 4,48 dan 9,1 mg/kgBB selang waktu pemberian 15 dan 30 menit.
Jika nilai rerata AUC kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu
pemberian 15 menit dibandingkan dengan nilai rerata AUC pada semua kelompok
menunjukkan hasil perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
pemberian kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB memiliki penurunan udem secara
signifikan. Berdasarkan tabel rata-rata nilai AUC (mm.menit) dosis 4,48 mg/kgBB dengan
selang waktu pemberian 15 menit diperoleh nilai AUC yang paling rendah yaitu 200,507±
8,164. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian kalium diklofenak 4,48 mg/kgBB telah
memberikan penurunan udem paling besar, artinya diklofenak telah mampu memberikan
efek antiinflamasi yang maksimal pada dosis dan rentang waktu tersebut. Oleh karena itu,
pada penelitian ini dipilih pemberian kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dengan
selang waktu pemberian 15 menit.
Uji antiinflamasi
Dalam pengujian inflamasi, dipilih menggunakan metode induksi udema dengan
alat ukur jangka sorong. Induksi udema dipilih karena biasa digunakan dalam penelitian
inflamasi, cocok untuk inflamasi akut, mudah, akurat, dan obyektif. Dipilih alat ukur
berupa jangka sorong digital karena jangka sorong digital lebih sedehana, memiliki
reprodubilitas tinggi, dan mudah dibandingkan dengan alat ukur lain. Dalam penelitian ini
digunakan senyawa penginduksi udem ialah karagenin 1% dikarenakan karagenin memiliki
efek yang cepat, penginduksi inflamasi akut, dapat diamati dengan baik, tidak
meninggalkan bekas dan kerusakan jaringan, serta biasa digunakan dalam uji inflamasi.
Dan digunakan konsentrasi 1%, karena karagenin sudah mampu menimbulkan efek
inflamasi pada konsentrasi tersebut dan efisiensi bahan. Kontrol negatif aquadest dan
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CMC-Na menunjukkan nilai probabilitas (p>0,05) yang artinya nilai AUC tebal udem
(mm.menit) antar kelompok pemberian aquadest dan CMC-Na berbeda tidak bermakna
pada pengujian efek antiinflamasi. Penggunaan aquadest dan CMC-Na sebagai kontrol
negatif memiliki hasil yang sama (Kusumawardhani, 2015). Oleh karena itu, dalam uji
antiinflamasi ini hanya menggunakan kontrol negatif CMC-Na. Kontrol negatif ini
bertujuan untuk melihat apakah senyawa pelarut seperti aquadest dan CMC-Na memiliki
kemampuan aktivitas antiinflamasi atau tidak.
Dalam penelitian ini digunakan kalium diklofenak serbuk karena lebih mudah
terlarut dalam air dan absorpsinya akan lebih cepat. Cataflam Fast® yang mengandung 50
mg kalium diklofenak ini digunakan sebagai kontrol positif. Tujuannya ialah untuk
membandingkan seberapa besar aktivitas antiinflamasi pada ekstrak metanol biji alpukat
terhadap kalium diklofenak yang telah terbukti memiliki efek antiinflamasi. Kalium
diklofenak serbuk lebih cepat mencapai sirkulasi sistemik dan konsentrasi plasma puncak
akan dicapai dalam waktu 10-15 menit setelah pemberian (Altman dkk., 2015). Efek
antiinflamasi ditunjukkan dengan penurunan tebal udema pada kaki mencit tiap satuan
waktu setelah pemberian karagenin 1% yang digambarkan dengan adanya penurunan nilai
AUC total (mm.menit). Tebal udema kaki mencit diukur menggunakan jangka sorong
digital selama 6 jam pada menit ke- 0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270,
300, 330, dan 360. Tebal udema kaki mencit diperoleh dari selisih tebal udema kaki kiri
mencit yang disuntik karagenin dan kaki kanan mencit yang hanya disuntik spuit kosong.
Hasil selisih tersebut kemudian digunakan untuk mengukur AUC. Semakin besar nilai
AUC, maka semakin kecil penurunan selisih tebal udema kaki mencit. Hasil rata-rata AUC
total dan hasil Uji LSD AUC total pada kelompok perlakuan sediaan ekstrak biji Persea
americana Mill. beserta kelompok kontrol negatif dapat dilihat dari tabel III dan IV.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III. Rata-Rata AUC Total (mm.menit) pada Kelompok Uji Antiinflamasi (N=5)
Tabel IV. Hasil Uji LSD AUC total (mm.menit) pada kelompok uji antiinflamasi (n=5)
Ekstrak Ekstrak Ekstrak
Kontrol Kontrol
Kelompok dosis 0,83 dosis 1,67 dosis 3,33
(-) (+)
g/kg BB g/kg BB g/kgBB
Kontrol (-) - BB BB BB BB
Kontrol (+) BB - BB BB BTB
Ekstrak dosis 0,83 g/kg BB BB BB - BTB BB
Ekstrak dosis 1,67 g/kg BB BB BB BTB - BTB
Ekstrak dosis 3,33 g/kgBB BB BTB BB BTB -
Keterangan :
BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
BB = Berbeda bermakna (p<0,05)
Tabel V. Rata-rata Persen (%) Penghambatan Inflamasi pada Kelompok Uji Antiinflamasi
(n=5)
Rata-rata PI
Kelompok Nilai p
(X ±SE)
Kontrol negatif CMC-Na 0,000 ± 5,64 0,529 (N)
Kontrol positif diklofenak 50,99 ± 3,45 0,512 (N)
Ekstrak dosis 0,83 g/kgBB 23,64 ± 4,13 0,293 (N)
Ekstrak dosis 1,67 g/kgBB 33,86 ± 3,34 0,196 (N)
Ekstrak dosis 3,33 g/kgBB 43,36 ± 2,24 0,330 (N)
Keterangan :
X = Mean (rata − rata)
SE = Standard error (SD/√n)
N = Distribusi data normal (p>0,05)
Tabel VI. Hasil Uji LSD Persen (%) Penghambatan Inflamasi pada Kelompok Uji
Antiinflamasi (n=5)
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan jika kontrol positif memiliki nilai rata-rata
AUC 206,904 ±14,6 dan memiliki persen penghambatan inflamasi 50,996 ± 3,45. Kontrol
negatif CMC-Na memiliki nilai rata-rata AUC 390,615 ± 22,02 dan persen penghambatan
inflamasi 0,000 ± 5,64. Jika kedua kelompok tersebut dibandingkan dengan menggunakan
uji post hoc berupa LSD test menunjukkan perbedaan yang bermakna. Hal ini
membuktikan bahwa kelompok kontrol positif memiliki persen penghambatan inflamasi
yang lebih besar dan memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan kontrol negatif CMC-Na. Jika kelompok dosis 0,83 g/kgBB, dosis 1,67 g/kgBB,
dan dosis 3,33 g/kgBB dibandingkan dengan kelompok negatif maka menunjukkan
perbedaan yang berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga peringkat dosis
ekstrak memiliki aktivitas antiinflamasi. Jika kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB
dibandingkan dengan kelompok kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB memiliki
kemampuan antiinflamasi yang lebih rendah dengan kontrol positif, terlihat dari persen
penghambatan inflamasi. Kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB yang lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Jika kelompok ekstrak dosis 1,67 g/kgBB
dibandingkan dengan kelompok kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda
bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok ekstrak dosis 1,67 g/kgBB memiliki
kemampuan antiinflamasi yang lebih rendah dengan kontrol positif, terlihat dari persen
penghambatan inflamasi. Jika kelompok ekstrak dosis 3,33 g/kgBB dibandingkan dengan
kelompok kontrol positif menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna. Hal ini menunjukkan
bahwa kelompok ekstrak dosis 3,33 g/kgBB memilki aktivitas antiinflamasi yang
sebanding dengan kelompok kontrol positif kalium diklofenak. Berdasarkan nilai rata-rata
AUC dan persen penghambatan inflamasi yang diperoleh, kontrol positif memiliki rata-rata
AUC terkecil dan persen penghambatan inflamasi terbesar dibanding dengan kelompok
ketiga dosis ekstrak maupun kontrol negatif.
Apabila kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB dibandingkan dengan kelompok
ekstrak dosis 1,67 g/kgBB menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini
menunjukkan bahwa kelompok ekstrak dosis 0,83 g/kgBB memiliki kemampuan
antiinflamasi yang sebanding dengan kelompok ekstrak dosis 1,67 g/kgBB. Jika kelompok
ekstrak dosis 0,83 g/kgBB dibandingkan dengan dosis 3,33 g/kgBB menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan antiinflamasi dosis
0,83 g/kgBB berbeda dengan dosis 3,33 g/kgBB. Berdasarkan nilai persen penghambatan
inflamasi, kelompok ekstrak dosis 3,33 g/kgBB memiliki kemampuan efek antiinflamasi
yang lebih besar dibanding dengan dosis 0,83 g/kgBB. Selanjutnya jika kelompok ekstrak
dosis 1,67 g/kgBB dibandingkan dengan dosis 3,33 g/kgBB, menunjukkan adanya
perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan antiinflamasi
ekstrak dosis 1,67 g/kgBB sebanding dengan ekstrak dosis 3,33 g/kgBB.
Hasil persen penghambatan inflamasi berturut-turut dari dosis kecil ke besar ialah
23,64; 33,86; dan 43,36%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol
biji Persea americana Mill. dosis 3,33 memiliki persen penghambatan inflamasi paling
besar dibandingkan dosis 0,83 dan 1,67 g/kg BB.
Adanya kemampuan ekstrak metanol biji Persea americana Mill. dalam
menurunkan efek inflamasi pada mencit yang terinduksi karagenin dapat dikaitkan dengan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adanya senyawa yang terkandung didalamnya. Senyawa yang biasanya berperan sebagai
antiinflamasi ialah flavonoid yang mampu menangkap radikal bebas yang menyebabkan
timbulnya respon-respon inflamasi. Senyawa yang mampu menagkap radikal bebas
didalam tubuh biasa disebut antioksidan. Biji alpukat memiliki aktivitas antioksidan yang
relatif tinggi sehingga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu antioksidan alami
disamping khasiatnya sebagai antidiabetes (Malangngi, 2012).
KESIMPULAN
Ekstrak metanol biji Persea americana Mill. (alpukat) memiki efek antiinflamasi pada
mencit jantan yang terinduksi karagenin.
DAFTAR PUSTAKA
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sagala, N., 2013, Efek Antiinflamasi Kombinasi Infusa Daun Ilee (Coleus antropurpureus
L. Benth) Dosis 140 mg/kgBB dengan Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Dosis
328;655;1310 mg/kgBB pada Udema Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi
Karagenin dengan Pengukuran Jangka Sorong, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Supriyatna, Febriyanti, R., Dewanto, Wijaya, I., dan Ferdiansyah, F., 2015, Fitoterapi
Sistem Organ: Pandangan Dunia Barat terhadap Obat Herbal Global, Ed. 2, Cet. 2,
CV Budi Utama, Yogyakarta, 223-224.
Zuhrotun, A., 2007, Aktivitas Antidiabetik Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana
Mill.) Bentuk Bulat, Karya Tulis Ilmiah: Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran
Bandung.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Dosis Aquadest
Konsentrasi aquadest = 1g/mL = 1000 mg/mL
D × BB = C × v
D × 30 g = 1000 mg/mL × 1 mL
D = 33,3 mg/g BB
b. Dosis Karagenin
Dosis karagenin ditetapkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh Wiliamson et al(1996) yaitu karagenin yang digunakan dengan
konsentrasi 1 % dilarutkan ke dalam NaCl fisiologis 0,9%. Karagenin
diberikan secara subplantar pada telapak kaki mencit dengan volume
pemberian 0,05 mL. Maka dosis yang dapat diberikan pada penelitian ini
sebesar:
1𝑔
0,05 𝑚𝐿 ×
100 𝑚𝐿
Dosis karagenin 1% =
0,020 𝑘𝑔 𝐵𝐵
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Analisis Statistika Data Orientasi Penentuan Dosis dan Selang Waktu
Pemberian Diklofenak
1. Pengujian Normalitas
2. Pengujian Homogenitas
3. ANOVA
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Rata-rata total AUC dan standard error (SE) pada uji orientasi
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9.Analisis Statistika Nilai Data AUC Total pada Uji Antiinflamasi
Ekstrak Metanol Biji Alpukat
1. Pengujian Normalitas
2. Pengujian Homogenitas
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Hasil Analisis dengan Uji ANOVA Satu Arah dan Uji LSD Nilai Total AUC
pada Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Biji Alpukat
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengujian Normalitas
2. Pengujian Homogenitas
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Hasil Analisis dengan Uji ANOVA Satu Arah dan Uji LSD Nilai Persen
Penghambatan Inflamasi pada Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Biji
Alpukat
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Skolastika Venita Tianri ini lahir
di Gisting, 27 November 1995. Penulis merupakan anak
pertama dari Bapak FX. Sustianto dan Ibu K. Rita Nirwani.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu TK
Kristen Pamerdisiwi (1999-2001), tingkat Sekolah Dasar di
SD Kristen no: 3 Bandar Jaya (2001-2007), tingkat Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Terbanggi Besar
(2007-2010), dan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA
Fransiskus Bandarlampung (2010-2013). Pada tahun 2013, penulis melanjutkan
pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Semasa studinya penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan seperti Pelepasan
Wisuda (2014), Donor Darah JMKI (2014), PPRtoS (2015), dan Desa Mitra III
(2015).
34