Anda di halaman 1dari 6

1771

KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK


NOMOR 4357.4 /D-KES/TAHUN 2015

T EN TA N G

KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK

KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 7 huruf a Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
secara komprehensif, berkesinambungan dan
bermutu;

b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


dan keselamatan pasien Puskesmas di lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Pontianak perlu disusun
kebijakan mutu dan keselamatan pasien;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b maka
Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas
di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pontianak perlu
ditetapkan dalam suatu Keputusan;

Mengingat : Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang
Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan
Daerah Tingkat II Tabalong dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2756);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);

4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5234);

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587);

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298);

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara


dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan
dan Penerapan Standar Pelayanan;

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Standar Pelayanan;

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 1676 Tahun 2014);

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktek mandiri Dokter Gigi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1049);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun


2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 2036);

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;

5. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang


Pelayanan Publik Pemerintah Kota Pontianak
(Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2010
Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Pontianak Nomor 91);

.1.. Peraturan Walikota Nomor 30 Tahun 2013 tentang


Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan
Penerapan Standar Pelayanan di lingkungan
Pemerintah Kota Pontianak (Berita Daerah Kota
Pontianak Tahun 2013 Nomor 30);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSAT


KESEHATAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DINAS
KESEHATAN KOTA PONTIANAK.
KESATU : Kebijakan mutu dan keselamatan pasien Puskesmas di
lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pontianak sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal 3 Agustus 2015

KEPALA DINAS KESEHATAN


KOTA PONTIANAK,

SIDIG HANDANU WIDOYONO


LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK
NOMOR 4357.4/D-KES /2015
TENTANG KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN
KOTA PONTIANAK
KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS

1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggungjawab UKP dan


penanggungjawab UKM wajib berpartisipasi dalam program
mutu/kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan
Program mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di
seluruh jajaran Puskesmas.
3. Tata nilai dalam menyediakan pelayanan baik UKM maupun UKM
disepakati bersama dan menjadi acuan dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat
4. Tata nilai tersebut adalah:
a. orientasi pelayanan;
b. komitmen;
c. integritas;
d. disiplin; dan
e. kerjasama.
5. Kebijakan mutu dan tata nilai Puskesmas dalam memberikan
pelayanan disusun secara bersama dan dituangkan dalam
pedoman mutu dan kinerja.
6. Pedoman mutu dan perencanaan mutu/kinerja disusun
berdasarkan visi, misi dan tujuan Puskesmas.
7. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas
dengan pendekatan multidisiplin dan dikoordinasikan oleh
penanggungjawab Manajemen Mutu.
8. Perencanaan mutu/kinerja meliputi perencanaan mutu/kinerja
manajemen, perencanaan mutu/kinerja UKM dan perencanaan
mutu pelayanan klinis.
9. Perencanaan mutu/kinerja manajemen meliputi paling tidak :
a. penilaian kinerja manajemen;
b. pelaksanaan audit internal;
c. pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen;
d. kaji banding kinerja dengan Puskesmas lain; dan
e. penilaian perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga.
10. Perencanaan mutu/kinerja UKM meliputi paling tidak:
a. penilaian kinerja UKM dan tindak lanjutnya; dan
b. pelaksanaan pertemuan UKM.

11. Perencanaan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan


pasien berisi paling tidak:
a. area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil
monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan,
risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah;
b. salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien ;
c. kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja
dan unit pelayanan;
d. pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan
pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian
dianalisis dan ditindaklanjuti dalam upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien;
e. indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM,
dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses
dan outcome;
f. upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
g. penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik
pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM;
h. manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian
sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan
keadaan potensial cedera;
i. program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan
klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program
peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu
pelayanan obat;
j. program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien;
k. rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk
menyampaikan permasalahan, tindak lanjut dan kemajuan
tindak lanjut yang dilakukan; dan
l. rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan
pasien.
12. Dalam upaya perbaikan mutu/kinerja Puskesmas dan
keselamatan pasien melibatkan/memberdayakan lintas sektor,
lintas program dan masyarakat sebagai pengguna pelayanan
untuk berperan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi dan tindak lanjut program-program
kegiatan mutu/kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien.
13. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-
butir di bawah ini:
a. konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas,
dan perencanaan Puskesmas;
b. memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, masyarakat dan staf ;
c. menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik
klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan
berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari
Kementerian Kesehatan;
d. sesuai dengan praktik bisnis yang sehat;
e. mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko;
f. dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
ada di Puskesmas;
g. dibangun berbasis praktik klinis yang baik;
h. menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait ;
dan
i. mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan
sistem pelayanan.
14. Seluruh kegiatan mutu/kinerja Puskesmas dan keselamatan
pasien harus didokumentasikan.
15. Penanggungjawab Manajemen Mutu wajib melaporkan kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala
Puskesmas tiap triwulan.
16. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga
danstaf, serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi dan
potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat
perhatian dalam peningkatan mutu/kinerja pelayanan klinis dan
keselamatan pasien adalah:
a. pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien;
b. pelayanan rawat jalan;
c. pelayanan farmasi; dan
d. pelayanan gawat darurat.

KEPALA DINAS KESEHATAN


KOTA PONTIANAK

SIDIG HANDANU WIDOYONO

Anda mungkin juga menyukai