Anda di halaman 1dari 7

BIOGRAFI IBNU RUSYD

Biografi Ibnu Rusyd dan Pendidikannya

Nama lengkapnya, Abu Walid Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Rusyd


dilahirkan di Cordova sebuah kota di Andalus. Ia terlahir pada tahun 510
H/126 M, Ia lebih populer dengan sebutan Ibnu Rusyd. Orang barat
menyebutnya dengan sebuah nama Averrois. Sebutan ini sebenarnya di
ambil dari nama kakeknya. Keturunannya berasal dari keluarga yang alim
dan terhormat, bahkan terkenal dengan keluarga yang memiliki banyak
keilmuan. Kakek dan ayahnya mantan hakim di Andalus dan ia sendiri pada
tahun 565 H/1169 M diangkat pula menjadi hakim di Seville dan Cordova.

Karena prestasinya yang luar biasa dalam ilmu hukum, pada tahun 1173 M
ia dipromosikan menjadi ketua Mahkamah Agung, Qadhi al-Qudhat di
Cordova. Dalam buku karangan Nurcholis Madjid, dijelaskan tentang
penamaan Ibnu Rusyd, bahwa penyebutan Averrios untuk Ibnu Rusyd
adalah akibat dari terjadinya metamorfose Yahudi-SpanyolLatin. Oleh
orang Yahudi, kata Arab Ibnu diucapkan seperti kata Ibrani 9 bahasa
Yahudi dengan Aben. Sedangkan dalam standar Latin Rusyd menjadi
Rochd. Dengan demikian nama Ibnu Rusyd menjadi Aben Rochd. Akan
tetapi, dalam bahasa Spanyol huruf konsonan ”b” diubah menjadi ”v”,
maka Aben menjadi Aven Rochd. Melalui asimilasi huruf-huruf konsonan
dalam bahasa Arab disebut Idgham kemudian berubah menjadi Averrochd,
karena dalam bahasa Latin tidak ada huruf ”sy”, huruf ”sy” dan d dianggap
dengan ”s” sehingga menjadi Averriosd. Kemudian, rentetan ”s” dan ”d”
dianggap sulit dalam bahasa Latin, maka huruf ”d” dihilangkan sehingga
menjadi Averros. Agar tidak terjadi kekacauan antara huruf ”s” dengan ”s”
posesif maka antara ”o” dan ”s” diberi sisipan ”e” sehingga Averroes, dan
”e” sering mendapat tekanan sehingga menjadi Averrois.

Ibnu rusyd tumbuh dan hidup dalam keluarga yang besar sekali ghairahnya
pada ilmu pengetahuan. Hal itu terbukti, Ibnu Rusyd bersama-sama
merivisi buku Imam Malik, Al-Muwaththa, yang dipelajarinya bersama
ayahnya Abu Al-Qasim dan ia menghapalnya. Ia juga juga mempelajari
matematika, fisika, astronomi, logika, filsafat, dan ilmu pengobatan. Guru-
gurunya dalam ilmu-ilmu tersebut tidak terkenal, tetapi secara keseluruhan
Cordova terkenal sebagai pusat studi filsafat. Adapun seville terkenal
karena aktivitas-aktivitas artistiknya. Cordova pada saat itu menjadi saingan
bagi Damaskus, Baghdad, Kairo, dan kota-kota besar lainnya di negeri-
negeri Islam Timur.
Sebagai seorang yang berasal dari keturunan terhormat, dan
keluarga ilmuan terutama fiqih, maka ketika dewasa ia diberikan jabatan
untuk pertama kalinya yakni sebagai hakim pada tahun 565 H/1169 M, di
Seville. Kemudian iapun kembali ke Cordova, sepuluh tahun di sana, iapun
diangkat menjadi qhadi, selanjutnya ia juga pernah menjadi dokter Istana di
Cordova, dan sebagai seorang filosof dan ahli dalam hukum ia mempunyai
pengaruh besar di kalangan Istana, terutama di zaman Sultan Abu Yusuf
Ya’qub al-Mansur (1184-99 M). Sebagai seorang fiolosof, pengaruhnya di
kalangan Istana tidak disenangi oleh kaum ulama dan kaum fuqaha.
Sewaktu timbul peperangan antara Sultan Abu Yusuf dan kaum Kristen,
sultan berhajat pada kat-kata kaum ulama dan kaum fuqaha. Maka kedaan
menjadi berubah, Ibnu Rusyd disingkirkan oleh kaum ulama dan kaum
fuqaha. Ia dituduh membawa aliran filsafat yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam, akhirnya Ibnu Rusyd ditangkap dan diasingkan ke suatu tempat yang
bernama Lucena di daerah Cordova. Oleh sebab itu, kaum filosof tidak
disenangi lagi, maka timbullah pengaruh kaum ulama dan kaum fuqaha.
Ibnu Rusyd sendiri kemudian dipindahkan ke Maroko dan meninggal di
sana dalam usia 72 tahun pada tahun 1198 M.

C. Karya-karyanya
Sebagai seorang filsafat Islam di dunia Islam bagian Barat, Ibnu
Rusyd juga telah membuat sebuah karya dalam tulisannya. Karya-karya
Ibnu Rusyd benar-benar memuat sudut pandang ke arah filsafat. Di antara
karya-karyanya adalah sebagai berikut :

1. Tahafut at-Tahafut. Kitab ini berupaya menjabarkan dengan


menyanggah butir demi butir keberatan terhadap al-Ghazali. Tahafut at-
Tahafut lebih luwes daripada fashl dalam menegaskan keunggulan agama
yang didasarkan pada wahyu atas akal yang dikaitkan dengan agama yang
murni rasional. Akan tetapi, Tahafut at-Tahafut juga setia kepada Fashl,
melalui pandangan terhadap diri Nabi yang mempunyai akl aktif untuk
melihat gambaran-gambaran secara rasional. Seperti halnya juga para filsuf,
dan yang mengubah gambaran-gambaran tersebut dengan mengubah
imajinasi menjadi simbol-simbol yang sesuai kebutuhan orang awam.
Dengan demikian, rasioanlisme religius Ibnu Rusyd bukan sekedar
reduksionisme, seperti halnya paham Al-Muwahhidun, ini merupakan
keyakinan pada kemungkinan untuk membangun kemabli rantai penalaran
secara aposteriori.

2. Fash al-Maqal fi ma bain al-Hikmat wa al-Syari’ah min alIttishal


(Kitab ini berisikan tentang hubungan antara filsafat dengan agama)
3. Al-Kasyf’an Manahij al-Adillat fi ’Aqa’id al-Millat, (berisikan
kritik terhadap metode para ahli ilmu kalam dan sufi)

4. Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid, (berisikan


uraianuraian di bidang fiqih).

D. Pemikirannya

Sebagai komentator Aristoteles tidak mengherankan jika pemikiran


Ibnu Rusyd sangat dipengaruhi oleh filosof Yunani kuno. Ibnu Rusyd
menghabiskan waktunya untuk membuat syarah atau komentar atas karya-
karya Aristoteles, dan berusaha mengembalikan pemikiran Aristoteles
dalam bentuk aslinya. Di Eropa latin, Ibnu Rusyd terkenal dengan nama
Explainer (asy-Syarih) atau juru tafsir Aristoteles. Sebagai juru tafsir
martabatnya tak lebih rendah dari Alexandre d’Aphrodise (filosof yang
menafsirkan filsafat Aristoteles abad ke-2 Masehi) dan Thamestius. Dalam
beberapa hal Ibnu Rusyd tidak sependapat dengan tokoh-tokoh filosof
muslim sebelumnya, seperti al-Farabi dan Ibnu Sina dalam memahami
filsafat Aristoteles, walaupun dalam beberapa persoalan filsafat ia tidak
bisa lepas dari pendapat dari kedua filosof muslim tersebut. Menurutnya
pemikiran Aristoteles telah bercampur baur dengan unsur-unsur Platonisme
yang dibawa komentator-komentator Alexandria. Oleh karena itu, Ibnu
Rusyd dianggap berjasa besar dalam memurnikan kembali filsafat
Aristoteles. Atas saran gurunya Ibnu Thufail yang memintanya untuk
menerjemahkan fikiran-fikiran Aristoteles pada masa dinasti Muwahhidun
tahun 557-559 H.

Namun demikian, walaupun Ibnu Rusyd sangat mengagumi


Aristoteles bukan berarti dalam berfilsafat ia selalu mengekor dan
menjiplak filsafat Aristoteles. Ibnu Rusyd juga memiliki pandangan
tersendiri dalam tema-tema filsafat yang menjadikannya sebagai filosof
Muslim besar dan terkenal pada masa klasik hingga sekarang.

A. Pemikiran Epistemologi Ibn Rusyd

Dalam kitabnya Fash al Maqal ini, ibn Rusyd berpandangan


bahwa mempelajari filsafat bisa dihukumi wajib. Dengan dasar
argumentasi bahwa filsafat tak ubahnya mempelajari hal-hal yang
wujud yang lantas orang berusaha menarik pelajaran / hikmah /
’ibrah darinya, sebagai sarana pembuktian akan adanya Tuhan Sang
Maha Pencipta. Semakin sempurna pengetahuan seseorang tentang
maujud atau tentang ciptaan Tuhan , maka semakin sempurnalah ia
bisa mendekati pengetahuan tentang adanya Tuhan. Bahkan dalam
banyak ayat-ayat-Nya Tuhan mendorong manusia untuk senantiasa
menggunakan daya nalarnya dalam merenungi ciptaan-ciptaan-Nya.
Jika kemudian seseorang dalam pemikirannya semakin menjauh
dengan dasar-dasar Syar’iy maka ada beberapa kemungkinan,
pertama, ia tidak memiliki kemampuan / kapasitas yang memadai
berkecimpung dalam dunia filsafat, kedua, ketidakmampuan dirinya
mengendalikan diri untuk untuk tidak terseret pada hal-hal yang
dilarang oleh agama dan yang ketiga adalah ketiadaan pendamping
/guru yang handal yang bisa membimbingnya memahami dengan
benar tentang suatu obyek pemikiran tertentu.

Oleh karena itu tidak mungkin filsuf akan berubah menjadi


mujtahid, tidak mempercayai eksistensi Tuhan/ meragukan
keberadaaan Tuhan, Kalaupun ia berada dalam kondisi semacam itu
bisa dipastikan ia mengalami salah satu dari 3 faktor di atas, atau
terdapat dalam dirinya gabungan 2 atau 3 faktor-faktor tersebut.
Sebab kemmapuan manusia dalam menenrima kebenaran dan
bertindak dalam mencari pengetahuan berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai