Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

Suatu program kesehatan dikembangkan dengan tujuan untuk memecahkan masalah


kesehatan. Masalah kesehatan ini timnul bukan saja karena kuman penyakit, tetapi juga
karena perilaku manusianya.
Berjangkitnya muntah berak bukan hanya karena kuman Vibrio Cholera, tetapi juga
karena kebiasaan orang menggunakan sungai untuk buang air besar, gosok gigi, cuci
makanan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu Program Penanggulangan Masalah Kesehatan
harus mencakup Aspek edukatif yang menangani perilakunya dan aspek medis teknis yang
melakukan penanganan epidemiologis.
Mengingat apa yang telah dikemukakan di atas, Penyuluhan Kesehatan karenanya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap program. Setiap petugas kesehatan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat, dalam hal ini petugas puskesmas, mempunyai
tugas penyuluhan. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, setiap petugas
Puskesmas harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang medis teknis serta di
bidang penyuluhan.
BAB II
PENGERTIAN

Penyuluhan Kesehatan adalah Gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang


berlandaskan prinsip – prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan
melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perorangan maupun secara kelompok dan
meminta pertolongan bila perlu.
BAB III
TUJUAN DAN SASARAN

1. TUJUAN
Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2. SASARAN
Dalam penyuluhan Kesehatan Masyarakat, dikenal 2 (dua) jenis sasaran yakni :
A. Sasaran Jangkauan Penyuluhan
 Kelompok Umum
Masyarakat Umum, baik di pedesaan maupun di perkotaan
 Kelompok Khusus
 Masyarakat di daerah terpencil dan masyarakat terasing
 Masyarakat di daerah pemukiman baru termasuk transmigrasi dan di daerah
perbatasan.
 Masyarakat yang terkena masalah kesehatan, misalnya pada kejadian luar biasa
(wabah) seperti diare, demam berdarah, malaria dan sebagainya
 Masyarakat yang rentan terhadap masalah kesehatan tertentu, misalnya ibu
hamil, ibu menyusui, golongan remaja, manula dan sebagainya
 Masyarakat yang berada diberbagai institusi atau forum baik pemerintah atau
swasta, misalnya Rumah Sakit, Puskesmas, Sekolah, Posyandu dan sebagainya
 Masyarakat yang mempunyai pengaruh menentukan dalam proses pengambilan
keputusan dan proses pelayanan kesehatan misalnya pemuka masyarakat, baik
formal dan informal (pemuka agama, kepala adat, ibu rumah tangga dan
sebagainya)
 Kelompok – kelompok yang mempunyai potensi dalam kegiatan penyuluhan,
seperti PKK, Karang Taruna, KNPI, dan sebagainya
B. Sasaran Hasil Penyuluhan
Terjadinya perubahan pengertian, sikap dan perilaku dari sasaran tersebut diatas,
dikaitkan dengan sasaran – sasaran program. Misalnya kalau dikaitkan dengan program
KIA, maka salah satu sasaran hasil penyuluhan ialah meningkatnya pengertian ibu – ibu
hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur dan meningkatnya
kunjungan ibu – ibu hamil datang ke sarana pelayanan kesehatan untuk memeriksakan
kehamilannya.
BAB IV
KEBIJAKSANAAN DAN STRATEGI

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan – kegiatan penyuluhan kesehatan
masyarakat dilaksanakan dengan kebijaksanaan sebagai berikut :
1. Penyuluhan Kesehatan merupakan bagian Integral dari setiap program kesehatan dan
berfungsi sebagai katalisator program – program tersebut.
2. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga diarahkan untuk
meningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam membina
derajat kesehatannya yand dimulai dari keluarga.
3. Penyuluhan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan baik oleh pemerintah
secara lintas program dan lintas sektoral, maupun oleh masyarakat, termasuk swasta.
4. Puskesmas dimanfaatkan sebagai Pusat Pengembangan dan Pembinaan kesadaran dan
peran serta masyarakat di bidang kesehatan di Wilayahnya.
5. Sikap mental petugas kesehatan, terutama petugas kesehatan masyarakat Berorientasi
pada aspek pencegahan dan peningkatan
6. Peningkatan penyuluhan kesehatan pada lembaga – lembaga pendidikan dasar,
pemerintah dan swasta agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat ditumbuhkan
dan dibudidayakan sedini mungkin.

Peneterapan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas dan Wilayah


Kerja Puskesmas

Sesuai dengan tujuan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yakni tercapainya


perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari individu atau masyarakat dalam
bidang kesehatan, sehingga mereka mau dan mampu melaksanakan cara – cara hidup sehat
bagi diri atau lingkunganya serta tercapai peningkatan status kesehatan masyarakat yang
optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka upaya kegiatan penyuluhan diselaraskan
dengan fungsi dan tugas puskesmas serta kemampuan daripada sumber tenaga, dana dan
sarana yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang bisa dilakukan ialah :
1. Penyuluhan Institusi
Yakni kegiatan penyuluhan yang ditampilkan di institusi bersangkutan seperti
Puskesmas Balai Pengobatan ataupun di rumah tinggal para dokter dan paramedis.
A. Tidak langsung
 Memberi ketauladanan serta percontohan yang positif dari para dokter atau
paramedis Puskesmas.
Misalnya, kerapihan dan kebersihan berpakaian, tidak merokok apalagi saat
memeriksa pasien, tidak meludah sembarangan, keramahan dokter dan
paramedis dan lain sebagainya.
 Penampilan yang rapih dan sehat dari bangunan Puskesmasnya.
Misalnya, Tersedianya tempat – tempat pembuangan sampah, terpeliharanya
kebersihan kamar kecil/wc dan penyediaan air bersih, terpeliharanya kebersihan
dan kerapihan ruang periksa, ruang obat, terpeliharanya kebersihan, kerapihan
lingkungan Puskesmas dan sebagainya.
 Mempergunakan media penyuluhan
Misalnya, memasang poster di dinding
 Bila memungkinkan memasang radio cassette yang menyiarkan lagu – lagu
kesehatan atau pesan spot radio dan sebagainya.
B. Secara Langsung
 Dialog di kamar periksa antara dokter dan pasien (memberi nasihat kepada
pasien tentang hal yang berkaitan dengan penyakit, cara – cara hidup sehat dan
sebagainya)
 Dialog dokter, paramedis dengan keluarga pasien tentang hal – hal yang bisa
dilakukan individu pasien atau keluarga untuk upaya menciptakan hidup sehat.
 Melakukan Penyuluhan Kelompok di Puskesmas secara direncanakan
Misalnya, saat – saat mendesak karena adanya wabah muntaber, demam
berdarah dan lain sebagainya.

2. Penyuluhan di Masyarakat (di luar gedung puskesmas)


Pimpinan Puskesmas dengan aparatnya di samping bertugas memberi pelayanan
kesehatan di Puskesmas juga melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan di
Puskesmas dan di luar lingkungan Puskesmas.
Dalam melaksanakan program Penyuluhan Kesehatan di masyarakat, sasaran program
penyuluhan adalah masyarakat di lingkungan wilayah kerja puskesmas.
Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas ini
direncanakan pelaksanaanya berdasarkan “pendekatan edukatif” yakni melalui tahap –
tahap seperti :
a. Pertemuan tingkat Kecamatan untuk memperoleh kesepakatan dari penguasa
wilayah yakni Camat serta tokoh – tokoh masyarakat lainnya baik formal maupun
non forma, serta untuk mendapatkan dukungan dari mereka.
b. Pertemuan tingkat Desa untuk kesepakatan dan dukungan dari Kepala Desa
beserta aparatnya, tokoh – tokoh masyarakat atau masyarakat pada umumnya.
c. Melaksanakan survay Mawas diri atau dikenal dengan istilah, “Community Self
Survey” yakni upaya untuk mendapatkan data dari masyarakattentang suatu ide
atau program kesehatan yang akan diterapkan kepada mereka, sebagai bahan
masukan dalam perencanaan kegiatan penyuluhan di desa tersebut.
Hasil data yang diperoleh disajikan bersama – sama masyarakat dan dipecahkan
bersama alternatif pemecahannya. Hasil yang dicapai merupakan bentuk rencana
kegiatan termasuk didalamnya intervensi kegiatan penyuluhan masyarakat.
d. Dalam pendektan edukatif dari sejak perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
masyarakat terus dilibatkan.

Jadi kegiatan penyuluhan Kesehatan masyarakat yang dilakukan di luar intitusi


Puskesmas adalah ditujukan kepada masyarakat yang berada dilingkungan wilayah kerja
Puskesmas.

Agar program penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan ini berhasil baik sesuai yang
diharapkan, maka diperlukan suatu perencanaan yang terarah sesuai dengan tujuan dari
program dan aparatnya harus mampu menerapkan metode dan teknik penyuluhan,
merencanakan penggunaan alat peraga dan secara keseluruhan dituntut kemampuan
untuk membuat rencana kegiatan penyuluhan kesehatan diwilayahnya sesuai yang
diharapkan program – program kesehatan yang ditunjangnya.
BAB V

METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN KESEHATAN


MASYARAKAT

1. Metode
Pengertian sederhana yang disebut metode dalam penyuluhan kesehatan adalah cara
melaksanakan penyuluhan tersebut kepada masyarakat
Sedang pengertian teknik ialah segala upaya tertentu agar ‘cara’ yang dilaksanakan
dapat terwujud secara baik dan sempurna.
Dalam menentukan suatu metode dalam perencanaan kegiatan penyuluhan kesehatan,
perlu dikaji terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai oleh program kesehatan yang akan
ditunjang.
Misalnya apakah program mengharapkan dari adanya intervensi penyuluhan tersebut
terjadinya perubahan pengetahuan masyarakat, perubahan sikap atau perubahan tindakan
tentang misalnya saja pemanfaatan pelayanan imunisasi oleh ibu – ibu hamil dan
bayinya, dan sebagainya.

Sebagai diketahui untuk menggunakan metoda apa yang akan kita pakai, sangat
tergantung kepada unsur apa yang ingin dirubah dari perilaku masyarakat yang
bersangkutan. Dalam perilaku manusia terdapat 3 (tiga) unsur yang perlu dirubah, agar
akhirnya individu/masyarakat berperilaku positif sesuai yang diharapkan.

Ketiga unsur tersebut ialah :

1. Unsur pengetahuan
2. Unsur Sikap
3. Unsur Tindakan

Ketiga unsur tersebut secara kesatuan sering disebut dengan istilah “perilaku”. Dalam
kenyataan sehari – hari untuk mengubah “perilaku” bisa ditemui beberapa cara yakni :

 Karena Terpaksa
Hal ini disebabkan karena :
A. Ingin imbalan (hadiah)
B. Menghindarkan hukuman karena adanya ancaman – ancaman tertentu
C. Individu bersangkutan menginginkan adanya hubungan baik dengan pengajar
D. Ingin adanya pengakuan
 Karena Ingin Meniru
Yakni tanpa didasari pemahaman mendalam individu bersangkutan terdorong untuk
berperilaku sesuai yang dilihat, misalnya meniru – niru model pakaian, ikut – ikutan
mengimunisasikan anaknya, dan sebagainya
 Karena Benar – benar Menghayati
Seseorang mengubah perilakunya disebabkan ia benar – benar mengetahui arti
dan manfaatnya. Misalnya seseorang melaksanakan cara – cara hidup sehat karena
didasari pemahaman mendalam tentang arti dan manfaat hidup sehat bagi diri sendiri
atau keluarganya.
Dari ketiga hal tersebut diatas, yang dianut oleh penyuluhan kesehatan adalah
“Karena Benar – benar Menghayati”
Untuk membuat individu/masyarakat benar –benar menghayati tentang suatu
program kesehatan sehingga mereka berperilaku positif sesuai yang diharapkan
kesehatan, maka penyuluhan mutlak perlu dilakukan terhadap mereka.
Cara mengubah “Perilaku” dengan unsur – unsur yang telah disebutkan
terdahulu (pengetahuan, sikap dan tindakan) memerlukan cara yang berlainan,
secara ideal berhasilnya program penyuluhan di suatu tempat, bila masyarakat
sasaran penyuluhan tadi unsur pengetahuan, sikap dan tindakan berubah secara
positif, sehingga mereka berperilaku sesuai dengan cara – cara hidup sehat yang
diharapkan.
Berikut ini dapat terlihat beberapa metode/cara penyuluhan untuk mengubah
masing – masing unsur “perilaku” sesuai yang kita ingin lakukan.

Metode untuk merubah Metode untuk merubah


Pengetahuan Sikap Metode untuk merubah tindakan

Ceramah Disko Latihan sendiri


Kuliah Tanya Jawab Bengkel Kerja

Presentasi Role playing Demonstrasi

Wisata Karya Pemutaran Film Eksperimen

Curah Pendapat Video

Seminar Tape Recorder

Studi Kasus Simulasi

Tugas Baca

Simposium

Panel

Konferensi

Dari sekian banyak penyuluhan kesehatan tersebut yang paling sering dilakukan oleh
pimpinan Puskesmas atau petugas Puskesmas yang diserahi tugas penyuluhan ialah :

 Ceramah yang disertai tanya jawab


 Tanya jawab (wawancara)
 Demonstrasi
Agar dalam menggunakan ketiga metode tersebut dapat berhasil baik, maka berikut
ini disajikan teknik – teknik yang dianggap baik untuk penyampaian ketiga metode
penyuluhan yang sering dilakukan oleh pimpinan Puskesmas atau petugas Puskesmas lainnya
diserahi tugas menyuluh.

2. Teknik – teknik Ceramah


Salah satu cara menerangkan atau menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara
lisan kepada sekelompok pendengar dengan disertai diskusi dan tanya jawab, serta
dibantu oleh beberapa alat peraga yang diperlukan.
A. Ciri – ciri Ceramah
 Ada sekelompok pendengar yang dipersiapkan
 Ada suatu ide, pengertian atau pesan yang akan disampaikan
 Ada kesempatan bertanya bagi pendengar dan harus dijawab penceramah
 Ada alat peraga yang dipergunakan
B. Langkah – langkah Ceramah
 Persiapan
 Menentukan maksud dan tujuan ceramah
 Menentukan sasaran pendengaran
 Mempersiapkan materi
 Yopik yang dikemukakan hanya satu masalah, sesuai dengan kebutuhan
kelompok sasaran
 Mempersiapkan alat peraga
 Mempersiapkan tempat dan waktu yang tepat
 Mempersiapkan undangan/pemberitahuan
 Mempersiapkan bahan bacaan (jika diperlukan)
 Pelaksanaan
 Perkenalan diri
 Mengemukakan maksud dan tujuan (sistematika)
 Menjelaskan point – point ceramah
 Menyapaikan ceramah dengan suara jelas dan iramja yang tidak membosankan
 Tujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat
 Selingi dengan humor segar
 Pergunakan bahasa sederhana
 Ciptakan suasana relax (santai), pancinglah pendengar agar turut berpartisipasi
 Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan menyakinkan
 Sediakan waktu untuk tanya jawab
 Menyimpulkan ceramah sebelum mengakhiri ceramah
 Tutuplah ceramah anda dengan mengucapkan terima kasih
 Bila ada bahan bacaan sebaiknya dibagikan setelah ceramah selesai
 Penilaian
Suatu ceramah akan terlihat berhasil bila :
 Ada respons dari pendengar (dengan banyaknya pengertian)
 Terlihat dari isian angket (bila cara ini dilaksanakan)
 Adanya usul/minat peserta untuk mendapat ceramah – ceramah sebagai
kelanjutan

3. Teknik – teknik Wawancara


A. Pengertian Wawancara
Wawancara ialah merupakan salah satu metode penyuluhan kesehatan dengan jalan
tanya jawab yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan
B. Ciri – ciri Wawancara
 Ada pihak yang bertanya (interviewer)
 Ada pihak yang ditanya (interviewer atau responden)
 Seluruh percakapan diarahkan dan dikendalikan oleh pihak interviewer
C. Beberapa sikap yang perlu dimiliki Interviewer saat melakukan Wawancara
 Sikap terbuka, jujur dan dapat dipercaya
 Sopan terhadap pihak yang ditanya
 Dapat mengendalikan persoalan – persoalan dan perasaan emosi pribadi
 Menunjukkan pengertian terhadap apa yang dikemukakan interviewer/responden
 Mau memahami individu yang ditanya dan dapat mendalami masalah yang
melatar belakangi-nya
 Mudah menyesuaikan diri dalam setiap individu/lingkungan
interviewer/responden
 Memiliki dedikasi/sifat mendidik serta rasa tanggung jawab yang tinggi
D. Hal yang perlu dalam melakukan Wawancara ialah :
 Persiapan
 Menentukan tujuan wawancara, misalnya untuk mendapatkan informasi lengkap
atau untuk menyampaikan informasi baru, sehingga sekaligus dapat memotivasi
sasaran yang di interview
 Menentukan isi pesan (pokok – pokok pesan) yang akan disampaikan, misalnya :
a. Arti, tujuan dan manfaat jamban keluarga
b. Arti, penyebab dan penanggulangan diare sebelum dibawa ke Puskesmas dan
sebagainya
 Menentukan sasaran
 Menentukan waktu (bisa melakukan perjanjian tentang waktu pelaksanaan
dengan calon interviewer)
 Menyiapkan pokok – pokok pertanyaan untuk pedoman yang dicatat pada kertas
dan siapkan buku untuk mencatat hal – hal yang dianggap perlu
 Pelajari identitas responden (tempat tinggal atau latar belakang peri kehidupannya
secara sekilas)
 Pelaksanaan Wawancara
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pelaksanaan wawancara, yakni:
 Memperkenalkan diri sekaligus mengutarakan secara singkat tentang maksud dan
tujuan melakukan wawancara
 Sebelum mulai ke materi wawancara, ciptakan terlebih dahulu suasana
menyenangkan, relax (santai) dan diciptakan keakraban untuk menghilangkan
prasangka dari pihak yang diwawancarai
 Rumuskan pertanyaan dalam bentuk dan kata – kata sederhana, serta jelajahi
situasi jawaban yang dianggap perlu didalami dengan tetap menciptakan
keakraban dan rendah hati
 Hal – hal yang menjadi perhatian interviewer diarahkan kepada persoalan, pokok
yang akan disampaikan. Pokok – pokok pembicaraan harus selalu dikaitkan
dengan hal – hal yang menjadi perhatian interviewer dan secara strategi yang
tepat diarahkan pada pokok persoalan materi
 Timbulkan kesan pada interviewer, bahwa apa yang dikatakannya merupakan
masukan/hal yang penting
 Berikan kesempatan yang baik pada interviewer saat ia menjawab atau
mengemukakan pendapatnya
 Perlihatkan alat peraga yang cocok, saat – saat diperlukan dalam memberikan
penjelasan
 Tidak melihat catatan – catatan pertanyaan, melainkan pokok – pokok yang
ditanyakan dicatat di kertas kecil saja sebagai pegangan
 Catatlah jawaban yang dianggap perlu
 Tidak bicara terlalu cepat dan saat – saat terasa pihak interviewer jenuh, selingi
humor segar sebagai intermezo
 Pergunakan bahasa sederhana
 Yakinkan pada mereka bahwa hubungan baik (keakraban) bisa terjalin terus
dengan menyatakan kesediaan untuk melanggengkan komunikasi bila mereka
memerlukan
 Akhirilah wawancara dengan ucapan terima kasih, juga harus selalu
mempertimbangkan waktu selama pelaksanaan wawancara, jangan sampai timbul
kejenuhan yang merugikan tujuan wawancara
 Penilaian Wawancara
Untuk menilai sejauh mana keberhasilan kita melakukan kegiatan wawancara,
ada beberapa pegangan sebagai berikut :
 Suasana wawancara menyenangkan (ramah, akrab, tak terasa)
 Pelaksanaan wawancara berjalan lancar, tanpa ada kecurigaan
 Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan, dijawab secara wajar (tanpa dibuat -
buat)
 Setiap pertanyaan yang diajukan gampang dicerna dan diterima serta dimengerti
interviewer
 Terlihat minat serius interviewer, dari cara mengemukakan jawaban – jawaban

4. Teknik – teknik Demontrasi


A. Pengertian
Demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan
teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara menjalankan suatu tindakan adegan atau
menggunakan suatu prosedur. Penyajian ini disertai penggunaan alat peraga dan tanya
jawab. Biasanya demonstrasi diberikan pada kelompok individu yang tidak terlalu besar
jumlahnya.
B. Tujuan
 Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatu dengan prosedur
yang benar.
Misalnya “Cara membuat larutan oralit atau larutan Gula Garam (LGG) dalam
menanggulangi rehidrasi pada penderita diare”
 Meyakinkan kepada kelompok (sasaran) bahwa ide baru tersebut bisa dijalankan, dibuat
atau dilaksanakan oleh setiap orang
 Meningkatkan minat orang untuk belajar, mencoba sendiri dengan prosedur yang
didemonstrasikan
C. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan demonstrasi agar mencapai tujuan yang maksimal perlu menempuh
tahap – tahap sebagai berikut :
 Persiapan
 Menentukan maksud dan tujuan
 Menentukan materi yang akan didemonstrasikan
 Menentukan sasaran dengan latar belakang peri kehidupan sosial – ekonominya
 Menentukan waktu dan perkiraan lamanya waktu untuk demonstrasi
 Menentukan alat peraga/alat – alat yang akan digunakan dalam demonstrasi yang
dianggap menarik dan cocok
 Menyesuaikan materi yang akan disampaikan dengan demonstrasi yang akan
dilaksanakan serta latar belakang sasaran
 Mengecek secara keseluruhan persiapan serta peralatan yang sudah disediakan
 Pelaksanaan
 Menciptakan suasana akrab dengan menampilkan sikap ramah dan terpercaya
 Menjelaskan materi yang didemonstrasikan dengan memperlihatkan ilustrasi/alat
– alat yang dipakai secara teliti dan sabar
 Memberi tekanan pada hal – hal yangdianggap penting dengan cara mengulang –
ulang agar sasaran benar – benar mengerti dan mudah mengingatnya
 Memberi kesempatam kepada wakil hadirin untuk mengulang apa yang telah
disebutkan dan apa yang dilihat (prosedur telah diperlihatkan)
 Penilaian
Suatu demonstrasi boleh dikatakan berhasil baik bila :
 Banyaknya pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang didemonstrasikan
dan jawaban – jawaban cukup memuaskan mereka
 Adanya usul – usul (permintaan melaksanakan demonstrasi serupa atau
lainnya untuk kesempatan lain dengan sasaran lainnya)
 Dapat dibaca dari wajah – wajah anggota kelompok sasaran, adanya rasa
kepuasan setelah demonstrasi ini selesai

Melihat dari hasil angket, bila kita membagikan daftar pertanyaan ( angket ) tersebut
sebelumnya

Demikianlah ketiga metode penyuluhan kesehatan tersebut berdasarkan pengalaman


paling sering dilakukan oleh pimpinan Puskesmas/ Petugas penyuluhan di Puskesmas

Mudah-mudahan dengan adanya penjelasan dari teknik-teknik pelaksanaan


dari ketiga metode ini ( Ceramah, Wawancara dan demonstrasi ) dapat menjadi
pedoman dalam upaya penyempurnaan dalam melaksanakan penyuluhan dengan
menggunakan metode-metode tersebut. Ceramah + tanya jawab + demonstrasi, atau
demonstrasi dikombinasikan dengan tanya jawab, ceramah dengan pemutaran film,
dan sebagainya.
BAB VI

ALAT PERAGA PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT

Dalam penyuluhan kesehatan dikenal beberapa alat bantu peraga yang sering
digunakan atau disebut juga AVA ( Audio Visual Aids ). Alat peraga ini kegunaannya
tak lain adalah untuk lebih memudahkan kedua belah pihak dalam kegiatan
penyuluhan, yakni pihak yang menyuluh dan pihak yang disuluh.

Kemudahan pihak penyuluh dalam menggunakan alat bantu peragaan saat


melakukan penyuluhan adalah :

 Memiliki bahan nyata yang ingin disampaikan, baik berupa tulisan, gambar
atau benda-benda tertentu yang bisa diperlihatkan

 Dapat menambah rasa percaya diri, karena penyuluh memiliki bahan-bahan


yang lebih meyakinkan

 Membantu konsentrasi penyuluh terhadap materi yang akan disampaikan

 Menghindari kejenuhan penyuluh, karena tanpa alat bantu peragaan a akan


terus bicara yang mungkin melelahkan atau kurang bisa kontrol terhadap
materi yang disampaikan

 Mengurangi kejenuhan bagi pihak-pihak yang disuluh sehingga secara leluasa


pihak penyuluh bisa menentukan variasi cara penyampaian

Kemudian dengan alat bantu peragaan ini bagi yang disuluh juga akan sangat besar
sekali manfaatnya, antara lain :

 Melihat nyata inti materi yang disampaikan oleh penyuluh, sehingga akan lebih
mudah mencerna serta mengendapkan isi pesan dalam ingatan mereka

 Menghindari kejenuhan atau kebosanan, karena pihak yang disuluh tak sekedar
hanya mendengarkan saja, akan tetapi dapat melihat tulisan, gambar-gambar
atau bahan-bahan benda tertentu yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan
 Akan mudah mengingat pesan-pesan yang disampaikan, tyakni bila lupa bisa
menanyakan segera atau tinggal melihat kembali bahan-bahan materi yang ada
pada si penyuluh ( atau dapat dimiliki pihak yang disuluh, apalagi kalau alat
bantu peragaan tersebut dibuat sedemikan rupa menariknya seperti film, slide,
paster yang indah dan sebagainya.

Jadi alat bantu peragaan untuk penyuluhan, sangat memegang peranan penting yang
perlu diperhatikan.

Beberapa alat bantu peragaan untuk penyuluhan dari mulai yang sederhana
sampai dengan yang canggih bisa digunakan dan pemanfaatannya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi ( tempat, waktu, sasaran, kebutuhan, tujuan, dan sebagainya )

Beberapa alat peraga yang bisa digunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah :

 Papan Tulis

 OHP

 Kertas flipchart dan standarnya

 Poster

 Flash card

 Flipchart

 Model

 Leaflet

 Benda ( bahan-bahan ) asli seperti bahan makanan bergizi, oralit, gula garam
dan sebagainya

 Kartu konsultasi

 Booklet

 Poster-kaset

 Video-film
 Film

 Slide

Dari sejumlah alat peraga tersebut diatas yang bisa digunakan dalam penyuluhan di
Puskesmas adalah papan tulis, OHP bagi puskesmas-puskesmas di perkotaan, poster,
flash card, flipchart, benda-benda asli, kartu konsultasi, poster kaset atau lainnya yang
disesuaikan dengan situasi kondisi setempat

Alat peraga berupa cetakan seperti poster, leaflet, booklet, kartu konsultasi,
flashcard, flipchart, diproduksi oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat atau
Sub Dinas Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Dati I, Program-program di lingkungan
kesehatan dan dibagikan untuk kebutuhan Puskesmas yang disalurkan melalui kantor
Wilayah Departemen Kesehatan atau dikirim langsung

Untuk memperoleh sedikit gambaran tentang alat-alat peraga yang diasa dipakai di
puskesmas akan dibahas beberapa jenis alat peraga seperti : papan pengumuman (
bulletin board ), poster, leaflet, flashcard dan flipchart

1. PAPAN PENGUMUMAN ( BULLETIN BOARD )

Sebagai sarana untuk menempelkan informasi yang dianggap penting di puskesmas,


bisa digunakan papan pengumaman ( bulletin board ), poster, leaflet, flash card, flip
chart

Misalnya saja untuk menempelkan informasi tentang prosedur pelayan kesehatan bagi
peserta ASKES ( PHB ), informasi tentang penanggulangan diare dengan oralit/ LGG
sebelum penderita dibawa ke puskesmas dan sebagainya

Cara Menggunakan:

 Papan pengumuman ditempelkan didinding yang gampang dilihat


pengunjung dan ditempat yang cukup sinar agar terang dan jelas terlihat

 Gambar-gambar atau tulisan-tulisan yang mengandung informasi tadi


dipasang dalam jangka waktu tertentu, sering diganti-ganti/ digilir
supaya tidak membosankan
 Bisa juga memuat foto-foto peristiwa yang dianggap perlu diketahui oleh
pengunjung

 Informasi atau leaflet, kertas selebaran tentang informasi kesehatan/


penyuluhan bisa ditempel akan tetapi harus diganti-ganti

Keuntungan papan pengumuman

 Dapat dibuat sendiri seusai keinginan

 Bila cara menantanya indah, bisa merangsang perhatian orang

 Menghemat waktu dan bisa mengarahkan pembaca untuk membaca


informasi yang disajikan sesuai dengan urutan

 Bisa mengajak pembaca untuk mengetahui sesuatu ptogaram kesehatan


atau informasi lain yang dianggap perlu, misalnya : penanggulangan
diare dengan oralit/LGG, prosedur memanfaatkan pelayanan kesehatan
dari ASKES dan sebagainya

 Sebagai bahan mengingatkan kembali tentang sesuatu yang pernah


diinformasikan sebelumnya

2. POSTER

Pengertian:

Poster ialah pesan singkat dalam bentuk gambar, dengan tujuan untuk mempengaruji
seseorang atau kelompok agar tertarik pada obyek materi yang diinformasikan atau
juga untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk bertindak

Biasanya Puskesmas memperoleh distribusi poster-poster yang diproduksi pusat


penyuluhan kesehatan msyarakat atau sub dinas Dati ataupun dari program-progam
lainnya

Cara penggunaan :
 Poster-poster tersebut sebaiknya ditempel diruang tunggu puskesmas,
atau diruang periksa secara menarik misalnya diberi bingkai yang indah

 Dapat digunakan untuk alat bantu peragaan saat melaksanakan


ceramah-ceramah penyuluhan yang dilakukan pimpinan puskesmas atau
petugas lainnya

 Poster bisa digunakan untuk bahan diskusi kelompok dalam suatu


kesempatan tertentu

 Bisa ditempel ditempat-tempat umum dimana orang sering berkumpul

3. LEAFLET

Pengertian:
Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah
khusuh untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu

Bentuk Leaflet:

 Tulisan terdiri dari 200-400 kata dengan tulisan cetak, biasanya juga
diselingi gambar-gambar

 Isi leaflet harus ditangkap dengan sekali baca

 Ukuran biasanya 20x30 cm, misalnya leaflet tentang Demam Berdarah,


Penanggulangan Diare, Imunisasi, dan sebagainya

Penggunaan Leaflet:

 Untuk mengingatkan kembali tentang hal-hal pernah


diajarkan/diceramahkan

 Biasanya leaflat diberikan kepada sasaran setelah selesai pelajaran/


ceramah, atau dapat juga diberikan sewaktu kampanye untuk
memperkuat ide yang disampaikan
Keuntungan Leaflet

 Dapat disimpan lama, saat-saat lupa bisa dilihat kembali. Dapat dipakai
sebnagai bahan bacaan rujukan

 Isi bisa dipercayakan karena dicetak atau dikeluarkan oleh instasi resmi

 Jangkauan dapat mencapau jauh dan dapat membantu media lain

 Jika perlu bisa dicetak ulang

 Dapat dipakai untuk bahan diskusi pada suatu kesempatan

Kerugian leaflet

 Bila dicetak tidak menarik penampilannya, orang malas menyimpannya

 Kebanyakan orang malas untuk membca apalagi bila huruf-hurufnya


terlalu kecil dan susunan guruf tidak menarik

 Leaflet tidak bisa digunakan oleh individu yang kurang lancar membaca
atau buta huruf

4. FLASHCARDS

Pengertian:

Flash cards ialah beberapa kertas/kartu dengan ukuran kira-kira 25x30 cm yang berisi
tentang suatu masalah atau program tertenti. Bisanya tulisan terletak dilembar balik
dari gambar-gambar yang ada pada lembar depan.

Cara penggunaan :

 Sejumlah kartu yang telah tersusun secara berurutan dipegang dengan


halaman gambar dihadapkan pada sekelompok sasaran yang biasanya
terdiri dari kurang lebih 30 orang

 Saat gambar-gambar tersebut diperlihatkan secara teliti, teks kata-kata


yang ada dihalaman belakangnya dibacakan dengan seolah-olah kata-
kata yang kita sampaikan bukan dari halaman dibelakang tadi
 Flash Cards bisa digunakan buat penyuluhan saat kunjungan puskesmas,
Rumah sakit dan sebagainya, baik oleh pimpinan puskesmas, petugas
kesehatan lainnya, guru, kadar kesehatan dan sebagainya.

Keuntungan Flash Cards:

 Mudah dibawa kemana mana dan dapat disimpan sebagai bahan materi
saat diperlukan

 Dapat memudahkan bagi penyuluh yang kurang mampu bicara, karena


bisa membaca teks mater/kata-kata yang ada pada halaman belakang
tadi

 Jika gambar-gambarnya menarik akan merupakan daya rangsang


kelompok sasaran untuk memperhatikan dan mendengarkan secara
tekun

5. FLIPCHART

Pengertian:

Flipchart ialah beberapa chart yang telah tersusun secara berurutan dan berisi tulisan
dengan gambar-gambar yang disarukan dengan diikat atau memakai ring spiral
sebagai alat penyaru pada bagian pinggir sisi atas. Biasanya jumlah dari kartu tersebut
sekitar 12 lembar dengan ukuran poster atau ukuran lebih kecil dengan kertas tebal
dan biasanya bisa ditegakkan.

Cara penggunaan FlipChart

 Tempatkan pada posisis yang cocok dan halaman informasi gambar atau
tulisan hadapkan pada kelompok sasaran

 Kemukakan dulu subyek dari informasi yang akan disampaikan

 Sajikan tiap gambar dan beri keterangan secara jelas

 Pesan singkat tapi mantap

 Setelah setiap halaman selesai, pindah penjelasan kehalaman berikutnya


dan semua penjelasan merupakan satu kesatuan informasi
Keuntungan Flipchart

 Isi pokok pembicaraan yang akan disampaikan dapat dipersiapkan


sebelumnya

 Penyajian yang akan disampaikan sudah tersusun secara sistematis

 Dapat disiapkan saat diperlukan

 Dari alat-alat bantu peragaan untuk penyuluhan kesehatan tersebut


penggunaannya dapat diatur sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran,
tempat, waktu dan juga disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai
dan kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan

C. PERENCANAAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

Agar suatu kegiatan program penyuluhan kesehatan msyarakat mencapai hasii


optimal, maka perlu adanya suatu proses perencanaan yang terencana dan terarah

Dalam proses perencanaan program penyuluhan kesehatan terdapat langkah-


langkah yang setiap langkah tersebut diperlukan suatu penganalisaan yang tepat.

Langkah-langkah penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai berikut:

1. Mengenal masalah, wilayah dan masyarakatnya

2. Menentukan prioritas masalah

3. Menentukuan tujuan penyuluhan

4. Menentukan sasaran penyuluhan

5. Menentukan isi penyuluhan

6. Menentukan metode penyuluhan

7. Menentukan media/alat bantu peragaan penyuluhan

8. Membuat rencana penilaian

9. Membuat rencana jadwal pelaksanaan


1. Mengenal masalah, wilayah dan masyarakatnya

Untuk kepentingan perencanaan penyuluhan kesehatan sebagain tindakan pertama


adalah mengumpulkan data atau keterangan tentang berbagai hal. Data yang
dikumpulkan tersebut berupa DATA PRIMER ( data yang langsung dikumpulkan
sendiri dari realitas kehidupan masyarakat), ataupun data Sekunder yakni data yang
didapat dari hasil yang dikumpulkan orang lain atau suatu instansi ( kantor
kecamatan, kantor kelurahan atau sektor lainnya )

Dalam pengertian permasalahannya ada 3 unsur yang perlu dianalisa, yaitu:

a) Mengenal masalah ( dari segi program kesehatan atau penyakit yang


akan ditanggulangi, pandangan para pengambil keputusan dari program
yang ditunjang dan sebagainya )

b) Mengenal masyarakatnya

Dari segi situasi masyarakat perlu adanya penganalisaan terhadap sosial budaya
setempat yang menyangkut peri kehidupan masyarakat yang bersangkutan, antara lain
yang menyangkut:

 Sistem perekonomian dan mata pencaharian hidup

 Sistem kekerabatan atau organisasi-organisasi sosial lainnya

 Sistem ilmu pengetahuan ( pendidikan )

 Sistem bahasa

 Sistem norma dan kepercayaan serta agama

 Sistem kesenian

 Sistem kebudayaan materi

Dengan mengetahui sekilas tentang aspek-aspek budaya unversal seperti


tersebut diatas, kita akan dapat mengawali sesuatu tentang situasi nyata dari
perikehidupan mereka yang menyangkut.
 Pola waktu yang bisa dimanfaatkan bagi kebutuhan unuk
melakukan kegiatan penyuluhan

 Wadah-wadah kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk


melakukan kegiatan penyuluhan

 Mempertimbangkan cara penyajian penyuluhan yang tentunya


harus disesuaikan dengan taraf pendidikan sasaran, bahasa yang
difahami mereka, adat kebaisaan, norma dan kepercayaan mereka
yang berkaitan dengan materi yang disampaikan

 Bisa mengetahui jalur praktis untuk menyisipkan pesan-pesan


penyuluhan melalui seni tradisional yang digemari

 Bisa menentukan strategi dalam menerapkan ide program yang


disesuaikan dengan pemilikan budaya materi yang dipertahankan
mereka misalnya penempatan jamban, air bersih, pembuangan
sampah, sumber daya yang bisa menunjang dan sebagainya

Jadi dengan mengetahui aspek sosial budaya masyarakat yang akan menjadi
sasaran penyuluhan tadi, maka kita dapat menentukan rencana penyuluhan dengan
mempertimbangkan semaksimal mungkin sesuai kondisi sosial budaya masyarakat
setempat.

c) Mengenal Wilayah

Dalam perencanaan kegiatan penyuluhan ini, juga dianalisa tentang wilayah sasaran,
misalnya:

 Lokasi dan situasi transportasi dan komunikasi

 Sifat wilayah kering, wilayah curah hujan cukup tinggi, wilayah


perbatasan, pegunungan dan sebagainya

 Setelah situasi pengenalan masalah, msyarakat dan wilayah telah


dipahami, maka kita menginjak ke langkah berikutnya yakni
menentukan prioritas masalah
2. Menentukan Prioritas masalah

Prioritas masalah dalam penyuluhan harus sejalan dengan prioritas maslaah yang
ditentukan oleh program kesehatan yang ditunjang. Janganlah penyuluhan kesehatan
menentukan prioritasnya sendiri, karena gal ini kana menyebabkan program-program
berjalan sendiri-sendiri

Misalnya:

Kalau program gizi menentukan bahwa xerophtalmia merupakan masalah prioritas


yang akan ditanggulangi, maka penyuluhan akan mengambil masalah xerophtalmia
sebagai prioritas dan dikembangkan secara terarah segi rencana penyuluhannya.

Penentuan masalah prioritas ini bisa berdasarkan berbagai pertimbangan,


antara lain:

 Akibat bertanya yang terjadi dari masalah tersebut, sehingga perlu


diprioritaskan penanggulangannya

 Berdasarkan perkembangan politis, misalnya kalau masalah ini tidak


diprioritaskan penanggulangannya akan mentyangkut nama baik
kesehatan atau pemerintah

 Berdasarkan tersedianya sumber daya untuk menunjang upaya


penanggulanan masalah

3. Menentukan tujuan penyuluhan

Secara sederhana tahap-tahap kegiatan penyuluhan dapat dilukiskan seperti skema


berikut:

PKM Individu/ Hasil antara Perilaku Status


kelompok sasaran perubahan ( sehat kesehatan
peningkatan )

-pengetahuan
-sikap

-norma

Berdasarlam skema diatas maka jelaslah bahwa tujuan jangka panjang


penyuluhan kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan dengan terciptanya
kondisi dari masyarakat untuk berperilaky sehat atau mau dan mampu melaksanakan
cara-cara hidup sehat sebagai tujuan penyuluhan jangka menengah

Sedangkan tujuan jangka pendek adalah terjadinya peningkatan ( sikap, norma atau
nilai-nilai kesehatan dan sebagainya

Jadi dalam menentukan tujuan penyuluhan diperhitungkan apa yang ingin dicapai oleh
kegiatan penyuluhan tadi

a. Dalam jangka panjang

b. Dalam jangka menengah

c. Dalam jangka pendek

Karena penentuan dari masing-masing tersebut, akan menyangkut dalam hal


menentukan metode yang akan dipakai dalam rencana kegiatan penyuluhan yang akan
dilaksanakan

4. Menentukan sasaran

Sasaran program kesehatan yang ditunjang dan sasaran penyuluhan tidak selalu
sama. Dalam penyuluhan yang dimaksud dengan sasaran ialah individu atau kelompok
yang diberi penyuluhan. Dalam menentukan kelompok atau individu sasaran,
menyangkut juga sial strategi penyuluhan

Misalnya: tujuan penyuluhan ialah agar ibu-ibu balita menimbangkan anaknya setiap
bulan. Dalam hal ini ini sasaran penyuluhannya bukan hanya ibu-ibu balita saja,
melankan juga para orang-orang yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
dalam keluarga
Mungkin anak remaja juga dimasukkan sebagai sasaran, dengan harapan mereka akan
bisa membujuk orang-orang tua mereka untuk menimbangkan anak.

5. Menentukan isi penyuluhan

Setelah tujuan dan sasaran ditentukan, maka isi penyuluhan dapat ditentukan.
Materi yang akan disampaikan biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya : Tujuan mengingkatkan pengetahuan tentang penanggulangan diare.

Dengan tujuan tersebut diatas, maka materi yang disampaikan adalah pengetahuan
praktis yang perlu diketahui sasran dalam penanggulangann penyakit diare. Atas dasar
ini maka dibuat sistematika isi, misalnya :

 Pengertian diare

 Penyebab diare

 Akibat kalau tidak ditanggulangi

 Cara-cara penanggulangan

 Cara-cara pencegahan

Berdasarkan materi ini penyuluhan yang telah disistematikan, makan akan secara
langsung dapat menentukan pula metode penyuluhannya.

6. Menentukan metode penyuluhan

Setelah isi penyuluhan ditentukan, bahkan telah dirinci pokok-pokoknya yang akan
disampaikan, maka kita menentukan bagaimana caranya pesan-pesan tersebut
disampaikan kepada sasaran.

Metode atau cara penyuluhan yang akan digunakan, tergantung pda tujuan
penyuluhan yang ingin dicapai.

Tujuan bisa dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yakni:

 Tujuan merubah pengetahuan

 Tujuan merubah sikap


 Tujuan merubah tindakan

Misalnya kalau tujuan yang ingin dicapai adalah tentang pengetahuan sasara, maka
metoda yang dipakai bisa ceramah, tugas baca, dan sebagainya. Kalau tujuan yang
ingin dicapai perubahan sikap yang positif dari sasaran tersebut misalnya bisa dipakai
metode pemutaran film, video, role playing dan sebagainya

Sedangkan untuk mengembangkan suatu tindakan atau keterampilan yang positif


dari suatu sasaran, maka bisa dipakai metode seperti demonstrasi, latihan sendiri, dan
sebagainya

7. Menentukan alat bantu peraga penyuluhan

Dalam menentukan alat bantu peraga penyuluhan, maksudnya adalah tak lain
adalah membantu atau menunjang agar pesan-pesan yang akan disampaikan mudah
dan cepat diterima oleh sasaran.

Alat bantu peragaan yang dipakaipun akan tergantung dari tujuan, materi pesan
dan metode yang dipakai. Misalnya untuk metode ceramah dapat digunakan alat
bantunya seperti leaflet, psoter, booklet dan sebagainya atau dengan menggunakan
metode demonstrasi alat bantu peragaan yang bisa dipakai misalnya poster, leaflet,
alat-alat, demonstrasi.

8. Menetukan waktu dan tempat

Dalam perencanaan kegiatan penyuluhan yang dibuat, biasanya sudah


diperkirakan kapan penyuluhan itu akan dilaksanakan, dimana dilaksanakan.
Misalnya sudah diberi ancar-ancar minggu pertama bulan januari, tempat dibalai desa,
posyandu dan sebagainya. Sedangkan tanggal kepastian dari minggu pertama bulan
januari ditentukan kemudian

9. Menentukan pelaksanaan kegiatan penyuluhan

Dalam rencana kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanan, sudah bisa


diperkirakan pelaksanaannya. Misalnya materi nomor 2 dan seterusnya dilaksanakan
oleh petugas puskesmas lainnya seperti bidan, sanitarian dan sebagainya.

10. Rencana penilaian harus tertuangkan juga dalam perencanaan kegiatan


Penyukuhan misalnya apa yang akan dievalusi, kapan dan kelompok mana yang
akan dievaluasi serta indikator apa yang akan dipakai dalam penilaian tersebut.

Jenis evaluasi yang akan dilakukan biasanya ada 2, yakni:

1. Evaluasi kegiatan penyuluhan, yakni menilai langkah-langkah yang telah


dijadwalkan dalam perencanaan yang telah dibuat. Apakah sesuai atau
terjadi perubahan dalam pelaksanaanya, misalnya tentang jadwal waktu,
tempat, alat bantu peraha dan sebagainya

2. Evaluasi hasil kegiatan, yakni sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dengan penyuluhan yang dilaksanakan, misalnya terjadinya perubahan
pengetahuan, sikap atau tindakannya.

11. Membuat jadwal pelaksanaan

Pokok-pokok kegiatan yang telah dituangkan tadi sejak dari penentuan masalah,
tujuan, sasaran, isi penyuluhan dan seterusnya dimasukkan dalam suatu matrix, agar
kita lebih gampang melihatnya. Jadwal tersusun dari rencana kegiatan pentuluhan ini
merupakan peduman rencana kerja selama kurun waktu tertentu, misalnya rencana
dalam 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan sebagainya.

Demikian gambaran tentang penyuluhan yang dapat dilaksanakan di puskesmas


dan wilayah kerja puskesmas.

Semoga bermanfaat dan dapat dugunakan seperlunya dengan disesuaikan dengan


situasi dan kondisi masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai