Anda tentu pernah melihat orang memainkan gitar. Pada senar atau dawai pada gitar kedua
ujungnya terikat dan jika digetarkan akan membentuk suatu gelombang stasioner. Getaran ini
akan menghasilkan bunyi dengan nada tertentu, tergantung pada jumlah gelombang yang
terbentuk pada dawai tersebut. Pola gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik
pertama), nada atas pertama (harmonik kedua) dan nada atas kedua (harmonik ke tiga)
ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Frekuensi nada yang dihasilkan tergantung pada pola gelombang yang terbentuk. Secara umum,
ketiga panjang gelombang di atas dapat dinyatakan dengan persamaan :
2𝐿
𝜆𝑛 =
𝑛+1
𝑣 𝑣
𝑓𝑛 = = ( 𝑛 + 1)
𝜆𝑛 2𝐿
Keterangan :
n : Bilangan yag menyatakan nada dasar, nada atas ke-1 dst (0,1,2,...)
pada senar atau dawai jumlah simpul selalu lebih banyak satu dari jumlah perut sehigga dapat
kita tuliska dalam persamaan matematis :
Σ𝑠 = Σ𝑝+1
Pada senar/dawai semua harmonik (ganjil dan genap) muncul, dan frekuensi harmonik
merupakan kelipatan bulat dari harmonik kesatunya. Harmonik kesatu, f0, harmonik kedua f1 =
2f0, harmonik ketiga f2 = 3f0 . sehigga dapat ditulis perbadingan :
f0 : f1 : f2 = 1 : 2 : 3 ......dst
Gitar dan biola adalah contoh instrumen yang menggunakan prinsip resonansi senar atau dawai
dengan semua harmonik muncul.
Pipa organa merupakan sejenis alat musik tiup. Bisa dicontohkan sebagai seruling bambu. Anda
tentu pernah melihat bahwa ada dua jenis seruling bambu. Demikian juga dengan karakteristik
pipa organa. Ada pipa organa terbuka (kedua ujungnya terbuka) dan pipa organa tertutup (salah
satu ujungnya tertutup).
Pipa organa merupakan semua pipa yang berongga di dalamnya, bahkan Anda dapat
membuatnya dari pipa paralon. Pipa organa ini ada dua jenis yaitu pipa organa terbuka berarti
kedua ujungnya terbuka dan pipa organa tertutup berarti salah satu ujungnya tertutup dan
ujung lain terbuka. Kedua jenis pipa ini memiliki pola gelombang yang berbeda
Jika pipa organa ditiup, maka udara-udara dalam pipa akan bergetar sehingga menghasilkan
bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal. Kolom udara dapat
beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini digunakan pada alat musik yang
dinamakan Organa, baik organa dengan pipa tertutup maupun pipa terbuka. Pola gelombang
stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik pertama), nada atas pertama (harmonik kedua) dan
nada atas kedua (harmonik ke tiga) ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Gambar. Pipa Organa Terbuka
𝑣 𝑣
𝑓0 = =
𝜆 4𝐿
1
𝐿= 𝜆 =≫ 𝜆 = 2𝐿
2
𝑣 𝑣
𝑓1 = =
𝜆 2𝐿
3 2
𝐿= 𝜆 =≫ 𝜆 = 𝐿
2 3
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓1 = = =
𝜆 2 2𝐿
3𝐿
Tampaknya persamaan frekuensi untuk pipa organa terbuka sama dengan persamaan frekuensi
untuk tali yang terikat kedua ujungnya. Oleh karena itu, persamaan umum frekuensi alami atau
frekuensi resonansi pipa organa harus sama dengan persamaan umum untuk tali yang terikat
kedua ujungnya yaitu :
2𝐿
𝜆𝑛 =
𝑛+1
Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan pipa organa tertutup memenuhi persamaan :
𝑣 𝑣
𝑓𝑛 = = ( 𝑛 + 1)
𝜆𝑛 2𝐿
Keterangan :
n : Bilangan yag menyatakan nada dasar, nada atas ke-1 dst (0,1,2,...)
ada yang berbeda pada pipa organa terbuka, kalau pada senar/dawai jumlah simpul selalu lebih
bayak satu dari jumlah perut. Pada pipa organa terbuka berkebalikan yaitu jumlah perut selalu
lebih bayak satu dari jumlah simpul sehigga dapat kita tuliska dalam persamaan matematis :
Σ𝑝 = Σ𝑠+1
Pada pipa organa terbuka semua harmonik (ganjil dan genap) muncul, dan frekuensi harmonik
merupakan kelipatan bulat dari harmonik kesatunya. Harmonik kesatu, f0, harmonik kedua f1 =
2f0, harmonik ketiga f2 = 3f0 . sehigga dapat ditulis perbadingan :
f0 : f1 : f2 = 1 : 2 : 3 ......dst
Flute dan rekorder adalah contoh instrumen yang berprilaku seperti pipa organa terbuka dengan
semua harmonik muncul.
jika ujung pipa organa tertutup, maka pipa organa itu disebut pipa organa tertutup. Pada ujung
pipa tertutup, udara tidak bebas bergerak, sehingga pada ujung pipa selalu terjadi simpul. Pola
gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik pertama), nada atas pertama (harmonik
kedua) dan nada atas kedua (harmonik ke tiga) ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
𝑣 𝑣
𝑓0 = =
𝜆 4𝐿
3 4
𝐿= 𝜆 =≫ 𝜆 = 𝐿
4 3
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓1 = = =
𝜆 4 4𝐿
3𝐿
5 4
𝐿= 𝜆 =≫ 𝜆 = 𝐿
4 5
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓1 = = =
𝜆 4 5𝐿
𝐿
5
4𝐿
𝜆𝑛 =
2𝑛+1
Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan pipa organa tertutup memenuhi persamaan :
𝑣
𝑓𝑛 = ( 2𝑛 + 1)
4𝐿
Keterangan :
n : Bilangan yag menyatakan nada dasar, nada atas ke-1 dst (0,1,2,...)
Tampak bahwa pada kasus pipa organa tertutup hanya harmonik-harmonik ganjil yang muncul.
Harmonik kesatu, f0, harmonik ketiga f1 = 3f0, harmonik kelima f2 = 5f0 . sehigga dapat ditulis
perbadingan :
f0 : f1 : f2 = 1 : 3 : 5 ......dst
pada pipa organa tertutup jumlah simpul selalu sama dengan jumlah perut shigga dapat ditulis
secara matematis sebagai berikut :
Σ𝑠 = Σ𝑝
Alat musik yang termasuk keluarga klarinet merupakan contoh pipa organa tertutup dengan
harmonik ganjil untuk nada-nada rendah