Anda di halaman 1dari 10

Kompilasi Pantun Teka-Teki

Mulut manis hati nak baik,


Itulah amalan turun temurun;
Benda apa yang akan naik,
Apabila saja hujan turun.(payung)

Pergi umrah setiap tahun,


Moga sentiasa murah rezeki
Dalam batang ada daun,
Dalam daun ada isi?(lemang)

Terbang tinggi si burung helang


Hinggap di atas pohon meranti
Anak ramai ibunya seorang,
Bila bergesel berapi-rapi?(mancis)

Pisau lipat dimainnya kera


Tangannya luka lalu terjun
Makan kuat tidak terkira
Kenyangnya tidak tahi bertimbun? (api)

Cik Limah bersama anak lelaki


Duduk makan keropok lekor
Yang mengejar tidak berkaki,
Yang dikejar tiada berekor?(ular dan katak)

Tuan puteri belajar menari


Tari diajar oleh Pak Harun
Kalau Tuan bijak bestari
Apa yang naik tak pernah turun? (umur)

Ada tubuh ada tangan,


Tiada kepala tiada kaki;
Sangat berguna waktu hujan,
Apakah dia yang dimaksudkan ini.(baju hujan)

Burung nuri burung dara


Terbang ke sisi taman kayangan
Cubalah teka wahai saudara
Semakin diisi makin ringan? (belon)

Budak-budak ramai di pekan


Hari raya membakar petas
Kalau adik pandai kiasan
Apakah buah gugur ke atas?(buah Melaka)

Minah ketawa terjerit-jerit


Melihat koyak pada seluar
Orang putih duduk sederet
Pagar didalam tebing diluar? (gigi)

Buah budi bidara mengkal


Masak sebiji di tepi pantai
Hilang budi bicara akal
Buah apa tidak bertangkai?(buah hati)

Hidup aman di dalam kota,


Ada pemimpin bernama raja;
Buruh-buruh rajin bekerja,
Askar bertugas setiap masa.(anai-anai/semut)

Ada sebiji roda pedati


Bentuknya bulat daripada besi
Bila bermain diikat sekuat hati
Dilempar hidup dipegang mati? (gasing)

Walau dibungkus bukan kiriman,


Sudah takdir tuhan yang satu,
Meski ditanam bukan tanaman,
Cubalah teka apakah itu?(mayat)

Bila kecil boleh ditiup,


Sudah besar janganlah lagi,
Kalau tercucuk ia meletup,
Kalau terlepas terbangnya tinggi.(balon)

Tinggi duduk di atas sekali,


Bukan bulan bukan matahari;
Bila malam ia berseri,
Bila siang ia berganti.(bintang)

Buah budi bedara mengkal


Masak sebiji di tepi pantai
Hilang budi bicara akal
Buah apa tidak bertangkai? (buah melaka

PANTUN JENAKA

Oh bulan kemana bintang


Atas pucuk kayu ara
Oh tuan kemana hilang
Dalam bilik anak dara

Atas pucuk kayu ara


Lebat daunnya pokoknya rindang
Hilang kedalam bilik nak dara
Cuma meminta rokok sebatang

Ambil segulung rotan saga


Sudah diambil mari diurut
Duduk termenung harimau tua
Melihat kambing mencabut janggut

Sudah diambil mari diurut


Diurut dibawah pokok sena
Melihat kambing mencabut janggut
Gajah pula mengorek telinga

Ambilkan bilah pokok sena


Jadikan lata tempat berhandai
Andaikan gajah korek telinga
Giliran buaya hajat berinai

Jadikan lata tempat berhandai


Terbang sekawan burung belibis
Giliran buaya hajat berinai
Pipit pula membilang tasbih

Ambil sejimpit beras dan bertih


Ditabur penawar merubah nasib
Andaikan pipit membilang tasbih
Tafakur elang membaca ratib

Ditabur penawar merubah nasib


Nasib baik bukan sebarang
Tafakur elang membaca ratib
Melihat sitikus mengasah parang

Janda berhias merambah karang


Sirih kuning disangka serai
Melihat tikus mengasah parang
Datang kucing meminta damai
Sirih kuning disangka serai
Dijemur panas daunnya kering
Melihat kucing meminta damai
Ayam memasak pulut kuning

Elok sungguh bunga kantil


Tumbuh kearah kolam telaga
Elok sungguh berbini sungil
Walaupun marah tersenyum juga

Tumbuh kearah kolam telaga


Telaga mencuci badan yang melekit
Walaupun marah tersenyum juga
Tangan ketam cubitnya sakit

Bunga kantil sunting di Aceh


Bunganya putih dalam cerana
Biarlah sungil hatinya kasih
Cubitnya perih saya terima

Bunganya putih dalam cerana


Dipetik dijual didalam pekan
Sementelah cubitan tuan terima
Hatinya jangan tuan lukakan

Bentan Telani diberi nama


Lagunya indah menawan merayu
Jangan hatinya diberi luka
Nantinya hilang kawan beradu

Disana merak disini merak


Merak mana hendak dikepung
Disana hendak disinipun hendak
Pening kepala terajang punggung

Diumpan merak dengan dedak


Hendak ditangkap dengan segera
Di sana hendak di sinipun hendak
Tepuk dada tanyakan selera

Bayan merbah merbuk dara


Terbang bebas hiasan angkasa
Jangan salah tertepuk dada
Badan terhempas mara bencana
Tuan puteri di atas puri
Dato hulubalang di atas padang
Bila dinasihati dengar-dengari
Bila bertepuk pandang-pandang

Air tawar ditambah gula


Lalu dihidang beralaskan kain
Memang awak mencari bala
Pergi menepuk dada yang lain

Bertelepuk emas diatas kain


Ada sirih bergambir tiada
Tak menepuk dada yang lain
Dada sendiri berdaging tiada

Tuah merbuk pada kung-nya


Bandan menukik begap rupa
Raja Chola menggeleng kepala
Berubah tepuk pada dada
Padan menjadi usap dimuka
Inikah tanda millenium tiga ?

Garu pelandok lumut garit


Gugur pucuk habis kontot
Lalu bidukku umbut berkait
Lenguh sendi siku dan lutut

Pelatuk besi lupuh melurut


Harimau dahan pelandok melompat
Melenguh sendi siku dan lutut
Balikkan badan biduk terjungkat

Kerbau putih membongkah tanah


Badak sambu pagut resam
Kalau mandi biarlah basah
Bidukku lalu umbut terendam

kan gabus di rawa-rawa,


Ikan belut nyangkut di jaring,
Perutku sakit menahan tawa,
Gigi palsu loncat ke piring
Dimana kuang hendak bertelur,
Diatas lata dirongga batu,
Dimana tuan hendak tidur,
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Anak ayam turun ke bumi,
Induk ayam naik kelangit,
Anak ayam nyari kelangit,
Induk ayam nyungsep ke bumi
Limau purut di tepi rawa,,
Buah dilanting belum masak,
Sakit perut sebab tertawa,,
Melihat kucing duduk berbedak
Jalan-jalan ke rawa-rawa,
Jika capai duduk di pohon palm,
Geli hati menahan tawa,
Melihat katak memakai helm
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati,
Saya bingung kamu pun bingung,
Kenapa ada bunga melati ???!?
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh

Pohon kelapa, Pohon durian,,


Pohon Cemara, Pohon Palem,
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya

Naik kebukit membeli lada,


Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh

Orang Sasak pergi ke Bali,


Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya
Jauh di mata,dekat dihati,
Jauh di hati,dekat dimata,
Jauh-dekat tujuh ratus perak
Ada apa diseberang itu,
Mentimun busuk dimakan kalong,
Ada apa diseberang itu,
Bujang bungkuk gadis belong

Sakit kaki ditikam jeruju,


Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Ada buah manggis,
Ada juga buah anggur,
Awalnya romantis,
Pas tekdung malah kabur

Jangan takut,
Jangan kawatir,
Itu kentut,
Bukan petir

Jalan-jalan ke Kota Arab,


Jangan lupa membeli kitab,
Cewek sekarang tidak bisa diharap,
Bodi bohai betis berkurap

Elok berjalan kota tua,


Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat

Buah Nanas, Buah bengkoang,


Buah jambu, Buah kedondong,
Ngerujak dooooooooonggggggg
Senangis letak di timbangan,

Pemulut kumbang pagi-pagi,


Menangis katak di kubangan,
Melihat belut terbang tinggi
Anak Hindu beli petola,

Beli pangkur dua-dua,


Mendengar kucing berbiola,
Duduk termenung tikus tua
Jalan-Jalan ke Kota Sumedang..,
Ada Kambing Makan Rumput..,

Anak-anak pada Senang ..,


Melihat banci Bergoyang Dangdut..
Bunga mawar tangkai berduri,
Laris manis pedang cendol,
Aku tersenyum malu sekali,
Ingat dulu suka mengompol
Anak cina menggali cacing,
Mari diisi dalam tempurung,
Penjual sendiri tak kenal dacing,
Alamat dagangan habis diborong

Biduk buluh bermuat tulang,


Anak Siam pulang berbaris,
Duduk mengeluh panglima helang,
Melihat ayam bercengkang keris
Buah jering dari Jawa,
Naik sigai ke atas atap,
Ikan kering lagi ketawa,
Dengar tupai baca kitab

Pohon manggis di tepi rawa,


Tempat datuk tidur beradu,
Sedang menangis nenek tertawa,
Melihat datuk bermain gundu
Anak dara Datuk Tinggi,
Buat gulai ikan tilan,
Datuk tua tak ada gigi,
Bila makan kunyah telan
Jikalau lengang dalam negeri,
Marilah kita pergi ke kota,
Hairan tercengang kucing berdiri,
Melihat tikus naik kereta

Punggur berdaun di atas kota,


Jarak sejengkal dua jari,
Musang rabun,
helang pun buta,
Baru ayam suka hati

Ketika perang di negeri Jerman,


Ramai askarnya mati mengamuk,
Rangup gunung dikunyah kuman,
Lautan kering dihirup nyamuk
Jual betik dengan kandil,
Kandil buatan orang Inggeris,
Melihat buaya menyandang bedil,
dan kerbau tegak berbaris

Berderak-derak sangkutan dacing,


Bagaikan putus diimpit lumpang,
Bergerak-gerak kumis kucing,
Melihat tikus bawa senapang
Pokok pinang patanya condong,
Dipukul ribut berhari-hari,
Kucing berenang tikus berdayung,
Ikan di laut berdiam diri

Tanam pinang di atas kubur,


Tanam bayam jauh ke tepi,
Walaupun musang sedang tidur,
Mengira ayam di dalam mimpi

Anak bakau di rumpun salak,


Patah taruknya ditimpa genta,
Riuh kerbau tergelak-gelak,
Melihat beruk berkaca mata

Orang menganyam sambil duduk,


Kalau sudah bawa ke balai,
Melihat ayam memakai tanduk,
Datang musang meminta damai
Hilir lorong mudik lorong,
Bertongkat batang temberau,
Bukan saya berkata bohong,
Katak memikul paha kerbau

Di kedai Yahya berjual surat,


Di kedai kami berjual sisir,
Sang buaya melompat ke darat,
Melihat kambing terjun ke air

Anda mungkin juga menyukai