Kota Denpasar merupakan kota terpadat penduduknya di Bali. Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi masyrakat,yang mengakibatkan volume sampah semakin bertambah (komalasari dkk, 2018). Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis dan merupakan polutan umum yang dapat menyebabkan turunnya nilai estetika llingkungan, membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan sumber daya, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat negatif lainnya (Putra dkk,2012). Dalam ketentuan UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Sampah dinyatakan, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Berdasarkan atas zat pembentuknya (biologis dan kimia), sampah dibedakan menjadi sampah organik (sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah juga disebut sampah yang mudah membusuk (garbage) karena aktivitas mikroorganisme, seperti daun, batang dan ranting pohon, sisa sayur-mayur, buah- buahan, kayu bekas bangunan, bangkai binatang,dsb. Sampah kering juga disebut sampah yang sulit membusuk (refuse) seperti kertas, plastik, potongan kain, logam, gelas, karet, dan sebagainya. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. (Wardi, 2011). Sampah organik dan anorganik dapat menimbulkan permasalahan lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik, apalagi sampah anorganik yang sangat sulit dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat diuraikan secara alami serta memerlukan pengelolaan khusus. Penimbunan sampah yang umum dikenal pada masyarakat luas memiliki dua cara penimbunan, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Penimbunan terbuka merupakan metode dimana sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan. Pembusukan sampah yang menghasilkan gas metan data menyebar ke udara sekitar dan mengakibatkan aroma tidak sedap serta mudah terbakar. Cairan yang bercampur atau yang dihasilkan oleh sampah dapat merembes ke tanah sehingga mencemari tanah serta air di lingkungan sekitar. Banyaknya permasalahan yang dihasilkan dari metode penimbunan terbuka (open dumping) menghasilkan metode penimbunan yang lebih baik, yaitu sanitary landfill. Sanitary Landfill adalah sistem pengelolaan sampah yang mengembangkan lahan cekungan dengan syarat tertentu yaitu jenis porositas tanah, dimana pada pasar cekungan dilapisi geotekstil untuk menahan peresapan lindi pada tanah serta dilengkapi dengan saluran lindi dan gas beracun yang kemudian lahan ditutup dengan tanah sehingga lahan mempunyai lapisan yang tersusun bergantian oleh tanah dan sampah. Lahan sanitary landfill ini dinyatakan aman serta dapat digunakan kembali untuk perumahan kurang lebih 30 tahun setelah sanitary landfill dinyatakan tutup (Putra dkk, 2012). Hal inilah yang melatar belakangi proyek Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Suwung (MYC) yang terletak di Jalan TPA Suwung, Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan, Bali.
1.2 Ruang Lingkup
Proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional Sarbagita Suwung terdiri dari 7 (tujuh) pekerjaan utama yaitu : 1. Pekerjaan persiapan, 2. Pekerjaan penutupan dan penataan TPA eksisting (Luas ± 22,4 Ha), 3. Pekerjaan pembangunan TPA sanitary landfill (Luas ± 5 Ha), 4. Pekerjaan pematangan lahan lokasi PLTSA (Luas ± 5 Ha), 5. Optimalisasi instalasi pengolahan lindi (IPL) eksisting, 6. Infrastruktur pendukung, 7. Desain. 1.2.1 Lingkup Kerja Praktek Selama melaksanakan kerja praktek pada Proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung, kegiatan pokok yang penulis lakukan antara lain : 1. Mengamati teknik pelaksanaan pekerjaan di lapangan sehingga dapat membandingkan dengan teori yang didapat di perkuliahan. 2. Mengamati pekerjaan utama khususnya pada pekerjaan perkuatan lereng dan tangga dengan dinding penahan tanah sebagai konstruksi utamanya. 3. Melakukan pengumpulan data dan informasi sebagai bahan untuk menyusun laporan kerja praktek.
Adapun beberapa tahapan pekerjaan yang dapat diamati pada saat kerja praktek antara lain :
1. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan patok batas galian pondasi tapak.
2. Pekerjaan galian sampah pondasi tapak. 3. Pekerjaan timbunan lime stone pondasi tapak. 4. Pekerjaan plester lantai kerja pondasi tapak. 5. Pekerjaan angkutan besi beton dan bekisting dari stockyard ke lapangan. 6. Pekerjaan install rakitan besi beton pondasi tapak. 7. Pekerjaan install bekisting ppondasi tapak. 8. Pekerjaan pengecoran beton pondasi tapak dengan readymix. 9. Pekerjaan install bekisting balok. 10. Pekerjaan install rakitan besi beton balok. 11. Pekerjaan pengecoran beton balok dengan readymix. 12. Pekerjaan bongkar bekisting dinding balok. 13. Pekerjaan pemeliharaan beton dengan curing. 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Proyek Adapun maksud dan tujuan dari Proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung adalah sebagai berikut : 1. Berpartisipasi dalam penanganan permasalahan sampah yang terus meningkat di Bali. 2. Membantu meminimalisir polusi di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional Sarbagita Suwung. 3. Menambah tempat wisata dan rekreasi di Bali.
1.3.2 Tujuan Khusus Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses penguukuran dan pemasangan patok batas galian pondasi
tapak. 2. Mengetahui proses galian sampah pondasi tapak. 3. Mengetahui proses timbunan lime stone pondasi tapak. 4. Mengetahui proses plester lantai kerja pondasi tapak. 5. Mengetahui proses angkutan besi beton dan bekisting dari stockyard ke lapangan. 6. Mengetahui proses install rakitan besi beton pondasi tapak. 7. Mengetahui proses install bekisting pondasi tapak. 8. Mengetahui proses pengecoran beton pondasi tapak dengan readymix. 9. Mengetahui proses install bekisting balok. 10. Mengetahui proses install rakitan besi beton balok. 11. Mengetahui proses pengecoran beton balok dengan readymix. 12. Mengetahui proses bongkar bekisting dinding balok. 13. Mengetahui proses beton dengan curing. 1.4 Gambaran Umum Proyek 1.4.1 Nama Proyek Nama Proyek pembangunan ini adalah Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung (MYC), yang terdiri dari : 1. TPA Eksisting (Luas ± 22,4 Ha) yang mencakup pekerjaan penutupan dan penataan TPA Eksisting. 2. TPA Sanitary Landfill (Luas ± 5 Ha) yang mencakup pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sanitary Landfill. 3. Lahan lokasi PLTSA (Luas ± 5 Ha) yang mencakup pekerjaan pematangan lahan lokasi PLTSA. 1.4.2 Lokasi Proyek Proyek Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Suwung (MYC) terletak di Jl. TPA Suwung, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Suwung
Gambar 1.1 Peta lokasi proyek
Sumber : google maps (2019) Adapun batas wilayah proyek ini adalah sebagai berikut : 1. Sebelah utara : Pemukiman warga 2. Sebelah timur : Pulau Serangan 3. Sebelah selatan : Samudra Hindia 4. Sebelah barat :Pelabuhan Benoa
1.4.3 Identitas Proyek
1. Pemilik Proyek : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR) 2. Nama Pekerjaan : Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung (MYC) 3. Sumber Dana : APBN 4. Nilai Kontrak : Rp. 250.094.538.000,- 5. Kontraktor Pelaksana : PT. Waskita Karya (Persero) Tbk, PT. Arkonin Engineering MP 6. Konsultan Perencana : PT. Arkonin Engineering MP Arsitektur : PT. Arkonin Engineering MP Struktur : PT. Arkonin Engineering MP MEP : PT. Arkonin Engineering MP 7. Konsultan Pengawas : Manajemen Konstruksi 8. Waktu Pelaksanaan : 15 Desember 2017 – Oktober 2019
1.4.4 Data Teknis Proyek
Data teknis proyek Revitalisasi TPA Regional Saarbagita Suwung (MYC) adalah sebagai berikut : 1. Luas lahan a. TPA Eksisting : ± 22,4 Ha b. TPA Sanitary Landfill : ± 5 Ha c. Lahan lokasi PLTSA : ± 5 Ha 2. Konstruksi utama Proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung tidak terlalu banyak menggunakan sistem struktur beton bertulang karena mayoritas pekerjaannya merupakan pekerjaan penutupan sampah yang dipadatkan (Luas ± 22,4 Ha) dengan beberapa lapisan (coversoil). Konstruksi yang menggunakan sistem beton bertulang tersebut terdapat di lereng TPA Eksisting dengan menggunakan kawat bronjong sebagai dinding penahan tanah (DPT). Kawat bronjong yang digunakan merupakan kawat galvanis dengan anyaman 3 lilitan ⌀ 3,0 mm, kawat sisi ⌀ 3,40 mm dan kawat pengikat ⌀ 2,0 mm, lubang heksagonal 80 x 100 mm. pemasangan bronjong yang dimaksudkan adalah dalam bentuk I, tipe A bronjong kawat ukuran L = 2,0 m x B = 1,0 m x T = 0,5 m. 3. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung (MYC) adalah 23 bulan terhitung mulai Desember 2017 sampai Oktober 2019. 4. Proyek Revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung (MYC) dilakukan dengan beberapa tahap pekerjaan. Tahapan awal dari pekerjaan persiapan, pekerjaan penutupan dan penataan TPA Eksisting, pekerjaan pembangunan TPA Sanitary Landfill, pekerjaan pematangan lahan lokasi PLTSA, optimalisasi Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) Eksisting, infrastruktur pendukung, pekerjaan desain. BAB II
ADMINISTRASI
2.1 Umum
2.2 Proses Realisasi Proyek
2.3 Administrasi Proyek
2.4 Struktur dan Hubungan Organisasi Proyek
2.5 Ringkasan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), Jenis Pekerjaan Proyek dan Gambar Kerja