PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 7 huruf a Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pontianak perlu disusun kebijakan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b maka Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pontianak perlu ditetapkan dalam suatu Keputusan;
Mengingat : Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan mengubah Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan;
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Standar Pelayanan;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1676 Tahun 2014);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek mandiri Dokter Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1049);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Pelayanan Publik Pemerintah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2010 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 91);
.1.. Peraturan Walikota Nomor 30 Tahun 2013 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak (Berita Daerah Kota Pontianak Tahun 2013 Nomor 30);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK. KESATU : Kebijakan mutu dan keselamatan pasien Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pontianak sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pontianak pada tanggal 3 Agustus 2015
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA PONTIANAK,
SIDIG HANDANU WIDOYONO
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK NOMOR 4357.4/D-KES /2015 TENTANG KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS
1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggungjawab UKP dan
penanggungjawab UKM wajib berpartisipasi dalam program mutu/kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. 2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas. 3. Tata nilai dalam menyediakan pelayanan baik UKM maupun UKM disepakati bersama dan menjadi acuan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat 4. Tata nilai tersebut adalah: a. orientasi pelayanan; b. komitmen; c. integritas; d. disiplin; dan e. kerjasama. 5. Kebijakan mutu dan tata nilai Puskesmas dalam memberikan pelayanan disusun secara bersama dan dituangkan dalam pedoman mutu dan kinerja. 6. Pedoman mutu dan perencanaan mutu/kinerja disusun berdasarkan visi, misi dan tujuan Puskesmas. 7. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas dengan pendekatan multidisiplin dan dikoordinasikan oleh penanggungjawab Manajemen Mutu. 8. Perencanaan mutu/kinerja meliputi perencanaan mutu/kinerja manajemen, perencanaan mutu/kinerja UKM dan perencanaan mutu pelayanan klinis. 9. Perencanaan mutu/kinerja manajemen meliputi paling tidak : a. penilaian kinerja manajemen; b. pelaksanaan audit internal; c. pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen; d. kaji banding kinerja dengan Puskesmas lain; dan e. penilaian perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga. 10. Perencanaan mutu/kinerja UKM meliputi paling tidak: a. penilaian kinerja UKM dan tindak lanjutnya; dan b. pelaksanaan pertemuan UKM.
11. Perencanaan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan
pasien berisi paling tidak: a. area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah; b. salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien ; c. kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan; d. pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien; e. indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses dan outcome; f. upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien; g. penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM; h. manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera; i. program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat; j. program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien; k. rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan; dan l. rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien. 12. Dalam upaya perbaikan mutu/kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien melibatkan/memberdayakan lintas sektor, lintas program dan masyarakat sebagai pengguna pelayanan untuk berperan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut program-program kegiatan mutu/kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien. 13. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir- butir di bawah ini: a. konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan Puskesmas; b. memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, masyarakat dan staf ; c. menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan; d. sesuai dengan praktik bisnis yang sehat; e. mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko; f. dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas; g. dibangun berbasis praktik klinis yang baik; h. menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait ; dan i. mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan. 14. Seluruh kegiatan mutu/kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien harus didokumentasikan. 15. Penanggungjawab Manajemen Mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan. 16. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga danstaf, serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan pasien adalah: a. pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien; b. pelayanan rawat jalan; c. pelayanan farmasi; dan d. pelayanan gawat darurat.