ANDRIYANA SUGIYANTO
2285142345
SERANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Prilaku Bermasalah
Prilaku bermasalah adalah tingkah laku siswa yang menyimpang dari
kebiasaan teman-temannya. Lebih lanjut dikatakan bahwa apabila anak tiba-tiba tidak
dapat melakukan apa-apa juga merupakan indikasi bahwa anak mengalami masalah
yang segera harus ditangani oleh gurunya. (Budi Ahmad, 2010).
B. Masalah Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Masalah belajar juga
merupakan segala masalah yang terjadi selama proses belajar itu sendiri baik secara
langsung ataupun secara tidak langsung (Udin, 2004)
BAB IV
ANALISIS KASUS
Sebelum kita menelaah lebih jauh mengenai pemecahan dan penanganan masalah
dalam kasus kesuitan belajar ini, alangkah baiknya kita membahas menenai faktor-faktor apa
saja yang sekiranya memiliki keterkaitan dengan kasus kesultan belajar yang dialami oleh
teman saya ini. Ternyata setelah dikaji lebih dalam, ada dua faktor yang menyebabkan
masalah dalam kasus kesulitan belajar ini,yaitu faktor internal dan faktor ekstenal. Disini saya
akan membahas kedua faktor tersebut.
Dari uraian di atas, dapat kita Tarik kesimpulan bahwa dari data-data di atas
dapat kita ambil pelajaran untuk dijadikan sebagai bahan kajian dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh teman saya dalam hal kasus “kesulitan
belajar”. Ternyata masalah ini perlu dukungan dari berbagai pihak dalam upaya
menanggani masalah ini, tidak hanya sekedar teman saya sendiri yang melakukan
perubahan tetapi seharusnya pihak-pihak yang terkait dan memiliki kedekatan
dengan anak pun harus iku berpartisipasi dalam menyelesaikan dan menemukan
alternative pemecahan masalah dalam kasus “kesulitan belajar” yang dialami oleh
teman saya ini.
Jadi pada akhirnya kembali lagi kepada tugas guru yaitu sebagai pendidik
yang berfungsi untuk mempersiapkan generasi bangsa agar mampu menjalani
kehidupan dengan sebaik-baiknya dikemudian hari. Dengan demikian agar peroses
belajar mengajar siswa dapat berlangsung secara optimal, diperlukan pendekatan
yang lebih intensif dari gurunya tersebut, sehingga siswa dapat terus terpantau
bagaimana perkemangannya dalam proses pembelajarannya. Jika hal ini terus
dilakukan, bukan mustahil maslah kesulitan belajar yang dialami oleh teman saya
dapat sedikit terpecahkan dan dapat terselesaikan dengan baik. Dalam hal ini ada
beberapa metode atau cara yang setidaknya dapat dilakukan untuk dapat sedikit
mengatasi masalah kesulitan belajar yang dialami oleh teman saya yang mengalami
kasus tersebut.
1. Melakukan Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas dapat membantu menggurangi kesulitan
dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa keadaan secara fisik bagaimana
kondisi kelas dalam kegiatan belajar, cukup nyaman,segar,sehat dan hidup
suasananya atau tidak. Kalau suasananya sangat nyaman, tenang dan sehat,maka
itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih semangat lagi. Jika guru
teman saya tersebut melakukan observasi kelas, mungkin ia bisa mengetahui
apa saja penyebab yang menyebabkan teman saya itu mengalami masalah dalam
kesulitan belajar.
2. Pemeriksaan Alat Indera
Dalam hal ini dapat difokuskan lagi pada tingkat kesehatan siswa khusus
mengenai alat indera. Diupayakan minimal dalam sebulan sekali pihak sekolah
melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan di puskesmas, karena tingkat
kesehatan yang baik dapat menunjang proses pembelajaran yang baik, ternyata
teman saya mengalami sedikit masalah yaitu ganguan pada pendengarannya.
Alangkah baiknya jika sekolah yang bersangkutan melakukan kegiatan ini agar
kedepannya teman saya merasa lebih nyaman dan lebih siap dalam menerima
pelajaran.
3. Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke ruah seorang murid. Di sana
seorang guru dapat dengan leluasa melihat,memperhatikan apa saja aktifitas
yang dilakukan murid. Guru juga dapat melakukan wawancara kepada orang
tuanya mengenai kepribadian anak. Alangkah sebaiknya ada dari pihak sekolah
atau guru yang terkait untuk melakukan kegiatan ini, karena dengan kegiatan ini
seorang guru bisa langsung mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi pada teman
saya ini. Disini mungkin guru juga bisa meminta bantuan kepada orang tua
teman saya untuk memberi motivasi pada teman saya itu dan juga bisa
mengontrol masalah pendidikan agar lebih terkontrol lagi untuk kedepannya.
4. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui sejauh mana IQ
seseorang, dan juga dengan latihan psikotes dapat diambil beberapa nilai
kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar,logika dan privasi seseorang.
Jadi alangkah baiknya jika pihak sekolah mengadakan kegiatan ini kepada
siswa-siswanya khususnya kepada teman saya ini, dengan demikian kita bisa
mengetahui kadar kemampuannya sehinnga kita dapat menyusun program atau
materi ajar yang disesuaikan dengan kemapuan intelektua yang dimilikinya.
5. Menyusun Program Perbaikan
Pada tahap yang terakhir mengajar adalah suatu proses dalam
memberikan bimbingan,bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar.
Jadi pada hakikatnya proses belajar juga merupakan suatu interaksi antara guru
dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, serta
dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta
didik. Dengan demikian dari proses-proses yang dilakukan diatas hendaknya
seorang guru melakukan evaluasi program pembelajaran dan mementukan
metode pembelajaran apa yang sekiranya tepat diberikan kepada teman saya
yang mengalami masalah dalam :kesulitan belajar” tersebut.
Jurnal psikologi. Desiani Maentiningsih. 2008. Hubungan antara secure attachment dengan
motivasi berprestasi pada remaja.Jakarta: Universitas Gunadarma