Anda di halaman 1dari 17

PERUMAHAN DAN

PERMUKIMAN
Pengertian Perkotaan

(Yunus 1989) Pengertian kota secara sistematis dapat dikelompokkan menjadi


enam tinjauan, yakni dari segi :
(1) Yuridis administratif
(2) Morfologikal.
(3) Jumlah penduduk.
(4) Kepadatan penduduk,
(5) Jumlah penduduk plus kriteria tertentu
(6) Fungsi kota dalam suatu organic region.

Menurut Bintarto (1983), kota dari segi geografi dapat diartikan sebagai suatu
sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang
tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya
yang materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan
penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan
meterialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.

2
Isu Perkembangan Permukiman

Isu Perkembangan Permukiman Kini

Menurut Kirmanto (2002), isu-isu perkembangan permukiman yang ada


pada saat ini adalah:
(1) Perbedaan peluang antar pelaku pembangunan yang ditunjukkan oleh
ketimpangan pada pelayanan infrastruktur, pelayanan perkotaan, perumahan
dan ruang untuk kesempatan berusaha
(2) Konflik kepentingan yang disebabkan oleh kebijakan yang memihak pada suatu
kelompok dalam pembangunan perumahan dan permukiman
(3) Alokasi tanah dan ruang yang kurang tepat akibat pasar tanah dan perumahan
yang cenderung mempengaruhi tata ruang sehingga berimplikasi pada alokasi
tanah dan ruang yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan pembangunan lain dan
kondisi ekologis daerah yang bersangkutan.
(4) Terjadi masalah lingkungan yang serius di daerah yang mengalami tingkat
urbanisasi dan industrialisasi tinggi, serta eksploitasi sumber daya alam.
(5) Komunitas lokal tersisih akibat orientasi pembangunan yang terfokus pada
pengejaran target melalui proyek pembangunan baru, berorientasi ke pasar
terbuka dan terhadap kelompok masyarakat yang mampu dan menguntungkan.

3
Isu Perkembangan Permukiman

Isu Perkembangan Permukiman yang akan datang

Menurut Kirmanto (2002), isu-isu perkembangan permukiman yang akan


datang adalah:

1) Urbanisasi di daerah tumbuh cepat sebagai tantangan bagi pemerintah untuk


secara positif berupaya agar pertumbuhan lebih merata.
2) Perkembangan tak terkendali daerah yang memiliki potensi untuk tumbuh.
3) Marjinalisasi sektor lokal oleh sektor nasional dan global.

4
Permasalahan Permukiman perkotaan

Menurut Yunus (1987), permasalahan permukiman perkotaan menyangkut hal-hal


yang berkaitan dengan upaya penyediaan air bersih, sistem pembuangan sampah,
sistem pembuangan kotoran, air limbah, tata bangunan, saluran air hujan,
penanggulangan bahaya kebakaran, serta pencemaran air, udara, dan tanah.

Bintarto (1983) melihat kemunduran atau kerusakan lingkungan hidup kota dari dua
segi, yakni:
(1) dari segi fisis, berupa gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam, seperti air
yang sudah tercemar dan udara yang sudah tercemar.
(2) dari segi masyarakat atau segi sosial, berupa gangguan yang ditimbulkan oleh
manusia sendiri dan dapat menimbulkan kehidupan yang tidak tenang dan tidak
tenteram.

Keman (2005) masalah yang dihadapi dalam pembangunan perumahan di daerah


perkotaan adalah luas lahan yang semakin menyempit, harga tanah dan material
bangunan yang dari waktu kewaktu semakin bertambah mahal, serta kebutuhan
masyarakat yang semakin meningkat. Kondisi semacam ini mempengaruhi kuantitas
dan kualitas perumahan, bahkan seringkali menumbuhkan pemukiman kumuh.

5
Variabel Perumahan Kota

Rumah yang ideal adalah rumah yang memenuhi persyaratan teknis dan
kesehatan serta menempati lingkungan yang sehat. tata ruang, pemeliharaan
sanitasi lingkungan dan penyediaan fasilitas umum dapat disinkronkan. tuntutan
kesehatan dan penataan yang baik. membutuhkan lahan yang memadai.

Tipologi Perumahan Kota

 Perumahan yang direncanakan sepenuhnya (real estate, perumnas)


 Perumahan di rencanakan sebagian (site and services)
 Perumahan tumbuh spontan & incremental
 Perumahan kampung yang mengalami pemadatan dan pertumbuhan

6
Tipologi Perumahan Kota

Tipologi perumahan berdasarkan pola jalan yang digunakan :

 Pola Linear
 Pola Curva Linear
 Pola Grid Iron / Papan Catur
 Pola Radial
 Grid Radial

Tipologi perumahan dalam kavling :


 Rumah tunggal : Bangunan Tunggal adalah bangunan yang harus memiliki jarak bebas
dengan batas perpetakan atau batas pekarangan pada sisi samping dan belakang
 Rumah kopel : Rumah Kopel adalah rumah yang berpasangan (berhimpitan), biasanya
satu atap, terdiri atas lebih dari satu rumah; rumah petak
 Rumah deret : Bangunan Deret/Rapat adalah bangunan yang diperbolehkan rapat
dengan batas perpetakan atau batas pekarangan pada sisi samping

7
Tipologi Perumahan Kota

Tipologi perumahan berdasarkan pola jalan yang digunakan :

 Pola Linear
 Pola Curva Linear
 Pola Grid Iron / Papan Catur
 Pola Radial
 Grid Radial

Tipologi perumahan dalam kavling :


 Rumah tunggal : Bangunan Tunggal adalah bangunan yang harus memiliki jarak bebas
dengan batas perpetakan atau batas pekarangan pada sisi samping dan belakang
 Rumah kopel : Rumah Kopel adalah rumah yang berpasangan (berhimpitan), biasanya
satu atap, terdiri atas lebih dari satu rumah; rumah petak
 Rumah deret : Bangunan Deret/Rapat adalah bangunan yang diperbolehkan rapat
dengan batas perpetakan atau batas pekarangan pada sisi samping

8
Tipologi Perumahan Kota

Dari segi kualitas fisikal, perumahan di perkotaan dapat digolongkan


menjadi:
 Rumah mewah baik yang berada di tengah kota maupun kawasan realestate,biasanya
berukuran besar, konstruksi bangunan baik dan disertai aksesori menarik serta fasilitas
lengkap.
 Perumahan sederhana.
 Perumahan sangat sederhana, dengan kualitas bangunan pada umumnya tidak begitu
baik, ukuran sedang atau kecil, aksesori dan fasilititas terbatasj sangat terbatas.

Dilihat dari aspek kesehatan rumah dapat dibedakan menjadi :


Tipe rumah sehat, kurang sehat dan tidak sehat.
Biasanya tipe rumah mewah, sederhana ataupun sangat sederhana pembangunannya
telah mempertimbangkan aspek kesehatan, baik pengaturan pencahayaan maupun
sirkulasi udara.

Dilihat dari ijin bangunan dapat dibedakan menjadi:


dua yaitu rumah yang memiliki IMB dan tidak memiliki ijin IMB biasaya disebut perumahan
spontan.
Tipologi rumah yang lain adalah berdasarkan kapasitasnya dibedakan menjadi
condomminium yaitu perumahan susun yang mewah, sedangkan rumah susun yang lebih
sederhana. misalnya flat. 9
Ekistik Elemen
Dilihat dari Elemen-elemen permukiman (ekistik elemen) adalah sebagai
berikut:
a) Alam Lingkungan (nature)
Keadaan geologi, kondisi topografi, kondisi tanah, hidrografi, flora dan fauna serta
iklim.
b) Manusia (man)
Kebutuhan biologi, ruang, udara dan suhu, perasaan dan penglihatan, kebutuhan
emosi (hubungan sosial,keamanan dan keindahan), nilai moral.
c) Masyarakat (society)
Komposisi jumlah dan kepadatan penduduk, strata sosial, pola-pola kebudayaan,
pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kesejahtraan, hukum
dan administrasi.
d) Sarana (shells)
Perumahan, pelayanan masyarakat (sekolah, rumah sakit), pertokoan dan pasar,
fasilitas rekreasi (teater,museum,stadion), pusat pemerintahan,pusat pelayanan
informasi.
e) Jaringan Prasarana (Networks)
Air bersih, listrik, jaringan transportasi (jalan, jalur kereta api), sistem komunikasi,
saluran air kotor, lay out lingkungan (pola lingkungan)
1
Tipe Hunian Kota

Perkembangan tipe-tipe perumahan Perkotaan :


 Row House

11
Tipe Hunian Kota
Perkembangan tipe-tipe perumahan Perkotaan :
 Town House

1
Tipe
Ekistik
Hunian
Elemen
Kota
Perkembangan tipe-tipe perumahan Perkotaan :
 Flat

1
Tipe
Ekistik
Hunian
Elemen
Kota
Perkembangan tipe-tipe perumahan Perkotaan :
 Patio House

1
Tipe
Ekistik
Hunian
Elemen
Kota
Perkembangan tipe-tipe perumahan Perkotaan :
 Maisonette

15
Tipe
Ekistik
Hunian
Elemen
Kota
Perkembangan tipe-tipe perumahan Perkotaan :
 Terrace House

16
Company
LOGO

Anda mungkin juga menyukai