Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ASKEP KLIEN ANSIETAS

DISUSUN OLEH KEL 3:


INDAH MARDYAH AYU
JIHAN FARAH A
KMS.IKHSAN
M.GALBY
M.REGGY
MARHAINI SIHITE
MEGA SILVIA

TINGKAT II A
D III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Askep ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Jiwa dengan klien ansietas”. Dalam penyelesaian proposal ini
tim penulis banyak mendapat bantuan materil maupun moril dari berbagai pihak,
untuk itu tim penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat tim penulis sebutkan
satu persatuan disini. Tim penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam
penyusunan makalah ini, namun tim penulis menyadari bahwa masih banyak sekali
kekurangan dan kelemahan baik secara materi maupun teknik penulisan, saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat berguna untuk bahan
acuan pembuatan laporan ataupun penelitian nantinya.

Jambi, april 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………….….…………..………………….i

Kata pengantar…………………….…………………………….……...…... ii

Daftar Isi.................…………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………....………1
B. Rumusan Masalah…...…………………………......………....………..1
C. Tujuan……………….……………………………………….….……..2
D. Manfaat …….…...…………………………….………………………2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Defenisi..........……………………………………………………………...3
B. Penyebab ansietas …...….............…………………...………………….…3
C. Faktor penunjang Ansietas……………………………………………...…4

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian……..………………………………………………………….. 6
B. Diagnosa Kperawatan……………………………………………………... 8
C. Intervensi Keperawatan.................................................................................8
D. Rencana Keperawatan…….…………………………………………......…..8

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………....…………….10
B. Saran……………………………………………………………....…………10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Takut dan Cemas merupakan suatu perasaan yang bisa dialami oleh setiap
orang dalam kehidupannya setiap hari. Setiap orang akan mengalaminya pada
waktu yang berbeda-beda. Takut dan cemas sering berhubungan erat. Saat orang
merasa takut akan sesuatu, orang tersebut sering merasa cemas juga. Walaupun
perasaan cemas dan takut keduanya berhubungan erat, keduanya berbeda.
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan
Saraf Autonomic (SSA).Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik
yang sering merupakan satu fungsi emosi.
Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang
mengancam atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas
tersebut biasanya akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada keadaan cemas yang
berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu faktor penyebab
atau pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda gangguan kejiwaan yang dapat
menyebabkan hambatan dalam berbagai segi kemampuan dan fungsi sosial bagi
penderitanya

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ansietas?
2. Apa penyebab Ansietas?

3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian dari Ansietas
2. Untuk Mengetahui penyebab Ansietas

4. Manfaat
1. Menambah pengetahuan perawat tentang ansietas
2. Memudahkan mahasiswa dalam menentukan diagnosa klien dengan ciri ansietas
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Ansietas
Kata ansietas berasal dari bahasa latin, angere yang berarti tercekik atau
tercekat. Gangguan ansietas adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak
pada tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu atau takut.
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan
perasaan tak berdaya dan tidak pasti, tidak memiliki objek yang spesifik, dialami
secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas merupakan
suatu sensasi distress psikologis.
Menurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok
mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf
autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik.
Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati
secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidak tahuan
dan didahului oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk,1998)
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan
adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah.
Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh
ketidak tahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam
hubungan interpersonal.

2. Penyebab Ansietas
Gangguan ansietas pada dasarnya mempunyai penyebab multifaktorial, baik dari
diri sendiri, faktor biologis, faktor sosial, psikologis, penyalahgunaan/pemakaian obat
tertentu secara berlebihan, maupun gejala yang timbul dari suatu penyakit lain.
Adapun faktor yang mempengaruhi ansietas antara lain:

A. Faktor Predisposisi
1). Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara dua elemen kepribadian dan superego mewakili dorongan insting dan implus
primitif seseorang. Sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang.

2). Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut terdapat
tidak adanya pnerimaan dan penolakan interpersonal. Ansitas juga berhubungan
dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah terutama mudah
mengalami perkembanag ansietas yang berat.

3). Menurut pandanagan prilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang utuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Ansietas dapat disebabkan karena frustasi, konflik, tekanan, krisis,
ketakutan yang terus menerus yang disebabkan oleh kesusahan dan kegaglan yang
bertubi-tubi, harga diri yang terhalang, respressi terdapat macam-macam masalah
emosional, akan tetapi bisa berlangsung secara sempurna(incomplete repress), atau
dorongan-dorongan seksual yang tidak terdapat kepuasan dan terhambat,sehingga
mengakibatkan banyak konflik batin.

4). Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang
biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas
dan antara gangguan ansietas dengan depresi. Ansietas juga dapat disebabkan
karena ada pengaruh faktor genetik dari keluarga. Penelitian telah melaporkan
bahwa dua pertiga sampai tiga perempat pasien yang tertekan ansietas memiliki
sekurang-kurangnya satu anak saudara derajat pertama dengan ansietas spesifik
tipe spesifik yang sama.

5). Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Penhambat
asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran
utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagaimana
halnya dengan endorfin.

6). Penyalahgunaan atau penggunaan obat/zat tertentu yang berlebihan juga


merupakan salah satu penyebab utama ansietas. Seperti alkoholisme, intoksikasi
kafein, hipertiroidisme, dan feokromositoma harus disingkirkan dalam mengatasi
gejala ansietas ini. Karena sebagai besar orang akan berlari ke hal-hal tadi untuk
menhadapi ansietas yang timbul pada dirinya.

B. Menurut Teori neurobiology


1. Kimia otak dan factor perkembangan Penelitian menunjukkan bahwa sistem
syaraf otonom atau noradrenergic yang menyebabkan seseorang mengalami
kecemasan lebih besar tingaaktannya dari orang lain. Abnormalitas regulasi
substansia kimia otak seperti serotonin dan GABA (gamma-aminobutyric
acid) berperan dalam perkembangan cemas.

2. Amygdala sebagai pusat komunkasi antara bagian otak yang memproses input
sensori dan bagian otak yang menginterpretasikan input (amygdala
mengidentfikasi informasi sensori yang masuk sebagai ancaman dan kemudian
menimbulkan perasaan cemas/takut). Amygdala berperan dalam phobia,
mengkoordiasikan rasa takut, memory, dan emosi, dan semua respon fisik
terhadap situasi yang penuh dengan stressor.

3. Locus ceruleus, adalah satu area otak yang mengawali respon terhadap suatu
bahaya dan mungkin respon tersebut berlebihan pada beberapa individu sehingga
mneyebabkan seseorang mudah mengalami cemas khususnya PTSD (post
traumatic sindrom disorder)

4. Jaras saraf assendens yang mengandung noradrenalin dan 5-hidroksitriptamin


menginervasi lobus limbic dan neokorteks. Meningkatnya aktivitas saraf
noradregenik akan menimbulkan meningkatnya keterjagaan; meningkat nya aktivitas
saraf 5-hidroksitriptamin akan meningkatkan respon terhadap stimulus yang bersifat
aversif.

C. Menurut Teori psikologi

1. Harga diri rendah

2. Pemalu pada masa kanak-kanak

3. Orang tua yang pemarah, terlalu banyak kritik


4. Ketidaknyamanan dengan agresi

5. Sexual abuse

6. Mengaami peristiwa yang menakutkan

7. Teori kognitif : cemas sebagai manifstasi dari penyimpangan berpikir dan


membuat persepsi/kebiasaan/perilaku individu memandang secara berlebihan
terhaap suatu bahaya.

D. Beberapa Faktor Resiko Ansietas

1. Wanita 2x lebih besar dari pada laki-laki

2. Etnik

3. Perpisahan

4. Pernah mengalami kekerasan fisik saat anak-anak, sexual abuse

5. Status sosial dan ekonomi rendah

6. Riwayat keluarga (pernah adanya penyimpangan yang hampir sama)

7. Substance or stimulant

E. Tingkat ansietas
Beberapa teori membagi ansietas kedalam emapt tingkat sesuai dengan rentang
respon ansietas yaitu :
1. Ansietas ringan.
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat ini lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan
waspada. Pada tingkat ini individu terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan
pertumbuhan dan ktreativitas.
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih
memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu
cenderumng memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu
tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ansietas

1. Pengkajian

Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui

gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan. Menurut

Stuart dan Sundeen (1995), data fokus yang perlu dikaji pada klien yang mengalami

ansietas adalah sebagai berikut :

a. Perilaku

Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan

perilaku yang secara tidak langunsg melalui timbulnya gejala atau mekanisme

koping sebagai upaya untuk melawan ansietas.

b. Faktor predisposisi

c. Faktor presipitasi

d. Sumber koping

e. Mekanisme koping

2. Diagnosa Keperawatan

Ansietas termasuk diagnosa keperawatan dalam klasifikasi The North American

Nursing Diagnosis Association (NANDA) (Nurjannah, 2004), faktor yang

berhubungan :

a. Terpapar racun

b. Konflik yang tidak disadari tentang nilai-nilai utama atau tujuan hidup.

c. Berhubungan dengan keturunan atau hereditas.

d. Kebutuhan tidak terpenuhi


e. Transmisi interpersonal

f. Krisis situasional atau maturasional

g. Ancaman kematian

h. Ancaman terhadap konsep diri

i. Stress

j. Substance abuse

k. Perubahan dalam : status peran, status kesehatan, pola interaksi.

l. Fungsi peran

m. Lingkungan status ekonomi

Sedangkan menurut Suliswati (2005), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

pada klien dengan ansietas adalah :

a. Panik berhubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan gagal

mengambil keputusan

b. Kecemasan berat berhubung dengan konflik perkawinan.

c. Kecemasan sedang berhubungan dengan tekanan finansial.

d. Ketidakefektifan koping individu berhubung dengan kematian saudara.

3. Intervensi

Untuk menetukan intervensi keperawatan, maka terlebih dahulu disusun NOC

(Nursing Outcome Classification) dan NIC (Nursing Intervensi Classification),

adapun NOC dan NIC untuk ansietas, adalah sebagai berikut:

NOC (Nursing Outcome Classification)

Nursing Outcome Classification (NOC) pada ansietas terdiri dari ansietas kontrol dan

mekanisme koping, yaitu sebagai berikut :

Ansietas kontrol, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang,

sering, konsisten), dengan indikator :


a. Monitor intensitas kecemasan

b. Menyikirkan tanda kecemasan

c. Mencari informasi untuk menurunkan kecemasan

d. Merencanakan strategi koping

e. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan

f. Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas

g. Melaporkan tidak adanya manifestasi fisik dan kecemasan

h. Tidak adaa manifestasi perilaku kecemasan

Koping, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering,

konsisten), dengan indikator :

a. Menunjukkan fleksibilitas peran

b. Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya

c. Melibatkan angoota keluarga dalam membuat keputusan

d. Mengekspresikan perasaan dan kebebasan emosional

e. Menunjukkan strategi penurunan stress

NIC (Nursing Intervensi Classification)

Nursing Intervensi Classification (NIC) pada klien yang mengalami ansietas, terdiri

dari penurunan kecemasan dan peningkatan koping, seperti pada uraian berikut :

Penurunan kecemasan

a. Tenangkan klien

b. Berusaha memahami keadaan klien

c. Berikan informasi tentang diagnosa prognosis dan tindakan

d. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.

e. Gunakan pendekatan dan sentuhan

f. Temani pasien untuk mendukung keamanan dan penurunan rasa takut


g. Sediakan aktifitas untuk menurunkan ketegangan

h. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas

i. Dukung penggunaan mekanisme defensive dengan cara yang tepat

j. Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan

k. Intruksikan kemampuan klien untuk menggunakan teknik relaksasi

l. Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat

Peningkatan koping

a. Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit

b. Hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi

c. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan

d. Sediakan informasi actual tentang diagnosa, penanganan dan prognosis

e. Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini

f. Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat

g. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat

h. Bantu pasien untuk mengidentifikasi startegi postif untuk mengatasi

keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau perubahan peran.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ansietas adalah respons emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan kekhawatiran

yang tidak jelas dan berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif yang menyebabkan

gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau penderitaan yang jelas bagi pasien.

Penyebab ansietas:

1. Peristiwa traumatik

2. Konflik emosional

3. Konsep diri terganggu

Tanda – tanda ansietas

1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.

2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

3. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

4. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran

berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan

perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.

Faktor – faktor yang memperberat ansietas

1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik

2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.

B. Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat

berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dan pembaca pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Harold I, dkk. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya Medika : Jakarta
Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit Aesculapius
: Jakarta.
Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen,
Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Penerbit MocoMedia
: Yogyakarta.
Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC
: Jakarta.
Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC : Jakarta.
Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar sKeperawatan Jiwa, EGC : Jakarta.
Amstrong, Thomas. 2002. The Seven Kinds of Smart. Jakarta : Gramedia
http://dokteranakku.com/?p:207”>perkembangan motorik kasar
http//Rully.blogdetik.com Anonym . 2002.Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra
Pendidikan 13

Anda mungkin juga menyukai