Nasib baik bukan sebarang Tafakur elang membaca ratib Melihat sitikus mengasah parang
Janda berhias merambah karang
Sirih kuning disangka serai Melihat tikus mengasah parang Datang kucing meminta damai Sirih kuning disangka serai Dijemur panas daunnya kering Melihat kucing meminta damai Ayam memasak pulut kuning
Elok sungguh bunga kantil
Tumbuh kearah kolam telaga Elok sungguh berbini sungil Walaupun marah tersenyum juga
Tumbuh kearah kolam telaga
Telaga mencuci badan yang melekit Walaupun marah tersenyum juga Tangan ketam cubitnya sakit
Bunga kantil sunting di Aceh
Bunganya putih dalam cerana Biarlah sungil hatinya kasih Cubitnya perih saya terima
Lagunya indah menawan merayu Jangan hatinya diberi luka Nantinya hilang kawan beradu
Disana merak disini merak
Merak mana hendak dikepung Disana hendak disinipun hendak Pening kepala terajang punggung
Diumpan merak dengan dedak
Hendak ditangkap dengan segera Di sana hendak di sinipun hendak Tepuk dada tanyakan selera
Bayan merbah merbuk dara
Terbang bebas hiasan angkasa Jangan salah tertepuk dada Badan terhempas mara bencana Tuan puteri di atas puri Dato hulubalang di atas padang Bila dinasihati dengar-dengari Bila bertepuk pandang-pandang
Air tawar ditambah gula
Lalu dihidang beralaskan kain Memang awak mencari bala Pergi menepuk dada yang lain
Bertelepuk emas diatas kain
Ada sirih bergambir tiada Tak menepuk dada yang lain Dada sendiri berdaging tiada
Tuah merbuk pada kung-nya
Bandan menukik begap rupa Raja Chola menggeleng kepala Berubah tepuk pada dada Padan menjadi usap dimuka Inikah tanda millenium tiga ?
Garu pelandok lumut garit
Gugur pucuk habis kontot Lalu bidukku umbut berkait Lenguh sendi siku dan lutut
Pelatuk besi lupuh melurut
Harimau dahan pelandok melompat Melenguh sendi siku dan lutut Balikkan badan biduk terjungkat
Ikan belut nyangkut di jaring, Perutku sakit menahan tawa, Gigi palsu loncat ke piring Dimana kuang hendak bertelur, Diatas lata dirongga batu, Dimana tuan hendak tidur, Diatas dada dirongga susu Elok berjalan kota tua, Kiri kanan berbatang sepat, Elok berbini orang tua, Perut kenyang ajaran dapat Anak ayam turun ke bumi, Induk ayam naik kelangit, Anak ayam nyari kelangit, Induk ayam nyungsep ke bumi Limau purut di tepi rawa,, Buah dilanting belum masak, Sakit perut sebab tertawa,, Melihat kucing duduk berbedak Jalan-jalan ke rawa-rawa, Jika capai duduk di pohon palm, Geli hati menahan tawa, Melihat katak memakai helm Sakit kaki ditikam jeruju, Jeruju ada didalam paya, Sakit hati memandang susu, Susu ada dalam kebaya Disana gunung, disini gunung, Ditengah-tengah bunga melati, Saya bingung kamu pun bingung, Kenapa ada bunga melati ???!? Naik kebukit membeli lada, Lada sebiji dibelah tujuh, Apanya sakit berbini janda, Anak tiri boleh disuruh
Pohon kelapa, Pohon durian,,
Pohon Cemara, Pohon Palem, Pohonnya tinggi-tinggi Bo! Orang Sasak pergi ke Bali, Membawa pelita semuanya, Berbisik pekak dengan tuli, Tertawa si buta melihatnya
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh, Apanya sakit berbini janda, Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya, Berbisik pekak dengan tuli, Tertawa si buta melihatnya Jauh di mata,dekat dihati, Jauh di hati,dekat dimata, Jauh-dekat tujuh ratus perak Ada apa diseberang itu, Mentimun busuk dimakan kalong, Ada apa diseberang itu, Bujang bungkuk gadis belong
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya, Sakit hati memandang susu, Susu ada dalam kebaya Ada buah manggis, Ada juga buah anggur, Awalnya romantis, Pas tekdung malah kabur
Jangan takut, Jangan kawatir, Itu kentut, Bukan petir
Jalan-jalan ke Kota Arab,
Jangan lupa membeli kitab, Cewek sekarang tidak bisa diharap, Bodi bohai betis berkurap
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat, Elok berbini orang tua, Perut kenyang ajaran dapat
Buah Nanas, Buah bengkoang,
Buah jambu, Buah kedondong, Ngerujak dooooooooonggggggg Senangis letak di timbangan,
Pemulut kumbang pagi-pagi,
Menangis katak di kubangan, Melihat belut terbang tinggi Anak Hindu beli petola,
Beli pangkur dua-dua,
Mendengar kucing berbiola, Duduk termenung tikus tua Jalan-Jalan ke Kota Sumedang.., Ada Kambing Makan Rumput..,
Anak-anak pada Senang ..,
Melihat banci Bergoyang Dangdut.. Bunga mawar tangkai berduri, Laris manis pedang cendol, Aku tersenyum malu sekali, Ingat dulu suka mengompol Anak cina menggali cacing, Mari diisi dalam tempurung, Penjual sendiri tak kenal dacing, Alamat dagangan habis diborong
Biduk buluh bermuat tulang,
Anak Siam pulang berbaris, Duduk mengeluh panglima helang, Melihat ayam bercengkang keris Buah jering dari Jawa, Naik sigai ke atas atap, Ikan kering lagi ketawa, Dengar tupai baca kitab
Pohon manggis di tepi rawa,
Tempat datuk tidur beradu, Sedang menangis nenek tertawa, Melihat datuk bermain gundu Anak dara Datuk Tinggi, Buat gulai ikan tilan, Datuk tua tak ada gigi, Bila makan kunyah telan Jikalau lengang dalam negeri, Marilah kita pergi ke kota, Hairan tercengang kucing berdiri, Melihat tikus naik kereta
Punggur berdaun di atas kota,
Jarak sejengkal dua jari, Musang rabun, helang pun buta, Baru ayam suka hati
Ketika perang di negeri Jerman,
Ramai askarnya mati mengamuk, Rangup gunung dikunyah kuman, Lautan kering dihirup nyamuk Jual betik dengan kandil, Kandil buatan orang Inggeris, Melihat buaya menyandang bedil, dan kerbau tegak berbaris
Berderak-derak sangkutan dacing,
Bagaikan putus diimpit lumpang, Bergerak-gerak kumis kucing, Melihat tikus bawa senapang Pokok pinang patanya condong, Dipukul ribut berhari-hari, Kucing berenang tikus berdayung, Ikan di laut berdiam diri
Tanam pinang di atas kubur,
Tanam bayam jauh ke tepi, Walaupun musang sedang tidur, Mengira ayam di dalam mimpi
Anak bakau di rumpun salak,
Patah taruknya ditimpa genta, Riuh kerbau tergelak-gelak, Melihat beruk berkaca mata
Orang menganyam sambil duduk,
Kalau sudah bawa ke balai, Melihat ayam memakai tanduk, Datang musang meminta damai Hilir lorong mudik lorong, Bertongkat batang temberau, Bukan saya berkata bohong, Katak memikul paha kerbau
Di kedai Yahya berjual surat,
Di kedai kami berjual sisir, Sang buaya melompat ke darat, Melihat kambing terjun ke air