2018mef PDF
2018mef PDF
INDONESIA
MARISA EFANNY
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kajian Paparan Logam
Berat pada Pangan di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2018
Marisa Efanny
NIM F252150185
RINGKASAN
Cemaran logam berat dapat masuk dalam makanan dari air (air laut, air
irigasi, air baku), tanah pertanian dan udara. Lembanga pangan dunia CODEX
dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia telah menetapkan batas
maksimum untuk 5 jenis logam yaitu timbal, merkuri, kadmium, timah dan arsen.
Kajian paparan dilakukan untuk menduga tingkat paparan logam berat tersebut di
Indonesia. Dalam melakukan kajian paparan diperlukan dua data yaitu data
konsentrasi logam berat dan data konsumsi pangan di Indonesia. Data konsentrasi
logam berat (timbal, merkuri, kadmium, timah dan arsen) pada pangan
menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari pencarian online pada
beberapa sumber ilmiah online dengan kata kunci “logam berat pada pangan,
cemaran logam berat”. Data tingkat konsumsi diambil dari Laporan Survey
Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014 yang mengkategorikan konsumen dan
makanan dalam enam kelompok usia dan 17 kelompok pangan. Tingkat paparan
logam beratdihitung dengan pendekatan deterministik yang menggunakan data
konsentrasi logam berat pada pangan (minimum, maksimum dan rerata
berdasarkan perhitungan data pustaka) dan batas maksimum logam berat pada
pangan dari regulasi serta rerata tingkat konsumsi. Karakterisasi risiko dilakukan
dengan membandingkan tingkat paparan dengan Provisional Tolerable Weekly
Intake (PTWI). Karakterisasi risiko dilakukan dengan membandingkan tingkat
paparan logam berat dengan Provisional Tolerable Weekly Intake (PTWI) dan
Provisional Tolerable Monthly Intake (PTMI). Pustaka terbanyak diperoleh untuk
logam timbal dan kelompok ikan, hasil laut dan olahannya. Kadar rerata merkuri,
kadmium dan timah tertinggi terdapat pada kelompok ikan, hasil laut dan
olahannya. Kelompok minuman merupakan kelompok pangan dengan rerata
timbal pustaka tertinggi sedangkan untuk logam arsen, kadar rerata tertinggi
terdapat pada kelompok sayuran dan olahannya. Hasil penelitian menunjukkan
kelompok balita (0-59 bulan) memiliki nilai paparan logam berat tertinggi. Nilai
paparan logam berat berdasarkan batas maksimum regulasi lebih tinggi
dibandingkan nilai paparan logam berat berdasarkan kadar rerata pustaka. Hasil
karakterisasi risiko menunjukkan nilai risiko paparan timbal dan kadmium dari
kadar rerata pustaka berisiko tinggi (>100% PTWI) pada semua kelompok usia.
Pada logam merkuri nilai risiko paparan berdasarkan kadar rerata pustaka berisiko
tinggi pada kelompok balita (0-59 bulan) dan anak-anak (5-12 tahun), sedangkan
nilai risiko paparan timah dan arsen dari kadar pustaka berisiko rendah pada
semua kelompok usia. Kelompok pangan yang paling berkontribusi pada paparan
timbal, merkuri dan timah adalah kelompok ikan, hasil laut dan olahannya,
sedangkan paparan kadmium kelompok pangan yang paling berkontribusi adalah
air minum dan pada paparan arsen, sayur dan olahannya sebagai kontributor
utama. Hasil kajian ini dapat digunakan untuk prediksi awal tingkat risiko
kesehatan masyarakat Indonesia terhadap paparan logam berat dari pangan.
Verifikasi hasil kajian ini masih diperlukan dengan kajian paparan yang
menggunakan pendekatan probabilistik dengan ketepatan hasil yang lebih baik.
Kata kunci: Kajian paparan, deterministik, logam berat, Survey Konsumsi
Makanan Individu (SKMI)
SUMMARY
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
KAJIAN PAPARAN LOGAM BERAT DARI PANGAN DI
INDONESIA
MARISA EFANNY
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional
pada
Program Studi Profesional Teknologi Pangan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Puspo Edi Giriwono, STP. M.Agr
Judul Tesis : Kajian Paparan Logam Berat dari Pangan di Indonesia
Nama : Marisa Efanny
NIM : F252150185
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Diketahui oleh
Marisa Efanny
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 3
Lingkup Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
2 TINJAUAN PUSTAKA 4
Logam Berat 4
Regulasi Logam Berat 5
Timbal 10
Merkuri 12
Kadmium 13
Timah 13
Arsen 14
Survey Konsumsi Pangan 15
Kajian Paparan 17
3 METODE PENELITIAN 18
Bahan dan Alat 18
Tahapan Penelitian 18
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 22
Profil Responden 22
Tingkat Konsumsi dan Hasil Penyepadanan Kelompok Pangan 23
Kadar Logam Berat pada Pangan di Indonesia 26
Tingkat Paparan Logam Berat pada Pangan di Indonesia 30
Karakterisasi Risiko Paparan Logam Berat 35
5 SIMPULAN DAN SARAN 39
Simpulan 39
Saran 40
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 69
RIWAYAT HIDUP 85
DAFTAR TABEL
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
ilmiah nasional maupun internasional, skripsi, tesis dan disetasi tentang logam
berat di wilayah Indonesi. Pada penelitian ini akan melakukan kajian paparan
pada lima jenis logam yaitu timbal, merkuri, kadmium, timah dan arsen.
Pengumpulan data konsumsi pangan individu secara nasional telah
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian
Kesehatan bekerjasama dengan lembaga lain diantaranya Perguruan Tinggi,
Badan Pusat Statistik, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta
dibantu secara teknis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan International
Life Science Institute (ILSI). Data konsumsi pangan individu tersebut diterbitkan
dalam bentuk Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI)
Indonesia 2014.
Perhitungan tingkat paparan dapat dilakukan dengan pendekatan
deterministik (Point estimates) atau probabilistik (distribution) (FAO/WHO
2009). Pendekatan deterministik mengunakan nilai tertentu yang mencerminkan
asumsi tingkat paparan sedangkan pendekatan probabilistik menggunakan
variabel dan faktor ketidakpastian dan dicerminkan sebagai sebuah sebaran.
Berdasarkan data yang digunakan pada penelitian, kajian paparan pada penelitian
ini menggunakan pendekatan deterministik untuk menghitung tingkat paparannya.
Tingkat paparan kemudian digunakan untuk melakukan karakterisasi risiko.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelirian ini adalah mengkaji paparan logam berat (Pb,
Hg, Cd, Sn dan As) dari pangan di Indonesia menggunakan pendekatan
deterministik. Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain adalah mendapatkan
(1) konsentrasi logam berat untuk setiap kelompok pangan; (2) tingkat konsumsi
pangan yang mengandung logam berat; (3) tingkat paparan logam berat dari
pangan di Indonesia; (4) tingkat risiko paparan logam berat di Indonesia dan
jenis pangan yang berkontribusi paling tinggi terhadap nilai paparan logam berat
di Indonesia.
Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian ini terbatas pada data konsentrasi logam berat pangan
dari penelitian tahun 2004-2017 baik jurnal ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi di
seluruh Indonesia yang tersedia secara online serta data SKMI pada Buku Studi
Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Indonesia 2014.
4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai (1) salah satu model
kajian paparan logam berat pada pangan dengan pendekatan deterministik; (2)
bahan pertimbangan bagi regulator dalam menetapkan batas maksimum logam
berat dalam pangan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Logam Berat
Resulting in
Apoptosis Iron
oxidative stress
SOD, GSH,
GST, Catalase
Defense by antioxidants
Arsenic
Chromium Lead
Gambar 1 Stress oksidatif pada sel akibat logam berat (Jaishankar et al. 2014)
5
Sumber cemaran logam berat pada makanan yaitu dari lingkungan (tanah,
air dan udara) yang tercemar. Beberapa logam berat secara alami terdapat dalam
lingkungan. Peningkatan kadar logam berat pada lingkungan disebabkan oleh
limbah kegiatan manusia seperti penambangan, pembakaran bahan bakar,
perindustrian dan kegiatan rumah tangga. Logam berat digunakan dalam industri
sebagai bahan baku, bahan tambahan maupun katalisator. Beberapa pemanfaatan
logam berat pada industri dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2 Batas maksimum cemaran timbal pada pangan di berbagai negara (ppm)
Batas Maksimum (ppm)
No Kategori Pangan BPOM Codex EU USDA
(2017) (2016) (2006) (2013)
1 Produk-produk susu dan analognya 0.02 0.02 0.02 0.02
2 Lemak, minyak dan emulsi minyak 0.10 0.10 0.10 0.10
3 Emulsi lemak terutama tipe emulsi 0.10 (-) (-) (-)
air dalam minyak
4 Es untuk dimakan (edible ice), 0.15 (-) (-) (-)
termasuk sherbet dan sorbet
5 Buah, sayur, biji-bijian dan rumput 0.20 0.10 0.10 0.3 (sayur)
laut 0.1 (buah)
6 Jem, jeli dan marmalad 0.40 (-) (-) 1.0
7 Kembang gula/permen dan coklat 1.0 (-) (-) (-)
8 Serealia, umbi, kacang dan produk 0.25 0.20 0.20 0.2
olahannya 1 (terigu) 0.1 (umbi)
9 Produk bakeri 0.50 (-) (-) (-)
10 Daging dan produk daging 0.50 0.10 0.10 0.10
11 Ikan dan hasil laut 0.20 0.30 0.3 (ikan) 0.3 (ikan)
1.5 (kerang) 0.5 (udang)
0.5 (udang) 1.5 (kerang)
12 Telur dan produk telur 0.25 (-) (-) (-)
13 Pemanis 0.25 (-) (-) (-)
14 Gula Kristal putih 2.0 (-) (-) 2.0
15 Madu 1.0 (-) (-) (-)
16 Garam, rempah, sup, saus, salad 1.0 2 (-) 2.0
dan produk protein 10 (garam)
17 Produk pangan gizi khusus 0.25 (-) (-) (-)
18 Formula bayi 0.01 0.01 0.02 (-)
19 Makanan bayi 0.1 (-) (-) 0.02
20 Makanan diet khusus 0.02 (-) (-) 3.0
21 Minuman (non-diary) 0.05 (-) (-) (-)
22 Air mineral alami 0.02 0.01 (-) 0.001
23 Air minum olahan 0.005 (-) (-) 0.006
24 Sari buah dan sayuran 0.10 0.03 0.05 0.05
25 Nektar buah dan sayuran 0.20 (-) (-) (-)
26 Minuman berperisa, elektrolit dan 0.05 (-) (-) (-)
particulated drinks
27 Kopi, teh, herbal, sereal, minuman 2.0 (-) (-) (-)
bijian kecuali cokelat
28 Minuman beralkohol 0.20 0.2 (wine) 0.2 (wine) 0.2 (wine)
29 Makanan ringan siap santap 0.25 (-) (-) (-)
7
Tabel 3 Batas maksimum cemaran merkuri pada pangan di berbagai negara (ppm)
Batas Maksimum (ppm)
No Kategori Pangan BPOM Codex EU USDA
(2017) (2016) (2006) (2013)
1 Produk-produk susu dan analognya 0.02 (-) (-) 0.05
2 Lemak, minyak dan emulsi minyak 0.05 (-) (-) (-)
3 Emulsi lemak terutama tipe emulsi 0.03 (-) (-) (-)
air dalam minyak
4 Es untuk dimakan (edible ice), 0.03 (-) (-) (-)
termasuk sherbet dan sorbet
5 Buah, sayur, biji-bijian dan rumput 0.03 (-) (-) (-)
laut
6 Jem, jeli dan marmalad 0.03 (-) (-) (-)
7 Kembang gula/permen dan coklat 0.05 (-) (-) (-)
0.03(kakao)
8 Serealia, umbi, kacang dan produk 0.03 (-) (-) (-)
olahannya 0.05(terigu)
9 Produk bakeri 0.05 (-) (-) (-)
10 Daging dan produk daging 0.03 (-) (-) 0.05
11 Ikan dan hasil laut 0.06 0.5 (metil 0.5 (ikan) 1 (ikan
0.4 (ikan merkuri) 1 (ikan predator)
predator) 1 (merkuri) predator) 0.5(udang
& seafood)
12 Telur dan produk telur 0.03 (-) (-) (-)
13 Pemanis 0.03 (-) (-) (-)
14 Gula Kristal putih 0.05 (-) (-) 0.05
15 Madu 0.03 (-) (-) 0.05
16 Garam, rempah, sup, saus, salad 0.05 0.1 (garam) (-) 0.05
dan produk protein 0.1 (garam) 0.1(garam)
17 Produk pangan gizi khusus 0.01 (-) (-) (-)
18 Formula bayi 0.01 (-) (-) (-)
19 Makanan bayi 0.01 (-) (-) (-)
20 Makanan diet khusus 0.01 (-) (-) 0.1
21 Minuman (non-diary) 0.005 (-) (-) (-)
22 Air mineral alami 0.001 0.001 (-) 0.001
23 Air minum olahan 0.001 (-) (-) 0.006
24 Sari buah dan sayuran 0.02 (-) (-) (-)
25 Nektar buah dan sayuran 0.03 (-) (-) (-)
26 Minuman berperisa, elektrolit dan 0.01 (-) (-) (-)
particulated drinks
27 Kopi, teh, herbal, sereal, minuman 0.03 (-) (-) 0.05
bijian kecuali cokelat
28 Minuman beralkohol 0.03 (-) (-) (-)
29 Makanan ringan siap santap 0.03 (-) (-) (-)
8
Tabel 5 Batas maksimum cemaran timah pada pangan di berbagai negara (ppm)
Batas Maksimum (ppm)
No Kategori Pangan BPOM Codex EU USDA
(2017) (2016) (2006) (2013)
1 Minuman dalam kemasan kaleng 100 150 100 (-)
2 Formula bayi, lanjutan, 10 (-) (-) (-)
pertumbuhan dan kebutuhan
khusus
3 Pangan bayi dan anak masa 40 (-) 50 (-)
pertumbuhan
4 Pangan olahan lain yang tidak 40 50 (-) (-)
dikemas dalam kaleng
5 Pangan olahan lain yang dikemas 250 250 200 (-)
dalam kaleng
Tabel 6 Batas maksimum cemaran arsen pada pangan di berbagai negara (ppm)
Batas Maksimum (ppm)
No Kategori Pangan BPOM Codex EU USDA
(2017) (2016) (2006) (2013)
1 Produk-produk susu dan analognya 0.10 (-) (-) 0.5
2 Lemak, minyak dan emulsi minyak 0.10 0.1 (-) 0.1
3 Emulsi lemak terutama tipe emulsi 0.10 (-) (-) (-)
air dalam minyak
4 Es untuk dimakan (edible ice), 0.20 (-) (-) (-)
termasuk sherbet dan sorbet
5 Buah, sayur, biji-bijian dan rumput 0.15 (-) (-) 1
laut 1 (nori)
6 Jem, jeli dan marmalad 1 (-) (-) (-)
7 Kembang gula/permen dan coklat 1 (-) (-) (-)
8 Serealia, umbi, kacang dan produk 0.1 0.35 (-) 1
olahannya 0.5 (terigu) (beras)
9 Produk bakeri 0.5 (-) (-) (-)
10 Daging dan produk daging 0.25 (-) (-) 1
11 Ikan dan hasil laut 0.25 (-) (-) (-)
12 Telur dan produk telur 0.25 (-) (-) (-)
13 Pemanis 1 (-) (-) (-)
14 Gula Kristal putih 1 (-) (-) (-)
15 Madu 1 (-) (-) (-)
16 Garam, rempah, sup, saus, salad 0.15 0.50 (-) 1
dan produk protein 5(rempah)
17 Produk pangan gizi khusus 0.1 (-) (-) (-)
18 Formula bayi 0.02 (-) (-) (-)
19 Makanan bayi 0.02 (-) (-) (-)
20 Makanan diet khusus 0.02 (-) (-) (-)
21 Minuman (non-diary) 0.05 (-) (-) (-)
22 Air mineral alami 0.01 0.01 (-) 0.01
23 Air minum olahan 0.01 (-) (-) 0.01
24 Sari buah dan sayuran 0.1 (-) (-) (-)
25 Nektar buah dan sayuran 0.1 (-) (-) (-)
26 Minuman berperisa, elektrolit dan 0.05 (-) (-) (-)
particulated drinks
27 Kopi, teh, herbal, sereal, minuman 1 (-) (-) 1
bijian kecuali cokelat
28 Minuman beralkohol 0.1 (-) (-) (-)
29 Makanan ringan siap santap 0.25 (-) (-) (-)
10
Timbal (Pb)
Timbal atau yang lebih dikenal sebagai timah hitam memiliki nama ilmiah
Plumbum (Pb). Timbal termasuk golongan IV A dalam sistem periodik,
mempunyai nomor atom 82, berat molekul 207.18 dan berat jenis 11.34 pada
suhu 20oC serta titik didih dan titik lebur masing-masing 1740oC dan 327oC.
Timbal bertekstur lunak mudah dibentuk dan merupakan penghatar listrik yang
baik serta tahan terhadap korosi dengan sifat ini timbal menjadi sangat popular
dan digunakan dibanyak insustri elektronik dan listrik. Sumber utama timbal di
alam adalah batuan sulfide galena, PbS dan batuan karbonat. Timbal juga dapat
berasal dari hasil pembakaran bahan bakar minyak dan limbah industri. Menurut
Gusnita (2012), timbal banyak digunakan sebagai bahan dalam kemasan, saluran
air, alat rumah tangga dan hiasa, serta dalam bentuk oksida timbal digunakan
sebagai pigmen atau zat warna dalam industri kosmetik dan keramik. Sifat tmbal
yang bertekstur lunak, mudah dibentuk, penghatar listrik yang baik dan tahan
korosi juga menjadikan timbal popular digunakan di berbagai industri ekektronik
dan listrik. Beberapa sumber timbal dan media yang terkontaminasi tersaji pada
Tabel 8.
Paparan timbal pada manusia dapat masuk melalui dua cara yaitu
pernafasan dan pencernaan. Masuknya timbal melaului pernafasan berasal dari
asap buangan bahan bakar baik dari industri maupun kendaraan bermotor,
sehingga masyarakat perkotaan memiliki kemungkinan lebih tinggi terpapar
timbal melalui pernafasan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.
11
Merkuri (Hg)
Merkuri (Hg) merupakan salah satu jenis logam berat yang memiliki bobot
jenis 13,6 g/cm3, nomor atom 80, dan bobot molekul 200.59. Merkuri berbentuk
cair pada suhu 25oC, berwarna perak dan memiliki titik didih 356,6oC. Merkuri
adalah bahan alami dan secara alami terdapat di alam dalam jumlah sedikit. Di
alam merkuri tersebar dikarang-karangan, tanah, air dan udara. Menurut Jalius
(2008), jumlah rata-rata merkuri pada kerak bumi adalah 0,09 ppm; pada tanah
adalah 30 -160 ppm, di sungai adalah 0,07 ug/L dan pada air tanah adalah 0,5-1
ug/L. Di alam merkuri berbentuk logam, garam organic dan garam anorganik.
Merkuri dalam bentuk logam dan anorganik paling banyak ditemukan di alam.
Menurut Zhang dan Wong (2006), pada tahun 1999 emisi merkuri dari
peleburan logam non besi (terutama peleburan seng), pembakaran batu bara,
kegiatan industri (baterai, lampu fluorescent dan semen) menyumbang 45%, 38%
dan 17% dari total emisi merkuri di China. Merkuri juga banyak digunakan
sebagai anti jamur pada industri cat, kertas, pestisida dan fungisida, sedangkan
pada industri plastik, merkuri digunakan sebagai katalis terutama industri vinil-
klorida yang mensintesis plastik. Paparan merkuri pada manusia masuk melalui
proses pernafasan, makanan, dan penetrasi kulit. Sumber paparan merkuri pada
manusia sebagain besar berasal dari udara yang tercemar, proses amalgam emas
atau produk perikanan yang telah terkontaminasi merkuri organik (Bernhoft,
2012).
Merkuri masuk ke dalam rantai pangan melalui pencemaran lingkungan.
ATSDR (1999) menyatakan produk perikanan terutama ikan besar memiliki
potensi mengandung merkuri paling tinggi. Hal ini disebabkan pencemaran
merkuri pada pangan banyak ditemukan di perairan yang tecemar limbah industri.
Pencemaran perairan baik sungai maupun laut akan masuk ke dalam tubuh ikan-
ikan kecil dan terakumulasi dalam organnya, selanjutnya ikan-ikan kecil tersebut
berkemungkinan besar dimakan oleh hewan air lain yang lebih besar. Hewan laut
lain seperti moluska dan krustase dapat terkontaminasi dari air atau sedimen yang
tercemar merkuri. Merkuri juga dapat masuk ke tubuh hewan laut melalui
ingsang. Pada sayuran dan buah merkuri dapat masuk dari sistem irigasi dan
fungisida mengandung merkuri yang digunakan.
Berdasarkan toksisitasnya merkuri termasuk kedalam logam berat yang
sangat beracun. Tingkat keracunan merkuri ditentukan oleh tingginya kemiripan
ion merkuri dengan kelompok asam amino sulfihidril yang menyusun enzim
(O’Reilly, McCarty, Steckling, dan Lettmeier 2010). Merkuri organik adalah
bentuk paling beracun bagi manusia. Merkuri organik dalam bentuk metil merkuri
beracun bagi sistem syaraf baik sensoris maupun motorik dengan gejala
paraesthesia, kepekaan menurun, penglihatan menyempit, myeri, lemah, sulit
berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor, sulit bicara serta gangguan mental (Alfian
2006). Menurut Hadi (2013), keracunan merkuri anorganik dikenal dengan istilah
“hatter’s shakes” (topi bergoyang) dengan gejala tremor yang dapat menyerang
otot muka, jari dan tangan dan apabila berkelanjutan dapat menyebabkan
kesulitan bicara dan berjalan serta kehilangan keseimbangan.
Paparan merkuri tinggi dapat terjadi jika ada kecelakaan industri yang
mencemari lingkungan disekitarnya. Efek kronis dapat terjadi jika manusia
terpapar merkuri dalam jumlah kecil secara rutin. WHO (2011) menyatakan suatu
13
Kadmium (Cd)
Kadmium memiliki nomor atom 48, berat jenis 8.6 g/cm3, titik lebur
320.9oC, titik didih 765oC dan berat atom 112.4. Cadmium berwarna putih
keperakan. Keberadaan kadmium di alam bercampur logam lain seperti seng (Zn)
dan timbal (Pb). Menurut ASTDR (2012), kadmium banyak digunakan pada
industri diantaranya baterai (83%), pigmen (8%), pelapis dan palating (7%),
pensabil plastic (1.2%), lainya (0.8%). Masuknya kadmium dalam tubuh manusia
dapat melalui pernapasan dan pencernaan. Masuknya kadmium melalui
pernafasan biasanya dasi emisi industri yang menggunakan kadmium sebagai
bahan baku atau bahan tambahannya sehingga yang paling mungkin terpapar
adalah pekerja indusri tersebut dan masyarakat sekitarnya. Merokok dapat
meningkatkan paparan kadmium dalam tubuh karena daun tembakau secara alami
mengakumulasi kadmium dalam konsentrasi tinggi dan meningkatkan konsentrasi
kadmium dalam ginjal perokok (WHO 2010).
Pencemaran kadmium pada makanan dan minuman berasal dari air dan
tanah. ASTDR (2012) menyatakan sumber utama kadmium di Amerika serikat
adalah bahan makanan terutama sayuran daun, kentang, kacang, kedelai dan biji
bunga matahari yang rata-rata mengandung cadmium 0.05 sampai 0.12 mg/kg.
Pencemaran makanan dan minuman. Data EFSA (2012c), kadmium sering
mencemari produk formulasi alga, produk kakao, produk perikanan (seperti
krustasea, moluska dan rumput laut), jeroan dan oilseed.
Kadmium merupakan salah satu logam berat yang beracun. Keracunan
kadmium menyebabkan efek akur pada paru-paru, hati, ginjal dan testis,
sedangkan pada paparan kronis menyebabkan nefrotoksisitas, imunotoksisitas,
osteotoksisitas dan tumor (Liu et al. 2009). Toksisitas kadmium tergantung pada
rute paparan, kuantitas dan tingkat pemaparan (Bernhoft 2012). Paparan kadmium
melalui sistem pencernaan menargetkan ginjal sebagai organ utama. Menurut
Patra et al. (2001), organ lainnya yang menjadi target keracunan kadmium adalah
testis. Banyak penelitian mengindikasikan paparan kadmium dapat menyebabakn
kerusakan testikular pada berbagai hewan coba seperti tikus, hamster, kelinci,
guinea pig dan anjing.
Timah (Sn)
Timah merupakan logam lembut berwarna putih keperakan dan tidak larut
dalam air. Timah memiliki nama latin Stannum (Sn) dengan nomer atom 50, berat
atom 118.710, berat jenis 7.365 g/cm3, titik lebur 231.93oC dan titik diidih
260.2oC. Timah digunakan sebagai bahan pelapis pada kaleng makanan, minuman
dan aerosol. Menurut ATSDR (2005), timah terdapat dalam bentuk organik dan
nonorganik. Timah yang bergabung dengan senyawa karbon menjadi timah
14
Arsen (As)
Arsen merupakan elemen metalloid yang terkenal beracun. Arsen
memiliki nomer atom 33 dengan berat atom 74.92, berat jenis 5.727 g/cm3. Arsen
dalam bentuk padat pada suhu 615oC akan langsung tersublimasi menjadi gas
tanpa melalui fase cair. Di alam arsen secara alami terdapat pada bebatuan, tanah
dan air tanah. Menurut Hughes et al. (2011) dikutip EFSA (2014), aktivitas
manusia seperti penambangan, peleburan logam, dan pembakaran bahan bakar
minyak menjadi sumber cemaran arsen. Arsen juga digunakan pada pupuk,
pengawet kayu, dan pestisida.
Arsen memiliki bentuk organik dan anorganik. WHO (2016) menyatakan
peningkatan kandungan arsen anorganik pada manusia paling besar disebabkan
kontaminasi pada air minum, air untuk preparasi makanan, dan air yang
digunakan untuk irigasi, sedangkan untuk arsen organik ditemukan pada produk
perikanan. Data EFSA (2014) menunjukan di Eropa kontribusi paparan arsen
paling besar adalah pada produk biji-bijian (selain beras), beras, susu dan
olahanya (terutama pada bayi dan balita) dan air minum. Sedangkan di Amerika
menurut ATSDR (2007), sumber arsen paling besar terdapat pada produk
perikanan (terutama ikan dan kekerangan), beras, jamur dan unggas.
Arsen dalam bentuk anorganik memiliki tingkat racun yang lebih
dibandingkan dengan arsen organik. Menurut WHO (2016), arsen memiliki efek
akut berupa muntah, sakit perut dan diare. Pada kasus yang lebih ekstrim arsen
dapat menyebabkan keram otot sampai dengan kematian. Paparan arsen anorganik
dalam jangka panjang ditandai dengan perubahan pigmen kulit, luka kulit dan
hyperkeratosis dan pada akhirnya menyebabkan kanker kulit.
15
Kajian Paparan
3 METODE PENELITIAN
Tahapan Penelitian
Data batas maksimum logam berat pada pangan sesuai regulasi di Indonesia.
Batas maksimum logam berat di Indonesia telah diatur dalam Peraturan
Kepala BPOM Nomor 23 Tahun 2017 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam
Berat pada pangan olahan.
Pengumpulan data konsentrasi cemaran logam berat (Pb, Hg, Cd, Sn, dan
As) pada pangan di Indonesia.
Data konsentrasi cemaran logam berat pada pangan di dapatkan dari jurnal
ilmiah, tesis, disertasi, skripsi, laporan penelitian, prosiding seminar nasional dan
karya ilmiah. Pencarian data konsentrasi dilakukan secara online dengan cara
menelusuri mesin pencari di internet, situs-situs jurnal ilmiah dan lembaga
penelitian kementrian di Indonesia serta repository atay perpustakaan online 100
besar universitas di Indonesia menurut Kementrian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi RI tahun 2017 terutama yang memiliki fakultas atau jurusan
yang berkaitan dengan topik penelitian. Pencarian dilakukan dengan kata kunci
cemaran logam berat pangan, logam berat pangan, kadar logam berat pangan dan
heavy metal food contaminant. Pustaka yang berhasil dikumpulkan sebanyak 470
dengan jumlah jurnal sebanyak 185; skripsi, tesis dan disertasi sebanyak 217;
serta laporan penelitian dan publikasi lainnya sebanyak 68. Jumlah pustaka untuk
masing-masing jenis logam berturut-turut mulai dari timbal, merkuri, kadmium,
timah dan arsen adalah 377, 138, 265, 9, dan 19 pustaka.
Seleksi data kadar cemaran logam berat pustaka (Pb, Hg, Cd, Sn, As)
Seleksi data dilakukan dengan memisahkan data pustaka yang akan
digunakan dengan kriteria 1) menggunakan metode pengujian Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA), 2) sampel pengujian diambil dari wilayah Indonesia, 3)
produk yang diujikan layak untuk dikonsumsi dan 4) data hasil pengujian wajar.
Hasil seleksi pustaka sebanyak 353 dengan jumlah jurnal sebanyak 121; skripsi,
tesis dan disertasi sebanyak 184; serta laporan penelitian dan publikasi lainnya
sebanyak 48. Jumlah pustaka untuk masing – masing jenis logam berturut-turut
mulai dari timbal, merkuri, kadmium, timah dan arsen adalah 293, 102, 219, 9 dan
8.
semua data kadar yang diperoleh untuk masing-masing kelompok pangan. Nilai
maksimum adalah kadar tertinggi logam berat dari semua data kadar pustaka yang
diperoleh untuk masing-masing kelompok pangan. Nilai rerata didapatkan dengan
menjumlahkan seluruh data kadar logam berat pustaka dibagi jumlah data pustaka
yang dikumpulkan pada masing-masing kelompok pangan. Standar deviasi (SD)
dihitung untuk mengetahui sebaran data kadar logam berat pustaka. Evaluasi
tingkat cemaran dilakukan dengan membandingkan rerata kadar logam berat
dengan Peraturan Kepala BPOM RI nomor 23 tahun 2017 tentang Batas
Maksimum Logam Berat pada Pangan Olahan.
Nilai paparan yang didapatkan dalam satuan µg/kg berat badan/hari. Kajian
paparan akan dilakukan untuk setiap jenis logam berat dan kelompok pangan
berdasarkan nilai kadar minimum, nimaksimum dan rerata kada logam berat. Nilai
paparan juga dilakukan dengan asumsi kadar logam berat menggunakan batas
makimum logam berat pada Peraturan Kepala BPOM RI nomor 23 tahun 2017
tentang Batas Maksimum Logam Berat pada Pangan Olahan. Kelompok pangan
yang tidak memiliki kadar logam berat pustaka dan/atau rerata konsumsi bernilai
nol (0) tidak dilakukan perhitungan nilai paparan.
Risiko dinyatakan tinggi atau tidak aman jika melebihi 100% nilai PTWI atau
PTMI.
Khusus untuk paparan timbal pada anak-anak dilakukan estimasi
perhitungan poin penurunan IQ akibar paparan timbal sesuai dengan estimasi
hubungan paparan timpal dari makanan dengan nilai IQ pada tabel 9
Tabel 9 Estimasi hubungan paparan timbal dari makanan dengan IQ,
menggunakan model bilinier dan hill.
No Penurunan IQ Pada Anak Paparan dari makanan (µg/hari)*
1 0.5 17 (2-194)
2 1 30 (4-208)
3 1.5 40 (5-224)
4 2 48 (7-241)
5 2.5 55 (9-261)
6 3 63 (11-296)
Keterangan : *Estimasi median dengan 5-95 persentil confidence interval di
dalam kurung (WHO 2010)
Profil Responden
Jumlah responden yang disurvei pada laporan SKMI 2014 adalah 145.360
responden (Kemenkes, 2014). Responden tersebut dibagi menjadi enam kelompok
usia. Perbandingan berat badan Indonesia dari Laporan SKMI 2014 dengan berat
badan di berbagai negara (Tabel 10) menunjukkan rerata berat badan setiap
kelompok usia di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan rerata berat badan
pada pustaka pedoman kajian paparan yang dikeluarkan berbagai lembaga dunia.
Perbedaan berat badan individu di Indonesia dengan Eropa dan Amerika
disebabkan oleh faktor keturunan, ras, budaya dan pola konsumsi.
23
100
150
200
250
300
50
0
0
1000
1500
2000
2500
500
Serealia dan olahannya 272.6
272.6 553.71
Serealia dan
olahannya 38.4 Kacang dan olahannya 60.8
36.47
(IPH, 2014)
Umbi dan olahannya 28.8
4.12
Kacang dan 60.8 64.5
Sayuran dan olahannya
olahannya 157.24
8.9
Buah dan olahannya 36.8
156.4
Indonesia
Susu dan olahannya 4.2
Daging dan 44.4 77.41
olahannya 55.5 Gula dan 15.4
konfeksionari 25.31
Global
Bumbu 21.9
26.97
Ikan dan 85.1
Makanan Komposit 0.6
olahannya 27.9 13.63
1439
kelompok pangan di Indonesia (Kemenkes, 2014) dengan Malaysia
Gambar 4 Perbandingan rerata konsumsi pangan individu usia dewasa beberapa
Tabel 11 Hasil penyepadanan jenis pangan data pustaka kadar logam berat dan kategori pangan batas maksimum regulasi logam berat di
Indonesia (Perka BPOM No 23 Tahun 2017) dengan kelompok pangan Laporan SKMI 2014.
No Kelompok Pangan Laporan Jenis Pangan Pustaka Kadar Logam Berat Kategori Pangan Regulasi Logam Berat di Indonesia
SKMI 2014
1 Serealia dan olahannya Beras, padi, mie instan dan jagung 06.0 Serealia dan produk serealia 07.0 Produk bakeri
2 Umbi-umbian dan olahannya Ubi kayu, singkong, tepung tapioca dan kentang 04.0 Buah dan sayur (termasuk jamur, umbi, kacang
3 Kacang, biji dan olahannya Kedelai, biji melinjo dan emping termasuk kedelai, lidah buaya, rumput laut dan biji-
4 Sayur dan olahannya Kangkung, daun singkong, bayam, kubis, pakchoi, sawi, daun papaya, pakis, wortel, bijian)
tomat, timun, kacang polong kaleng, kol, kembang kol, rumput laut, sayur paku dan
kacang panjang
5 Buah dan olahannya Papaya, jambu biji, mahkota dewa, leci, apel, pisang 25apid , lengkeng kaleng dan 04.0 Buah dan sayur (termasuk jamur, umbi, kacang
jambu termasuk kedelai, lidah buaya, rumput laut dan biji-
bijian)
6 Daging dan olahannya Daging ayam broiler, ayam negeri, ayam kampong, daging sapi, bakso sapi, kornet 08.0 Daging dan produk daging termasuk daging
sapi, burger sapi dan sosis sapi kaleng dan hewan buruan
7 Jeroan dan olahannya Hati sapi, ginjal sapi, jeroan sapi, hati babi, hati kelinci, ginjal domba, rumen,
abomasum, usus sapi, hati ayam buras, hati ayam ras, ginjal ayam broiler, hati ayam,
jeroan ayam, tulang rawan ayam 25apid a, kulit ayam kampong, kulit ayam negeri,
lemak abdominal, darah 25apid an ceker ayam.
8 Ikan, hewan laut dan olahannya Ikan air laut, ikan air tawar, jeroan ikan, udang, kepiting, cumi, kekerangan, keong, 09.0 Ikan dan produk perikanan termasuk moluska,
ikan kaleng, tepung ikan, kerupuk, pempek, siomay, ikan asin dan olahan hasil laut. krustase dan ekinodermata serta ampifi dan reptil
9 Telur dan Olahannya - 10.0 Telur dan produk telur
10 Susu bubuk dan olahannya Susu kental manis 01.0 Produk-produk susu dan analognya
Susu cair Susu cair segar dan susu pasteurisasi
11 Minyak, lemak dan olahannya Minyak goreng 02.0 Lemak, minyakm dan emulsi minyak
12 Gula, sirup dan konfeksionari Permen, cokelat dan madu 05.0 Kembang gula/permen dan cokelat
13 Bumbu dan olahannya Garam, sambel cabe, bawang merah, kencur, jahe, kunyit dan lengkuas 12.0 Garam, rempah, sup, saus, salad, produk protein
14 Minuman serbuk Daun the 14.1.5 Kopi, kopi subtitusi, teh, seduan herbal,
minuman bijian dan sereal panas kecuali cokelat
Minuman cair Es balok, minuman berkarbonasi dan minuman beralkohol 03.0 Es untuk dimakan (edible ice), 14.1.4 Minuman
berbasis air berperisa, minuman elekrolit dan
particulated drinks 14.2 Minuman beralkohol
115 Makanan komposit Gorengan 15.0 Makanan ringan siap santap
15 Air Air tanah, air sungai, air minum isi ulang dan air minum dalam kemasan 14.1.1.1 Air mineral alami dan sumbernya, 14.1.1.2
Air minum olahan
16 Suplemen - 14.1.5 Kopi, kopi subtitusi, teh, seduan herbal
26
Kadar logam berat diperoleh dari 353 putaka diolah dan dipetakan
sehingga didapatkan kadar logam berat untuk setiap jenis logam berat, kelompok
pangan dan sub kelompok pangan, serta wilayah atau provinsi dimana sample
yang diujian diambil. Pustaka terbanyak diperoleh untuk logam berat timbal dan
kelompok pangan ikan, hasil laut dan olahannya. Rekapitulasi pustaka dan lokasi
kadar logam berat dari pustaka tersaji pada Lampiran 1.
Tabel 12 Perbandingan kadar minimum, maksimum dan rerata timbal dari data
pustaka dengan batas maksimum (BM) timbal berdasarkan Perka
BPOM No 23 Tahun 2017
Kadar Timbal (mg/kg)
No Kelompok Pangan
Minimum Maksimum Rerata ± SD* BM
1 Serealia dan olahannya 0.001 0.71 0.2528 ± 0.1879 0.25
2 Umbi-umbian dan olahannya 0 0.4543 0.1499 ± 0.1448 0.2
3 Kacang, biji dan olahannya 0.0038 0.0061 0.0053 ± 0.0013 0.2
4 Sayur dan olahannya 0 1.97 0.7525 ± 0.6208 0.2
5 Buah dan olahannya 0 0.72 0.2877 ± 0.2002 0.2
6 Daging dan olahannya 0 1.45 0.4394 ± 0.3951 0.5
7 Jeroan dan olahannya 0 1.8 0.5849 ± 0.5130 0.5
8 Ikan, hewan laut dan 0 7 1.1191 ± 1.5018 0.2
olahannya
9 Telur dan olahannya - - - 0.25
9 Susu dan olahannya 0.0018 1.121 0.3660 ± 0.3766 0.02
10 Minyak, lemak dan olahannya 0.0004 0.533 0.1545 ± 0.1464 0.1
11 Gula, sirup dan konfeksionari 0.05 1.5 0.51 ± 0.4767 1
12 Bumbu dan olahannya 0.004 1.14 0.4256 ± 0.3861 1
13 Minuman 0.0034 4.7595 1.7056 ± 1.6178 0.2
14 Makanan komposit 0.044 0.044 0.044 ± 0 0.25
15 Air 0 0.128 0.0231 ± 0.0279 0.01
16 Suplemen dan jamu - - - 0.02
Keterangan: (-) = tidak tersedia, * Standar Deviasi
Kadar rerata timbal pustaka lebih tinggi dari batas maksimum regulasi
(tabel 12) pada kelompok pangan sayur dan olahannya; buah dan olahannya;
jeroan dan olahannya; ikan, hewan laut dan olahannya; susu dan olahannya;
minyak, lemak dan olahannya; dan minuman. Kontaminasi timbal pada minuman
27
dan makanan kemasan bersumber dari bahan kemasan dimana timbal digunakan
pada proses pembuatannya. Kontaminasi timbal pada produk perikanan berasal
sistem perairan yang telah tercemar limbah industri dan rumah tangga. Pada
produk perkebunan dan pertanian kontaminasi timbal bersumber dari gas buangan
kendaraan bermotor pada saat penanaman dan distribusi (Agustina 2014).
Menurut Jigam et al. (2011), kontaminasi Pb pada susu dipengaruhi oleh area
peternakan yang dekat jalan raya, sampah, makanan ternak, iklim dan penggunaan
pestisida serta air sebagai salah satu sumber yang paling berpengaruh.
Tabel 13 Perbandingan kadar minimum, maksimum dan rerata merkuri dari data
pustaka dengan batas maksimum (BM) merkuri berdasarkan Perka
BPOM No 23 Tahun 2017
Kadar Merkuri (mg/kg)
No Kelompok Pangan Minimum Maksimum Rerata ± SD* BM
dan olahannya berkisar antara 0.0000493-4.535 mg/kg dengan nilai median 0.04
mg/kg. Penelitian Ahmad, Noh, Mahiyuddin, Jaafar, Ishak et al. (2015)
menunjukkan kadar total merkuri di Peninsula, Malaysia berkisar antara 0.207-
1.563 mg/kg dengan median 0.454 mg/kg. Kontaminasi merkuri dalam sistem
perairan menyebabkan akumulasi merkuri dalam tubuh biota air. Sumber
pencemaran merkuri antropogenik yang paling penting dalam sistem perairan
adalah deposisi atmosfer, erosi, limbah rumah tangga, bahan pertanian,
penambangan serta pembakaran dan limbah industri (Wang, Kim, Dionysiou,
Sorial dan Timberlake 2004). Kontaminasi merkuri pada produk pertanian seperti
buah dan sayur dapat berasal dari air irigasi yang tercemar merkuri dan
penggunaan pestisida yang mengandung merkuri. Dalam bidang pertanian,
merkuri digunakan untuk membunuh jamur pada proses pengawetan hasil
pertanian dan pembasmi hama pada tanaman apel, tomat, kentang dan padi
(Alfian 2006). Penggunaan produk pertanian yang tercemar merkuri sebagai
pakan ternak menyebabkan transfer merkuri dari pakan ke dalam tubuh hewan
ternak, yang jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat terakumulasi dalam
tubuh hewan ternak. Menurut EFSA (2012b), kadar merkuri pada pakan berkisar
0.01-0.03 mg/kg.
Tabel 14 Perbandingan kadar minimum, maksimum dan rerata kadmium dari data
pustaka dengan batas maksimum (BM) kadmium berdasarkan Perka
BPOM No 23 Tahun 2017
Kadar Kadmium (mg/kg)
No Kelompok Pangan
Minimum Maksimum Rerata ± SD** BM
1 Serealia dan olahannya 0.01 0.1 0.0375 ± 0.0233 0.05
2 Umbi-umbian dan olahannya 0 0.078 0.0259 ± 0.0257 0.05
3 Kacang, biji dan olahannya - - - 0.05
4 Sayur dan olahannya 0 0.6125 0.0925 ± 0.1478 0.05
5 Buah dan olahannya 0 0.0155 0.0084 ± 0.0067 0.05
6 Daging dan olahannya 0 0.12 0.0423 ± 0.04 0.05
7 Jeroan dan olahannya 0 0.86 0.1235 ± 0.1849 0.05
8 Ikan, hewan laut dan olahannya 0 1.45 0.1568 ± 0.2489 0.1
9 Telur dan olahannya - - - 0.1
9 Susu dan olahannya 0.0048 0.07 0.0206 ± 0.0226 0.05
10 Minyak, lemak dan olahannya 0.0001 0.0005 0.00036 ± 0.0001 0.1
11 Gula, sirup dan konfeksionari 0.03 0.03 0.03 ± 0 0.05
12 Bumbu dan olahannya 0.002 0.002 0.002 ± 0 0.5
13 Minuman 0.0025 0.0053 0.0033 ± 0.0013 0.2
14 Makanan komposit - - - 0.05
15 Air 0 0.11 0.012 ± 0.0243 0.03
16 Suplemen dan jamu - - - 0.2
Keterangan: (-) = tidak tersedia, *Standar Deviasi
Tabel 15 Perbandingan kadar minimum, maksimum dan rerata timah dari data
pustaka dengan batas maksimum (BM) timah berdasarkan Perka BPOM
No 23 Tahun 2017
Kadar Timah (mg/kg)
No Kelompok Pangan
Minimum Maksimum Rerata ± SD* BM
1 Serealia dan olahannya 6.6779 8.1854 7.3468 ± 0.6549 250
2 Umbi-umbian dan olahannya - - - 250
3 Kacang, biji dan olahannya - - - 250
4 Sayur dan olahannya 1.1115 1.9185 1.4799 ± 0.3598 250
5 Buah dan olahannya 40.9649 343.7587 183.008 ± 145.923 250
6 Daging dan olahannya - - - 250
7 Jeroan dan olahannya - - - 250
8 Ikan, hewan laut dan olahannya 63.9 380.8682 163.427 ± 117.985 250
9 Telur dan olahannya - - - 250
9 Susu dan olahannya 25.16 47.44 36.09 ± 10.837 100
10 Minyak, lemak dan olahannya - - - 250
11 Gula, sirup dan konfeksionari - - - 250
12 Bumbu dan olahannya 1.7 3.11 2.405 ± 0.997 250
13 Minuman 6.5532 6.5532 6.5532 ± 0 100
14 Makanan komposit - - - -
15 Air - - - -
16 Suplemen dan jamu - - - -
Keterangan: (-) = tidak tersedia, *Standar Deviasi
30
Tabel 16 Perbandingan kadar minimum, maksimu dan rerata dari data pustaka
dengan batas maksimum (BM) arsen berdasarkan Perka BPOM No 23
Tahun 2017
Kadar Arsen (mg/kg)
No Kelompok Pangan
Minimum Maksimum Rerata ± SD* BM
1 Serealia dan olahannya - - - 0.1
2 Umbi-umbian dan olahannya 0 0 0 0.15
3 Kacang, biji dan olahannya - - - 0.15
4 Sayur dan olahannya 0.294 0.696 0.4358 ± 0.1785 0.15
5 Buah dan olahannya 0.274 0.274 0.294 ± 0 0.15
6 Daging dan olahannya 0.346 0.35744 0.3517 ± 0.008 0.25
7 Jeroan dan olahannya 0 0 0 0.25
8 Ikan, hewan laut dan 0.000088 0.0166 0.0075 ± 0.0065 0.25
olahannya
9 Telur dan olahannya - - - 0.25
10 Susu dan olahannya 0.003 0.011 0.00833 ± 0.00462 0.1
111 Minyak, lemak dan olahannya - - - 0.1
12 Gula, sirup dan konfeksionari - - - 1
13 Bumbu dan olahannya 0.001 0.042 0.01033 ± 0.0166 0.15
14 Minuman - - - 0.1
15 Makanan komposit - - - 0.25
16 Air - - - 0.01
17 Suplemen dan jamu - - - 0.02
Keterangan: (-) = tidak tersedia, *Standar Deviasi
Tabel 17 Perbandingan nilai paparan timbal hasil penelitian ini dengan beberapa
kajian paparan lainnya.
Rerata Paparan (µg/kg berat badan/hari)
Kelompok Penelitian ini Indonesia Eropa Australia
No
Usia Rer- (Kemenkes, (EFSA, (FSANZ,
Min Maks BM*
ata 2016) 2012a) 2011)
1 Balita 1.20 43.37 10.97 13.15 1.0054 - 3.2638 0.73 - 1.09 0.22-0.24
(0-59 bln) (0-35 bln) (bayi) (9 bln)
1.0577 - 3.6762 1.10 - 1.54 0.26-0.27
(36-59 bln) (balita) (2-5 thn)
2 Anak 0.99 845.4 7.85 9.89 0.6926 - 2.6207 0.87 - 1.18 0.16-0.17
(5-12 thn) (6-12thn)
3 Remaja 0.53 881.9 4.92 6.24 0.4444 - 1.7016 0.46 - 0.63 0.12
(13-18 thn) (13-16 thn)
4 Dewasa 0.35 1056.8 4.52 5.47 0.4215 - 1.5145 0.43 - 0.57 0.12-0.13
(19-55 thn) (≥17 thn)
6 Lanjut usia 0.19 926.4 4.27 5.27 0.3332 - 1.3878 0.42 - 0.55 -
(>55 thn)
7 Seluruh usia 0.39 975.11 4.78 5.85 0.4724 - 1.7355 0.58 - 0.78 -
Keterangan: *Asumsi batas maksimum timbal berdasarkan Perka BPOM No 23 Tahun 2017
sebagai kadar timbal
Kelompok usia 0-59 bulan memiliki nilai paparan merkuri tertinggi. Kemenkes
(2016) menunjukkan hal yang sama dimana kelompok balita (36-59 bulan)
memiliki kisaran rerata nilai paparan merkuri sebesar 0.0473 – 0.0580 µg/kg berat
badan/hari. Kajian paparan di Jinju, China juga menunjukkan nilai paparan
merkuri anak-anak (0.11-0.84 µg/kg berat badan/hari) lebih tinggi dibandingkan
nilai paparan merkuri dewasa (0.05-0.46 µg/kg berat badan/hari) (Sun et al.
2011). Menurut O’Reilly et al. (2010), paparan merkuri pada janin dapat
menyebabkan penurunan nilai IQ yang menyebabkan berkurangnya kemampuan
dalam mengingat, menyimak, bahasa dan kognisi spasial. Tabel 18 menunjukkan
perbandingan nilai rerata paparan merkuri penelitian ini hampir sama dengan
paparan eropa, namun lebih tinggi 20-30 kali dari paparan Kemenkes 2014 dan
10-100 kali dari paparan Australia.
Tabel 18 Perbandingan nilai paparan merkuri hasil penelitian ini dengan beberapa
kajian paparan lainnya
Paparan Merkuri (µg/kg berat badan/hari)
Kelompok Penelitian ini Indonesia Eropa Australia
No
Usia Re- BM (Kemenkes (EFSA (FSANZ
Min Max
rata * 2014b) 2012b) 2011)
1 Bayi 0.09 10.93 1.19 2.69 0.0346-0.0442 0.27-1.31 0.01
(0-59 bln) (0-35 bln) (9 bln)
0.0473-0.058 0.08
(36-59 bln) (2-5 thn)
2 Anak 0.05 8.03 0.85 1.95 0.0381-0.0451 0.24-0.89 0.06
(5-12 thn) (6-12 thn)
Tabel 20 Perbandingan nilai paparan timah hasil penelitian ini dengan beberapa
kajian paparan lainnya
Rerata Paparan (µg/kg bb/hari)
Penelitian ini Inggris
Kelompok Australia
No (UK FSA 2004
Usia (FSANZ
Min Maks Rerata BM* dalam FAO/WHO
2002)
2006)
1 Balita (0-59 37.61 137.80 72.38 2340.36 8.7-9 70
bln) (9 bln)
31-32
(2 thn)
2 Anak (5-12 20.59 104.10 47.52 1397.35 9.1-9.6 38
thn) (wanita)
11
(pria)
3 Remaja 11.70 63.58 28.22 814.59 - -
(13-18 thn)
4 Dewasa 11.70 64.65 28.49 688.18 8.8-9.4 20
(19-55 thn) (pria)
9-9.6
(wanita)
6 Lanjut usia 12.78 71.27 31.31 758.41 -
17
(>55 thn)
7 Seluruh usia 12.60 68.22 30.30 765.66 -
Keterangan: *Asumsi batas maksimum timah berdasarkan Perka BPOM No 23 Tahun 2017
sebagai kadar timah
Tabel 21 Perbandingan nilai paparan arsen hasil penelitian ini dengan beberapa
kajian paparan lainnya.
Rerata Paparan (µg/kg bb/hari)
Kelompok Penelitian ini Indonesia Eropa Australia
No
Usia (Kemenkes (EFSA (FSANZ
Min Maks Rerata BM*
2014) 2014) 2011)
1 Balita 1.12 1.80 1.36 7.81 2.0775-2.7261 0.24-1.37 0.63-0.99
(0-59 bln) (0-35 bln) (bayi) (9 bln)
2.9957-3.7167 0.32-1.17 1-1.39
(36-59 bln) (balita) (2-5 thn)
2 Anak 0.86 1.39 1.06 5.33 2.4018-2.9143 0.2-0.87 0.67-0.89
(5-12 thn) (6-12thn)
3 Remaja 0.56 0.97 0.71 3.20 1.4642-1.7960 0.12-0.48 0.46-0.61
(13-18 thn) (13-16
thn)
4 Dewasa 0.55 1.01 0.71 2.68 1.3564-1.6502 0.11-0.38 0.41-0.55
(19-55 thn) (≥17 thn)
6 Lanjut usia 0.52 1.03 0.70 2.54 1.2794-1.6502 0.09-0.34 -
(>55 thn)
7 Seluruh usia 0.57 1.04 0.74 2.91 1.5294-1.8680 - -
Keterangan: *Asumsi batas maksimum arsen berdasarkan Perka BPOM No 23 Tahun 2017
sebagai kadar arsen
35
anak-anak (136 %PTWI), sedangkan pada logam merkuri dan kadmium nilai
risiko tergolong rendah. Kajian paparan lain yang dilakukan Cid et al. (2008)
menunjukan nilai risiko paparan logam berat di Catalonia, Spanyol berisiko tinggi
untuk arsen yaitu sebesar 174 %PTWI dan berisiko rendah pada logam kadmium,
merkuri dan timbal yaitu sebesar 16.8% PTMI, 31.53 %PTWI dan 18.05 %
PTWI. Nilai risiko paparan logam berat timbal, merkuri, kadmium dan arsen
berdasarkan batas maksimum regulasi berisiko tinggi pada semua kelompok usia.
Pada logam timah risiko tinggi hanya pada kelompok balita (0-59 bulan).
Tabel 23 Penurunan nilai IQ pada balita dan anak-anak berdasarkan nilai paparan
rerata dari pustaka dan asumsi kadar timbal berdasarkan batas maksimum
(BM) Perka BPON No 23 Tahun 2017.
Nilai Paparan timbal berdasarkan kadar
Kelompok Usia Penurunan IQ
rerata timbal dari pustaka(µg/kg bb/hari)
Balita (0-59 bulan)
Rerata 10.97 4.27
BM Regulasi 13.15 5.16
Anak-anak (5-12 tahun)
Rerata 7.85 7.19
BM Regulasi 9.89 9.06
untuk arsen dan merkuri pangan yang paling berkontribusi adalah ikan dan
kekerangan (Cid et al. 2008).
Gambar 6 menunjukkan perbandingan kontribusi kelompok pangan
terhadap paparan timbal pada penelitian ini berbeda dengan kajian paparan lain.
Sumber pencemaran timbal yang bervariasi dan tingkat konsumsi kelompok
pangan yang berbeda-beda di tiap negara memungkinkan terjadinya perbedaan
kelompok pangan yang berkontribusi pada paparan timbal.
10 14 21 7 53
FSANZ (2011)*
7 16.3 8.4 10.6 17 40.7
EFSA (2012a)
52.31 10.27 6.27 9.65 21.5
Kemenkes (2016)
12.42 24.25 13.74 32.59 17
Penelitian ini
100
Kemenkes (2016)
70
11 19
FSANZ (2011)*
98.06 1.94
Kemenkes (2016)
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Simpulan
Saran
Adanya keterbatasan pada penelitian ini dalam data kadar logam berat yang
diambil dari pustaka online dan data tingkat konsumsi dari laporan SKMI 2014
terbatas pada nilai rerata konsumsi per orang perhari. Perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut sebagai verifikasi hasil kajian ini menggunakan kajian paparan dengan
pendekatan probabilistik dengan ketepatan hasil yang lebih baik. Hasil kajian ini
dapat digunakan untuk prediksi awal tingkat risiko kesehatan masyarakat
Indonesia terhadap paparan logam berat dari pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Adila M, Laz T, Yunita E. 2014. Kadar Unsur Timbal pada Tanaman Kangkung
di Tiga Pasar Tradisional Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Al-
Kauniyah Jurnal Biologi 7(2): 99-105. Jakarta (ID): Univeritas Islam Negeri
Syarif Hidayahtullah.
Adiwiyono R. 2016. Studi Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Ikan,
Krustasea dan Moluska di Pantai Utara Bangkalan, Madura [skripsi].
Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Affriani J. 2009. Analisis Kadar Logam Timbal (Pb) dalam Mi Instan Secara
Spektofotometri Serapan Atom [karya ilmiah]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Agustiawan R. 2014. Studi Logam Berat Timbal (Pb) Pada Ikan Gelama (Jognius
spp.) dan Kerang Bambu (Ensis sp) di Perairan Lumpur Gresik [skripsi].
Surabaya (ID): Universitas Airlangga.
Agustina T. 2014. Kontaminasi Logam Berat pada Makanan dan Dampaknya
pada Kesehatan. Teknobuga 1(1):53-65.
Ahmad NI, Noh MFM, Mahiyuddin WEW, Jafar G, Ishak I, Azmi WNFW, Veloo
Y, Hairi MH. 2015. Mercury Levels of Marine Fish Commonly Consumed
in Peninsular Malaysia. Environmental Science and Pollution Research
22(5): 3672-3686. doi: 10.1007/s11356-014-3538-8.
Akbar DA. 2013. Analisis Logam Berat Timbal (Pb) dalam Sarden Kemasan
Kaleng yang Masa Berlakunya akan habis Kurang dari Dua Bulan [skripsi].
Bandung (ID): Universitas Kristen Maranatha.
Aksari YD. 2016. Konsentrasi Logam Berat dan Bioekologi Ikan Sapu-Sapu,
Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855) Di Sungai Ciliwung [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Al’Amin, Raza’I TS, Wilian N. 2015. Analsis Kandungan Logam Berat Timbal
(Pb) dan Kadmium (Cd) Pada Kepiting Ranjungan (Portunus pelagicus) Di
Perairan Teluk Riau Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau [laporan
penelitian]. Tanjungpinang (ID): Universitas Maritim Raja Ali Hadi.
Alfian Z. 2005. Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang
Diperoleh dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom.
Jurnal Sains Kimia 9(2): 73-76.
41
Alfian, Z. 2006. Merkuri: Antra Manfaat dan Efek Penggunaan bagi Kesehatan
Manusia dan Lingkungan [Internet]. [diacu 2016 Juni 7]. Tersedia dari:
http://library.usu.ac.id/download/e-book/zul%20alfian.pdf
Ali NA. 2017. Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Di
Perairan Biringkassi Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan [skripsi].
Makasar (ID): Universitas Islam Negeri Alauddin.
Alim DH. 2014. Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Air, Sedimen, dan
Rumput Laut Sargassum polycystum di Perairan Pulau Pari Kepulauan
Seribu [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Amansyah M, Syarif AN. 2014. Analisis Kandungan Logam Berat pada Kerang
Ana Dara dari Daerah Hilir Sungai Jeneberang. Al-Sihah Public Health
Science Journal VI(2): 85-98. `
Amin B, Galib M, Nurrachmi I. 2009. Evaluasi Tingkat Pencemaran Logam Berat
di Perairan Dumai dengan Pendekatan Indeks Pencemaran dan Standars
Quality Guidelines [laporan penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Amnur, Arifin. 2005. Korelasi Kandungan Logam Berat (Pb dan Cd) pada
Rajungan (Portunus pelagicus) dan Sedimen di Perairan Pantai Dumai Barat
Riau [laporan penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Amriani, Hendrarto B, Hadiyarto A. 2011. Bioakumulasi Logam Berat Timbal
(Pb) dan Seng (Zn) pada Kerang Darah (Anadara granosa L.) dan Kerang
Bakau (Polymesoda bengalensis L.) di Perairan Teluk Kendari. Jurnal Ilmu
Lingkungan 9(2): 45-50.
Anas. 2014. Analisis Kandungan Merkuri Pada Air Sungai Dan Ikan Akibat
Tambang Emas Tradisional Serta Tata Cara Penggunaan Merkuri Oleh
Penambang Emas Di Desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten
Mandailing Natal [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Andayasari F. 2009. Satus Kecemaran Tanah oleh Kadmium pada Lahan
Budidaya Sawi Putih du Sentra Produksi Holtikultura Lembang Jawa Barat
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Andrew, Sirehar YI, Efriyeldi. 2004. Kandungan Logam Berat Pb, Cu, Zn Pada
Daging dan Cangkang Kerang Hijau (Perna Viridis) di Perairan Tanjung
Balai Asahan [laporan penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Anggraeny YA. 2010. Analisis Kandungan Logam Berat Pb, Cd dan Hg Pada
Kerang Darah (Anadara granosa) Di Perairan Bojonegara, Kecamatan
Bojonegara Kabupaten Serang [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Anggraini D. 2016. Kajian Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) dan
Kromium (Cr) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata), Kerang Darah
(Anadara granosa), dan Kerang Hijau (Perna Viridis) Di Pesisir Teluk
Lampung Secara Spektrofotometri Serapan Atom [skripsi]. Lampung (ID):
Universitas Lampung.
Anggriana D. 2011. Analisis Cemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium
(Cd) Pada Air Sumur Di Kawasan PT Kima Dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) [skripsi]. Makasar (ID): Universitas
Islam Negeri Alauddin.
Angkat IF. 2013. Analisa Kandungan Timbal (Pb) pada Terasi Bermerek Dan
Terasi Hasil Olahan Industri Rumah Tangga Yang Dijual di Beberapa Pasar
42
Diperoleh dari Tpi Tambak Lorok Semarang. Jurnal Ilmu Farmasi dan
Farmasi Klinik 5(1): 14-16.
Budiarti A, Susanti RY. 2008. Analisis Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg),
Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Ikan Baung (Hemiarius stornii) yang
Diperoleh dari Sungai Kahayan Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Farmasi
dan Farmasi Klinik 5(1): 31-33.
Budiarti A, Listyowati, Soenoko HR. 2010. Analisis Kadar Timbal (Pb) dan
Merkuri (Hg) Pada Ikan Pindang Salem (Scomber australasicus) Yang
Diperoleh Dari Tiga Pasar Tradisional Terbesar Di Kota Semarang [laporan
penelitian]. Semarang (ID): Universitas Wahid Hasyim.
Budiman BTP, Dhahiyat Y, Hamdan H. 2012. Bioakumulasi Logam Berat Pb
(Timbal) dan Cd (Kadmium) Pada Daging Ikan yang Tertangkap di Sungai
Citarum Hulu. Jurnal Perikanan dan Kelautan 3(4): 261-270.
Cahyani N, Batu DFTL. 2016. Kandungan Logam Berat Pb, Hg, Cd, dan Cu pada
Daging Ikan Rejung (Sillago sihama) di Estuari Sungai Donan Cilacap Jawa
Tengah. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 19(3): 267-276. doi:
10.17844/jphpi.2016.19.3.267
Cahyanto HA. 2015. Kandungan Logam Berat dalam Bahan Baku Produk
Rempah Dari Pasar di Kota Pontianak. Majalah Biam 11(2): 57-62.
Candra YA. 2017. Kandunga Kadmiym (Cd), Seng (Zn) dan Merkuri (Hg) Pada
Udang Ronggeng Harpiosquilla harpac (Stomatopoda) Di Perairan Laut
Utara Jawa Timur Wilayah Kabupaten Tuban Gresik dan Sampang [skripsi].
Surabaya (ID): Universitas Airlangga.
Canfield RL, Jusko TA, Kordas K. 2005. Environmental Lead Exposure and
Children’s Cognitive Function. Riv Ital Pediatr. 31(6): 293-300
Chan M. 2007. Analisis Pencemaran Logam Timbal, Kadmium, Dan Merkuri
Dalam Cumi-Cumi ( Loligo Sp. ) di Laut Belawan Secara Spektrofotometri
Serapan Atom [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Chairunisa. 2013. Uji Kualitas Minyak Goreng Pada Pedagang Gorengan di
Sekitar Kampus UIN Syarid Hidayatullah Jakarta [skripsi]. Jakarta (ID):
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Chandra D. 2012. Studi Tentang Kandungan Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd)
dalam Wortel (Daucus carota L.) di Pasar Kota Medan secara
Spektrofotometri Serapan Atom [skripsi]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Charisma AM. 2014. Kontaminasi Kandungan Pb, Cd, Cu, dan Zn Pada Beberapa
Jenis Ikan yang Ditangkap di Selat Madura Bagian Barat Serta Batas Aman
Konsumsinya [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Airlangga.
Cid RM, Llobet JM, Castell V, Domingo JL. Dietary Intake of Arsenic, Cadmium,
Mercury, and Lead by the Population of Catalonia, Spain. Biological Traxe
Element Research. 125(2): 120-132. doi: 10.1007/s12011-008-8162-3.
Codex Alimentarius. 2016. General Standar for Contaminants and Toxin in Food
and Feed (Codex Stan 193-1995). Roma: FAO/WHO.
Dahlifa, Indrawati E. 2016. Bioakumulasi Logam Berat Timbal Pada Berbagai
Ukuran Kerang Corbicula javanica Di Sungai Maros. Prosiding Seminar
Nasional Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI. Semarang (ID):
Universitas Diponegoro.
45
Dalimunthe LS. 2014. Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) pada Ikan Cencen
(Mystacoleucus Marginatus) di Sungai Batang Gadis Kabupaten Mandailing
Natal [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Damayanti. 2004. Studi Pencemaran Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Fe dan Hg) pada
Daun SIngkong di Daerah Pengolahan Emas Tanpa Izin, Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Darmin H, Liong S, Kasim AH. 2013. Analisis Logam Berat Timbal (Pb) dan
Kadmium (Cd) Dalam Kerang Yang Beredar Di Pasar Tradisional
Kotamadya Makassar [laporan penelitian]. Makasar (ID): Universitas
Hasanuddin.
Dewa RP, Hadinoto S, Torry FR. 2015. Analisa Kandungan Timbal (Pb) dan
Kadmium (Cd) Pada Air Minum Dalam Kemasan di Kota Ambon. Majalah
Biam 11(2): 76-82.
Djohan, Tabbu CR. 2015. Akumulasi Timah Hitam dalam Daging dan Tulang
Ayam Kampung dan Ayam Negeri. Jurnal Veteriner 16(4): 542-552. doi:
10.19087/jveteriner.2015.16.4.542.
Duffus JH. 2002. Heavy Metals – A Meaningless Term? (IUPAC Technical
Report). Pure Appl Chem 74(5): 793-807. Schotland (UK): The Edinburgh
Centre for Toxicology.
Dwiloka B, Atmomarsono B. 2007. Kandungan Logam Berat pada Daging Dada
dan Paha Ayam Broiler yang Dipelihara dengan Sistem Kandang Panggung
Setelah Direbus dan Dikukus. Simposium Nasional dan Pameran APISORA
2010.
Dwiyitno, Aji N, Indriati N. 2006. Residu Logam Berat pada Ikan dan Kualitas
Lingkungan Perairan Muara Sungai Barito Kalimantan Selatan. Jurnal
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 3(2): 147-155.
[EFSA] European Food Safety Authority. 2010. EFSA Panel on Contaminants in
The Food Chain (CONTAM). Scientific opinion. Panama: EFSA.
[EFSA] European Food Safety Authority. 2012a. Lead dietary exposure in the
European population. Scientific report of EFSA. Panama: EFSA.
[EFSA] European Food Safety Authority. 2012b. Mercury dietary exposure in the
European population. Scientific report of EFSA. Panama: EFSA.
[EFSA] European Food Safety Authority. 2012c. Cadmium dietary exposure in the
European population. Scientific report of EFSA. Panama: EFSA.
[EFSA] European Food Safety Authority. 2014. Dietary Exposure to Inorganic
Arsenic in the European Population. Scientific report of EFSA. Panama:
EFSA.
[EFSA] European Food Safety Authority. 2017. Dietary Reference Values for
Nutrients. Technical report of EFSA. Panama: EFSA.
[EPA] U.S. Environmental Protection Agency. 2011. Exposure Factors
Handbook. Washington (US): National Center for Environmental
Assessment.
Emawati E, Aprianto R, Musfiroh I. 2015. Analisis Timbal dalam Kerang Hijau,
Kerang Bulu, dan Sedimen di Teluk Jakarta. Indonesian Journal of
Pharmaceutical Science and Technology 2(3): 105-111.
Erdayanti P, Hanifah TA, Anita S. 2015. Analisis Kandungan Logam Timbal pada
Sayur Kangkung dan Bayam di Jalan Kartama Pekanbaru secara
46
Ginting FM. 2010. Analisis Cemaran Logam Berat Pb dan Cd Pada Sotong (Sepia
Sp) Berdasarkan Variasi Ukuran secara Spektrofotometri Serapan Atom
[skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Ginting EM. 2016. Analisis Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd), Merkuri
(Hg), dan Timbal (Pb) Pada Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Dan Rajungan
(Portunus Pelagicus) Yang Dijual Di Tpi (Tempat Pelelangan Ikan) Bagan
Deli Belawan Medan Tahun 2016 [skripsi]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Ginting YF. 2016. Analisis Kandungan Kadmium, Tembaga dan Timbal pada
Daging Ikan Baung (Mystus nemurus) di Sungai Belumai Kabupaten Deli
Serdang Secara Spektrofotometri Serapan Atom. [Skripsi], Universitas
Sumatera Utara.
Gunawan T, Anita S, Itnawita. 2014. Analisis Kandungan Logam Fe, Sn dan Pb
Dalam Ikan Sarden Kemasan Kaleng [laporan penelitian]. Pekanbaru (ID):
Kampus Bina Widya.
Gunawan. 2015. Kualitas Ternak Sapi Potong Sekitar Tambang Nikel di
Kabupaten Halmahera Timur [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Gusnita D. 2012. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Udara dan Upaya
Penghapusan Bensin Bertimbal. Berita Dirgantara 13(3): 95-101.
Hadi MC. 2013. Bahaya Merkuri di Lingkungan Kita. Jurnal Skala Husada 10(2):
175-183.
Hafiluddin, Zainuri M, Wahyudi SR. 2012. Analisis Kandungan Gizi dan Logam
Berat Ikan Belanak (Mugil sp.) di Sekitar Perairan Socah. Jurnal Kelautan
5(2): 132-141.
Hakim AL. 2016. Bioakumulasi Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Udang Windu
(Panaeus monodon) di Tambak Tradisional Kecamatan Jabon Kabupaten
Sidoarjo [skripsi]. Surabaya (ID): Unversitas Airlangga
Harahap H. 2004. Pengaruh Pencemaran Timbal dari Kendaraan Bermotor dan
Tanah Terhadap Tanaman dan Muti Teh [disertasi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Harahap ARI. 2015. Penentuan Kadar Ion Besi (Fe3+), Kadmium (Cd2+), dan Seng
(Zn2+) Pada Air Minum Desa Sukatendel, Desa Surbakti, Dan Desa Ndokum
Siroga Kabupaten Karo Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA) [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Hardianti R, Anita S, Hanifa TA. 2017. Analisis Logam Berat Timbal (II)
Kadmium (II) Dan Kromium (VI) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata
sp) Di Perairan Dumai [laporan penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas
Riau.
Hardinawati. 2017. Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Hati,
Daging dan Kulit Ikan Baronang Di Pulau Lae-Lae [skripsi]. Makasar (ID):
Universitas Islam Negeri Alauddin.
Harlia E, Astuti Y, Marlina ET. 2010. Deteksi Logam Berat Kadmium (Cd) dalam
Hati Ayam Buras dan Upaya Reduksi secara Fisik (Penggorengan) dan
Kimiawi (Pengginaan Filtrat Belimbing Wuluh). Lokakarya Nasional
Keamanan Pangan Produk Peternakan. Bandung (ID): Universitas
Padjadjaran.
49
Jigam AA.Dauda BEN, Jimoh T, Yusuf HN, Umar ZT. 2011. Determination of
Copper, Zinc, Lead and Some Biochemical Parameters in Fresh Cow Milk
from Different Locations in Niger State, Nigeria. African Journal of Food
Scirnce 5(3): 156-160.
Johari HS. 2009. Analisis Pencemaran Logam Berat Cu, Cd dan Pb Di Perairan
Kabupaten Seribu Provinsi DKI Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Jouhadi Z, Bensabbahia S, Chafiq F, Oukkache B, Guebessi NB, Abdellah EA,
Najib J. 2016. Lead Poisioning in Children: A Case Report. PanAfrican
Medical Journal 24(316). doi:10.11604/pamj.2016.24.316.10352.
Jumiati. 2017. Akumulasi Logam Timbal (Pb) Pada Tiram Crassostrea sp. dan
Hubungannya dengan Parameter Lingkungan Laut di Perairan Kecamatan
Barru Kabupaten Barru [skripsi]. Makasar (ID): Universitas Hasanuddin.
Kafiar FP. 2013. Analisa Pencemaran Bahan Toksik Timbal (Pb) dan Kadmium
(Cd) pada Ternak Sapi Potong di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sampah Putri Cempo Surakarta [tesis]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas
Maret.
Karmila S. 2011. Kandungan Mineral, Vitamin A, B12, dan Komponen Bioaktif
Sotong (Sepia recurvirostra) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Katipana DD. 2015. Uji Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Kangkung
Air (Ipomea aqutica F) di Kampus UNPATTI POKA. Jurnal Biopendix
1(2): 143-149. Ambon (ID): Universitas Pattimura,
Kartini AN. 2011. Analisis Kandungan Seng dan Timbal Dalam Susu Kental
Manis Kemasan Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom [skripsi].
Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta.
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan. 2014a. Survey Konsummsi Makanan
Individu. Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu
Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbitan Litbangkes.
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan. 2014b. Analisis Cemaran Kimia Makanan.
Buku Studi Diet Total: Analisis Cemaran Kimia Makanan. Jakarta (ID):
Lembaga Penerbitan Litbangkes.
Kesuma L. 2016. Analisis Cemaran Timbal, Kadmium dan Tembaga Pada Es
Balok Secara Spektrofotometri Serapan Atom [skripsi]. Medan (ID):
Universitas Sumatera Utara.
Khaisar O. 2006. Kandungan Timah Hitam (Pb) dan Kadmium (Cd) dalam Air,
Sedimen dan Bioakumulasi serta Respon Histopatologis Organ Ilkan Alu-
Alu (Sphyraena barracuda) di Perairan Teluk Jakarta [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Khalifa MA. 2014. Kondisi Habitat dan Kehidupan Pesut (Orcaella brevirostris)
Di Teluk Banten [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Komala R. 2010. Analisis Ekobiologi Sebagai Dasar Pengelolaan Sumberdaya
Kerang Darah (Anadara Granosa) di Teluk Lada Perairan Selat Sunda
[disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
52
Komari N, Irawati U, Novita E. 2013. Kandungan Kadmium dan Seng pada Ikan
Baung (Hemibagrus nemurus) di Perairan Trisakti Banjarmasin Kalimantan
Selatan. Jurnal Sains dan Terapan Kimia 7(1): 42-49.
Kulsum U. 2012. Kandunga Logam Berat Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr)
Sera Protein Kerang Air Tawar (Anadonta woodiana Lea.) di Satker PBIAT
Janti Klaten [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.
Kuntoro B, Maheswari RRA, Nuraini H. 2012. Analisa Cemaran Residu Logam
Berat dan Residu Pestisida Organofosfat pada Daging, Hati dan Ginjal Sapi.
Jurnal Peternakan 9(2): 55-67.
Kusuma I. 2014. Kandungan Logam Berat Pb, Cu, Cd, dan Hg Pada Kerang
Darah Anadara granosa (Linnaeus, 1758) Di Perairan Pesisir Kabupaten
Tangerang [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kusumaningrum HP, Herusugondo, Zainuri M, Raharjo B. 2012. Analisis
Kandungan Kadmium (Cd) dalam Tanaman Bawang Merah dari Tegal.
Jurnal Sains dan Matematika 20(4): 98-102.
Kusumaningtiyas F. 2015. Kandungan Logam Berat Kadmiym (Cd) Pada Ikan
Nila (Oreochromis niloticus), Air dan Sedimen Serta Kualitas Air Di Rowo
Jombor Klaten [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.
Kwon YM, Lee HS, Yoon DC, Kim CH, Kim GS, Kim JA,…, Choi DW. 2009.
Dietary Exposure and Risk Assessment of Mercury from the Korean Total
Diet Study. Journal Toxicology and Environmental Health A(72): 21-22.
doi: 10.1080/15287390903213061.
Lahati S, Hartoko A, Haeruddin, Suprapto D. 2016. Biokonsentrasi Logam
Plumbum (Pb) Pada Berbagai Ukuran Panjang Cangkang Kerang Hijau
(Perna viridis) Dari Perairan Teluk Semarang. Prosiding Seminar Nasional
Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI. Semarang (ID):
Universitas Diponegoro.
Laili R. 2016. Penentuan Kadar Logam Timbal (Pb) dalam Kangkung secara
Spektroskopi Serapan Atom (SSA) dengan Variasi Metode Destruksi Basah
dan Zat Pengoksidasi [skripsi]. Malang (ID): Universita Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Lanphear BP, Dietrich KM, Auinger P, Cox C. 2000. Cognitive deficits associated
with blood lead concentrations < 10 microg/dL in US children and
adolescents. Public Health Rep. 9: 115-521.
Lestari AP, Utami PU, Rahayu WS. 2010. Identifikasi Cemaran Timbal pada
Wortel (Dautus carota L.) Organik dan Anorganik dengan Metode
Spektrifotometri Serapan Atom. Jurnal Pharmacy 7(3): 84-92. Purwokerto
(ID): Universitas Muhamadiyah Purwokerto.
Lindawanti. 2017. Absorbsi Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Cumi-Cumi
(Loligo sp) di Pulau Lae-Lae [skripsi]. Makasar (ID): Universitas Islam
Negeri Alauddin.
Liu P, Wang CN, Song XY, Wu YN. 2010. Dietary intake of lead and cadmium
by children and adults – Result calculated from dietary recall and available
lead/cadmium level in food in comparison to result from food duplicate diet
method. Internasional Jurnal of Hygiene and Environmental Health 213(6)
hal. 450-457. doi: 10.1016/j.ijheh.2010.07.002.
53
Marisa. 2012. Penetapan Kadar Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) Pada Garam Yang
Beredar Dipasaran Secara Spektrofotometri Serapan Atom [skripsi]. Medan
(ID): Universitas Sumatera Utara.
Martuti NKT, Sanjivanie HA, Ngabekti S. 2016. Bioakumulasi Kadmium Pada
Ikan Bandeng di Tambak Dukuh Tapak Semarang. Jurnal MIPA 38(2): 92-
97.
Marwah RA, Supriharyono, Haeruddin. 20015. Analisis Konsentrasi Kadmium
(Cd) dan Timbal (Pb) pada Air dan Ikan dari Perairan Sungai Wakak
Kendal. Diponegoro Journal of Maquares 4(3): 37-41.
Melisa R, Basyuni M, Budiyulianto E. 2015. Analisis Kandungan Kadmium (Cd)
dan Timbal (Pb) Pada Air, Sedimen Dan Kerang Bulu (Anadara antiquata)
Di Perairan Pesisir Belawan Provinsi Sumatera Utara [laporan penelitian].
Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Micha R, Khatibzadeh S, Shi P, Andrews KG, Engell RE, Mozaffarian D. 2015.
Global, Regional and National Consumption of Major Food Groups In 1990
and 2010: A Systematic Analysis Including 266 Country-Specific Nutrition
Surveys Worldwide. BMJ Open. doi:10.1136/bmjopen-2015-008705.
Misgiyarta, Usmiati S. 2005. Status Tingkat Cemaran Logam Berat Pada Susu
Segar di Beberapa KUD di Jawa Barat. Seminar Nasional Prospek Industri
Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas 2020 308-315.
Misno, Nirmala A, Winardi. 2014. Kajian Penyebaran Limbah Logam Berat
Mangan (Mn) dan Timbal (Pb) Pada Air Tanah Bebas di Tempat
Pemrosesan Akhir (Tpa) Sampah Di Batu Layang Kota Pontianak [laporan
penelitian]. Pontianak (ID): UNTAN.
Muawanah, Sari N, Triana AK, Hendrianto. 2005. Kandungan Logam Berat Hg,
Pb, Cu dan Cd pada Kerang Darah (anadara granosa) di Perairan Teluk
Hurun Lampung Selatan. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur 4(2): 31-32.
Muhajir A. 2016. Studi Kandungan Logam Berat Kadmiym (Cd) Pada Kerang
Darah (Anadara granosa) Dari Beberapa Pasar Kota Malang [skripsi].
Malang (ID): Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Mulyani R. 2011. Kajian Mutu Produk Susu Pasteurisasi di Unit Pengolahan Susu
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Murtini JT, Ariyani F. 2005. Kandungan Logam Berat Kerang Darah (Anadara
granosa) dan Kualitas Perairan di Tanjung Pasir Jawa Barat. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia 11(8): 39-45.
Murtini JT, Paranginangin R. 2006. Kandungan Logam pada Kerang Kepah
(Meritrix meritrix) dan Air Laut di Perairan Banjarmasin. Jurnal Perikanan
VIII(2): 177-184.
Muslimah H. 2013. Akumulasi Logam Berat Pb, Cd, dan Hg Pada Kerang Bulu
(Anadara antiquata) dan Kerang Darah (Anadara granosa) di Perairan
Pantai Lekok Kabupaten Pasuruan [skripsi]. Malang (ID): Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Muzdaleni. 2011. Analisa Kandungan Logam Beray Pb dan Fe Dengan Metode
Spektrofotometri Serapa Atom Terhadap Ikan Sardine di Pekanbaru
[skripsi]. Pekanbaru (ID): Universitas Islam Negeru Sultan Syarif Kasim.
Naimin N. 2014. Analisis Kadar Timbal (Pb) Pada Kerang Darah (Anadara
granosa) Di Perairan Teluk Bone (Kab. Sinjai) Dengan Menggunakan
55
Pardi A, Raza’i TS, Viruly L. 2014. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada
Udang Putih (Penaeus merguiensis) Berdasarkan Tempat Penangkapan
Nelayan di Teluk Tanjungpinang Kepulauan Riau [skripsi]. Tanjungpinang
(ID): Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Parinduri BAK. 2016. Analisis Logam Timbal (Pb) dan Timah (Sn) Pada
Minuman Beralkohol Dengan Menggunakan Spektrofotometer Serapan
Atom. [Tugas Akhir]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Pasaribu IH. 2005. Kadar Timbal (Pb) pada Beberapa Tanaman Sayuran Sebelum
dan Sesudah Dimasak di Kota Medan dan Brastagi Tahun 2004 [skripsi].
Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Pasaribu R. 2011. Penentuan Kadar Logam Cadmium(Cd), Tembaga(Cu),
Crom(Cr), Besi(Fe), Nikel(Ni), Dan Zinkum (Zn) dari Beberapa Jenis
Kerang Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Medan (ID):
Universitas Sumatera Utara.
Pasaribu YN. 2016. Analisis Kandungan Timbal (Pb) Pada Permen dan Bungkus
Permen Yang Sering Dikonsumsi Oleh Anak-Anak Kecil Secara
Spektroskopi Serapan Atom (SSA) [skripsi]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Partogi MA, Purnomo PW, Suryanti. 2014. Distribusi Logam Berat Timbal (Pb)
dan Cadmium (Cd) di Sedimen, Air dan Bivalvia di Lingkungan Muara
Sungai Wiso Jepara. Diponegoro Journal of Maquares 3(4): 92-101.
Paundanan M, Riani E, Anwar S. 2015. Kontaminasi Logam Berat Merkuri (Hg)
Dan Timbal (Pb) Pada Air, Sedimen dan Ikan Selar Tetengkek (Megalaspis
cordyla L) di Teluk Palu Sulawesi Tengah. Jurnal Pengolahan Suberdaya
Alam dan Lingkungan 5(2): 161-168. doi: 10.19081/jpsl.5.2.161.
Payung FL, Ruslan, Birawada AB. 2013. Studi Kandungan Dan Distribusi Spasial
Logam Berat Timbal (Pb) Pada Sedimen Dan Kerang (Anadara Sp) Di
Wilayah Pesisir Kota Makassar [laporan penelitian]. Makasar (ID):
Universitas Hasanuddin.
Pertiwi PC, Yusuf W, Jati DR. 2015. Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada
Tanaman Kangkung Air (Ipomea aquatic) yang Tumbuh di TPA Sampah
Batu Layang Pontianak. Jurnal Mahasiswa Teknik Lingkungan UNTAN.
Pontianak (ID): Universitas Tanjungpura.
Prabowo R, Purwanto, Sunoko HR. 2016. Akumulasi Cadmium (Cd) Pada Ikan
Wader Merah (Puntius bramoides C.V) di Sungai Kaligarang. Jurnal MIPA
39(1): 1-10.
Pratama AG, Pribadi R, Maslukah L. 2012. Kandungan Logam Berat Pb dan Fe
pada Air, Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna viridis) Di Sungai Tapak
kelurahan Tugurejo Kecamatan Tugu Kota Semarang. Journal of Marine
Research 1(1): 118-122.
Prawita A, Murnitasari D, Daemawati A. 2008. Kandungan Logam Berat Timbal
(Pb), Kadmium (Cd), dan Tembaga (Cu) dalam air Kali Wonokromo.
Majalah Farmasi Airlangga 6(1): 29-31.
Priandoko DA, Parwanayoni NMS, Sundra IK. 2013. Kandungan Logam Berat
(Pb dan Cd) pada Sawi Hijau (Brassica rapa l. Subsp. Perviridis bailey) dan
Wortel (Daucus carrota L. Var. Sativa hoffin) yang Beredar di Pasar Kota
Denpasar. Jurnal Simbiosis 1(1): 9-20. Denpasar (ID): Universitas Udayana.
58
Priansyah Z, Amin B, Nedi S. 2012. The Content Of Heavy Metals Pb, Cu, Zn On
Several Types Of Mollusks In Waters Concong Luar Indragiri Hilir district
of Riau province [laporan penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Priatna DE, Purnomo T, Kuswanti N. 2016. Kadar Logam Berat Timbal (Pb) pada
Air dan Ikan Bader (Barbonymus gonionotus) di Sungai Brantas Wilayah
Mojokerto. Jurnal Lentera Bio 5(1): 48-53.
Prillya LT. 2016. Penentuan Kadar Logam Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), dan
Zink (Zn) di Dalam Produk Ikan Tuna Kemasan Kaleng Berdasarkan Waktu
Penyimpanan dengan Metode SpektrofotometriSerapan Atom (SSA)
[skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Priyanto N, Murtini JT. 2006. Kandungan Logam Berat pada Ikan yang Ditangkap
dari Muara Sungai Kahayan Kalimantan Tengah. Jurnal Pascapanen dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 1(2): 135-141.
Priyanto N, Dwiyitno, Ariyani F. 2008. Kandungan Logam Berat (Hg, Pb, Cd,
Dan Cu) pada Ikan, Air, dan Sedimen Di Waduk Cirata, Jawa Barat. Jurnal
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 3(1): 69-78.
Putra C, Siregae YI, Anita S. 2012. Kandungan Logam Beratkadmium (Cd) dan
Timbal (Pb) Pada Sedimen, Air dan Ikan Tembakul (Periophthalmus sp) Di
Perairan Dumai [laporan penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Putra PDS, Sulistiyani, Budiyono. 2016. Analisis Risiko Kandungan Timah Hitam
(Pb) pada Ikan Belanak di Sungai Tapak Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat 4(5): 85-93.
Putra RT. 2014. Perbedaan Jarak Terhadap Kandungan Logam Berat Timbal (Pb)
pada Bandeng (Chanos chanos) dan Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei) di Tambak Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kupang
Jabon Sidoarjo [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Airlangga.
Purba C, Ridlo A, Suprijanto J. 2014. Kandungan Logam Berat Cd pada Air,
Sedimen dan Daging Kerang Hijau (Perna Viridis) di Perairan Tanjung Mas
Semarang Utara. Journal of Marine Research 3(3): 285-293.
Purbonegoro T. 2014. Kajian Pencemaran Logam Berat (Hg, Cd, dan Pb) Di
Perairan Muara Kapuas Kalimantan Barat [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Purnama A. 2014. Risiko Kontaminasi Logam Berat pada Daging Sapi yang
Merumput dan Hidup di Areal Revegetasi Tambang [tesis]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Putri FI. 2010. Kandungan Logam Berat Hg, Cd, dan Pb Pada Kerang Darah
(Anadara granosa) Di Perairan Teluk Lada, Kabupaten Pandeglang Banten
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Putri WAE, Purwiyanto AIS. 2016. Cu dan Pb Dalam Ikan Juaro (Pangasius
polyuronodon) dan Sembilang (Paraplotosus albilabris) yang Tertangkap
Di Sungai Musi Bagian Hilir Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional
Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI. Palembang (ID):
Universitas Sriwijaya.
Rachmansyah, Tonnek S, Makmur, Kamaruddin, Atmomarsono M. 2005.
Distribusi Logam Berat Merkuri (Hg) di Kawasa Pesisir Teluk Ratatotok
Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara. Jurnal Penelitian Perikanan 11(5):
95-107.
59
Rachmawa AF. 2015. Analisis Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Kepah
(Polymesoda erosa) Di Perairan Kamal Kabupaten Bangkalan [skripsi].
Semarang (ID): Universitas Trunojoyo.
Rahmadani R. 2017. Kajian Kandungan Beberapa Logam Berat Pada Ikan
Kembung (Rastreliger kanagurta) di Pesisir Teluk Lampung Secara
Spektofotometru Serapan Atom [skripsi]. Lampung (ID): Universitas
Lampung.
Rahman A, Masmitra KD, Nurliani A. 2016. Analisis Kandungan Merkuri (Hg)
pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) Budidaya Keramba di Sekirar
Waduk Riam Kanan Kecamatan Aranio. Biodidaktika 11(2): 66-76.
Radyid R, Humairah, Zulharmitta. 2013. Analisis Kadmium (Cd), Seng (Zn) dan
Timbal (Pb) Pada Susu Kental Manis Kemasan Kaleng Secara
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Jurnal Farmasi Higea 5(1): 62-71.
Rambe H. 2012. Analisa Kadar Timbal (Pb) Pada Air Reservoir Sunggal Di Pdam
Tirtanadi Provinsi Sumatra Utara [karya ilmiah]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Resti A. 2016. Penentuan Kadar Logam Timbal (Pb) pada Duan Bayam
(Amaranthus spp.) Menggunakan Destruksi Basah secara Spektroskopi
Serapan Atom (SSA [skripsi]. Malang (ID): Universita Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Reuben A, Caspi A, Belsky W, Broadbent K, Harrington H, Sugden K, Houts
RM, Ramrakha S, Paulton R, Moffitt TE. 2017. Association of Childhood
Blood Lead Levels with Cognitive Function and Socioeconomic Status at
Age 38 Years and With IQ Change and Socioeconomic Mobility Between
Childhoof anf Adulthood. The Journal of the American Medical Association
317(12):1244-1251. doi: 10.1001/jama.2017.1712.
Ritonga NI. 2010. Analisis Kadar Unsur Nikel (Ni), Kadmium (Cd) dan
Magnesium (Mg) Dalam Air Minum Kemasan Dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) [skripsi]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Rohmah NAA. 2017. Analisis Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) Pada
Daging Ikan Keting (Mytus nigriceps) di Perairan Sekitar Muara Sungai
Ketingan Siduarjo Jawa Timur [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas
Airlangga.
Rulliadi. 2015. Deteksi Kandungan Asam Lemak dan Residu Logam Berat Pada
Susus Sapi [skripsi]. Pekanbaru (ID): Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim.
Rumampea RTB. 2016. Analisis Logam Kadmium Dan Timbal Pada Ikan Teri
Putih Kering (Stolephorus sp.) Dan Ikan Asin Kepala Batu (Mallotus
villosis) di Perairan Tanjung Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara
Secara Spektrofotometri Serapan Atom [skripsi]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Rumanta M, Latief A, Rahayu U, Ratnaningsig A, Nurdin G. 2008. Konsesntrasi
Timbal (Pb) pada Perairan di Sekitar Teluk Jakarta. Jurnal Matematika,
Sains dan Teknologi 9(1): 31-36.
Saad M. 2016. Studi Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) Pada Ikan Kakap
Putih (Lates calcarifer) Yang Ditangkap di Perairan Utara Kabupaten
Gresik Jawa Timur [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Airlangga.
60
Sari AD. 2011. Analisis Kandungan Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada
Kangkung Air (Ipomoea aquatic Forssk) dan Kangkung Darat (Ipomoea
reptans Poir) di Daerah Mabar-Kim secara Spektrofotometri Serapan Atom
[skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Sari KS, Juswono UP, Widodo CS. 2014. Pengukuran Efektivitas Tanaman
Bayam (Amaranthys sp.) dalam Penyerapan Loga Timbal (Pb) pada Lahan
TPA Supit Urang Malang. Brawijaya Pshysics Student Jouenal. Malang
(ID): Universitas Brawijaya.
Sari A. 2017. Kajian Kandungan Logam Berat Timbal (Pb), Kadmium (Cd),
Tembaga (Cu), Kromium (Cr) dan Mangan (Mn) Pada Ikan Teri Kering
(Stolephorus sp.) Di Pesisir Teluk Lampung Secara Spektrofotometri
Serapan Atom [skripsi]. Bandar Lampung (ID): Universitas Lampung.
Sarong MA, Mawardi AL, Muchlisin ZA. 2013. Akumulasi Logam Cadmium
Pada Organ Tiga Species Ikan di Perairan Krueng Keuretoe Kabupaten
Aceh Utara. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi 5(1): 43-37.
Selpiani , Umroh, Rosalina D. 2015. Konsentrasi Logam Berat (Pb, Cu) pada
Kerang Darah (Anadara Granosa) di Kawasan Pantai Keranji Bangka
Tengah dan Pantai Teluk Kelabat Bangka Barat. Jurnal Osetek 9(1): 21-34.
Sembiring R. 2009. Analisis andungan Logam Berat Hg, Cd dan Pb Daging
Kijing Lokal (Pilsbryoconcha exilis) Dari Perairan Situ Gede Bogor
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Setiawat K. 2016. Analisis Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Kerang
Merah (Anadara granosa) Di Perairan Pesisir Karang Song Indramayu Jawa
Barat [skripsi]. Bandung (ID): Universitas Pasundan.
Setijaningsih L. 2009. Kajian Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Merkuri
(Hg) Pada Air dan Ikan Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk
Cirata Jawa Barat [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Setyaningrum A. 2011. Evaluasi Tingkat Kontaminasi Cu, Zn, Pb, dan Cd pada
Lahan Sawah di Kota Tangerang Provinsi Banten [tesis]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Shimbo S, Matsuda IN, Watanabe T, Sakurai K, Date C, Nishimura A, Nakatsuka
H, Saito H, Arisawa K, Ikeda M. 2007. Dietary Intake of Tin in Japan and
The Effects on Intake of Canned Food and Beverage Consumption. Food
Additive and Contaminant Journal 24(5): 535-45. doi:
10.1080/02652030601134517.
Shindu SF. 2005. Kandungan Logam Berat Cu, Zn, dan Pb Dalam Air, Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Dalam Keramba
Jaring Apung Waduk Saguling [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Shimbo S, Watanabe T, Nakatsuka H, Sakurai KY, Ikeda M. 2012. Dietary Tin
Intake and Association with Canned Food Consumption in Japanese
Preschool Children. Environ Health Prev Med 18(3): 230-236. doi:
10.1007/s12199-012-0311-9.
Siagian LTI. 2004. Pengaruh Pencemaran Logam Berat Pb, Cd, Cr Terhadap
Biota Laut dan Konsumennya Di Kelurahan Bagan Deli Belawan [tesis].
Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
62
Siagian L. 2012. Pengaruh Pencemaran Logam Berat Pb Terhadap Biota Laut dan
Konsumennya di Kelurahan Bagan Deli Belawan [laporan penelitian].
Medan (ID): Universitas HKBP Nommensen.
Siaka IM, Suastuti NGAMDA, Mahendra IPB. Distribusi Logam Berat Pb dan Cu
pada Air Laut, Sedimen dan Rumput Laut di Perairan Pantai Pandawa.
Jurnal Kimia 10(2): 190-196.
Siboro NS. 2016. Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Ikan
Pelagis Kecil Yang Didaratkan di PPS Belawan Kecamatan Medan Belawan
Sumatera Utara [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Sihombing ETS, Siregar YI, Nedi S. 2014. The Content Of Heavy Metals Pb, Cu,
and Zn in Organ System Of Parang Fish (Chirocentrus dorab) and Biang
Fish (Setipinna paxtoni) In Air Itam Strait Meranti Island Regency, Riau
Province [laporan penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Sijabat E, Trinuraini RA, Supriyantini E. 2014. Kandungan Logam Berat Timbal
(Pb) pada Air, Sedimen dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan
Tanjung Emas Semarang. Journal of Marine Research 3(4): 475-482.
Sikun K. 2009. Kandungan Merkuri pada Air dan Oaku Sayur (Diplazium
esculentum Swartz) di Sungai Sepauk Kalimantan Barat [skripsi].
Yogyakarta (ID): Universitas Atma Jaya.
Silalahi HV, Amin B, Efriyeldi. 2014. Analisis Kandungan Logam Berat Pb, Cu
dan Zn Pada Daging dan Cangkang Kerang Kepah (Meretrix meretrix) Di
Perairan Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Asahan [laporan
penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Silitonga I. 2015. Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Dan Kadmium (Cd) Pada
Beberapa Jenis Ikan Asin Yang Diproduksi di Kelurahan Bahari Kecamatan
Medan Belawan Tahun 2015 [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera
Utara.
Seimange SM, Simbolon D, Jusadi D. 2010. Analisis Kandungan Merkuri (Hg)
Dan Sianida (Cn) Pada Beberapa Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Di
Teluk Kao, Halmahera Utara [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Simanjuntak R. 2004. Analisa Kandungan Merkuri pada Ikan (Pisces) dan Kerang
(Mollusca) di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Belawan Tahun 2004 [skripsi].
Universitas Sumatera Utara.
Simanjuntak HPH, Ikhwan Y, Amin B. 2014. Lead, Copper And Zinc Content In
Soft Tissues And Shells Of Blood Cockle (Anadara granosa) From Coastal
Water Of Tanjung Balai Asahan Regency North Sumatera Province [laporan
penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Simbolon AR, Riani E, Wardiatno Y. 2014. Status Pencemaran dan Kandungan
Logam Berat oada Simping (Placuna placenta) di Pesisir Kabupaten
Tangerang. Jurnal Depik 3(2): 91-98.
Sinaga DM. 2015. Analisis Kadar Timbal (Pb) pada Tepung Tapiola dengan
Metode Spektrofotometri Serapan Atom. [Tugas Akhir]. Medan (ID):
Universitas Sumatera Utara.
Sinaga FIY. 2015. Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd) Pada Air Minum Dalam
Kemasan Galon Isi Ulang Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom.
[Tugas Akhir]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
63
Sirait H. 2013. Analisis Kandungan Logam Berat Pada Beberapa Jenis Ikan di
Sungai Batang Toru, Aek Pahu Tombak dan Aek Pahu Hutamosu Kab.
Tapanuli Selatan [tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Sitepu TM. 2014. Pengaruh Karakteristik Penduduk dan Kadar Kadmium dalam
Beras terhadap Kadar Kadmium Urine Penduduk di Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2014 [tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Sitepu DNEB, Amin B, Thamrin. 2015. Concentration of Heavy Metals Pb, Cu
and Zn in Gonggong Snail (Strombus Canarium) From Sungai Enam and
Dompak Marine Waters of Bintan Island Riau Islands Province [laporan
penelitian]. Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Sitinjak NA. 2016. Penentuan Kadar Logam Kadmium (Cd) dan Timah (Sn)
Berdasarkan Waktu Penyimpanan dalam Produk Ikan Sarden Kemasan
Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) [skripsi]. Medan
(ID): Universitas Sumatera Utara.
Sitompul RM. 2013. Ikan Batak (Neolissochillus Sumatranus) Sebagai
Bioindikator Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) di
Perairan Sungai Asahan [tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Sitorus H. 2004. Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan yang
Mempengaruhi Akumulasi Logam Berat Timbal dalam Tubuh Kerang
Darah di Perairan Pesisir Timur Sumatera Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan
dan Perikanan Indonesia 11(1): 53-60.
Soehadi I. 2014. Evaluasi Kesesuaian Kawasan Untuk Budidaya Ikan Kerapu
(Studi Kasus Perairan Pulau Semujur Kabupaten Bangka Tengah). [Teis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sofarini D, Rahman A, Ridwan I. 2009. Studi Analisis Pengujian Logam Beray
pada Badan Air, Biota dan Sedimen di Perairan Muara DAS Barito. Jurnal
Bumi Lestari 10(1): 28-37.
Sofyan I, Sunan IK, Wathoni N. 2008. Pemeriksaan Kandungan Logam Berat
dalam Saus Cabe Industri Rumah Tangga yang beredar di Tasikmalaya
[laporan penelitian]. Bandung (ID): Universitas Padjadjaran.
Stefan D. 2015. Analisis Cemaran Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis
Hijau (Brassica oleoracea L.) secara Spektrofotometri Serapan Atom
[skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Sun J, Song X, Wu Y, Yuan, Liu P. 2011. Dietary Intake of Mercury by Children
and Adults in Jinji Area of Chine. International Journal of Hygiene and
Environmental Health 214(3): 246-250. doi: 10.1016/j.ijheh.2011.03.002.
Supardi IR, Ramang LM, Bahar R. 2012. Analisis Pb Dalam Beberapa Jenis Ikan
Dari Perairan Suppa Kabupaten Pinrang [laporan penelitian]. Makasar (ID):
Universitas Hasanuddin.
Supriadi, Itnawita, Anita S. 2013. Analisis Kandungan Logam Fe dan Sn Dalam
Susu Kental Manis Kemasan Kaleng dan Plastik [laporan penelitian].
Pekanbaru (ID): Universitas Riau.
Supriatno, Lelifajri. 2009. Analisis Logam Berat Pb dan Cd dalam Sampel Ikan
dan Kerang secara Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Rekayasa Kimia
dan Lingkungan 7(1): 5-8.
Suprijono A, Sulistyowati E, Suryani SD. 2008. Analisa Kadar Logam Pb
(Timbal) dan Zn (Seng) dalam Rajungan (Portunus pelegicus) di Pantai
64
Taheni MT, Syamsidar HS. 2012. Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dan
Timbal (Pb) Pada Air, Sedimen Dan Kerang Bulu (Anadara antiquata) Di
Perairan Pesisir Belawan Provinsi Sumatera Utara [laporan penelitian].
Makasar (ID): Universitas Islam Negeri Alauddin.
Tahubijuluw H, Fransina EG, Pada SS. 2013. Penentuan Kandungan Logam Cd
dan Cu dalam Produk Ikan Kemasan Kaleng Secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA). Indonesian E-Jouenal of Applied Chemistry 1(1): 9-
13.
Takarina ND. 2014. Keterkaitan Antara Taurina (Tau), Glisina (Gli), Rasio
Tau/Gli, dan Bioavailibilitas dengan Bioakumulasi Logam Berat (Cd, Pb,
Cu, Zn) pada Jenis Kerang Anadara spp [disertasi]. Institut Pertanian Bogor.
Tampubolon DG, Amin B, Efriyeldi. 2013. Analisis Kandungan Logam Berat Pb,
Cu Dan Zn Pada Daging dan Cangkang Kerang Kepah (Meretrix meretrix)
Di Perairan Batubara Sumatera Utara [laporan penelitian]. Medan (ID):
Universitas Sumatera Utara.
Tanjung Z. 2010. Analisis Timbal dalam Bayam (Amaranthus hybridus L.) yang
Dipanen di Lokasi yang Berbeda di Sekirar Kota Medan [skripsi]. Medan
(ID): Universitas Sumatera Utara.
Tarigan YF, Aida Y, Jati AW. 2014. Kandungan Kadmium (Cd) Pada Air Sungai
dan Ikan Mas (Cyprinus carpio Linnaeus) Di Sungai Code Kota Yogyakarta
[laporan penelitian]. Yogyakarta (ID): Universitas Atma Jaya.
Tih F, Puspasari, Kusumawardani I, Estevania MY, Simanjuntak EAS. 2015.
Kandungan Logam Timbal, Besi dan Tembaga dalam Air Minum Isi Ulang
di Kota Bandung. Jurnal Zenit 4(3): 215-220.
Tresnawati E, Kusdianti R, Solihat R. 2014. Kandungan Klorofil dan Biomasa
Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L) pada Tanah yang Terakumulasi
Logam Berat Cd. Formica Online 1(1). Bandung (ID): Universitas
Pendidikan Indonesia.
Triana L, Nurjazulu, Endah NW. 2012. Analisis Cemaran Logam Berat Merkuri
pada Air dan Udang di Sungai Mandor Kecamatan Mandor Kabupaten
Landak. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 11(22): 144-152.
Trisnawari D. 2013. Kajian Kandungan Kadmium (Cd) pada Tanaman Kangkung
Air di Kota Bandung dengan Perlakuan Blansing Menggunakan Metode
AAS [tesis]. Bandung (ID): Universitas Pasundan.
Tulalessy AH. 2005. Studi Pencemaran Merkuri pada Kawasan Penambangan
Emas Rakyat Tatelu Sulawesi Utara [disertasi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Ulmardhiyah EA. 2015. Studi Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) dan
Timbal (Pb) pada Kerang Simping di Tempat Pelelangan Ikan Kabupaten
Gresik [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Uly VS. 2011. Analisis Cemaran Timbal dan Kadmium pada Ikan yang Hidup di
Daerah Pesisir dan Laut Dangkal Perairan Belawan Secara Spektrofotometri
Serapan Atom [skripsi]. Universitas Sumatera Utara.
[USDA] United State Department of Agriculture. 2013. Technical Regulation on
Mycotoxin and Heavy Metal MRLs in Food. US: USDA.
Usman PS. 2014. Analisis Kadar Logam Kromium (Cr) Dan Timbal (Pb) Pada
Air Sumur Artesis Daerah Sekitar Pabrik Pengolahan Karet PT Bangkinang
66
Wulandari A. 2006. Keterkaitan Akumulasi Logam Berat (Hg, Cd dan Pb) dalam
Sedimen dan Bioakumulasi Pada Beberapa Kerang Laut (Anadara granosa,
Trachycardium sp. dan Meitix meritrix) di Perairan Ujungpangkah Jawa
Timur. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Wulandari DAL. 2017. Kadar Logam Berat Air Sumur di Sekitar TPA
Banjardowo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang [skripsi]. Surabaya
(ID): Universitas Airlangga.
Yang HR, Kim ES, Ko YS, Jung K, Kim JH, Watanabe T, Nakatsuka H, Moon
CS, Shimbo S, Ikeda M. 2015. Food Intake Survey of Kindergarden
Children in Korea: Part 2 Increased Dietary Intake of Tin Possibly
Associated with Canned Foods. Environmental Health and Preventive
Medicine 20(4): 302-306. doi: 10.1007/s12199-015-0466-2.
Yanti BI. 2010. Pengaruh Pengulangan Pemakaian Minyak Goreng Bekas
Penggorengan Ayam Terhadap Kandungan Logam Pb, Cu dan Hg [skripsi].
Padang (ID): Universitas Andalas.
Yanti NT. 2011. Pemeriksaan Kadar Timbal (Pb) Pada Air Baku dan Air
Reservoir di IPA PDAM Tirtanadi Hamparan Perak Dengan Metode
Spektrofotometri Sinar Tampak. [Tugas Akhir]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Yudha IG. 2008. Kajian Logam Berat Pb, Cu, Hg dan Cd yang Terkandung Pada
Beberapa Jenis Ikan di Wilayah Pesisir Kota Bandar Lampung [laporan
penelitian]. Bandar Lampung (ID): Universitas Lampung.
Yudo S. 2006. Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai di DKI
Jakarta. Jurnal A Indonesia 2(1): 1-15.
Yulaifi S dan Aunurohim. 2013. Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan
Hubungannya dengan Laju Pertumbuhan Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus). Jurnal sains dan seni pomit 2(3). Surabaya (ID): Institut
Teknologi Surabaya.
Yuliani U. 2010. Kandungan Mineral Dan Logam Berat Lintah Laut (Discodoris
sp.) Dari Perairan Kepulauan Belitung [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Yuliansari D. 2015. Analisis Kandungan Cd dan Pb pada Sedimen dan Berbagai
Jenis Bivalvia Serta Maximum Tolerable Intake pada Penduduk di
Kabupaten Bangkalan Pulau Madura [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas
Airlangga.
Yustisia S. 2010. Pengaruh Analisis Logam Hg, Pn dan Cu Pada Minyak Goreng
Baru dan Minyak Jelantah Ayam [skripsi]. Padang (ID): Universitas
Andalas.
Yusuf M, Nurtjahja K, Lubis R. 2016. Analisis Kandungan Logam Pb, Cu, Cd
dan Zn pada Sayuran Sawi, Kangkung dan Bayam di Areal Pertanian dan
Industri Desa Paya Rumput Tititpan Medan. Jurnal Biolink 3(1): 56-64.
Medan (ID): Universitas Medan Area.
Zaenab, Armin R. 2015. Kadar Timbal (Pb) pada Sayuran di Pasar Tradisional
Kabupaten Gowa. Jurnal Sulolipu 2(30). Makasar (ID): Politekkes
Kementrian Kesehatan Kota Makasar.
Zhang L, Wong MH. 2006. Environmental Mercury Contamination in China:
Sources and impacts. Environmental International Journal 33(1): 108-210.
doi: 10.1016/j.envint.2006.06.022.
68
Zulfikar. 2013. Penetapan Kadar Timbal dan Kadmiuam pada Kentang (Solanum
tuberosum L.) yang Tumbuh di Lahan Gunung Berapi Sinabung dengan
Metode Spektrofotometri Serapan Atom [skripsi]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Zulfikar M, Birawida AB, Ruslan. 2013. Kandungan Timbal (Pb) Pada Air Laut
Dan Ikan Baronang (Siganus spinus) Di Perairan Pesisir Kota Makassar
[laporan penelitian]. Makasar (ID): Universitas Hasnuddin.
69
LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekapitulasi pustaka dan lokasi kadar logam berat
Lampiran 1.1 Rekapitulasi pustaka dan lokasi kadar timbal
No Kelompok Pangan Pustaka Lokasi
1 Serealia dan Olahannya Setyaningrum 2011, Firiananah 2016, Affriani 2009 Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat
2 Umbi dan Olahannya Sinaga 2015, Mahrina 2012, Sundari 2015, Rumanta 2005 Sumatera Utara, Riau, dan DKI Jakarta
3 Kacang dan Olahannya Nisa 2017 Sumatera Utara
4 Sayuran dan Olahannya Pasaribu 2004, Tanjung 2010, Stefan 2015, Nasution 2014, Hulu 2016, Saputri 2010, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau DKI Jakarta,
Sundari 2015, Erdayanti et al. 2015, Rumanta 2005, Damayanti 2004, Katipana 2015, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, dan
Chandra 2012, Sanra et al. 2015, Lestari et al. 2010, Paputungan et al. 2011, Mardiyono Gorontalo
dan Hidayati 2009
5 Buahan dan Olahannya Farista 2010, Sundari 2015, Dewi 2012, , Winarna et al. 2015, Aritonang 2015, Vera 2011 Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur dan
Sulawesi Tengah
6 Daging dan Olahannya Djohan et al.2015, Kuntoro et al.2012, Pamungkasari 2013, Gunawan 2015, Harlia dan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Balia 2010, Dewi 2012, Habrianti et al. 2013, Wijaya et al. 2011 Timur, Maluku Utara, Sulawesi Selatan
7 Jeroan dan Olahannya Kuntoro et al. 2012, Balia et al. 2007, Pamungkasari 2013, Harlia dan Balia 2010, Sumatera Utara, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa
Gunawan 2015, Hasibuan 2013, Widowati, 2011, Priyono 2013, Djohan et al.2015, Kafiar Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,
2013 Maluku Utara
8 Ikan, Hasil Laut dan Uly 2011, Siagian 2004, Siagian 2012, Azhar 2004, Safitri 2014, Lubis 2015, Siboro 2016, NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep.
Olahannya Amin et al. 2009, Nurrachim et al.2011, Sihombing et .al. 2014, Putri et al. 2016, Soehadi Riau, Lampung, Kep. Babel, Sumatera Selatan,
2014, Arifin 2011, Rahmadani 2017, Yudha 2008, Nisurahman 2014, Aprilyani 2014, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Rumanta 2005, Khaisar 2006, Johari 2009, Nurjana et al. 2015, Napitu 2012, Cahyani et Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat,
al. 2016, Madusari et al. 2016, Putra et al. 2016, Ningrum 2006, Widajanti et al. 2004, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Fuadiyah 2011, Hafiluddin et al. 2012, Charisma 2014, Agustiawan 2014, Saad 2016, Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
Putra 2014, Nurhuda 2013, Aryawan et al.2017, Priyanto dan Murtini 2006, Harteman Gorontalo
2012, Dwiyitno et al 2008, Arsad et al. 2012, Paudanan 2015, Hasrat et al. 2014, Supardi
et al. 2012, Fadlan 2016, Zulfikar et al. 2013, Faika dan Khaerunnisa 2012, usman et al.
2014, Bakri 2017, Suprianto dan Lelifajri 2009, Sitompul 2013, Safitri 2014, Ginting 2016,
Sirait 2013, Rahmawati 2009, Sundari 2015, Suryati 2011, Putra et al. 2012, Rismansyah
et al. 2015, Yudha 2008, Aksari 2016, Budiman et al. 2012, Saputra 2009, Nuraeni 2013,
Priyanto et al. 2008, Mutiara et al. 2013, Setijaningsih 2009, Shindu 2005, Suyanto et al.
2010, Marwah et al. 2015, Anindhita et al. 2014, Irmawati 2011, Manggara dan Prasongko
2015, Priatna et al. 2016, Jakfar 2013, Purbonegoro 2014, Mahalina et al. 2016,
Pamungkas 2013, Harteman dan Aunurafik 2013, Budiarti dan Susanti 2008, Nurfitriani
2017, Rumapea 2016, Samosir 2011, Gunawan et al. 2014, Muzdaleni 2011, Ariansyah et
al.2012, Sari 2017, Akbar 2013, Wijaya 2004, Budiarti et al. 2010, Habrianti et al. 2013,
Ginting 2016, Nasution 2007, Lubis dan Aman 2008, Angkat et al. 2013, Amnur dan
Arifin 2015, Amin et al. 2015, Pardi et al. 2014, Sandro et al. 2013, Suprijono et al. 2008,
Oktavia 2005, Syaifullah 2017, Fransisca 2012, Putra 2014, Sofarini et al. 2009, Fitriani et
70
Lampiran 2 Nilai paparan logam berat berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap
kelompok pangan
Lampiran 2.1 Nilai paparan timbal berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap
kelompok pangan
Paparan timbal berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan timbal berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
Kelompok
No Jenis Seluruh Seluruh
Pangan 0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
Dokumen umur umur
1 Serealia dan Min 2.929 7.29 8.099 4.567 1.821 4.855 58.33 113.45 122.45 101.53 72.83 99.68
olahannya Maks 66.06 133.19 155.67 166.78 141.3 154.496
Rerata 25.94 53.91 62.48 62.39 50.54 58.47
2 Umbi dan Min 0.52 0.754 0.858 0.871 0.715 0.819 2.64 4.78 5.48 5.78 5.20 5.44
olahannya Maks 2.95 5.753 6.298 6.088 6.701 6.019
Rerata 1.348 2.459 2.713 2.649 2.757 2.592
3 Kacanng dan Min 0.0004 0.0011 0.0011 0.0023 0.0019 0.0019 3.63 7.90 10.08 12.19 13.89 11.35
olahannya Maks 0.0006 0.0018 0.0018 0.0037 0.0031 0.0031
Rerata 0.0005 0.0016 0.0016 0.0032 0.0026 0.0026
4 Sayuran dan Min 0 0 0 0 0 0 3.64 6.82 9.16 12.90 12.72 11.40
olahannya Maks 34.2496 86.198 121.38 119.68 119.68 107.31
Rerata 10.577 19.816 26.6162 37.4833 36.960 33.126
5 Buahan dan Min 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 3.76 5.19 4.95 7.37 7.29 6.70
olahannya Maks 3.3120 4.7520 4.1760 5.1120 3.4560 4.6800
Rerata 0.9048 1.2982 1.1409 1.3966 0.9442 1.2786
6 Daging dan Min 3.719 6.679 5.887 5.572 3.802 5.425 14.75 25.60 23.10 22.15 14.70 21.40
olahannya Maks 27.441 47.567 42.682 42.362 28.663 40.602
Rerata 8.3902 14.407 12.9877 13.0359 8.7976 12.448
7 Jeroan dan Min 0.0224 0.0359 0.0274 0.0406 0.0265 0.0359 0.60 0.95 0.90 1.20 0.70 1.05
olahanya Maks 1.538 2.442 2.445 3.168 1.75 2.746
Rerata 0.6425 1.0301 0.9908 1.3030 0.7179 1.1235
8 Ikan, hewan Min 0.005 0.0079 0.0082 0.01 0.0033 0.0048 12.32 21.72 21.36 26.28 22.82 24.22
laut dan Maks 234.624 417.31 405.48 501.023 432.131 461.723
olahannya Rerata 39.564 69.697 69.2647 85.4918 73.645 78.592
9 Telur dan - - - - - - - 5.00 6.48 5.48 4.93 3.23 4.93
olahannya
10 Susu dan Min 1.3886 0.6206 0.2646 0.2040 0.1733 0.3076 1.0170 0.3940 0.1440 0.0840 0.0600 0.1500
olahannya Maks 30.086 13.531 5.1318 3.1264 1.9507 5.4681
Rerata 11.383 5.1084 2.0211 1.3540 0.9768 2.2272
76
Lampiran 2.1 Nilai paparan timbal berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap
kelompok pangan
Paparan timbal berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan timbal berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
Kelompok
No Jenis Seluruh Seluruh
Pangan 0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
Dokumen umur umur
11 Minyak, Min 0.0037 0.0071 0.0076 0.0084 0.0074 0.0079 0.95 1.82 1.94 2.14 1.89 2.01
lemak dan Maks 4.9036 9.4341 10.1270 11.1930 9.9138 10.5001
olahannya Rerata 1.4214 2.7347 2.9355 3.2445 2.8737 3.0437
12 Gula dan Min 1.9300 2.0650 1.0200 0.4050 0.2300 0.7050 3.74 4.32 1.9 0.8 0.36 1.38
konfeksionari Maks 2.5450 2.7850 1.3200 0.4800 0.2900 0.8850
Rerata 2.6335 2.7880 1.3020 0.4755 0.2600 0.8940
13 Bumbu Min 0.1317 0.2586 0.2705 0.3247 0.3223 0.3057 22.8 44.1 46.5 55.3 54.1 52.0
Maks 8.3306 15.293 16.7377 20.5031 19.819 18.9820
Rerata 3.3810 6.2322 6.8020 8.3221 8.0572 7.7124
14 Minuman Min 3.3485 9.3196 8.0243 8.0745 2.7770 7.2859 1.7450 4.2290 7.7400 19.3200 18.2750 15.675
Maks 6.2338 16.321 15.6982 14.9182 8.2041 13.9141
Rerata 5.0386 13.399 12.2958 12.0278 5.9268 11.1003
15 Makanan Min 0.0264 0.0352 0.0308 0.0264 0.0088 0.0264 0.15 0.20 0.18 0.15 0.05 0.15
Komposit Maks 0.0264 0.0352 0.0308 0.0264 0.0088 0.0264
Rerata 0.0264 0.0352 0.0308 0.0264 0.0088 0.0264
16 Air Min 0.0375 0.0515 0.0678 0.0974 0.0560 0.0818 6.765 9.220 10.685 13.320 12.360 12.190
Maks 82.792 112.8 129.906 160.6285 152.54 147.752
Rerata 16.764 22.841 26.3222 32.5751 30.86 29.9479
17 Suplemen - - - - - - - 0.04 0.02 0.03 0.11 0.10 0.09
77
Lampiran 2.2 Nilai paparan merkuri berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap
kelompok pangan
Paparan merkuri berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan merkuri berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
Kelompok
No Seluruh Seluruh
Pangan Jenis Data 0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
umur umur
1 Serealia dan - - - - - - - 5.06 9.27 9.98 9.27 7.35 8.93
olahannya
2 Umbi dan Min 0.135 0.2835 0.3078 0.2943 0.3429 0.2943 0.40 0.72 0.82 0.87 0.78 0.82
olahannya Maks 0.2950 0.6195 0.6726 0.6431 0.7493 0.6431
Rerata 0.2150 0.4515 0.4902 0.4687 0.5461 0.4687
3 Kacanng dan - - - - - - - 0.54 1.18 1.51 1.82 2.08 1.70
olahannya
4 Sayuran dan Min 0.0137 0.0259 0.0330 0.0469 0.0464 0.0397 0.5460 1.0230 1.3740 1.9350 1.9080 1.7100
olahannya Maks 3.4237 6.4127 8.6240 12.1422 11.972 10.741
Rerata 1.6101 3.0159 4.0549 5.7094 5.6294 5.0494
5 Buahan dan Min 0.5642 0.5226 0.5252 0.8866 0.8970 0.7774 0.56 0.78 0.74 1.10 1.09 1.01
olahannya Maks 0.7075 0.6387 0.6478 1.1127 1.1427 0.9737
Rerata 0.6359 0.5807 0.5865 0.9997 1.0199 0.8756
6 Daging dan Min 0 0 0 0 0 0 0.89 1.54 1.39 1.33 0.88 1.28
olahannya Maks 2.3490 3.4510 3.2480 3.1030 1.7690 2.9580
Rerata 0.7522 1.1052 1.0401 0.9937 0.5665 0.9473
7 Jeroan dan Min 0 0 0 0 0 0 - - - - - -
olahanya Maks 0.0640 0.0640 0.1920 0.1920 0.1280 0.1920
Rerata 0.0097 0.0097 0.0292 0.0292 0.0195 0.0292
8 Ikan, hewan Min 18.186
laut dan 0.0086 0.0155 0.0161 0.0200 0.0169 0.0182 9.7720 17.128 16.9920 20.8200 0 19.194
olahannya Maks 118.592 206.829 203.5816 250.3793 216.103 230.61
Rerata 9.0572 15.9533 15.9244 19.6527 17.0594 18.066
9 Telur dan - - - - - - - 0.60 0.78 0.66 0.59 0.39 0.59
olahannya
Susu dan - - - - - - - 1.02 0.39 0.14 0.08 0.06 0.15
10
olahannya
11 Minyak, Min 0.0368 0.0708 0.0760 0.0840 0.0744 0.0788 0.48 0.91 0.97 1.07 0.95 1.01
lemak dan Maks 0.0709 0.1363 0.1464 0.1618 0.1433 0.1517
olahannya Rerata 0.0529 0.1017 0.1092 0.1206 0.1069 0.1132
12 Gula dan - - - - - - - 0.50 0.62 0.53 0.81 0.90 0.76
78
Lampiran 2.2 Nilai paparan merkuri berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap
kelompok pangan
Paparan merkuri berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan merkuri berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
Kelompok
No Seluruh Seluruh
Pangan Jenis Data 0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
umur umur
konfeksionari
13 Bumbu Min 0.0063 0.0114 0.0126 0.0155 0.0149 0.0143 0.54 1.01 1.09 1.29 1.23 1.20
Maks 0.0378 0.0684 0.0756 0.0930 0.0894 0.0858
Rerata 0.0241 0.0437 0.0483 0.0594 0.0571 0.0548
14 Minuman - - - - - - - 0.04 0.09 0.13 0.13 0.10 0.12
Makanan - - - - - - - 0.015 0.021 0.021 0.015 0.006 0.015
15
Komposit
16 Air Min 0.2572 0.3504 0.4032 0.4980 0.4744 0.4584 0.71 0.97 1.13 1.42 1.29 1.29
Maks 1.9933 2.7156 3.1248 3.8595 3.6766 3.5526
Rerata 1.5432 2.1024 2.4192 2.9880 2.8464 2.7504
17 Suplemen - - - - - - - 0.006 0.0030 0.0030 0.0150 0.0150 0.0120
79
Lampiran 2.3 Nilai paparan kadmium berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap
kelompok pangan
Paparan kadmium berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan kadmium berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
Kelompok
No Seluruh Seluruh
Pangan Jenis Data 0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
umur umur
1 Serealia dan Min 0.8310 1.6240 1.9150 2.1960 1.9340 2.0130 9.11 16.73 17.92 16.26 12.69 15.74
olahannya Maks 8.3100 16.240 19.1500 21.9600 19.340 20.130
Rerata 3.1138 6.0851 7.1755 8.2284 7.2467 7.5427
2 Umbi dan Min 0 0 0 0 0 0 0.66 1.20 1.37 1.45 1.30 1.36
olahannya Maks 0.1880 0.3948 0.4286 0.4098 0.4775 0.4098
Rerata 0.0785 0.1649 0.1790 0.1711 0.1994 0.1711
3 Kacanng dan - - - - - - - 0.91 1.97 2.52 3.04 3.47 2.83
olahannya
4 Sayuran dan Min 0.0005 0.0009 0.0009 0.0014 0.0014 0.0009 0.91 1.705 2.29 3.225 3.18 2.85
olahannya Maks 11.089 20.768 27.9346 39.3294 38.778 34.795
Rerata 2.2098 4.1391 5.5665 7.8373 7.7275 6.9329
5 Buahan dan - - - - - - - 0.9405 1.2985 1.2370 1.8415 1.8220 1.6750
olahannya
6 Daging dan Min 0.8087 1.4179 1.2536 1.1540 0.7622 1.1296 1.48 2.56 2.31 2.22 1.47 2.14
olahannya Maks 2.9327 4.9708 4.4629 4.2493 2.7689 4.1089
Rerata 1.4548 2.5071 2.2328 2.0834 1.3639 2.0285
7 Jeroan dan Min 0.0085 0.0136 0.0102 0.0153 0.0102 0.0136 0.06 0.10 0.09 0.12 0.07 0.11
olahanya Maks 0.6840 1.0577 1.0449 1.3806 0.8444 1.2307
Rerata 0.2007 0.3183 0.2764 0.3850 0.2386 0.3398
8 Ikan, hewan Min 0.0184 0.0322 0.0329 0.0404 0.0343 0.0370 8.33 14.65 14.46 17.76 15.46 16.37
laut dan Maks 52.4491 92.6151 90.0606 111.0984 95.6246 102.4
olahannya Rerata 5.4855 9.9048 9.8555 12.2327 10.6777 11.243
9 Telur dan - - - - - - - 2.00 2.59 2.19 1.97 1.29 1.97
olahannya
10 Susu dan Min 0.1085 0.0490 0.0173 0.0086 0.0034 0.0173 2.202 0.985 0.36 0.21 0.15 0.375
olahannya Maks 1.5820 0.7140 0.2520 0.1260 0.0490 0.2520
Rerata 0.0465 0.0210 0.0074 0.0037 0.0014 0.0074
11 Minyak, Min 0.0009 0.0018 0.0019 0.0021 0.0019 0.0020 0.95 1.82 1.94 2.14 1.89 2.01
lemak dan Maks 0.0046 0.0089 0.0095 0.0105 0.0093 0.0099
olahannya Rerata 0.0033 0.0064 0.0069 0.0076 0.0067 0.0071
80
Lampiran 2.3 Nilai paparan kadmium berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap
kelompok pangan
Paparan kadmium berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan kadmium berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
Kelompok
No Seluruh Seluruh
Pangan Jenis Data 0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
umur umur
12 Gula dan Min 0.1230 0.1440 0.0600 0.0150 0.0120 0.0360 1.16 1.48 1.70 3.08 3.50 2.72
konfeksionari Maks 0.1230 0.1440 0.0600 0.0150 0.0120 0.0360
Rerata 0.1230 0.1440 0.0600 0.0150 0.0120 0.0360
13 Bumbu Min 0.0126 0.0228 0.0252 0.0310 0.0298 0.0286 4.65 8.55 9.30 11.00 10.40 10.25
Maks 0.0126 0.0228 0.0252 0.0310 0.0298 0.0286
Rerata 0.0126 0.0228 0.0252 0.0310 0.0298 0.0286
14 Minuman Min 0.0022 0.0062 0.0052 0.0052 0.0017 0.0047 0.1890 0.4690 0.8920 2.1920 1.9990 1.7750
Maks 0.0048 0.0133 0.0112 0.0112 0.0037 0.0101
Rerata 0.0030 0.0084 0.0070 0.0070 0.0023 0.0064
Makanan - - - - - - -
15
Komposit
0.03 0.04 0.04 0.03 0.01 0.03
16 Air Min 0.1240 0.1702 0.2239 0.3219 0.1850 0.2701 21.3 29.04 33.87 42.57 38.58 38.76
Maks 70.9290 96.6332 111.2394 137.4668 130.757 126.49
Rerata 10.3285 14.0731 16.2319 20.1103 18.9913 18.475
17 Suplemen - - - - - - - 0.042 0.022 0.024 0.104 0.101 0.083
81
Lampiran 2.4 Nilai paparan timah berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap
kelompok pangan
Paparan timah berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan timah berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
Kelompok
No Seluruh Seluruh
Pangan Jenis Data 0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
umur umur
1 Serealia dan Min 101.504 4225 174.8 136.89 86.25 77.76 8850 9350 6750 5150 4675 5850
olahannya Maks 124.418 138.333 94.1321 66.30174 61.3905 78.58
Rerata 111.671 124.161 84.4882 59.50908 55.101 70.529
2 Umbi dan - - - - - - -
olahannya 2525 4550 4825 4725 4725 4625
3 Kacanng dan - - - - - - -
olahannya 4525 9850 12575 15200 17325 14150
4 Sayuran dan - - - - - - - - - - - - -
olahannya
5 Buahan dan - - - - - - - - - - - - -
olahannya
6 Daging dan - - - - - - - 2225 3150 2625 1600 625 1800
olahannya
7 Jeroan dan - - - - - - - - - - - - -
olahanya
8 Ikan, hewan Min 191.7 440.91 472.86 607.05 607.05 555.93 1275 2525 2675 3450 3025 3125
laut dan Maks 1142.6 2627.99 2818.425 3618.248 3618.25 3313.6
olahannya Rerata 490.281 1127.65 1209.359 1552.556 1552.56 1421.8
9 Telur dan - - - - - - - 25 50 25 75 50 50
olahannya
10 Susu dan Min 236.504 105.672 45.2880 35.2240 30.1920 52.836 4177 1970 720 420 300 750
olahannya Maks 445.936 199.248 85.3920 66.4160 56.9280 99.624
Rerata 339.246 151.578 64.9620 50.5260 43.3080 75.789
Minyak, - - - - - - - 1975 3650 3675 4750 4975 4425
11 lemak dan
olahannya
Gula dan - - - - - - - - - - - - -
12
konfeksionari
13 Bumbu Min 10.710 19.38 21.42 26.35 25.33 24.31 1575 2850 3150 3875 3725 3575
Maks 19.590 35.454 39.186 48.205 46.339 44.473
Rerata 15.152 27.417 30.303 37.2775 35.835 34.392
82
Lampiran 2.4 Nilai paparan timah berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap
kelompok pangan
Paparan timah berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan timah berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
Kelompok
No Seluruh Seluruh
Pangan Jenis Data 0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
umur umur
14 Minuman Min 0.0000 0.1311 2.6213 8.5192 5.8979 6.5532 160 482 720 580 240 530
Maks 0.0000 0.1311 2.6213 8.5192 5.8979 6.5532
Rerata 0.0000 0.1311 2.6213 8.5192 5.8979 6.5532
Makanan - - - - - - - - - - - - -
15
Komposit
16 Air - - - - - - - - - - - - -
17 Suplemen - - - - - - - - - - - - -
83
Lampiran 2.5 Nilai paparan arsen berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap kelompok
pangan
Paparan arsen berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan arsen berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
No Kelompok Pangan Jenis Seluruh Seluruh
0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
Data umur umur
1 Serealia dan - - - - - - - 30.45 56.41 59.00 47.09 33.26 46.95
olahannya
2 Umbi dan - - - - - - - 1.98 3.59 4.11 4.34 3.90 4.08
olahannya
3 Kacanng dan - - - - - - - 2.72 5.91 7.55 9.12 10.40 8.49
olahannya
4 Sayuran dan Min 5.3214 9.9666 13.4064 18.8748 18.6102 16.6992 2.73 5.12 6.87 9.68 9.54 8.55
olahannya Maks 12.5976 23.5944 31.7376 44.6832 44.0568 39.5328
Rerata 7.8871 14.7719 19.8702 27.9752 27.5830 24.7506
5 Buahan dan Min 1.2604 1.8084 1.5892 1.9454 1.3152 1.7810 2.82 3.90 3.71 5.52 5.47 5.03
olahannya Maks 1.2604 1.8084 1.5892 1.9454 1.3152 1.7810
Rerata 1.2604 1.8084 1.5892 1.9454 1.3152 1.7810
6 Daging dan Min 6.2280 11.66 10.5876 10.5184 7.2314 10.034 7.38 12.80 11.55 11.08 7.35 10.70
olahannya Maks 6.4339 12.046 10.9377 10.8662 7.4705 10.366
Rerata 6.3308 11.853 10.7623 10.6920 7.3507 10.199
7 Jeroan dan - - - - - - - 0.30 0.48 0.45 0.60 0.35 0.53
olahanya
8 Ikan, hewan laut Min 0.1341 0.2315 0.2099 0.2579 0.2137 0.2393 9.98 17.68 17.25 21.30 18.40 19.63
dan olahannya Maks 0.1440 0.2480 0.2247 0.2810 0.2269 0.2591
Rerata 0.1401 0.2415 0.2189 0.2720 0.2217 0.2513
9 Telur dan - - - - - - - 5.00 6.48 5.48 4.93 3.23 4.93
olahannya
10 Susu dan Min 0.0678 0.0306 0.0108 0.0054 0.0021 0.0108 4.396 1.962 0.704 0.396 0.244 0.726
olahannya Maks 0.2486 0.1122 0.0396 0.0198 0.0077 0.0396
Rerata 0.1883 0.0850 0.0300 0.0150 0.0058 0.0300
Minyak, lemak - - - - - - - 1.71 3.23 3.37 4.00 3.85 3.74
11
dan olahannya
Gula dan - - - - - - - 12.0 14.6 11.6 16.5 18.1 15.7
12
konfeksionari
13 Bumbu Min 0.0063 0.0114 0.0126 0.0155 0.0149 0.0143 1.40 2.57 2.79 3.30 3.12 3.08
Maks 0.2646 0.4788 0.5292 0.6510 0.6258 0.6006
Rerata 0.0651 0.1178 0.1302 0.1601 0.1539 0.1477
84
Lampiran 2.5 Nilai paparan arsen berdasarkan kadar minimum, maksimum dan rerata pustaka serta batas maksimum regulasi setiap kelompok
pangan
Paparan arsen berdasarkan kadar pustaka (µg/orang/ hari) Paparan arsen berdasarkan batas maksimum regulasi (µg/orang/ hari)
No Kelompok Pangan Jenis Seluruh Seluruh
0-59 bln 5 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn 0-59 bln 5-12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn
Data umur umur
14 Minuman - - - - - - - 0.85 1.95 2.30 2.38 2.35 2.28
Makanan - - - - - - - 0.13 0.18 0.18 0.13 0.05 0.13
15
Komposit
16 Air - - - - - - - 7.10 9.68 11.29 14.19 12.86 12.92
17 Suplemen - - - - - - - 0.20 0.10 0.11 0.51 0.50 0.41
85
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Manggar, 11 Maret 1991, sebagai anak pertama dari tiga
bersaudara dari Bapak Muhammad Effendi dan Ibu Septiani. Pada Juli 2012,
penulis menerima gelas Sarjana Teknologi Pertanian dari Jurusan Teknologi
Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Penulis bekerja di PT. Duta Satya Konsultindo sejak tahun 2016 hingga saat ini.
Kemudian pada bulan Oktober 2015 penulis melanjutkan pendidikannya pada
Program Magister Profesional Teknologi Pangan, Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Penulis melakukan penelitian sebagai tugas akhir dengan judul
“Kajian Paparan Logam Berat dari Pangan di Indonesia” di bawah bimbingan
Prof. Dr. Nuri Andarwulan dan Nancy Dwi Juliana, STP. M.Sc.