Anda di halaman 1dari 11

Terapi Punca Sel (stem sel) untuk Degenerasi Sel

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

JL. Arjuna Utara NO.6 Jakarta 11510

Kata pengantar

Bersyukur ke hadrat ilahi dan segala puji saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah saya yang
kedua ini pada mata kuliah Dasar Biologi Sel 1 di blok 3 ini. Bersama ini saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua ahli kelompok F4 dan para dosen selaku dosen matakuliah di blok ini
yang telah banyak memberi petunjuk dan membantu sehingga terselesainya tugas ini. Saya juga
ingin mengucapkan jutaan terima kasih kepada koordinator kami sewaktu sesi PBL yang telah
banyak membantu saya serta semua ahli kelompok dalam menyelesaikan diskusi serta memberi
tunjuk ajar kepada kami untuk menyelesaikan PBL kami yang kedua ini dalam keadaan yang
begitu baik dan kami dapat menyelesaikan segala perbincangan sewaktu PBL 1 dengan baik.

Akhirnya, saya juga berharap agar makalah saya yang serba sederhana ini dapat difahami
dan jika terdapat sebarang ketidak sempurnaan di dalam makalah ini dibetulkan agar saya dapat
perbetulkannya di masa akan datang. Semoga kita semua diberkati Tuhan.

Abstrak

Kesehatan adalah perkara terpenting bagi setiap manusia dan setiap manusia itu sanggup untuk
berbuat apa sahaja untuk terus sehat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tentang ilmu kesehatan, penelitian terhadap stem cell atau sel punca telah mengalami
kemajuan. Stem cell telah menjadi perhatian karena potensinya dalam terapi berbasis sel.
Penelitian terhadap stem cell berkembang pesat disebabkan potensi stem cell yang sangat
menjanjikan untuk terapi pelbagai penyakit degeneratif, termasuk terapi penggantian kulit
sehingga menimbulkan harapan baru dalam bidang medis. Para peneliti menggunakan sel punca
untuk mengetahui dan mempelajari proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh
manusia serta patogenesis penyakit-penyakit yang diderita. Dalam tulisan ini akan dibahas
mengenai definisi stem cell, jenis dan sifat stem cell, Polimerase Chain Reaction (PCR),
elektroforesis dan transgenic tumbuhan.

Kata kunci: Stem cell, PCR, elektroforesis, transgenik

Abstract

Health is the most important thing for every people and everyone will do anything to stay in
optimum condition of health. Along with the development of science and technology on health
sciences, research on stem cells or stem cells have been progressed. Stem cell has been a concern
because of its potential for therapy based cells. Research on stem cells is growing rapidly due to
the potential for a very promising stem cell therapy for degenerative diseases , including skin
replacement therapy and giving rise to new hope in the medical field . The researchers used stem
cells to study and learn the process of growth and development of body tissue and pathogenesis of
diseases. In this article we will discuss about the definition of stem cell, types of stem cells and
properties, Polymerase Chain Reaction ( PCR ) , electrophoresis and transgenic plants.

Keywords: Stem cell, PCR, electrophoresis,transgenic

Pendahuluan

Kesehatan adalah perkara yang paling penting dalam kehidupan setiap manusia di dunia
ini. Hal ini karena, apabila seseorang manusia itu dalam kondisi yang sehat, tidak akan ada
penghalang untuk mereka melakukan aktivitas seharian mereka seperti belajar, berolahraga dan
sebagainya. Setiap manusia itu semestinya menginginkan kehidupan serta hidup mereka yang
sehat karena apabila sehat mereka bisa melakukan segala aktivitas seharian mereka dengan baik
dan kesehatan atau kesakitan seseorang individu itu dipengaruhi oleh pelbagai faktor. Menurut
World Health Organisation (WHO), sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik,
mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan dan sakit menurut Perkins
adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan atas diri seseorang yang menimbulkan
ketidakselesaan dalam aktivitas seharian dalam aspek jasmani atau sosial.1 Selama bertahun-tahun
para peneliti mencari dan mencoba memahami mengapa sebagian sel dan organ tubuh manusia
mampu memperbaiki diri sedangkan sel dan organ-organ lainnya tidak. Sekarang, pencarian itu
difokuskan ke bidang stem cell.2 Oleh karena itu, kewujudan teknologi terapi punca sel atau stem
cell sememangnya relevan terhadap masyarakat manusia pada zaman moderan kini. Hal ini karena
dengan teknologi ini, kita akan bisa memulihkan tubuh badan kita yang sakit parah kepada keadaan
yang normal atau keadaan yang menghampiri normal.

Tujuan

 Mengetahui lebih mendalam tentang punca sel (stem cell) serta fungsi dan teknis untuk
mengambil sel punca tersebut.
 Melalui makalah ini juga kita juga akan dapat mengetahui tentang teknik dasar
pemeriksaan biomolekuler.

Transplantasi sel

Transplantasi sel adalah penanaman sel baru untuk menggantikan sel yang telah rusak.
Transplantasi sel ini adalah suatu perkara yang tidak asing lagi dalam dunia kedokteran pada
zaman sekarang ini dan semakin meningkat tahap popularitasnya. Hal ini karena, transplantasi sel
ini dapat digunakan untuk menangani penyakit tertentu dan terbahagi menjadi tiga yaitu: 3

1) Tranplantasi autologous, dimana sel yang ditransplantasikan diambil dari sel induk pasien
sendiri. Sel tersebut diambil sebelum pasien diberikan kemoterapi dosis tinggi.
2) Transplantasi alogenik, dimana sel yang ditransplantasikan diambil dari donor yang cocok,
baik dari keluarganya atau bukan keluarganya.
3) Transplantasi singenik, dimana sel yang ditransplantasikan diambil dari sel induk saudara
kembar identik.

Stem cell

Stem cell adalah sel primitif yang memiliki kemampuan memperbaharui dan
berdiferensiasi. Stem cell yang bersumber dari tubuh, dalam keadaan tertentu dapat berdiferensiasi
menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun organ, dalam dunia medis disebut sebagai “sel multi-
fungsi”.4 Stem cell juga merupakan awal mula dari pertumbuhan sel lain yang menyusun
keseluruhan tubuh organisme, termasuk manusia. Stem cell selalu berada dalam keadaan tidak
terdiferensiasi sampai ada sinyal tertentu yang mengarahkannya berdiferensiasi menjadi sel jenis
tertentu. Kemampuannya untuk berproliferasi bersamaan dengan kemampuannya berdiferensiasi
menjadikan sebagai sejenis sel yang unik.
Terdapat dua kelompok utama stem cell menurut sumbernya, yaitu embryonic stem cell
yang diisolasi dari inner cell mass embrio, dan adult stem cell yang diisolasi dari jaringan
dewasa.1,3 Seperti telah diperkirakan sebelumnya, dewasa ini makin banyak bukti mendukung
dugaan kehadiran stem cell pada organ dan jaringan, dan bahwa sel-sel jenis ini memiliki
kemampuan untuk berkembang jauh melebihi yang dulu dibayangkan.
Jenis-jenis Stem cell

Berdasarkan kemampuan untuk berdiferensiasi, stem cell terbahagi kepada beberapa jenis
yaitu:

Rajah 1 Sifat/karakter sel punca yaitu berdifirensiasi dan beregenerasi

 Totipotent: Merupakan sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua
jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Contoh dari stem cell
totipotent adalah zigot.
 Pluripotent: Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal
(ektoderm, mesoderm, dan endoderm), tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembrionik
atau tidak dapat membentuk suatu organisme baru seperti plasenta dan tali pusat. Contoh
dari stem cell pluripotent adalah embrionic stem cell.
 Multipotent: Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa.
Contoh dari stem cell multipotent adalah hematopoietic stem cells.
 Unipotent: Merupakan sel yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu. Berbeda
dengan non-stem cell, stem cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau
meregenerasi diri (self-regenerate/self-renew)

Berdasarkan sumbernya, stem cell dibagi menjadi:

1) Zygote stem cell adalah sel punca yang terbentuk sesaat setelah sperma bertemu dengan sel
telur (ovum).

2) Embryonic stem cell adalah sel punca yang diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst
(embrio yang terdiri dari 50 – 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cell
biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat
ini telah dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan
embrio tersebut, sehingga dapat terus hidup dan bertumbuh.

3) Fetus atau sel punca janin kebiasaanya sel punca ini dari klinik aborsi.

4) Stem cell darah tali pusat adalah sel punca yang diperoleh dari darah plasenta dan tali pusar
setelah kelahiran bayi. Stem cell dari darah tali pusar merupakan sel jenis hemapoeitic, dan ada
yang menggolongkan sel punca ini sebagai sel punca dewasa.

5) Adult stem cell atau sel punca dewasa adalah sel yang diperoleh dari jaringan tubuh dewasa,
antara lain dari sumsum tulang, jaringan otot, jaringan saraf dan lain-lainnya. Sel punca dewasa
ini mempunyai sifat plastis, yaitu selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan
asalnya, adult stem cell juga dapat menjadi sel jaringan lain, misalnya neural stem cell dapat
menjadi sel darah.2,4

Sifat khas Stem cell:

1. Differentiate yaitu kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain. Sel Punca mampu
berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas (spesifik) misalnya sel saraf, sel otot jantung,
sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain
2. Self regenerate/self renew yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi
dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya
melalui pembelahan sel.

Cara mendapatkan stem cell

Cara mengambil adult stem cells yaitu mengambil sel atau jaringan dari tubuh orang
dewasa, anak-anak, hewan, dan tali pusat. Beberapa adult stemcells yang sering digunakan dalam
stem cell research dan pengobatan adalah haemapoetic stem cells (stem cells darah) yang
umumnya didapatkan dari sumsum tulang belakang (bone marrow) dan neuronal stem cells yang
diambil dari bagian otak manusia. Pengambilan adult stem cells tidak harus merusak atau
membunuh donor karena hanya sebagian kecil jaringan saja yang diambil. Stem cell juga diambil
dari orang yang sudah meninggal.

Manfaat stem cell

Terapi sel punca ini merupakan replacement therapy karena stem cell bisa hidup di luar
organ tubuh manusia misalnya dalam cawan petri, maka stem cell tersebut dapat dimanipulasi
tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Terapi ini bisa mengobati berbagi penyakit seperti
penyakit autoimun, penyakit degeneratif dan skin replacement.

Penyakit autoimun adalah penyakit seperti artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah
diinduksi oleh faktor tumbesaran agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum
tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari
sel imun matang. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel
imun matang yang tidak mengenal self-antigen (dianggap sebagai foreign antigen). Setelah itu
hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum
tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matang sehingga sistem imun tubuh kembali seperti
biasa.3,5

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang disebabkan terdapat beberapa kerusakan atau
kematian sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis sebagai suatu penyakit. Pada keadaan ini, stem
cell akan dimanipulasi dan ditranplantasi ke dalam tubuh agar stem cell dapat terus berdiferensiasi
menjadi sel-sel organ tertentu untuk menggantikan sel-sel yang telah rosak dan mati akibar
penyakit degeneratif. Contoh penyakit degeneratif adalah Parkinson, stroke dan Alzheimer.5
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat
membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini
memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari masalah penolakan.
Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.6

Polymerase Chain Reaction (PCR)

PCR adalah salah satu ternik yang terpenting di dalam biologi molekuler untuk
menggandakan sebahagian spesifik DNA. Secara in vitro PCR menggunakan sistim enzimatik dan
suhu dengan cetakan DNA yang sangat sedikit dan kemudiannya menjadi banyak jutaan kali lipat
setelah melalui beberapa siklus amplifikasi. Selektifitas dalam reaksi PCR ini ditentukan oleh
pemilihan DNA primer yang tepat serta PCR ini mempunyai larutannya yang tersendiri yang
terdiri daripada DNA polymerase (enzim Taq Polymerase) yang tahan terhadap suhu tinggi, Buffer
solution, nukleotida yaitu unit terkecil ATCG dan PCR primer (sebahagian kecil DNA yang
spesifik).7

Di samping itu, PCR ini mempunyai cara kerjanya yang tersendiri yaitu melalui empat
proses yaitu amplifikasi (denaturasi), annealing (penempelan) dan exstension (elongasi). Tahap
pertama yaitu amplifikasi yaitu DNA dipanaskan dengan suhu 94 C untuk memutuskan DNA dan
tahap kedua adalah penempelan pasangan primer berlabel biotin di kedua ujung Sekuen Target
dan ekstension atau elongasi DNA akan diperpanjangkan pada suhu 72 C.8
Rajah 2 Polymerase Chain Reaction to amplify DNA10

Akhirnya, selepas proses ini berlaku, DNA akan bertambah sesuai dengan jumlah yang
diperlukan khususnya di dalam bidang forensik untuk mengidentifikasi manusia atau organisme
dan membuat penyesuaian ahli keluarga berdasarkan genetik DNA dalam proses elektrofesis.

Elektroforesis

Teknik pemisahan molekul selular berdasarkan atas ukurannya, dengan menggunakan


medan listrik yang dialirkan pada suatu medium yang mengandung sample yang akan dipisahkan.
Teknik ini dapat digunakan dengan memannfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul,
misalnya DNA yang bermuatan negative dilewatkan melaui sesuatu medium misalnya gel agarosa
kemudian dialiri arus listrik dari satu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya, maka molekul
tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif.9

Teknik elektroforesis ini mempunyai cara kerjanya yang tersendiri yaitu: 10

1. Sepotong kecil jaringan atau sample yang ingin digunakan dihaluskan dalam suatu cairan
dan disentrifugasi. Hal ini bertujuan untuk membuang sisa-sisa sel yang tidak diperlukan
2. Kemudian, diambil setetes lapisan yang teratas dalam cairan tersebut dan dituangkan
pada kertas pengisap dan dimasukkan dalam gel akrilamida.

3. Pembuatan gel ini lebih kurang sama dengan cara pembuatan agar-agar di mana bahan-
bahan didihkan terlebih dahulu dan dituang dalam cetakan terlebih dahulu dan dibiarkan mengeras.

4. Seterusnya, arus listrik dialirkan sehingga ribuan protein dalam tetesan bergerak
menembusi gel.

5. Selajutnya, diteteskan zatwarna biokimia untuk menandai pita (band) protein tertentu di
dalam gel.

6. Akhirnya, kesimpulan genetis diperoleh dengan membandingkan profil pita satu


individu atai spesies dengan individu atau spesies yang lain.

Transgenik

Teknologi tanaman transgenik ini dilihat semakin berkembang dalam bidang


pertanian di dunia ini dari hari ke hari. Tanaman transgenik adalah singkatan dari trans yang
membawa maksud permindahan dan organisma transgenic ini teubahsuai secara genetik dan
teknologi ini melibatkan penggunaan enzim tertentu yang boleh memotong, mengklon atau
mengubah segmen DNA tersebut.8 Tanaman transgenik ini mengekspresikan ciri-ciri tanaman
yang baharu dan mencetus perkembangan dalam budang pertanian khususnya.

Namun begitu terdapat beberapa dampak negatif yang bisa diperoleh daripada tanaman
transgenic ini. Pertama adalah tanaman transgenik akan merbahayakan kesehatan seperti gen lectin
di dalam kentang yang bersifat racun terhadap tikus percobaan.11 Hal ini membuktikan bahwa
makanan tersebut merbahaya terhadap organisma termasuk juga kita sebagai manusia. Selain itu,
tanaman trangenik ini juga memberi dampak terhadap organisma atau serangga yang tidak terkait
seperti BT (Bacillus thuringensis) pada serangga bukan target seperti kupu-kupu Monarch yang
bisa menyebabkan kematian kepada kupu-kupu tersebut.11,12

Ketiga, adalah perpindahan Gen daripada tanaman transgenic ke tanaman yang lain yang
akan membentuk gulma super dan perpindahan gen ini bisa terjadi melalui perantara angina,
serangga dan sebagainya.
Rajah 3 Cara Pembuatan Tanaman Transgenik

Kesimpulan

Stem cell atau sel punca telah menunjukkan pelbagai potensi dalam pengembangan
kesehatan dan penelitian kedokteran. Maka dengan penelitian dan riset kesehatan yang giat
dijalankan sejak akhir-akhir ini, terbukti bahawa penggunaan stem cell dalam pengobatan
membawa banyak manfaat. Keupayaan stem cell untuk berpoliferasi dan beregenerasi untuk
menggantikan sel atau jaringan yang rosak atau mati dapat mengobati pelbagai penyakit termasuk
sakit luka bakar melalui skin replacement therapy. Manfaat sel stem untuk pengobatan regeneratif
sangat besar dan potensinya masih belum digali secara optimal dan diharapkan kaedah stem cell
dapat dimajukan di Indonesia.
Daftar Pustaka

1. Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC; 2005.h 28-30.
2. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran sel dan molekuler. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UKRIDA. 2015.h. 534-54
3. Setiawan B.Aplikasi terapeutik sel stem embrionik pada berbagai penyakit
degeneratif. Cerm Dun Ked 2006; 153(1)
4. Saputra V. Dasar-dasar stem cell dan potensi aplikasi dalam ilmu kedokteran. Cerm
Dun Ked 2006; 153(1)
5. Jusuf AA. Aspek dasar sel punya embrionik (embryonic stem cells) dan potensi
pengembangannya. FK Universitas Indonesia; 2008.
6. Faraday AV, Dyer JT. Progress in stem cell applications. New York: Nova Science
Publishers. 2010. h.183-88
7. Yuwono T. Biologi molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005. h.100-02
8. Fahmi V, Safitri A. Biologi molekuler dan sel. Diterjemahkan dari Stansfield WD,
Colome JS, Cano RJ. Shaum`s easy outline. Boston: Mcgraw-Hill Companies;
2003.h. 84-5
9. Sudjadi. Bioteknologi kesehatan. Yogjakarta: Penerbit Kanisius; 2008.h.94-5
10. Bahfein L. Kuasa gen atas takdir manusia. Diterjemahkan dari Avise JC. The
genetic gods: evolution and belief in human affairs. Second edition. United States:
Harvard University Press; 2001.h.60-1
11. Salikin KA. Sistem pertanian berkelanjutan. Edisi pertama. Yogjakarta: Penerbit
Kanisius; 2003.h. 33-35
12. Rahman HA, Hashim R. Pemeliharaan dan pemulihan alam sekitar di Malaysia.
Pulau Pinang: Penerbit Unoversiti Sains Malaysia; 2010.

Anda mungkin juga menyukai