Anda di halaman 1dari 16

6

BAB II
PEMABHASAN

2.1 Konsep Sosial Budaya

2.1.1 Pengertian

Kata sosial berasal dari kata “socius” yang berarti segala sesuatu yang

lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bersama. Sedangkan menurut

KBBI sosial adalah berkenaan dengan masyarakat dan sifat-sifat kemasyarakatan

(Ludin, 2009). Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup sendiri dan

berkembang dengan sempurna jika tidak hidup bersama dengan prang lain.

Dengan kata lain manusia hidup bersama masyarakat. Hidup bersama masyarakat

artinya saling berhubungan dan berinteraksi antara satu dengan yang lain (Sarinah,

2016).

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “buddhayah”, yang

merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Dari

definisi tersebut, dapat diartikan bahwa budaya adalah hal-hal yang bersangkutan

dengan akal budi manusia. Sementara itu, istilah culture atau kebudayaan berasal

dari bahasa Latin, yaitu colore, yang berarti mengolah atau mengerjakan tanah

atau bertani. Dari kata colore menjadi culture, kebudayaan berarti bahwa segala

daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam (Niaga, 2018).

Menurut Sarinah (2016) budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang

dan dimilki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke

generasi. Inti dari kebudayaan mengandung beberapa cirri-ciri pokok yaitu:

6
7

1. Kebudayaan itu beraneka ragam.

2. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.

3. Kebudayaan itu terstruktur.

4. Kebudayaan itu dinamis.

5. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif

Kebudayaan kesehatan masyarakat membentuk, mengatur, dan

mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial

dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan baik yang berupa upaya

mencegah penyakit maupun menyembuhkan diri dari penyakit (Ludin, 2009).

2.1.2 Unsur-Unsur Sosial Budaya

Menurut Noorkasiani dkk (2007) ada beberapa unsur sosial budaya antara

lain:

1. Sistem religi dan upacara keagamaan

Merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki

kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa diatas dirinya masih ada

kekuatan lain yang maha besar yang dapat “menghitam-putihkan”kehidupannya.

Oleh karena itu manusia takut dan menyembahNya dan lahirlah kepercayaan yang

sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan

Merupakan produk mansia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa

tubuhnya lemah, namun dengan adanya akal manusia membentuk kekuatan

dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan sebagai tempat sebagai tempat


8

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan

hidup.

3. Sistem pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, selain dari pemikiran

orang lain. Kemapuan manusia menggingat apa yang telah diketahui, kemudian

menyampaikan kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan itu

menyebar luas. Apabila pengetahuan itu dapat dibukukan, penyebaran itu dapat

dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4. Mata pencaharian

Terdiri dari berburu dan meramu, perikanan, bercocok tanam di lading,

bercocok tanam menetap, peternakan, perdagangan.

5. Teknologi dan peralatan

Terdiri dari alat-alat produktif, alat-alat distribusi dan transport, wadah-wadah

atau tempat untuk menaruh, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan,

tempat berlindung dan perumahan dan senjata

2.1.3 Perwujudan Sosial Budaya

Perwujudan sosial budaya adalah benda-benda yang diciptakan oleh

manusia, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata misalnya pola-pola

perilaku, bahasa, peralatan hidup. Organisasi sosial, religi, seni dan lain-lain yang

semua ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan

bermasyarakat (Sarinah, 2016). Koentjaraningrat membagi sosial budaya menjadi

3 wujud yaitu:
9

1. Sebagai suatu kompleks dan ide-ide aatau gagasan, nilai-nilai, norma-norma

dan peraturan.

2. Sebagai suatu kompleks dan aktifitas serta tindakan berpola dari manusia

didalam masyarakat.

3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Sedangkan Julian Hokley seorang ahli biologi dari inggris membagi sosial

budaya menjadi 3 wujud yaitu (Sarinah, 2016).

1. Mentifact, adalah kebudayaan yang bersifat abstrack atau tidak tampak,

berupa aspek mental yang melandasi perilaku dan hasil kebendaan manusia,

termasuk didalamnya ide-ide, gagasan, pemikiran, kepercayaan, ideologi,

sikap dan pandangan-pandangan manusia tentang alam semesta.

2. Sosifact, adalah kebudayan yang menempatkan munisa sebagai anggota

masyarakat. Contohnya adalah perilaku manusia yang disesuaikan dengan

sistem nilai moral, norma, dan adat istiadat yang berlaku di dalam

masyarakat.

3. Artefact, adalah kebudayaan material atau kebendaan, misalnya adalah

peralatan pertanian, perkakas rumah tangga dan alat transportasi.

Menurut Niaga (2018) budaya dibagi menjadi dua yaitu:

1. Budaya material

budaya material dapat beruapa objek, seperti makanan, pakaian, seni, benda -

benda kepercayaan.

2. Budaya non material terdiri dari:


10

a. Kepercayaan

Kepercayaan adalah bagian psikologis terdiri dari keadaan pasrah

untuk menerima kekurangan berdasarkan harapan positif dari niat atau

perilaku orang lain. Kepercayaan adalah harapan seseorang, asumsi-

asumsi atau keyakinan akan kemungkinan tindakan seseorang akan

bermanfaat, menguntungkan atau setidaknya tidak mengurangi

keuntungan yang lainnya

b. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.

c. Nilai dan norma

Nilai adalah merupakan suatu hal yang nyata yang dianggap baik dan

apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau salah.

Nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak di sadari tentang apa

yang di anggap penting dalam masyarakat. Sedangkan norma adalah

kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu

kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma adalah

sesuatu yang berada di luar individu, membatasi mereka dan

mengendalikan tingkah laku mereka.


11

2.1.4 Aspek Sosial Budaya Dalam Menyusui

Untuk menigkatkan ASI dan memberi bantuan yang diperlukan kepada ibu

yang baru, perawat harus mempertimbangkan keyakinan budaya. Misalnya, di

Filipina, ibu yang tidak memiliki banyak ASI dianjurkan untuk makan bayam

yang dimasak dengan daun papaya santan. Seorang ibu berkebangsaan Filipina

mungkin akan makan sup kerang yang dimasak dengan jahe. Beberapa ibu

Filipina memakai obat tradisional yang pedas untuk merangsang ASI. Selain itu,

beberapa ibu Filipina percaya bahwa mengangkat tangan di atas kepala saat

berbaring akan mengurangi atau bahkan menghentikan ASI. Ibu-ibu korea

memakan sup rumput laut untuk meningkatkan produksi ASI (Bobak dkk, 2004).

Perbedaan lain dapat dilihat di daerah finlandia, di sini tidak ada pabrik

susu formula. Semua ibu menyusui bayinya. Negara-negara seperti kolombia,

brazil, Thailand, dan papua nugini telah berhasil menigkatkan kembali kebiasaan

menyusui dengan adanya anjuran untuk menyusui bayinya (Bobak dkk, 2004).

Orang Filipina, amerika-meksiko, Vietnam, dan beberapa orang Nigeria tidak

memberikan kolostrum kepada bayi mereka. Ibu-ibu mulai menyusui bayi ketika

ASI yang sebenarnya muncul. Beberapa ibu di korea tidak menusui sampai hari

ke-3 setelah bayi lahir, sedangkan beberapa yang lain mulai menyusui dan segera

menyusui bayinya setiap kali bayi mereka menangis. Dari 120 kebudayaaan, 50

diantaranya menahan kolostrum sekurang-kurangnya selama 2 hari. Orang

amerika-meksiko cenderung menyusui bayinya secara berlebihan karena mereka

beranggapan bahwa bayi yang gemuk adalah bayi yang sehat (Bobak dkk, 2004).
12

Di Kenya, ibu memberi makan bayi yang premature hanya dengan ASI.

Mereka juga mulai menyusui bayi prematurnya lebih awal daripada kebiasaan

yang dilakukan di kebanyakan Negara lain. Orang-orang Kenya tidak pernah

member bayi makan melalui selang pemberian makan. Mereka member makan

bayinya dengan menggunakan cangkir kecil sampai bayinya dapat menghisap

(Bobak dkk, 2004).

2.2 Konsep Asi Eklusif

2.2.1 Pengertian

ASI adalah air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik kualitas

dan kuantitasnya. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makanan bayi

yang terbaik. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk

memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama. Pemberian ASI selama 6 bulan

tanpa makanan pendamping apapun sering disebut ASI eksklusif (Jalal, 2017).

ASI eklusif adalah memberiakan hanya ASI saja kepada bayi tanpa

tambahan cairan lain seperti: susu formula, jeruk, madu, air putih, air teh, maupun

makanan lain seperti pisang, bubur susu biskuit hingga usia 6 bulan (Arif, 2009).

2.2.2 Keuntungan ASI

Menurut Bahiyatun (2009) ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari

mengkonsumsi ASI yaitu:

1. ASI mengandung semua bahan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan

dan perkembangan bayi


13

2. Dapat diberiakan dimana saja kapan saja dalam keadaan segar, bebas bakteri,

dan dalam suhu yang sesuai, serta tidak memerlukan alat bantu.

3. Bebas dari kesalahan dalam penyediaan.

4. Problem kesulitan pemberian makanan bayi jauh lebih sedikit dari pada bati

yang mendapat susu formula.

5. Mengandung zat anti yang berguna untuk mencegah penyakit infeksi usus

dan alat pencernaan.

6. Mencegah terjadinya keadaan gizi yang salah (marasmus, kelebihan makan

dan obesitas).

2.2.3 Manfaat Pemberian ASI

1. Manfaat ASI bagi bayi

Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannay dengan baik.

Kolostrum/ susu pertama mengandung antobodi yang kuat untuk mencegah

infeksi dan membuat bayi jauh lebih kuat. Penting sekali untuk segera member

ASI pada jam pertama sesudah lahir dan kemudian setiap 2 atau 3 jam. Asi

mengandung campuran yang tepat dari berbagai bahan makanan yang baik bagi

bayi. Asi mudah dicerna oleh bayi, asi saja tanpa bahan makanan tambahan lain

merupakan cara terbaik pemberian makan pada bayi dalam 4-6 bulan pertama

kehidupan. Sesudah 6 bulan beberapa makanan lain yang baik harus ditambahkan

kedalam menu bayi (Bahiyatun, 2009).

2. Manfaat ASI bagi ibu

Pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses persalinannya.

Pemberian asi dalam beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan
14

cepat dan memperlambat perdarahan (isapan pada putting susu merangsang

dikeluarkannya oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim). Wanita

yang menysui bayinya akan cepat pulih atau turun berat badannya ke berat badan

sebelum kehamilan. Ibu mentusui yang haidnya belum muncul kembali akan kecil

kemungkinan untuk menjadi hamil. Pemberian asi adalah cara yang penting bagi

ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa

nyaman (Bahiyatun, 2009).

3. Manfaat ASI Bagi Semua Orang

Asi selalu bersih dan bebas dari hama yang menyebabkan infeksi.

Pemberian asi tidak menuntut persiapan khusus. Asi selalu tersedia dan gratis, bila

ibu memberikan asi pada waktu yang diperlukan dan tanpa memberikan makan

tambahan, kecil kemungkinan ia akan menjadi hamil dalam 6 bulan pertama

setelah melahirkan (Bahiyatun, 2009).

2.2.4 Nutrisi pada ASI

Menurut Hartatik (2009) ada beberapa nutrisi yang terkandung dalam ASI

antara lain:

1. Hidrat Arang (Laktosa)

Produksi dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosamin

merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan

kebutuhan nutrisi medulla spinalis yaitu untuk pembentukan myelin (selaput

pembungkus sel saraf). Kadar laktosa yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya

pertumbuhan lactobacillus sebagai penghuni usus dan dapat mencegah terjadinya

infeksi.
15

2. Protein

Susu sapi mengandung tiga kali lebih banyak protein daripada ASI.

Sebagian besar berbentuk kasein yaitu sekitar 80% dan sisanya berupa protein

“whey” yang larut. Kandungan kasein yang tinggi dan sifatnya yang mudah

menggumpal di dalam lambung yang relatif keras bila bayi diberi susu sapi,

sehingga sulit untuk dicerna oleh enzim proteinase. ASI walaupun mengandung

lebih sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak,

sehingga akan membentuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta

diserap oleh usus bayi.

3. Mineral

Kandungan mineral dalam susu sapi empat kali lebih banyak dibandingkan

kandungan mineral dalam ASI. Kandungan mineral yang tinggi pada susu sapi

akan menyebabkan terjadinya beban osmobar, yaitu tingginya kadar mineral

dalam tubuh. Akibatnya, bayi menjadi sering kencing.

4. Lemak

ASI maupun susu sapi mengandung lemak yang cukup tinggi, yaitu sekitar

3,5%, namun keduanya memiliki susunan asam lemak yang berbeda. ASI lebih

banyak mengandung asam lemak tek jenuh, sedangkan susu sapi lebih banyak

mengandung asam lemak rantai pendek dan asam lemak jenuh.

5. Vitamin

Vitamin merupakan zat gizi yang essensial. Kekurangan vitamin tertentu

dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan dan dapat menimbulkan penyakit

tertentu. Pemberian vitamin yang berlebihan dalam jangka waktu panjang akan
16

mengakibatkan keracunan dan gangguan kesehatan. Kadar vitamin dalam ASI dan

susu sapi agak berbeda. Kebutuhan vitamin untuk bayi dapat dipenuhi oleh ASI

selama 4-6 bulan pertama, jika asupan makanan ibu cukup seimbang. Vitamin

yang ada di dalam ASI seperti vitamin A, tiamin, vitamin C bervariasi menurut

makanan yang dikonsumsi ibu. Hanya terdapat sedikit vitamin D dalam lemak

susu, tetapi penyakit polio (rickets) jarang terjadi pada anak yang diberi ASI, bila

kulitnya sering kena sinar matahari.

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Menurut Hartatik (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI antara lain:

1. Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif

Kolostrum terdapat pada ASI dalam jumlah yang tidak banyak tetapi

banyak mengandung zat-zat bergizi dan sangat baik untuk dikonsumsi bayi. Tapi

karena faktor kekurangtahuan atau kepercayaan yang salah, banyak ibu yang baru

melahirkan tidak memberikan kolostrum pada bayinya. Mereka berpendapat dan

percaya bahwa kolostrum akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan anak.

2. Sikap ibu tentang pemberian ASI eklusif

Seorang ibu yang tidak pernah mendapat nasehat atau pengalaman,

penyuluhan tentang ASI dan seluk beluknya dari orang lain, maupun dari buku-

buku bacaan dapat mempengaruhi sikapnya pada saat ibu tersebut akan menyusui.

Sikap seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang dipunyainya dan ia akan

memberikan sikap negative terhadap ASI, jika pengetahuan tentang hal itu

kurang.
17

3. Pendidikan ibu

Secara umum mudah diduga bahwa tingkat pendidikan ibu mempengaruhi

keadaan gizi anak. Ibu dengan tingkat pendidikan lebih tinggi umunya yang

mempunyai pengetahuan tentang gizi yang lebih baik dan mempunyai perhatian

yang lebih besar terhadap gizi anak. Demikian juga pemahaman akan manfaat

ASI untuk anak secara umum dinyatakan bahwa ibu yang mempunyai tingkat

pendidikan lebih, mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi pula.

4. Sosial budaya

Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Ada pandangan sebagian

masyarakat bahwa menyusui dapat merusak payudara sehingga mengganggu

kecantikan ibu tersebut dan sebagain lagi beranggapan bahwa menyusui adalah

perilaku kuno.

Perubahan sosial budaya yang sering dimasyarakat akan membawa

pengaruh terhadap perubahan tata nilai masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan yang

ada dalam masyarakat dapat bergeser kea rah positif maupun negative. Kebiasaan-

kebiasaan positif mungkin dapat memperbaiki tradisi dalam pemberian ASI

diantaranya:

1. Kebiasaan minum jamu merupakan keyakinan ingin sehat.

2. Kepercayaan minum”wejah” sejenis minuman atau jamu dari daun-

daunan tertentu, dengan keyakinan bahwa ASI akan lebih banyak

keluar.
18

3. Kepercayaan bahwa ibu kembali dari tempat berpergian harus segera

mencuci payudara dan ASI tidak boleh dibuang sembarang karena

dalam ASI terkandung unsure manusia.

4. Kebiasaan memisahkan bayi dan ibunya, mendekatkan hubungan

batin ibu dan anak.

5. Pekerjaan ibu

Pekerjaan sehari-hari terkadang sangat menyibukkan ibu dan anak menjadi

rewel. Bekerja bukan alas an untuk mengehentikan pemberian ASI secara

Eksklusif. Seorang ibu bekerja dapat dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif

dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI

dan dukungan lingkungan kerja.

2.2.6 Penyimpanan ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat

bila disimpan (Bahiyatun, 2009).

1. Di udara terbuka atau bebas selama 6-8 jam.

2. Di lemari es (40C) selama 24 jam

3. Di lemari pendingin/ beku selama 6 bulan

ASI yang telah didinginkan bila akan digunakan tidak boleh direbus,

karena kualitas unsure kekebalanya akan menurun. ASI tersebut cukup didiamkan

beberapa saat didalam suhu kamar agar tidak terlalu dingin atau dapat direndan

didalam wadah yang telah berisi air panas. Masih belum ada penelitian tentang

efek perendam ASI di dalam air panas terhadap zat-zat anti yang terdapat didalam

ASI. Pada penelitian efek pemanasan dengan gelombang mikro terbukti bahwa
19

dengan pemanasan yang rendah dapat menurunkan aktivitas lisozim dan

igA,terutama pada pemanasan yang tinggi, sehingga semua aktivitas zat anti yang

diteliti tidak berfungsi (Bahiyatun, 2009).

2.2.7 Langkah-Langkah Menyusui Bayi

Menurut Bobak dkk, (2004) ada beberapa langkah unutuk menyusui bayi

antara lain:

1. Persiapakan bayi untuk disusui dengan terlebih dahulu memastikan bayi

terjaga. Apabila perlu, bagunkan bayi dengan menepuk-nepuk pipinya,

mengusap-usap kakinya, dan berbicara kepadanya.

2. Susui bayi dengan membawanya dekat dengan payudara, bukan payudara

didekatkan pada bayi. Wajah, dada, abdomen, dan lutut bayi, semuanya

harus mengahadap tubuh anda. Sentuhkan bibir atas bayi dengan puting

anda dan perhatikan bagaimana bayi akan berputar kea rah anda dengan

mulut terbuka.

3. Rasakan rahang bayi mengancing di belakang putting dan putting berada

jauh didalam mulut bayi.

4. Apabila bayi memerlukan lebih banyak ruang untuk bernafas angkat

panggul bayi untuk member celah nafas yang lebih besar. Jangan tekan

payudara anda untuk membuat celah nafas. Hal ini akan melepaskan

putting dari mulut.

5. Anda mungkin harus terus memegang payudara anda dalam beberapa

minggu.
20

6. Hal yang baik jika memberikan kedua payudara setiap kali menyusui bayi.

Anda perlu mengosongkan kedua payudara karena payudara yang kosong

memberikan petunjuk kepada tubuh wanita untuk memproduksi susu lagi.

Anda dapat menentukan payudara yang harus didahulukan dengan

merasakan beratnya. Payudara yang lebih berat memiliki lebih banyak air

susu, jadi mulailah dengan payudara itu.

7. Untuk melepa bayi dari payudara, letakkan sebuah jari tangan di sudut

mulut bayi dan biarkan jari itu ditempat sampai payudara terlepas

seluruhnya.

8. Sebelum meletakkan bayi pada payudara yang lain usahakan bayi untuk

bersendawa, usap dan tepuk punggung bayi.

9. Setelah member makanan, baringkan bayi di sisi kanan, pada posisi ini

membuat udara di dalam lambung naik ke atas tanpa membawa air susu.

2.2.8 Refleks Menyusui Pada Bayi

Menurut Sembiring (2017) ada beberapa refleks menyusui pada bayi yaitu:

1. Refleks mencari puting (rooting refleks)

Bila pipi bayi disentuh, ia akan menoleh kearah sentuhan. Bila bibir bayi

disentuh ia akan membuka mulut dan berusaha untuk mencari puting.

Lidah keluar dan melengkung menangkap putting dan areola.

2. Refleks menghisap (suckling refleks)

Refleks yang terjadi karena rangsangan putting pada palatum durum bayi

bila areola masuk kedalam mulut bayi. Areola dan putting tertekan gusi.

Lidah dan langit-langit sehingga menekan sinus laktiferus yang berada


21

dibawah areola. Selanjutnya terjadi gerakan peristaltic yang mengalirkan

ASI keluar kemulut bayi.

3. Refleks menelan (swallowing refleks)

Ketika mulut bayi terisi ASI dan mulai menelan.

2.3 Kerangka Teoritis

Faktor-Faktor Yang
ASI eksklusif Mempengaruhi Pemberian ASI
(Hartatik, 2009)

Pengetahuan ibu

Sikap ibu
Pekerjaan ibu
Sosial budaya

Pendidikan ibu

Dibagi menjadi dua yaitu

1. Budaya material
2. Non material
(kepercayayan,
pengetahuan,
nilai dan norma)
(Niaga, 2018)

Skema 2.1 Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai