Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Denpasar merupakan kota terpadat penduduknya di Bali. Tingginya laju
pertumbuhan penduduk yang sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi
masyrakat,yang mengakibatkan volume sampah semakin bertambah (komalasari dkk,
2018). Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis dan
merupakan polutan umum yang dapat menyebabkan turunnya nilai estetika llingkungan,
membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan sumber daya, menimbulkan polusi,
menyumbat saluran air dan berbagai akibat negatif lainnya (Putra dkk,2012).
Dalam ketentuan UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Sampah dinyatakan,
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Berdasarkan atas zat pembentuknya (biologis dan kimia), sampah dibedakan
menjadi sampah organik (sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering).
Sampah basah juga disebut sampah yang mudah membusuk (garbage) karena aktivitas
mikroorganisme, seperti daun, batang dan ranting pohon, sisa sayur-mayur, buah-
buahan, kayu bekas bangunan, bangkai binatang,dsb. Sampah kering juga disebut
sampah yang sulit membusuk (refuse) seperti kertas, plastik, potongan kain, logam,
gelas, karet, dan sebagainya. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. (Wardi, 2011).
Sampah organik dan anorganik dapat menimbulkan permasalahan lingkungan
apabila tidak ditangani dengan baik, apalagi sampah anorganik yang sangat sulit dan
memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat diuraikan secara alami serta
memerlukan pengelolaan khusus. Penimbunan sampah yang umum dikenal pada
masyarakat luas memiliki dua cara penimbunan, yaitu metode penimbunan terbuka
(open dumping) dan metode sanitary landfill. Penimbunan terbuka merupakan metode
dimana sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada
suatu lahan. Pembusukan sampah yang menghasilkan gas metan data menyebar ke udara
sekitar dan mengakibatkan aroma tidak sedap serta mudah terbakar. Cairan yang
bercampur atau yang dihasilkan oleh sampah dapat merembes ke tanah sehingga
mencemari tanah serta air di lingkungan sekitar. Banyaknya permasalahan yang
dihasilkan dari metode penimbunan terbuka (open dumping) menghasilkan metode
penimbunan yang lebih baik, yaitu sanitary landfill.
Sanitary Landfill adalah sistem pengelolaan sampah yang mengembangkan lahan
cekungan dengan syarat tertentu yaitu jenis porositas tanah, dimana pada pasar cekungan
dilapisi geotekstil untuk menahan peresapan lindi pada tanah serta dilengkapi dengan
saluran lindi dan gas beracun yang kemudian lahan ditutup dengan tanah sehingga lahan
mempunyai lapisan yang tersusun bergantian oleh tanah dan sampah. Lahan sanitary
landfill ini dinyatakan aman serta dapat digunakan kembali untuk perumahan kurang
lebih 30 tahun setelah sanitary landfill dinyatakan tutup (Putra dkk, 2012). Hal inilah
yang melatar belakangi proyek Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Suwung (MYC)
yang terletak di Jalan TPA Suwung, Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan, Bali.

1.2 Ruang Lingkup


Proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional Sarbagita
Suwung terdiri dari 7 (tujuh) pekerjaan utama yaitu :
1. Pekerjaan persiapan,
2. Pekerjaan penutupan dan penataan TPA eksisting (Luas ± 22,4 Ha),
3. Pekerjaan pembangunan TPA sanitary landfill (Luas ± 5 Ha),
4. Pekerjaan pematangan lahan lokasi PLTSA (Luas ± 5 Ha),
5. Optimalisasi instalasi pengolahan lindi (IPL) eksisting,
6. Infrastruktur pendukung,
7. Desain.
1.2.1 Lingkup Kerja Praktek
Selama melaksanakan kerja praktek pada Proyek Revitalisasi Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung, kegiatan pokok yang penulis
lakukan antara lain :
1. Mengamati teknik pelaksanaan pekerjaan di lapangan sehingga dapat
membandingkan dengan teori yang didapat di perkuliahan.
2. Mengamati pekerjaan utama khususnya pada pekerjaan perkuatan lereng dan
tangga dengan dinding penahan tanah sebagai konstruksi utamanya.
3. Melakukan pengumpulan data dan informasi sebagai bahan untuk menyusun
laporan kerja praktek.

Adapun beberapa tahapan pekerjaan yang dapat diamati pada saat kerja praktek
antara lain :

1. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan patok batas galian pondasi tapak.


2. Pekerjaan galian sampah pondasi tapak.
3. Pekerjaan timbunan lime stone pondasi tapak.
4. Pekerjaan plester lantai kerja pondasi tapak.
5. Pekerjaan angkutan besi beton dan bekisting dari stockyard ke lapangan.
6. Pekerjaan install rakitan besi beton pondasi tapak.
7. Pekerjaan install bekisting ppondasi tapak.
8. Pekerjaan pengecoran beton pondasi tapak dengan readymix.
9. Pekerjaan install bekisting balok.
10. Pekerjaan install rakitan besi beton balok.
11. Pekerjaan pengecoran beton balok dengan readymix.
12. Pekerjaan bongkar bekisting dinding balok.
13. Pekerjaan pemeliharaan beton dengan curing.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Proyek
Adapun maksud dan tujuan dari Proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Regional Sarbagita Suwung adalah sebagai berikut :
1. Berpartisipasi dalam penanganan permasalahan sampah yang terus meningkat di
Bali.
2. Membantu meminimalisir polusi di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
regional Sarbagita Suwung.
3. Menambah tempat wisata dan rekreasi di Bali.

1.3.2 Tujuan Khusus Kerja Praktek

Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui proses penguukuran dan pemasangan patok batas galian pondasi


tapak.
2. Mengetahui proses galian sampah pondasi tapak.
3. Mengetahui proses timbunan lime stone pondasi tapak.
4. Mengetahui proses plester lantai kerja pondasi tapak.
5. Mengetahui proses angkutan besi beton dan bekisting dari stockyard ke lapangan.
6. Mengetahui proses install rakitan besi beton pondasi tapak.
7. Mengetahui proses install bekisting pondasi tapak.
8. Mengetahui proses pengecoran beton pondasi tapak dengan readymix.
9. Mengetahui proses install bekisting balok.
10. Mengetahui proses install rakitan besi beton balok.
11. Mengetahui proses pengecoran beton balok dengan readymix.
12. Mengetahui proses bongkar bekisting dinding balok.
13. Mengetahui proses beton dengan curing.
1.4 Gambaran Umum Proyek
1.4.1 Nama Proyek
Nama Proyek pembangunan ini adalah Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Regional Sarbagita Suwung (MYC), yang terdiri dari :
1. TPA Eksisting (Luas ± 22,4 Ha) yang mencakup pekerjaan penutupan dan
penataan TPA Eksisting.
2. TPA Sanitary Landfill (Luas ± 5 Ha) yang mencakup pembuatan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sanitary Landfill.
3. Lahan lokasi PLTSA (Luas ± 5 Ha) yang mencakup pekerjaan pematangan lahan
lokasi PLTSA.
1.4.2 Lokasi Proyek
Proyek Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Suwung (MYC) terletak di Jl. TPA
Suwung, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.

Tempat Pembuangan Akhir


(TPA) Suwung

Gambar 1.1 Peta lokasi proyek


Sumber : google maps (2019)
Adapun batas wilayah proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelah utara : Pemukiman warga
2. Sebelah timur : Pulau Serangan
3. Sebelah selatan : Samudra Hindia
4. Sebelah barat :Pelabuhan Benoa

1.4.3 Identitas Proyek


1. Pemilik Proyek : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (Kemen. PUPR)
2. Nama Pekerjaan : Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Regional Sarbagita Suwung (MYC)
3. Sumber Dana : APBN
4. Nilai Kontrak : Rp. 250.094.538.000,-
5. Kontraktor Pelaksana : PT. Waskita Karya (Persero) Tbk,
PT. Arkonin Engineering MP
6. Konsultan Perencana : PT. Arkonin Engineering MP
Arsitektur : PT. Arkonin Engineering MP
Struktur : PT. Arkonin Engineering MP
MEP : PT. Arkonin Engineering MP
7. Konsultan Pengawas : Manajemen Konstruksi
8. Waktu Pelaksanaan : 15 Desember 2017 – Oktober 2019

1.4.4 Data Teknis Proyek


Data teknis proyek Revitalisasi TPA Regional Saarbagita Suwung (MYC)
adalah sebagai berikut :
1. Luas lahan
a. TPA Eksisting : ± 22,4 Ha
b. TPA Sanitary Landfill : ± 5 Ha
c. Lahan lokasi PLTSA : ± 5 Ha
2. Konstruksi utama
Proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional
Sarbagita Suwung tidak terlalu banyak menggunakan sistem struktur beton
bertulang karena mayoritas pekerjaannya merupakan pekerjaan penutupan
sampah yang dipadatkan (Luas ± 22,4 Ha) dengan beberapa lapisan
(coversoil). Konstruksi yang menggunakan sistem beton bertulang tersebut
terdapat di lereng TPA Eksisting dengan menggunakan kawat bronjong
sebagai dinding penahan tanah (DPT). Kawat bronjong yang digunakan
merupakan kawat galvanis dengan anyaman 3 lilitan ⌀ 3,0 mm, kawat sisi ⌀
3,40 mm dan kawat pengikat ⌀ 2,0 mm, lubang heksagonal 80 x 100 mm.
pemasangan bronjong yang dimaksudkan adalah dalam bentuk I, tipe A
bronjong kawat ukuran L = 2,0 m x B = 1,0 m x T = 0,5 m.
3. Jangka Waktu
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan proyek Revitalisasi Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung (MYC) adalah 23
bulan terhitung mulai Desember 2017 sampai Oktober 2019.
4. Proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita
Suwung (MYC) dilakukan dengan beberapa tahap pekerjaan. Tahapan awal
dari pekerjaan persiapan, pekerjaan penutupan dan penataan TPA Eksisting,
pekerjaan pembangunan TPA Sanitary Landfill, pekerjaan pematangan lahan
lokasi PLTSA, optimalisasi Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) Eksisting,
infrastruktur pendukung, pekerjaan desain.
BAB II

ADMINISTRASI

2.1 Umum

2.2 Proses Realisasi Proyek

2.3 Administrasi Proyek

2.4 Struktur dan Hubungan Organisasi Proyek

2.5 Ringkasan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), Jenis Pekerjaan Proyek dan
Gambar Kerja

Anda mungkin juga menyukai