Anda di halaman 1dari 2

1. Efek Fluid Substitution pada respon seismik (P.

Veeken dan Rauch-Davies, 2006)


2. Estimasi kecepatan gelombang P dan S
a. Metode biot – gasman
b. Metode hiltermann
c. Metode grrenberg – castagna

3. Analisis sensitivitas sumur menggunakan crossplot SI vs AI dan lambda rho vs mu rho


(crossplot menggunakan well)
Di skripsi warna merah diatas biru tengah hijau di bawah. Lingkaran merah
menunjukan anomaly gas, lingkaran biru menunjukan air dan hijau shale.
Karena batupasir mimiliki nilai rigiditas yang tinggi sehingga nilai mu rho nya tingg,
konten gasnya ditunjukan oleh sifat lamda – rho yang rendah karena sifat
inkompresibilitas gas yang sangat rendah.

4. Sonic log diperlukan untuk menganalisis kecepatan gelombang p terhadap isi


reservoir. Batuan yang berisi fluida compressible (minyak/gas) memiliki nilai
kecepatan gelombang P yang lebih rendah dibandingkan dengan batuan yang berisi
air.

5. Model dibuat berdasarkan log sintetik yang dikonvolusikan dengan wavelet untuk
menghasilkan seismogram sintetik. Model tersebut kemudian dibuat atribut
intercept gradientnya terus nanti dibandingkan dengan intercept gradient dari
seismiknya langsung.

6. Siat air memiliki densitas yang lebih tinggi serta sifatnya yang tidak kompresibel
dibandingkan gas.

7. Penggunaam 3 wavelet pada avo sintetik model dipakai sebagai pembanding hasil
dari model yang dihasilkan apakah memiliki tren data yang sama atau tidak.

8. Model awal (low frequency) untuk memberikan indikasi awal dalam inversi dan juga
memberikan pemilihan kurva log yang tepat dalam penentuan koefisien regresi pada
crossplot dan sumur.

9. Dari hasil pemodelan jika batupasir mengandung gas maka nilai impedansi P dan
rasio vp/vs akan mengalami penurunan nilai sehingga menghasilkan sintetik through
yang nilainya semakin negative terhadap sudut.

Formasi jatibarang tersusun atas endapak klastik dan vulkanik-klastik yang terdeposisi pada
half-graben selama fase rifting (gresko dkk., 1995)
Informasi litologi bisa dilihat menurut (nutt dan sirait, 1985). Fasies klastik dengan
lingkungan pengendapan fluvial pada formasi ini berubah secara cepat, baik secara vertical
maupun lateral (nutt dan sirait, 1985 dan adnan dkk, 1991)

Formasi talangakar . pada bagian bawah, endapan formasi ini menunjukan karakter
endapan darat (fluvio – deltaic) sedangkan pada bagian atas mencirikan endapan laut
(gresko dkk., 1995). Ukuran butir dari litologi penyusun formasi TA menghaslus ke atas
menunjukan bahwa terjadi siklus transgresi.

formasi cibulakan atas . litologi nya menurut (reminton dan pranyoto, 1985). Formasi
cibulakan atas terbagi menjadi 3 unit yaitu massive, main dan pra parigi (reminton dan
pranyoto, 1985 dan anonym, 1996).

Formasi cisubuh
Formasi cisubuh tersusun dari batulempung yang belum terkonosolidasi dan perselingan
batupasir, konglomerat, lempung karbonatan pada bagian bawah (Arpandi dan
Patmosukismo, 1975 dan budiyani dkk 1991).

Kolom stratigrafi regional cekungan jawa barat utara reminton dan pranyoto 1985.

Petroleum system daerah penelitian :


Batuan induk : terdapat tiga tipe batuan induk yang terdapat pada cekungan jawa barat
utara, yaitu lacustrine shales, fluvio deltaic coals and shales and marine claystone (noble
dkk., 1997). Batuan induk yang telah terbukti menghasilkan hidrokarbon pada cekungan
jawa barat utara adalah formasi talang akar terutama bagian atas berupa shale yang kaya
akan organic dan batubara yang diendapkan dilingkungan delta dan lakustrin (noble dkk.,
1997)

Anda mungkin juga menyukai