Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CA BRONCHOGENIC (KANKER PARU)

Tema : Ca Bronchogenic
Sasaran : Keluarga pasien yang berada di ruang 24 B
Hari / Tanggal : Kamis, 06 Maret 2014
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Tempat : Ruang 24 B
ajar : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang PKL di RS. Dr. Saiful Anwar

A. Latar Belakang
Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat
kanker pada pria dan wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar p
ada wanita dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara
sebagaipenyebab paling umum kematian akibat kanker pada wanita. Menurut hasilpenelitia
n, hampir 70% pasien kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatikregional dan tempat
lain pada saat didiagnosis. Beberapa bukti menunjukkan
bahwakarsinoma cenderung untuk timbul di tempat jaringan perut sebelumnya(tuberculosis
fibrosis ) di dalam paru . Kanker paru mengacu pada lapisan epitheliumsaluran napas. Kanker paru
dapat timbul dimana saja di paru dan kebanyakan kasuskanker paru dapat dicegah jika kebiasaan
merokok
dihilangkan. Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru - paru yan
g mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus
baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat
tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun,
di Inggris 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Ca Bronchogenic selama 1 x 30 menit
diharapkan keluarga pasien mengerti tentang Ca Bronchogenic.

C. Tujuan Instruksional Khusus


1. Pasien dan keluarga mampu memahami pengertian penyakit Ca Bronchogenic
2. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang penyebab Ca Bronchogenic
3. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang tanda gejala Ca Bronchogenic
4. Pasien dan keluarga mampu memahami pengobatan atau penatalaksanaan Ca Bronchogenic
D. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada keluarga pasien di ruang 24 B
RS. Dr. Saiful Anwar.
E. Materi (terlampir)
1. Pengertian penyakit Ca Bronchogenic
2. Penyebab Ca Bronchogenic
3. Tanda dan Gejala Ca Bronchogenic
4. Pengobatan atau Penatalaksanaan Ca Bronchogenic

F. Media
Leaflet dan banner
G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi

H. Kegiatan Penyuluhan
NO. TAHAP KEGIATAN Kegiatan Peserta
1. Pembukaan Mengucapkan salam  Menjawab salam
( 5 menit )  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan pendidikan
kesehatan
 Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki pasien
dan keluarga tentang Ca
Bronchogenic
2. Pelaksanaan  Menjelaskan materi penyuluhan.  Mendengarkan
( 20 menit ) Pasien dan keluarga memperhatikan  Bertanya
penjelasan tentang Ca
Bronchogenic.
 Pasien dan keluarga menanyakan
tentang hal-hal yang belum jelas
3. Penutup  Menyimpulkan materi  Mendengarkan
(5menit)  Mengevalusi pasien dan keluarga  Menjawab salam
tentang materi yang telah diberikan
 Mengakhiri pertemuan

I. Pengorganisasian
1. Penyaji :
2. Moderator :
3. Fasilitator :
4. Observer :

J. Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan tentang :
1. Apakah pengertian dari penyakit Ca Bronchogenic?
2. Apa saja penyebab dari Ca Bronchogenic?
3. Bagaimana tanda dan gejala timbulnya Ca Bronchogenic?
4. Bagaimana pengobatan atau penatalaksanaan Ca Bronchogenic?

LEMBAR OBSERVER PENYULUHAN

 Observer pelaksanaan kegiatan penyuluhan


I. Persiapan :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
II. Penyajian Materi :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
III. Respon Peserta :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
IV. Sesi Tanya jawab :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
V. Reinforcement :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR


RUMAH SAKIT UMUM Dr.SAIFUL ANWAR MALANG
LAPORAN PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

1. Instalasi :
2. Tanggal Penyuluhan : Kamis, 06 Maret 2014
3. Waktu : 10.00-10.30 WIB
4. Tempat Pelaksanaan : Ruang 24 B
5. Nama Mahasiswa Penyuluhan : POLTEKKES KEMENKES MALANG
1. Ahmad Dikrullah
2. Anggi Dwi Christanti
3. Rossyellinur Hafsah
Topik/ Judul : Ca Bronchogenic
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Alat bantu yang digunakan : Leaflet dan banner
Kelompok Sasaran : Keluarga pasien di ruang 24 B
Jumlah sasaran :
Brosur/leaflet yang dibagikan :
Evaluasi
Evaluasi proses
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………….
Malang, ..-03-2014
RSUD Dr. Saiful Anwar
Ketua TIM PKRS R.24 B

…………………………..
NIP:……………………...

DAFTAR HADIR
PESERTA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Hari/Tanggal : Kamis, 06 Maret 2014


Tempat : Ruang 24 B
Topik/ Judul : Ca Bronchogenic
Satuan Kerja :

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


Malang, - 03- 2014
KETUA TIM PKRS R.24 B

……………………………….
NIP :………………………….

LEMBAR PENGESAHAN

TOPIK :
JUDUL : Ca Bronchogenic
TEMPAT : Ruang 24 B
TANGGAL : 06 Maret 2014
OLEH : POLTEKKES KEMENKES MALANG

Telah diperiksa dan disetujui


Malang, Maret 2014

Kepala SMF *(yang terkait) Kepala Ruang

(…………………………………..) (…………………………………..)
Ketua TIM PKRS R.24 B

(…………………………………..)

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN

 Karsinoma bronkogenik adalah tumor malignan yang timbul dari bronkus.

(brunner&suddarth.buku ajar keperawatan medikal bedah.)


 Carsinoma bronkogenik tumor maligna yang timbul dari bronkus. Tumor seperti ini adalah
epidermoid, biasanya terletak dalam bronki yang besar, atau mungkin adenokarsinoma, yang
timbul jauh di luar paru.

(smeltzer,suzanne c. Buku ajar keperawatan medikal bedah.2002

B. PENYEBAB

Meskipun etiologi karsinoma bronkogenik yang sebenarnya belum diketahui, tetapi ada 3
faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan isidensi penyakit ini: merokok, bahaya
industri, dan polusi udara.

A. Rokok

 Perokok aktif

Dari faktor-faktor ini, merokok agaknya berperan paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus
(van houtten, 2001). Banyak bukti statistik yang menunjukkan adanya hubungan antara perokok
kretek berat dengan timbulnya kanker paru. tiga penilaian prospektif yang melibatkan hampir
200.000 laki-laki berusia 50-69 tahun yang diteliti selama 44 bulan menyatakan bahwa angka
kematian akibat kanker paru per 100.000 orang adalah 2.4 diantara laki-laki yang tidak merokok,
59,3 diantara mereka yang merokok 10-20 batang sehari, dan 217,3 diantara mereka yang merokok
40 batang atau lebih dalam sehari. Mereka yang berhenti merokok untuk seterusnya akan memiliki
risiko kanker paru yang sama dengan mereka yang tidak merokok, yaitu setelah orang tersebut
berhenti merokok selama 15 tahun.
 Perokok pasif

Semakin banyak orang yang terkait dengan hubungan antara perokok pasif, atau menghisap
asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain di dalam ruangan tertutup, dengan resiko terjadinya
kanker paru. beberapa penelitian menunjukkan orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap
dari orang lain, resiko mendapatkan kanker melipat dua kali. Kematian akibat kanker paru juga
berkaitan dengan polusi udara, tetapi pegaruhnya kecil jika dibandingkan dengan merokok kretek.
Kematian akibat kanker paru jumlahnya meningkat 2 kali lebih banyak di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Sebagian juga ditemukan bahwa kelompik sosial ekonomi
yang lebih rendah cendrung hidup lebih dekat dengan tempat kerja mereka, dimana tempat udara
lebih besar kemungkinan tercemar oleh polusi. Suatu bahan karsinogen (bahan yang dapat
menimbulkan kanker) yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan dalam asap rokok)
adalah 3,4 benzpiren.

B. Asbes

Asbes saat ini banyak sekali digunakan pada industri bangunan. Resiko kanker paru diantara
pekerja yang menangani asbes kira-kira 10 kali lebih besar dari pada masyarakat umum.
Mesotelioma jinak lokal atau ganas difusi dari pleur adalah tumor langka yang secara spesifik
berkaitan dengan pajanan terhadap asbes. Dan juga peningkatan resiko pada mereka yang bekerja
dengan uranium, kromat, arsen.

C. Makanan dan kecendrungan family (Pengaruh genetik dan status imunologis.)

Perokok yang makanannya rendah vitamin A memiliki resiko yang lebih besar untuk
terjadinya kanker paru. terdapat juga bahwa keluarga pasien kanker paru lebih beresiko terkena
penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada
protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya
kanker paru. tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen . pada banyak jaringan diketahui,
perubahan peradangan kronik terjadi sebelum timbulnya kanker.

D. PATOFISIOLOGI

Kanker paru primer biasanya diklasifikasika menurut jenis histologinya, semua memiliki
riwayat alami dan respons terhadap pengobatan yang berbeda-beda. Walaupun terdapat lebih dari
satulusin jenis kanker paru primer, namun kanker bronkogenik (termasuk keempat tipe sel yang
pertama) merupakan 95% dari seluruh kanker paru.
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang
dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan
karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi
pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini
menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.
Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya
pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe,
dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

TANDA DAN GEJALA

Karsinoma bronkogenik menyerupai banyak penyakin paru lain dan tidak mempunyai
awitan yang khas. Karsinoma bronkogenik sering kali menyerupai pneumonitis yang tidak dapat
ditanggulangi. Batuk merupakan gejala umum yang sering kali diabaikan oleh pasien sebagai
akibat merokok atau bronkitis. Bila karsinoma bronkus berkembang pada pasien bronkitis kronik,
maka batuk timbul lebih sering, atau volume sputum bertambah. Hemoptisis merupakan gejala
umum lainnya. Gejala-gejala awal adalah mengi lokal dan dispnea ringan yang mungkin
diakibatkan oleh obstruksi bronkus. Nyeri dada dapat timbul dalam berbagai bentuk tetapi
biasanya dialami sebagai perasaan sakit atau tidak enak akibat penyebaran neoplastik ke
mediastinum. Nyeri pleuritik dapat pula timbul bila terjadi serangan sekunder pada pleura akibat
penyebaran neoplastik ke mediastinum. Nyeri pleuritik dapat pula timbul bila terjadi serangan
skunder pada pleura akibat penyebaran neoplastik atau pneumonia. Pembengkakan jari yang
timbul cepat merupakan penanda yang penting karena dapat dikaitkan dengan karsinoma
bronkogenik (30% kasus, biasanya NSCLC). Gejala-gejala umum sepertianoreksia, lelah dan
penurunan berat badan merupakan gejala-gejala lanjut.
Gejala penyebaran intratoraks atau ekstratoraks dapat juga ditemukan pada saat pasien
diperiksa oleh dokter untuk pertama kalinya. Penyebaran lokal tumor ke struktur mediastinum
dapat menimbulkan suara serak akibat terserangnya saraf laringeus rekuren, disfagia akibat
keterlibatan esofagus, dan paralisis hemidiagfragma akibat keterlibatan saraf frebikus.
Penekana vena cava superior menyebabkan sindrom vena cava (pelebaran vena-vena di leher dan
edema pada wajah, leher, dan lengan atas).nyeri dada atau tamponade jantung dapat terjadi akibat
penyebaran ke dinding dada atau ke perikardium secara terpisah. Tumor-tumor yang berkembang
pada apeks paru (tumor pancoast) dapat melibatkan plekus brachialis, menyebabkan nyeri dan
kelemahan pada bahu dan lengan pada bagian yang terkena; ganglion simpatikus dapat terkena,
menyebabkan sindrom Horner unilateral (ptosis dan kantriksi pupil unilateral serta tidak adanya
produksi keringat pada bagian yang sama dengan wajah).
Gejala penyebaran ekstratoraks bergantung pada metastatis. Struktur yang sering terserang
adalah kelenjer getah bening skalenus (terutama pada tumor paru perifer), kelenjer adrenalin
(50%), hati (30%), otak (20%), tulang (20%), dan ginjal (15%).
Sindrom paraneoplastik seringkali berkaitan dengan kanker paru. sindrom endokrin terlihat
pada 12% pasien. Tumor sel oat menghasilkan hampir seluruh hormon polipeptida, seperti hormon
paratiroid (PTH), hormon adrenokortikotropik (ACTH), atau hormon antidiuretik (ADH) yang
menimbulkan gejala hiperparatiroid, sindrom Cushing, sindrom ketidak tepatan sekresi ADH
(SIADH) berhubungan dengan retensi cairan dan hiponatremia. Sindrom jaringan ikat rangka
termasuk jari tubuh (biasanya pada NSCLC) tibul pada 30% kasus dan osteoartropati hipertrofik
(HOA) hingga 10% kasus (biasanya pada adenokarsinoma). Gejala sistemik seperti anoreksia,
penurunan berat badan, dan kekaksia pada 30% kasus adalah sindrom paraneoplastik yang tidak
diketahui asalnya.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Chest x – ray ( pandangan lateral dan poteroanterior), tomografi dada dan CTscanning.
2. Radioisotop scanning
3. Tes laboratorium
a. Pengumpulan sputum untu sitologi, bronkoskopi dengan biopsi, hapusan dan perkutaneus biopsi
b. Mediastinoskopi

G. PENATALAKSANAAN

Banyak tumor mediastinum adalah benigna dan dapet dioperasi. Letak tumor dalam
mediastinum akan menentukan jenis insisi. Sebagian besar insisi adalah sternotomi median.
Perawatannya adalah sama seperti pada pasien yang menjalani bedah torak. Komplikasi utama,
meski jarang termasuk hemoragi, cidera pada saraf llaringeal kambuhan atau frenikus, dan infeksi.
Jika tumor adalah maligna dan telah menginfiltrasi jaringan sekitar, terapi radiasi dan kemoterapi
adalah modalitas terapeutik yang digunakan bila pengangkatan komplit melalui bedah tidak dapat
dilakukan. Pembedahan yang umum seperti Lobektomi, pneumonektomi dan reseksi.

H. PENCEGAHAN
Bagi seseorang yang tidak di diagnosa menderita penyakit ini sebaiknya tetap waspada,
karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja, dan sebaiknya anda melakukan
beberapa langkah antisipasi dan pencegahan, diantaranya:
1. Jangan merokok, jika anda seorang perokok maka lebih baik hentikan kebiasaan
buruk anda, karena 80% penyebab kanker paru-paru adalah rokok, dan 15% dari para
perokok adalah penderita kanker paru-paru
2. Hindari konsumsi alkohol, konsumsi alcohol yang berlebihan juga dapat memicu
timbulnya kanker
3. Hindari asap rokok, bagi perokok pasif memiliki resiko yang cukup besar juga
mangidap penyakit ini. Untuk menghindari asap rokok di tempat-tempat umum mungkin
menggunakan masker bisa menjadi pilihan anda
4. Hindari paparan zat-zat kimia berbahaya dan zat radioaktif, meskipun hanya 15%,
tetapi zat kimia dan radioaktif tetap beresiko menjadi pemicu kanker
5. Hindari makanan yang mengandung zat-zat karsinogenik, makanan yang dibakar,
dll.
6. Olahraga dan istirahan teratur juga dapat mengurangi resiko kanker paru-paru
menyerang kita
7. Terapkan pola hidup sehat, pola hidup sehat merupakan langkah pencegahan utama
untuk semua jenis penyakit
8. Mengkonsumsi makanan bergizi dan suplemen alami, makanan yang mengandung
vitamin D dan Fe memberi dampak yang baik bagi para penderita kanker paru-paru. Selain
itu makanan yang banyak mengandung antioksidan juga dapat mencegah sel-sel kanker

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn, dkk, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S, EGC,
Jakarta

Engram, Barbara, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa Suharyati S,
volume 1, EGC, Jakarta

Tucker, Martin dkk, (1999), Standar Perawatan Pasient,alih bahasa Yasmin Aih dkk, volume 4, edisi
V, EGC, Jakarta

Alsagaff, Hood, dkk. (1993), Pengantar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press, Surabaya.

Lab/UPF Ilmu Penyakit Paru, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dokter Soetomo, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai