Anda di halaman 1dari 28

Unit Kerja : Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Provinsi Jambi

Bidang : Sumber Daya Air


Kegiatan : Pembangunan Sumur Air Dalam Di Kab. Bungo
Tahun Anggaran : 2017

METODE PELAKSANAAN

1. TAHAP PERSIAPAN
2. TAHAP PEMBORAN AWAL (PILOT HOLE)
3. TAHAP ELECTRICAL LOGING
4. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)
5. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)
6. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT (GRAVEL PACK)
7. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)
8. TAHAP PENGECORAN
9. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)
10.TAHAP FINISHING

I. TAHAP PERSIAPAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi

Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan peralatan dan
bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.

2. Pekerjaan Persiapan Lokasi

Pada tahap pekerjaan ini meliputi :


a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi lapisan
tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu.
d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur
beserta selang-selangnya.
e. Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.
II. TAHAP PEMBORAN AWAL

Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi Lumpur bor
(mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil
sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan 8
inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang digunakan.

Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :

Kekentalan (viskositas) Lumpur bor


Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi waktu
permeter)
Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil atau
kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya. Adapun maksud
pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil electrical logging untuk
menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer)

III. TAHAP ELECTRICAL LOGING

Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap pekerjaan
ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).
Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut
menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor
dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang elektroda yng
kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda
di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang diukur.

IV. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)

Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter
konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap pekerjaan
pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak perlu diambil lagi.
Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen) serta masuknya
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

V. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)

Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar
konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen) harus
didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman
aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu
memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.

VI. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT(GRAVEL PACK)

Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring
masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah masuknya
partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara penyetoran kerikil
pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air yang encer supaya kerikil
pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada rongga antara konstruksi pipa
casing dengan dinding lubang bor.

VII. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)

Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud untuk
dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari partikel hlus, agar
seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga ar tanah dapat mengalir
kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.
Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :

- Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding lobang bor.
- Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.
- Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan bebas dari
kandungan pasir.

Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :

1. Water Jetting

Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang mempunyai 4
lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-tiap interval saringan
secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa bor yang dihubungkan dengan
pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang memompakan air bersih kedalam sumur
dalam.
Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar pipa
penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).

2. Air Lift

Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam dari
tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan mulai dari
interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur dalam.
VIII. TAHAP PENGECORAN (GROUTING)

Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :


- Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.

- Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing melalui
saringan (screen).

IX. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)

Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi akuifer
dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta kapasitas pompa
ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.

Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :


a. Muka air tanah awal (pizometrikawal)
b. Debit pemompaan
c. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)
d. Waktu sejak dimulai pemompaan
e. Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan
f. Waktu setelah pompa dimatikan

Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :

1) Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)


Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit yang
berbeda.

2) Uji pemompaan panjang

Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.
Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan, pertengahan dan
akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk pemeriksaan
(analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam tersebut memenuhi standar air
minum yang diizinkan.

Kualitas air yang dianalisa adalah :


- PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
- Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
- Jumlah zat pada terlarut (TDS).
X. TAHAP FINISHING

Tahap finishing meliputi :

-. Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-kabelnya.


-. Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah,
pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah.
-. Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.
-. Pembersihan dan perapihan lokasi.

Jambi, 04 Juli 2017


CV. SAFHIRA

YUSMARIANTO WIJAYA
Direktur
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN SUMUR AIR DALAM DI KAB. BUNGO


SUMBER DANA : APBD
TAHUN ANGGARAN : 2017

1. KETENTUAN UMUM

a. Spesifikasi Teknis ini berisi penjelasan dan atau ketentuan - ketentuan atas pekerjaan - pekerjaan
konstruksi yang pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia dan peralatan yang khusus.

b. Peralatan yang digunakan harus memenuhi kualitas dan kuantitas. Hasil pekerjaan yang
dilaksanakan harus baik serta memenuhi persyaratan yang ada dalam kontrak.

c. Kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan Rencana Mutu Kontrak
(RMK) dan atau ketentuan dan persyaratan yang berlaku yang tertera dalam kontrak.

2. LINGKUP PEKERJAAN

Kontrak ini adalah pekerjaan Pembangunan Sumur Air Dalam di Kab. Bungo, dengan lingkup pekerjaan
sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pembuatan Sumur Dalam
3. Pembuatan Rumah Pompa
4. Pembuatan Tower Reservoir
5. Pekerjaan Pengadaan Pompa Dan Instalasi
6. Pekerjaan Lain-lain

3. GAMBAR-GAMBAR

a. Gambar Kontrak (Gambar Rencana)

Gambar-gambar yang terdapat dalam kontrak seperti terlampir dalam dokumen pengadaan.
Penyedia jasa harus menggunakan gambar-gambar rencana sebagai dasar untuk mempersiapkan
gambar-gambar kerja.

b. Gambar Kerja

Gambar-gambar kerja disiapkan oleh penyedia jasa dan disetujui serta ditandatangani oleh
pengawas lapangan dan atau direksi sebelum pekerjaan dimulai, termasuk perubahannya.
Gambar-gambar tersebut dibuat secara menyeluruh dengan memperlihatkan denah, tampak,
potongan dan detail dari semua pekerjaan beserta dimensi-dimensi seperti ukuran dan jarak.

Gambar-gambar kerja harus disediakan 1 (satu) set lengkap pada kertas ukuran A3 di lapangan.

c. Gambar Purna Bangun (As Built Drawing)


Setelah masa pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa harus membuat 1 (satu) set lengkap dalam
ukuran kertas A3 berupa gambar-gambar yang dibuat berdasarkan hasil akhir dari tiap-tiap
pekerjaan. As Built Drawing (ABD) harus memperlihatkan semua perubahan dari tiap-tiap
pekerjaan sesuai kontrak dan dibuat secara menyeluruh.
ABD harus diperiksa, disetujui dan ditandatangani oleh pengawas lapangan / direksi, yang
kemudian diserahkan pada pengguna jasa dalam bentuk print out sebanyak 3 (tiga) eksemplar dan
soft copy dalam format .dwg.
4. NOMENKLATUR / NAMA BANGUNAN

Penyedia jasa harus memasang nomenklatur atau nama bangunan dengan ukuran dan isi tulisan yang
diterangkan dibagian tersebut, atau pada tempat yang ditentukan dalam gambar atau yang ditentukan
direksi.

5. MOBILISASI & DEMOBILISASI

Penyedia jasa diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan tiap tahap
dari pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Kerusakan pada alat-alat sebelum digunakan yang
akan mengganggu pelaksanaan kerja harus segera diperbaiki atau diganti. Penyedia jasa wajib
mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya.

Hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) Mobilisasi dan demobilisasi harus dipersiapkan dan dilaksanakan tepat waktu oleh penyedia jasa
seperti kebutuhan personil dan peralatan.
2) Penyedia jasa harus menyediakan barak kerja, bangunan dan fasilitas lainnya di lapangan serta
biaya operasi yang harus dikeluarkan secara insidentil atau untuk pembayaran persiapan lainnya.
3) Penyedia jasa harus menyiapkan surat jalan bagi personil yang akan bekerja serta dilaporkan dan
disetujui oleh pengawas dan atau direksi.
4) Penyedia jasa bersama pengawas wajib melapor kepada camat dan lurah setempat.

Apabila pekerjaan-pekerjaan dalam kontrak sudah diselesaikan, penyedia jasa harus memindahkan
dari lapangan semua fasilitas, peralatan dan perlengkapan yang bukan merupakan bagian dari
pekerjaan permanen.

Lapangan harus bersih dari bahan-bahan yang tidak digunakan lagi dan bangunan-bangunan
sementara harus dibongkar seluruhnya sesuai dengan petunjuk pengawas lapangan dan atau direksi.

6. PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR

Lingkup Pekerjaan :

1) Prosedur pemboran

Prosedur pemboran, konstruksi sumur dan pengujian adalah:


1) Pemasangan temporary casing.
2) Pemboran pilot hole.
3) Pelaksanaan logging geofisika pada lubang terbuka.
4) Jika pilot hole produktif, maka dilakukan reaming menjadi diameter yang lebih besar dan
apabila tidak produktif maka dilakukan back fill terhadap pilot hole.
5) Pemasangan casing, saringan dan piezometer secara bersamaan.
6) Pemasangan kerikil pembalut.
7) Pembersihan dan penyempurnaan sumur dan aquifer.
8) Pelaksanaan uji pemompaan.
9) Pelaksanaan grouting dan pemasangan well head.

Semua kegiatan tersebut di atas dilaksanakan berdasar spesifikasi yang diberikan oleh engineer.

2) Perwakilan di Lokasi

Wakil penyedia jasa di lokasi yang merupakan penanggungjawab pekerjaan harus selalu ada
dilokasi selama periode kontrak. Wakil tersebut mempunyai wewenang penuh untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan. Wakil penyedia jasa tersebut harus menyediakan semua informasi yang
diperlukan oleh engineer.
Semua komunikasi antara engineer dan penyedia jasa akan dilakukan dengan wakil penyedia jasa
di lokasi. Instruksi-instruksi khusus akan diberikan kepada penyedia jasa secara tertulis atau
dimasukkan kedalam buku harian wakil penyedia jasa.

3) Metode Pemboran

Dengan persetujuan engineer dan peraturan-peraturan di dalam persyaratan umum, penyedia jasa
mempunyai kebebasan untuk memilih prosedur pemboran yang menurut penilaiannya sesuai
dengan kondisi geologi lokal.
Sebelum pemboran dimulai penyedia jasa harus mengirimkan program sementara pemboran.
perbaikan terhadap program ini harus dikomunikasikan kepada engineer.
Jika menggunakan lumpur pemboran, penyedia jasa harus selalu mengusahakan agar tidak terjadi
penyumbatan dan meminimalkan invasi lumpur kedalam aquifer dianjurkan untuk menggunakan
fluida pemboran polimerik.
Penyedia jasa harus berusaha untuk tidak mencemari lubang bor selama pemboran dan
sesudahnya. Pemboran pilot hole harus dilakukan dengan fluida pemboran berkualitas baik (tidak
salin).

4) Penempatan Temporary Casing

Temporary casing harus dipasang untuk menjaga kestabilan bagian atas lubang bor selama
pemboran dan konstruksi sumur, diameter panjang dan jenis temporary casing ditentukan sendiri
oleh penyedia jasa. Temporary casing ini akan diangkat sebelum dilakukan grouting. Tidak ada
pembayaran untuk temporary casing yang tertinggal di dalam lubang bor.

5) Pemboran Sumur Uji

Pemboran pilot hole akan dilakukan sampai dengan 200 m diameter 8”. Kedalaman terakhir akan
ditentukan oleh engineer berdasarkan kedalaman yang sudah dicapai dan data logging. Perubahan
kedalaman pemboran seperti yang diinstruksikan oleh engineer tidak akan menyebabkan adanya
ganti rugi.
Jika pilot hole menunjukkan adanya kondisi positif adanya air tanah, maka akan dilakukan reaming
menjadi ukuran sumur produksi. Terhadap pilot hole akan dilakukan reaming sampai kedalaman
200 m dengan diameter 10”.
Deviasi lubang bor kearah horizontal terhadap kedalaman tidak boleh lebih besar dari 0,5%.
Pengujian kelurusan lubang bor bisa dilakukan tanpa pembayaran. Jika lubang tersebut ternyata
melengkung, maka lubang harus diluruskan oleh dan atas biaya dari penyedia jasa.

6) Pengambilan Sampel Air dan Material Formasi

Sampel cutting akan diambil pada setiap kedalaman 1 meter dan setiap perubahan formasi.
Penyedia jasa harus menyediakan peralatan untuk mengambil sampel-sampel tersebut. Setengah
dari setiap sampel harus dicuci dan dikeringkan, setengahnya lagi dikeringkan tanpa harus dicuci.
Jumlah minimum setiap sampel adalah 1 kg, setiap sampel dimasukkan dalam kantong plastik dan
disimpan dalam sebuah peti. Peti tersebut setelah diberi label yang menunjukkan lokasi pemboran
dan interval kedalaman, harus dikirimkan kepada engineer. Engineer berhak meminta kepada
penyedia jasa untuk melakukan analisa besar butir terhadap sampel. Sampel air akan diambil oleh
penyedia jasa seperti dijelaskan pada bagian F.
7) Pengontrolan Lumpur, Circulation Loss, Penyemenan

Penyedia jasa harus dengan teratur dalam memonitor berat jenis dan kekentalan lumpur
menggunakan alat yang sesuai. Tekanan lumpur pemboran di dalam lubang bor harus disesuaikan
dengan tekanan formasi. Dianjurkan untuk menggunakan lumpur polimerik. Untuk mengontrol
lumpur, penyedia Jasa harus menyediakan alatnya di lokasi pemboran. Penyedia jasa harus
mengukur circulation loss dan mencatatnya di dalam buku harian pemboran. Penyemenan untuk
menstabilkan lubang bor hanya dilakukan dengan persetujuan engineer. Tidak ada penggantian
biaya yang berhubungan dengan penyemenan ini.

8) Pengukuran Muka Air

Penyedia jasa harus mengukur kedalaman muka air pada awal dan akhir setiap shift, tetapi paling
tidak dua kali sehari dan setiap perubahan formasi. Dalam hal kondisi artesis positif, maka debit air
harus diukur pada head tertentu pada awal dan akhir setiap shift. Untuk sumur dengan kondisi self
flowing, casing dapat ditambah diatas permukaan tanah secara temporer.

9) Logging Geofisika

Logging geofisika dilakukan setelah selesai pemboran pilot hole dan sebelum reaming. Parameter
yang dicatat ialah Resistivitas (Short Normal dan Long Normal) dan Spontaneous Potential,
menggunakan alat yang mampu mengukur dengan baik. Jika diperlukan, logging Gamma Ray juga
akan dilakukan. Logging dilakukan dengan menggunakan pencatat tipe continous dan dengan
kehadiran engineer, yang akan diberitahukan oleh penyedia jasa paling tidak dua hari sebelumnya.
Untuk setiap lubang bor, penyedia jasa harus menyerahkan kepada engineer sebuah data asli dan
dua salinan. Penyedia jasa harus membuat catatan logging di dalam buku harian pemboran.

10) Uji Pemompaan Lubang terbuka

Jika diperlukan, uji pemompaan lubang terbuka akan dilakukan sebelum pekerjaan reaming.
Peralatan yang digunakan harus mampu memompa dari dalam lubang bor dengan kapasitas 2,5
l/d.

Peralatan yang digunakan :

1) Menara Pemboran
Untuk pemboran eksplorasi, menara pemboran harus mampu digunakan untuk pemboran paling
tidak 200 m dengan diameter lubang 254 mm (10”). Kapasitas torque minimum adalah 600 kg-m.
Menara ini harus dapat digunakan untuk pemasangan pipa kedalaman 200 m.
Dalam kondisi bagaimanapun, hoist harus dapat memegang pipa pemboran dengan mudah.
Mesin harus diset sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk membor dengan air, lumpur
pemboran, fluida polimerik atau metode “air flush” yang tergantung dari kondisi geologi dan
ditentukan oleh Engineer. Penggantian fluida pemboran mungkin diperlukan selama pemboran.

2) Mata Bor
Beberapa jenis dan ukuran mata bor dan peralatan lain harus dipilih oleh Penyedia Jasa,
seandainya diperlukan perubahan metode pemboran.
Engineer mempunyai hak untuk menolak peralatan yang menurut pendapatnya tidak memadai.
3) Pipa Pemboran dan Collar
Pipa pemboran dan collar harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat menembus formasi
dengan relatif cepat dan menghasilkan lubang yang lurus.

4) Pompa Sirkulasi, Lumpur Pemboran dan Kompresor


Pompa sirkulasi harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk menghasilkan kecepatan sirkulasi
yang memadai. Kapasitas pompa minimum ialah 180 liter/menit. Harus dilakukan sirkulasi terbalik
pada saat pemasangan kerikil pembalut.
Apabila pemboran menggunakan lumpur, fasilitas untuk sirkulasi lumpur harus tersedia di lokasi
untuk menjaga kondisi lumpur, sehingga dapat mengangkat cutting dengan baik. Fasilitas termasuk
minimum dua buah bak pengendapan dan sebuah bak tambahan atau tangki untuk lumpur baru.
Peralatan yang memadai harus tersedia di lokasi pemboran. Untuk mengontrol lumpur secara rutin
digunakan Marsh funnel (pengukur viskositas), mud balance standard, saringan 200 mesh (untuk
mengukur kandungan pasir), dan pengukur pH.
Kompresor untuk penyempurnaan sumur dan pemboran metode air flush harus berkapasitas
memadai untuk menghasilkan kecepatan udara ke atas lubang bor dan mampu digunakan pada
100 m head air. Kapasitas minimum dari kompresor paling kecil ialah 300 l/s (650 cfm) pada
tekanan 1750 kPa (250 psi).

5) Peralatan Logging Geofisika


Peralatan logging geofisika harus merupakan produk standar yang dapat diandalkan dari produsen
yang sudah dikenal baik. Elektroda, kabel baterai dan perlengkapan lain yang digunakan harus
berdasarkan pada rekomendasi produsen logger. Peralatan harus mampu mengukur spontaneous
potential, resisitivitas dan gamma ray pada lubang terbuka sampai kedalaman 200 m. Alat harus
mempunyai “automatic multichannel recorder”. Ada kemungkinan bahwa sebuah jet pump kecil
harus dioperasikan di dalam lubang bor untuk logging flow meter.

Peralatan pembersihan dan penyempurnaan sumur

Penyedia Jasa harus menyediakan:


1) Bailer yang sesuai, plunger dan jetting tool (4 nozzle, kecepatan jetting paling tidak 50 m/s).
2) Pompa lumpur, pompa jetting (kapasitas minimum 600 l/menit (160 gpm) pada tekanan 2500
kPa (350 psi)).
3) Pompa air lift (discharge dan tekanan harus dapat diatur).
4) Kompresor (kapasitas minimum 650 Cfm pada 17 Bar).
5) Double packer (untuk penyempurnaan saringan-saringan tertentu).
6) Pengukur debit air selama pekerjaan air lift.

7. PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN DEVELOPMENT

Pemasangan Casing, Saringan dan Kerikil Pembalut

1) Pemasangan Casing dan Saringan

Setelah selesai pekerjaan reaming dan sebelum pemasangan casing dan saringan, harus
dilakukan pembersihan dan flushing terhadap lubang bor tanpa membahayakan kestabilan lubang
bor. Setelah selesai reaming dan pembersihan lubang bor, Engineer akan memberikan desain
casing, saringan dan kerikil pembalut kepada Penyedia Jasa, dimana setelah itu Penyedia Jasa
memulai pekerjaan konstruksi. Casing dan saringan harus dipasang sedemikian rupa sehingga
benar-benar lurus dan di tengah-tengah lubang bor. Untuk itu maka harus dipasang centraliser
pada setiap interval 60 meter dengan sudut 90o sampai 120o. Desain centraliser harus disetujui
oleh Engineer. Kemiringan dan ketidak lurusan di dalam pemasangan harus dibetulkan oleh
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri.

Catatan yang akurat harus dibuat oleh Penyedia Jasa untuk dilaporkan kepada Engineer. Catatan
tersebut berisi jenis, mutu, ukuran, panjang dan posisi material yang dipasang di dalam sumur.
Untuk menghindari kegagalan pemasangan casing dan saringan, maka pemasangan tersebut
dilakukan tanpa berhenti sampai semuanya terpasang dan segera diikuti dengan pemasangan
kerikil pembalut. Saringan dan casing harus dimasukkan secara pelan-pelan kedalam lubang bor
tanpa menjatuhkan, menekan atau memutarnya. Apabila terjadi kegagalan dalam pemasangan
casing dan saringan, maka penyedia jasa harus membersihkan lubang bor sebelum melakukan
konstruksi ulang.

Di dalam lubang bor akan dipasang pipa Hitam Medium berdiameter 6” & 4” dan screen Low
Carbon 4” pada kedalaman antara 100 – 200 m. Casing berdiameter 12” akan dipasang pada
kedalaman 0 – 60 m. Ukuran bukaan saringan akan ditentukan setelah pemboran pilot hole selesai.
Dasar casing harus tertutup rapat dan dibawah saringan paling bawah harus dipasang casing
sepanjang 3 m sebagai kantong sedimen.
Semua sambungan harus baik, kuat, kedap air dan mampu menahan rangkaian pipa dan saringan
sepanjang 200 m. Sambungan-sambungan tersebut harus dilas.

2) Pemasangan Kerikil Pembalut dan Grouting Semen

Sebelum pemasangan kerikil pembalut, kekentalan lumpur dan endapan di dalam lubang harus
diperiksa. Jika kekentalan lumpur menurut Engineer dapat mengganggu pemasangan kerikil
pembalut, maka lumpur harus diencerkan dengan cara flushing terlebih dahulu. Ukuran besar butir
kerikil pembalut akan ditentukan oleh Engineer berdasarkan sampel formasi. Metode yang
digunakan ialah pemasangan kerikil pembalut dengan sirkulasi terbalik. Kerikil pembalut dan
grouting semen harus dibatasi dengan pasir setebal 1 m. Campuran yang digunakan dalam
grouting semen (1 bagian semen : 2 bagian pasir : 3 bagian air) dipompakan kedalam rongga
anulus sampai keluar dipermukaan tanah. Ujung pipa pengantar campuran harus selalu dijaga agar
tidak tenggelam di dalam campuran semen.

Kerikil pembalut yang digunakan harus bersih, membundar baik, dan berukuran seragam. Akan
lebih baik kalau bahannya terdiri dari silika. Bahan-bahan yang mudah lapuk dan rapuh, dalam hal
ini tidak boleh digunakan. Material kerikil pembalut harus mendapat persetujuan Engineer sebelum
dipasang. Ukuran butir kerikil pembalut akan ditentukan oleh Engineer berdasarkan jenis formasi.
Grouting semen, yang digunakan sebagai penyekat dari permukaan sampai 10 m terbuat dari
komposisi dengan perbandingan semen (1) : pasir (2) : air (3).

3) Pembersihan dan Penyempurnaan sumur

Pembersihan dan penyempurnaan sumur harus dilakukan segera setelah selesainya pemasangan
kerikil pembalut. Prosedur pembersihan yang akan diterapkan tergantung dari metode pemboran
dan lumpur yang digunakan.
Pembersihan dilakukan dengan cara Water Jetting, dimana dalam hal ini juga digunakan dispersan
untuk melumatkan kerak lumpur. Penggunaan bahan kimia seperti Sodium Tri Polifosfat harus
dengan persetujuan Engineer. Water jetting dan air jetting dilakukan terutama pada saringan untuk
membersihkannya. Pembersihan juga dilakukan pada endapan di bagian dasar casing.

Selama pekerjaan penyempurnaan penyedia jasa harus secara teratur mengukur kandungan pasir
di dalam air. Penyempurnaan ini dilakukan terus hingga kandungan pasir dan lumpur di dalam air
tidak lebih dari 0,1 gr/m3 air.

Selama pekerjaan pembersihan dan penyempurnaan juga dilakukan pengukuran debit air dan
muka air dinamik dengan menggunakan alat yang disetujui oleh Engineer.
Penyedia Jasa harus memiliki catatan mengenai kandungan pasir, debit air dan program
pembersihan di dalam buku hariannya. Pekerjaan ini dianggap selesai berdasarkan persetujuan
Engineer.

4) Uji Kelurusan dan Ketegaklurusan Sumur

Pengujian ini harus dilakukan pada pump house casing setelah selesai pemasangan casing. Untuk
keperluan ini, alat disediakan oleh penyedia jasa dan pekerjaannya dilaksanakan dengan
kehadiran Engineer.

Berdasarkan pengujian ini, maka kemiringan sumur tidak boleh lebih besar dari 0,5 % terhadap
kedalaman. Pengukuran dilakukan pada setiap interval kedalaman 6 m, sampai dengan bagian
paling bawah dari pump house casing.

Tidak akan ada pembayaran terhadap sumur bor yang gagal memenuhi persyaratan ini.

Panjang potongan pipa atau bendul yang dimasukkan ke dalam casing tidak boleh lebih kecil dari
12 m, dengan diameter 15 mm lebih kecil dari pada diameter dalam casing.

8. UJI PEMOMPAAN

a. Uji Pemompaan

Uji pemompaan terhadap sumur bor terdiri dari Step Drawdown dan Long Term. Uji pemompaan
Step Drawdown dilakukan selama 4 x 2 jam, dan Long Term dilakukan selama 72 jam. Dalam hal
ini, Engineer akan memberikan saran mengenai kedalaman pemasangan pompa, debit
pemompaan dan interval waktu pengukuran debit dan muka air dinamis. Pengujian ini dilakukan
oleh tim khusus yang berpengalaman. Semua alat ukur debit dan muka air dinamis disediakan oleh
penyedia jasa dengan persetujuan Engineer. Pada akhir uji pemompaan Long Term, pekerjaan ini
dilanjutkan dengan uji kambuhan, dimana pengukuran muka air statis dilakukan terus sampai
mencapai muka air semula (sebelum uji pemompaan).

Penyedia jasa harus menyediakan semua peralatan untuk pelaksanaan uji pemompaan lubang
terbuka :
1) Pompa selam yang dapat dipasang pada casing 200 mm, dengan debit yang dapat diatur
antara 1,0 dan 5,0 l/det pada total head 60 m. Pompa harus dilengkapi dengan check valve.
Penyedia Jasa harus bisa menjamin bahwa pemompaan tidak terhenti sebelum waktunya.
2) Pengukur muka air dan tekanan harus disediakan untuk uji pemompaan. Pengukur muka air
elektrik harus mempunyai kabel yang sudah dikalibrasi dengan panjang 100 m.
3) Pengukur debit air: orifice weir atau V-notch.
4) Peralatan lain : stop watch, termometer (0 – 40° C), DHL-meter, pH meter, dan alat-alat
pelindung hujan.

b. Pengujian Laboratorium

1) Pengambilan Sampel dan Analisa Air


a. Pengambilan Sampel
1) Didalam pekerjaan ini, sampel air diambil pada menjelang akhir uji pemompaan Long

2) Sampel air dimasukkan kedalam botol berukuran minimal 2 liter. Segera setelah
sampel diambil, botol harus ditutup rapat sedemikian rupa sehingga udara tidak dapat
masuk dan tidak ada gelembung udara di dalamnya. Botol sampel harus diberi label
yang menunjukkan nama IKK, tanggal dan waktu pengambilan sampel dengan
menggunakan tinta permanen. Pengambilan sampel dilakukan dengan kehadiran
Engineer. Sampel harus dianalisis di laboratorium tidak lebih dari 24 jam sejak
pengambilannya.
3) Oksigen terlarut, besi CO2 total, CO2 agresif dan pH sebaiknya diukur di lokasi.
b. Analisa Air
Parameter-parameter yang harus dianalisa dari sampel air ialah Warna, Alkalinitas, Daya
Hantar Listrik, Mangan, Bau, Arsen, Kesadahan total, Fluorida, Rasa, Besi (Fe 2+, FE3+),
Kalsium, Amonia, Kekeruhan, Oksigen terlarut, Magnesium, Kalium, Klorida, CO2 total,
Natrium, HCO3, Sulfat, CO2 agresif, Nitrat, CO3, Karbonat, Bakteriologi, Nitrit, pH.
Term. Satu sampel lagi diambil setelah dilakukan disinfeksi sumur.
2) Pengujian Lain-lain
Jika diperlukan, analisa besar butir akan dilakukan terhadap sampel cutting. Banyaknya
sampel yang diperlukan berkisar antara 0,5 sampai 5 kg. Saringan yang digunakan untuk
analisis terdiri dari ukuran 0,06 sampai 16 mm. Biaya untuk analisis ini akan dibayarkan sesuai
dengan Bill Of Quantities (BOQ).

c. Well Head dan Lubang yang di buang

Well head harus dilengkapi dengan apron. Detail well head ini ditunjukkan pada gambar di bawah
ini. Semua bagian logam pada well head yang terletak di atas permukaan tanah harus dilapisi
dengan cat yang tahan goresan (anti gores) dan anti korosif. Apabila ada lubang bor yang dibuang,
maka harus di lakukan back fill sampai bagian dasar aquifer paling atas dan selanjutnya diamankan
dengan grouting semen. Kebocoran antar aquifer dihindarkan dengan cara menempatkan lempung
atau grouting pada kedalaman tertentu.
Semua bagian well head yang terbuat dari logam dan terletak di atas permukaan tanah harus dilap
dengan cat anti korosif. Pada bagian atas well head dipasangkan flange dimana tutup well head
disatukan dengan menggunakan baut. Flange yang dipasang pada well head harus memenuhi
standar ISO.
Spesifikasi Teknis |9

9. PEKERJAAN RUMAH POMPA

1) Pekerjaan Tanah

a) Galian Tanah Biasa

Lingkup Pekerjaan :

1) Pekerjaan galian tanah biasa dilaksanakan untuk pondasi sesuai dengan gambar rencana
dan atau sesuai dengan petunjuk direksi.
2) Galian dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia, dalamnya galian dan lebar galian
sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi.
3) Hasil galian dibuang ketempat yang telah disetujui oleh direksi.
4) Elevasi galian harus sesuai dengan gambar rencana.

Perhitungan untuk Pembayaran :

1) Perhitungan untuk pembayaran galian tanah berdasarkan volume galian tanah yang telah
dilaksanakan dalam satuan meter kubik (m3).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung yang telah
disahkan pengawas lapangan dan atau direksi.

b) Urugan Tanah Kembali

a) Persyaratan dan Bahan


1. Tanah yang dipakai harus bersih dari akar-akaran, kotor-kotoran dan bahan organik
lainnya.
2. Tanah yang digunakan harus diajukan kepada pengawas lapangan untuk mendapatkan
persetujuan ditimbun.

Perhitungan untuk Pembayaran :

1) Perhitungan untuk pembayaran urugan tanah kembali berdasarkan volume galian tanah
yang telah dilaksanakan dalam satuan meter kubik (m3).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung yang telah
disahkan pengawas lapangan dan atau direksi.

c) Urugan Pasir

a) Persyaratan dan Bahan


1. Pasir Urug yang dipakai harus berbutir, bersih dari lumpur, biji-bijian, akar-akaran, koto-
kotoran dan bahan organik lainnya.
2. Pasir yang digunakan harus diajukan kepada pengawas lapangan untuk mendapatkan
persetujuan sebelum bahan tersebut didatangkan kelokasi.

b) Cara Pengerjaannya
a. Urugan Pasir harus dikerjakan sebelum pasangan diatasnya dikerjakan.
b. Urugan Pasir harus dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan sesuai
gambar. Tebal setiap lapis maksimum 10 cm di airi secukupnya.

Perhitungan untuk Pembayaran :

1) Perhitungan untuk pembayaran urugan pasir kembali berdasarkan volume galian tanah
yang telah dilaksanakan dalam satuan meter kubik (m3).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung yang telah
disahkan pengawas lapangan dan atau direksi.

Bidang Sumber Daya Air


Spesifikasi Teknis | 10

2) Beton K-175 kg/cm2

Lingkup Pekerjaan :

 Bahan-bahan

a. Semen
1) Semen yang digunakan adalah Portland Cement Type I yang sesuai dengan
persyaratan dalam Standart Nasional Indonesia.
2) Pada tiap pengiriman semen ke lokasi, semen harus diletakkan pada tempat yang
terlindungi dari hujan dan panas matahari.
3) Pengawas lapangan dan atau direksi berhak menolak/memerintahkan penyedia
jasa untuk mengganti semen yang kualitasnya tidak layak pakai berdasarkan
SKSNI.
b. Pasir (Agregat Halus)
1) Pasir haruslah pasir berasal dari sungai atau tambang pasir. Jika menurut
pengawas lapangan dan atau direksi pasir yang digunakan tidak memenuhi
gradasinya, maka pasir dapat ditambahkan dengan bahan lainnya seperti pasir
dari batu pecah.
2) Pasir haruslah bersih dari bahan organis, lumpur, kayu, plastik serta bahan lainnya
yang dapat mengurangi daya lengket pada saat pengadukan dan pengecoran.

c. Kerikil (Agregat Kasar)


Kerikil harus bergradasi baik, bersudut agar dapat saling mengunci, keras, padat dan
tidak berpori, serta bersih dari bahan-bahan organis.

d. Air
1) Air yang digunakan untuk membuat dan merawat beton serta membuat adukan
haruslah dari sumber yang baik.
2) Pada waktu pemakaian haruslah terhindar dari bahan-bahan yang dapat
mengotori air seperti minyak, asam, garam serta bahan organis yang dapat
merusak beton dan tulangan.

e. Baja Tulangan
1) Baja tulangan yang digunakan haruslah batang baja yang liat, bulat, polos serta
tidak mengalami korosi. Untuk menghindari korosi, maka penyedia jasa harus
menyediakan tempat untuk menyimpan baja tulangan tersebut dengan baik.
2) Baja tulangan yang akan digunakan sampai saat akan dilakukan pengecoran harus
bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotoran lain yang dapat
mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton dengan tulangan itu
sendiri.
3) Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat (rush
remover) yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan dan harus
mendapat petunjuk yang jelas dari produsen dan mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan dan atau direksi.
4) Batang-batang baja yang telah bengkok tidak boleh diluruskan untuk dipakai di
pekerjaan tanpa adanya persetujuan dari pengawas lapangan dan atau direksi.
5) Seluruh baja tulangan yang digunakan harus dengan ukuran asli (bukan banci)
sesuai dengan gambar rencana
6) Untuk penyambungan tulangan lama dengan tulangan baru, beberapa hal harus
diperhatikan:
a) Tulangan lama harus dibersihkan dari segala kotoran sisa beton yang
menempel.
b) Panjang penyambungan tulangan harus sesuai dengan gambar rencana,
kecuali ditentukan oleh pengawas lapangan dan atau direksi.
c) Apabila dilakukan pengelasan maka harus dengan las penuh.
Bidang Sumber Daya Air
Spesifikasi Teknis | 11

f. Bekisting (Cetakan beton).


1) Bekisting menggunakan multiplek dengan tebal 12 mm sehingga menghasilkan
permukaan beton yang rata.
2) Bekisting harus menghasilkan konstruksi beton akhir yang mempunyai bentuk,
ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan gambar kerja.
3) Bekisting harus kokoh, diberi ikatan-ikatan agar terjamin kedudukan dan bentuk
yang tetap, mudah dibongkar, serta tidak merusak beton pada saat
pembongkaran.
4) Bekisting harus disokong dengan perancah atau scaffolding yang kuat dan kokoh,
baik dari kayu, bambu ataupun besi agar dihasilkan bentuk bangunan sesuai
dengan gambar rencana.
5) Bekisting harus rapat atau tidak terdapat celah, sehingga adukan beton tidak
keluar pada saat pelaksanaan pengecoran.
6) Dalam pemasangan bekisting, tidak boleh ada bidang yang bersentuhan dengan
tulangan, untuk itu harus dipasang beton decking (beton tahu) sebagai pengganjal.
7) Sebelum diisi dengan beton, bekisting harus dibersihkan dan disiram dengan air.
8) Pembongkaran bekisting dapat dilakukan minimal 2 minggu dari selesainya
pengecoran beton atau setelah mendapat persetujuan tertulis dari pengawas
lapangan dan atau direksi.

 Campuran Beton, Pengangkutan, Pengecoran dan Perawatan beton.

a. Campuran Beton.
1) Penyedia jasa harus menyiapkan semua bahan dan peralatan ditempat yang dekat
dengan lokasi pengecoran.
2) Cara penyampuran bahan beton berdasarkan perbandingan volume, angka
perbandingan dalam jenis beton menunjukan jumlah yang diukur dengan kotak
takaran, sesuai dengan rekomendasi dari laboraturium pengujian.
3) Beton Bo untuk digunakan dalam landasan beton tumbuk untuk pondasi dan untuk
pengisian kembali dan sekitarnya
4) Beton K-175 kg/cm2 adalah kebutuhan masing-masing bahan campuran beton
yang diperhitungkan berdasarkan analisa laboratorium. Penyedia jasa diharuskan
membuat Job Mix Formula (JMF) sebelum membuat K-175 kg/cm2. JMF yang
dimaksud adalah JMF yang dikeluarkan UPTD Balai Pengujian Dinas Pekerjaan
Umum atau lembaga lain yang berkompeten.
5) Bahan-bahan yang sudah ditakar dimasukan ke dalam tempat adukan, sebelum
diberi air terlebih dahulu harus dicampur secara merata dan harus benar-benar
homogen.
6) Beton yang tidak dicampur dengan air tidak boleh langsung dipergunakan sebagai
pengecoran.
b. Pengangkutan Beton
1) Semua peralatan yang dibutuhkan untuk pengangkutan beton harus selalu bersih
dan siap di lokasi.
2) Untuk mencapai tingkat kemudahan kerja dan kecepatan waktu, diupayakan agar
jarak pengangkutan tidak terlalu jauh.
3) Selama pengangkutan dilaksanakan tidak boleh terjadi hal hilangnya sebagian
bahan-bahan dalam campuran beton.
c. Pengecoran Beton
1) Sebelum pengecoran dilaksanakan, lokasi pengecoran termasuk bekisting dan
anyaman tulangan harus betul-betul sudah disiapkan dan dibersihkan terlebih
dahulu.
2) Jika lokasi pengecoran berair, maka harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara
pemompaan.
Bidang Sumber Daya Air
Spesifikasi Teknis | 12

3) Setiap beton yang telah dicor, harus langsung diikuti dengan pemadatan dengan
menggunakan rojokan yang terbuat dari kayu ataupun besi ataupun alat mekanis
seperti concrete vibrator.
4) Pemadatan tidak boleh terlalu lama guna menghindarkan terjadinya segregasi
(munculnya air dipermukaan beton hasil pengecoran) akibat dari pemadatan
tersebut.
5) Apabila terjadi penyambungan pengecoran beton yang lama dengan yang baru,
maka seluruh bidang yang akan disambung harus dikasarkan, dibersihkan dari
kotoran, serta disiram dengan air semen.
6) Tenggang waktu antara adukan beton, yaitu mulai dicampur air sampai dengan
selesai pengecoran, tidak boleh lebih dari 1 (satu) jam. Jika ada adukan beton
yang belum digunakan untuk mengecor dalam kurun waktu tersebut, maka sisa
beton tersebut tidak boleh dipergunakan lagi.
d. Perawatan Beton
1) Penyedia jasa diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan samapi beton sempat mengeras secara wajar.
2) Penyedia jasa diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dangan
cara-cara sebagaimana di bawah ini:
a) Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara
teratur sampai dibongkar
b) Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting harus ditutup
dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal berlangsung dan
selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat pengecoran,
kecuali ditentukan lain oleh pengawas lapangan dan atau direksi.
c) Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan
setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d) Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau
memakai bagian beton sebagai tumpuan selama menurut pengawas
lapangan/direksi bahwa beton tersebut belum cukup mengeras.

e. Pengawasan Pengecoran
1) Penyedia jasa harus meminta persetujuan secara tertulis kepada pengawas
lapangan dan atau direksi sebelum pengecoran dimulai.
2) Penyedia jasa dilarang melakukan pekerjaan pengecoran tanpa dihadiri oleh
pengawas lapangan dan atau direksi.

Perhitungan untuk Pembayaran :

1) Perhitungan untuk pembayaran beton konstruksi K-175 kg/cm2 berdasarkan volume


pengukuran yang telah dilaksanakan dalam satuan meter kubik (M3).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung yang telah disahkan
oleh pengawas lapangan dan atau direksi.

3) Pekerjaan Roster

1) Sebelum dimulai pekerjaan roster agar dipersiapkan gambar rencana dan meminta petunjuk
dari pengawas lapangan dan atau direksi.
2) Pemasangan roster harus sedemikian rupa agar ketebalan aduk perekat harus sama setebal
1 cm semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh
3) Pelaksanaan harus rapih, sama tebal, lurus tegak pola ikatan harus terjaga dengan baik
pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku .
4) Ukuran dan dimensi roster disesuaikan dengan gambar dan sesuai dengan petunjuk
pengawas lapangan.
Bidang Sumber Daya Air
Spesifikasi Teknis | 13

Perhitungan untuk Pembayaran :

1) Perhitungan untuk pembayaran roster berdasarkan volume pengukuran yang telah


dilaksanakan dalam satuan meter persegi (M2).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung yang telah disahkan
oleh pengawas lapangan dan atau direksi.

4) Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 3 Ps

Lingkup Pekerjaan :

1) Perbandingan campuran plesteran adalah 1pc : 3ps (1 zak semen 50 Kg dicampur dengan 3
kotak takaran pasir).
2) Adukan plesteran harus homogen dan kental, jika ada adukan yang tidak habis terpakai lebih
dari 1 (satu) jam maka adukan plesteran tersebut tidak dapat dipergunakan lagi.
3) Bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram dengan air semen.
4) Hasil dari plesteran harus benar-banar rata dan batas-batas plesteran harus sesuai dengan
gambar kerja.
5) Ketebalan plesteran adalah antara 1cm - 2cm dan permukaan plesteran harus dihaluskan serta
diberi acian.
6) Penyambungan bidang plesteran antara bidang lama dan yang baru harus benar-benar mulus
dan tidak ada perbedaan warna yang menyolok.
7) Bidang tepi plesteran sayap miring dan dinding tegak harus dipasang ban dari plesteran tebal 2
cm dan lebar 6 cm.

Pengukuran Pembayaran :

1) Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan plesteran didasarkan atas volume dalam M 2


2) Perhitungan volume pembayaran harus dilengkapi dengan back up data yang telah disahkan
pengawas lapangan / direksi

5) Pekerjaan Pengecatan Tembok

Lingkup Pekerjaan
1) Sebelum kegiatan dilaksanakan terlebih dahulu mengajukan ijin tertulis dan dilampirkan data
teknis dan gambar kerja untuk disyahkan oleh direksi kegiatan.
2) Semua bidang yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dan bidang-bidang
tersebut harus betul-betul kering permukaannya.
3) Sebelum dilanjutkan dengan pengecatan dengan cat tembok yang ditetapkan, bidang yang
sudah dicat dengan cat dasar harus digosok dengan amplas sampai halus dan dibersihkan
permukaannya.
4) Pengecatan dilaksanakan lapis demi lapis secara merata, setiap lapisnya tidak boleh tebal
(cukup tipis), pengecatan lapis pertama setelah kering dapat dilanjutkan lapis berikutnya.
5) Jumlah lapisan pengecatan minimal sebanyak 2 lapis dan sampai harus menunjukkan
hasil pengecatan dengan warna yang seragam.

Perhitungan untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran pengecatan tembok didasarkan atas volume dalam M 2.
2) Perhitungan volume pembayaran harus dilengkapi dengan back up data yang telah disahkan
pengawas lapangan / direksi.

Bidang Sumber Daya Air


Spesifikasi Teknis | 14
6) Pekerjaan Pengecatan Pintu Kayu

Lingkup Pekerjaan
1) Sebelum kegiatan dilaksanakan terlebih dahulu mengajukan ijin tertulis dan dilampirkan data
teknis dan gambar kerja untuk disyahkan oleh direksi kegiatan.
2) Semua bidang yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dan bidang-bidang
tersebut harus betul-betul kering permukaannya.
3) Bidang-bidang yang berkarat karat sebelum dicat harus dibersihkan dengan amplas
sampai semua permukaannya betul bebas dari adanya karat tersebut.
4) Setelah semua karatan dibersihkan, dicat terlebih dahulu dengan cat dasar dengan cat
meni.
5) Sebelum dilanjutkan dengan pengecatan dengan cat warna yang ditetapkan, bidang yang
sudah dicat dengan cat dasar harus digosok dengan amplas sampai halus dan dibersihkan
permukaannya.
6) Pengecatan dilaksanakan lapis demi lapis secara merata, setiap lapisnya tidak boleh tebal
(cukup tipis), pengecatan lapis pertama setelah kering dapat dilanjutkan lapis berikutnya.
7) Jumlah lapisan pengecatan minimal sebanyak 2 lapis dan sampai harus menunjukkan
hasil pengecatan dengan warna yang seragam.
8) Jenis cat yang dipergunakan adalah cat minyak khusus untuk pengecatan logam/besi dan
warna cat adalah berwarna biru.
9) Bidang-bidang sebelum dicat harus betul-betul kering, dan apabila adanya kandungan air
akibat terjadinya hujan dan lain sebagainya harus dikeringkan terlebih dahulu.

Perhitungan untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran pengecatan pintu kayu didasarkan atas volume dalam M 2.
2) Perhitungan volume pembayaran harus dilengkapi dengan back up data yang telah disahkan
pengawas lapangan / direksi.

10. PEMBUATAN TOWER RESERVOIR

1) Pekerjaan Tanah

a) Galian Tanah Biasa

Lingkup Pekerjaan :

1. Pekerjaan galian tanah biasa dilaksanakan untuk pondasi sesuai dengan gambar rencana
dan atau sesuai dengan petunjuk direksi.
2. Galian dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia, dalamnya galian dan lebar galian
sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi.
3. Hasil galian dibuang ketempat yang telah disetujui oleh direksi.
4. Elevasi galian harus sesuai dengan gambar rencana.

Perhitungan untuk Pembayaran :

5) Perhitungan untuk pembayaran galian tanah berdasarkan volume galian tanah yang telah
dilaksanakan dalam satuan meter kubik (m3).
6) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung yang telah
disahkan pengawas lapangan dan atau direksi.

b) Urugan Tanah Kembali

b) Persyaratan dan Bahan


1. Tanah yang dipakai harus bersih dari akar-akaran, kotor-kotoran dan bahan organik
lainnya.
2. Tanah yang digunakan harus diajukan kepada Ahli/Pengawas lapangan untuk
mendapatkan persetujuan ditimbun.

Bidang Sumber Daya Air


Spesifikasi Teknis | 15

c) Urugan Pasir

c) Persyaratan dan Bahan


1. Pasir Urug yang dipakai harus berbutir, bersih dari lumpur, biji-bijian, akar-akaran,
kotor-kotoran dan bahan organik lainnya.
2. Pasir yang digunakan harus diajukan kepada Ahli/Pengawas lapangan untuk
mendapatkan persetujuan sebelum bahan tersebut didatngkan kelokasi.

d) Cara Pengerjaannya
a. Urugan Pasir harus dikerjakan sebelum pasangan diatasnya dikerjakan.
b. Urugan Pasir harus dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan sesuai
gambar. Tebal setiap lapis maksimum 10 cm di airi secukupnya.

2) Pekerjaan Beton

1. Beton Cor B.0

Lingkup Pekerjaan

 Bahan-bahan

a. Semen
1) Semen yang digunakan adalah Portland Cement Type I yang sesuai dengan
persyaratan dalam Standart Nasional Indonesia.
2) Pada tiap pengiriman semen ke lokasi, semen harus diletakkan pada tempat
yang terlindungi dari hujan dan panas matahari.
3) Pengawas lapangan dan atau direksi berhak menolak/memerintahkan penyedia
jasa untuk mengganti semen yang kualitasnya tidak layak pakai berdasarkan
SKSNI.

b. Pasir (Agregat Halus)


1) Pasir haruslah pasir berasal dari sungai atau tambang pasir. Jika menurut
pengawas lapangan dan atau direksi pasir yang digunakan tidak memenuhi
gradasinya, maka pasir dapat ditambahkan dengan bahan lainnya seperti pasir
dari batu pecah.
2) Pasir haruslah bersih dari bahan organis, lumpur, kayu, plastik serta bahan
lainnya yang dapat mengurangi daya lengket pada saat pengadukan dan
pengecoran.

c. Kerikil (Agregat Kasar)


Kerikil harus bergradasi baik, bersudut agar dapat saling mengunci, keras, padat dan
tidak berpori, serta bersih dari bahan-bahan organis.

d. Air
1) Air yang digunakan untuk membuat dan merawat beton serta membuat adukan
haruslah dari sumber yang baik.
2) Pada waktu pemakaian haruslah terhindar dari bahan-bahan yang dapat
mengotori air seperti minyak, asam, garam serta bahan organis yang dapat
merusak beton.

Bidang Sumber Daya Air


Spesifikasi Teknis | 16

 Campuran Beton, Pengangkutan, Pengecoran dan Perawatan beton

a. Campuran Beton
1) Penyedia jasa harus menyiapkan semua bahan dan peralatan ditempat yang
dekat dengan lokasi pengecoran.
2) Cara penyampuran bahan beton berdasarkan perbandingan volume, angka
perbandingan dalam jenis beton menunjukan jumlah yang diukur dengan kotak
takaran, sesuai dengan rekomendasi dari laboraturium pengujian.
3) Beton Bo untuk digunakan dalam landasan beton tumbuk untuk pondasi dan
untuk pengisian kembali dan sekitarnya
4) Bahan-bahan yang sudah ditakar dimasukan ke dalam tempat adukan, sebelum
diberi air terlebih dahulu harus dicampur secara merata dan harus benar-benar
homogen.
5) Beton yang tidak dicampur dengan air tidak boleh langsung dipergunakan
sebagai pengecoran.

b. Pengangkutan Beton
1) Semua peralatan yang dibutuhkan untuk pengangkutan beton harus selalu bersih
dan siap di lokasi.
2) Untuk mencapai tingkat kemudahan kerja dan kecepatan waktu, diupayakan agar
jarak pengangkutan tidak terlalu jauh.
3) Selama pengangkutan dilaksanakan tidak boleh terjadi hal hilangnya sebagian
bahan-bahan dalam campuran beton.

c. Pengecoran Beton
1) Jika lokasi pengecoran berair, maka harus dikeringkan terlebih dahulu dengan
cara pemompaan.
2) Setiap beton yang telah dicor, harus langsung diikuti dengan pemadatan dengan
menggunakan rojokan yang terbuat dari kayu ataupun besi ataupun alat mekanis
seperti concrete vibrator.
3) Pemadatan tidak boleh terlalu lama guna menghindarkan terjadinya segregasi
(munculnya air dipermukaan beton hasil pengecoran) akibat dari pemadatan
tersebut.
4) Apabila terjadi penyambungan pengecoran beton yang lama dengan yang baru,
maka seluruh bidang yang akan disambung harus dikasarkan, dibersihkan dari
kotoran, serta disiram dengan air semen.
5) Tenggang waktu antara adukan beton, yaitu mulai dicampur air sampai dengan
selesai pengecoran, tidak boleh lebih dari 1 (satu) jam. Jika ada adukan beton
yang belum digunakan untuk mengecor dalam kurun waktu tersebut, maka sisa
beton tersebut tidak boleh dipergunakan lagi.

d. Perawatan Beton
1) Penyedia jasa diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara
wajar.
2) Penyedia jasa diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dangan
cara-cara sebagaimana di bawah ini:
3) Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau
memakai bagian beton sebagai tumpuan selama menurut pengawas lapangan
dan atau direksi bahwa beton tersebut belum cukup mengeras.

e. Pengawasan Pengecoran
1) Penyedia jasa harus meminta persetujuan secara tertulis kepada pengawas
lapangan dan atau direksi sebelum pengecoran dimulai.
2) Penyedia jasa dilarang melakukan pekerjaan pengecoran tanpa dihadiri oleh
pengawas lapangan dan atau direksi.
Bidang Sumber Daya Air
Spesifikasi Teknis | 17
Perhitungan untuk Pembayaran :

1) Perhitungan untuk pembayaran beton cor B0 berdasarkan volume pengukuran yang telah
dilaksanakan dalam satuan meter kubik (M3).
2) Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung yang telah disahkan
oleh pengawas lapangan dan atau direksi.

3) Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 3 Ps

Lingkup Pekerjaan :

1) Perbandingan campuran plesteran adalah 1pc : 3ps (1 zak semen 50 Kg dicampur dengan 3
kotak takaran pasir).
2) Adukan plesteran harus homogen dan kental, jika ada adukan yang tidak habis terpakai lebih
dari 1 (satu) jam maka adukan plesteran tersebut tidak dapat dipergunakan lagi.
3) Bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram dengan air semen.
4) Hasil dari plesteran harus benar-banar rata dan batas-batas plesteran harus sesuai dengan
gambar kerja.
5) Ketebalan plesteran adalah antara 1cm - 2cm dan permukaan plesteran harus dihaluskan
serta diberi acian.
6) Penyambungan bidang plesteran antara bidang lama dan yang baru harus benar-benar mulus
dan tidak ada perbedaan warna yang menyolok.
7) Bidang tepi plesteran sayap miring dan dinding tegak harus dipasang ban dari plesteran tebal
2 cm dan lebar 6 cm.

Pengukuran Pembayaran :

1) Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan plesteran didasarkan atas volume dalam M 2


2) Perhitungan volume pembayaran harus dilengkapi dengan back up data yang telah disahkan
pengawas lapangan / direksi

11. PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA SUBMERSIBLE

1.Pengadaan dan Perlengkapan Pompa Submersible


a. Kinerja pompa Kapasitas = 5,0 m3/jam
b. Kinerja Pompa Head = 60 m
c. Daya Pomp Maximum = 1,5 Kw

2.Pemasangan dan Perlengkapan


a. Pemasangan Pompa
Pompa submersible akan terpasang pada konstruksi sumur dalam (pipa jambang) dengan
digantung pada pipa penyalur. Air mengalir ke dalam pompa melalui saringan (strainer) yang
terdapat diantara motor dan pompa. Selanjutnya air mengalir ke atas melalui pipa penyalur
yang berfungsi juga sebagai penggantung unit pompa submersible.
b. Pemasangan Panel dan Perlengkapan
Kontrol panel pompa berfungsi untuk mengalirkan daya listrik dari generator ke motor pompa
submersible dan proteksi dari pompa apabila terjadi kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dan pengoperasian pompa. Kontrol panel hasil memiliki satu komponen yang
terintegrasi dengn motor pompa serta dapat mengindikasikan secara visual dan secara
otomatis.

Bidang Sumber Daya Air


Spesifikasi Teknis | 18

12. PENGADAAN DAN PEMASANGAN IRON FILTER


1. Pengadaan dan Perlengkapan
a. Water Filter Q = 5,0 liter/detik
b. Mop Kabel
c. Pressure Gauge
Pressure gauge harus mempunyai penunjuk skala dengan diameter minimum 3" dengan
skala 0 sampai 2 kali tekanan kerja maksimum (20 bar).
d. Isolasi Scoth
e. Check Valve Ø 50 mm

Untuk vertical pump discharge line harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Jenis
- Arah Aliran – ujung
- Standar
bronze atau cast steel waferbody, bronze atau stainless steel trim, centre guided silent type
vertical ulir / screwed untuk diameter 50 mm (2") atau lebih kecil.

Untuk penggunaan seluruh bagian system pemimpaan kecuali pada sisi discharge pompa harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Untuk diameter 50 mm (2") atau lebih kecil :
- Jenis : swing type bronze body, screwed cap
- Arah aliran : vertikal maupun horisontal
- Ujung akhir : screwed (ulir)
- Standar : BS, ANSI, JIS.B.2025

f. Gate Valve Ø 50 mm
- Jenis : bronze body, screwed in bonnet, solid wedge disc, hand-wheel operated
- Stem : non-rising stem
- Ujung : ulir / screwed untuk diameter 50 mm (2") atau lebih kecil, flanged untuk diameter
65 mm (2'/2") atau lebih besar
- Standar : BS, ANSI, JIS atau setara

g. Losse Flange Ø 50 mm

2. Pemasangan dan perlengkapannya


a. Pemasangan Water Filter
b. Pemasangan Panel dan Perlenga2kapannya

13. PENGADAAN GENSET

Pengadaan dan Pemasangan Genset dengan Kapasitas 8.000 Watt

Bidang Sumber Daya Air


Spesifikasi Teknis | 19

14. PEKERJAAN AKHIR

a. Penyelesaian (Finishing)
Semua pekerjaan yang belum sempurna atau masih terdapat kekurangan harus disempurnakan
serapi mungkin dan dinyatakan selesai apabila telah disetujui pengawas lapangan/direksi. Lokasi
disekitar tempat kerja harus bersih dari sisa bahan bangunan yang tidak digunakan.

b. Pengukuran/Gambar pelaksanaan (ABD).


Setelah seluruh pekerjaan selesai (disetujui pengawas lapangan/direksi), dilakukan pengukuran
kembali untuk mengetahui pekerjaan yang telah dilaksanakan. Gambar ABD harus disahkan oleh
pengawas lapangan/direksi dan gambar dalam ukuran kertas A3 dengan skala tertentu, dibuat
rangkap 3 (tiga) eksemplar.

c. Dokumentasi
Dokumentasi berisi foto pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan pra pelaksanaan,
pelaksanaan dan pasca pelaksanaan. Dokumentasi diserahkan dalam bentuk soft copy dan print
out sebanyak 3 (tiga) eksemplar.

15. PENUTUP

Spesifikasi teknis ini dipergunakan sesuai dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.

Jambi, Juni 2017

Menetapkan
Pejabat Pembuat Komitmen Bidang Sumber Daya Air
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Provinsi Jambi

Ir. Edy Fernando


Pembina
NIP. 19650208 199503 1 001

Bidang Sumber Daya Air


DAFTAR PERSONIL INTI

Pengalaman Sertifikat /
No. Nama Tanggal Lahir Tingkat Pendidikan Jabatan Dalam Pekerjaan Profesi / Keahlian
Kerja (tahun) Ijazah

Pelaksana
TAUFIK HIDAYAT
1. 08/05/1991 SMK Tenaga Teknis 3 Pengeboran Air Sertifikat
PRAYOGA
Tanah

ROBERT AGUSTINUS Juru Ukur/Teknisi


2 31/08/1978 SMK Surveyor/Drafman 5 Sertifikat
SIAGIAN Survey Pemetaan

VREDDY ERIA
3 25/11/1987 S1 Petugas K3 4 Bintek SMK3 Sertifikat
ARMAN, ST

Jambi, 04 Juli 2017


CV. SAFHIRA

YUSMARIANTO WIJAYA
Direktur
DAFTAR PERALATAN UTAMA

Jenis Fasilitas/ Kapasitas atau Status


No. Peralatan/ Jumlah output pada saat Kondisi Lokasi sekarang Kepemilikan
Perlengkapan ini /Dukungan Sewa

1. Bore Mechine 1 - Baik Jambi Dukungan Sewa

2. Water Pump 1 - Baik Jambi Dukungan Sewa

3. Wireline Tool 1 - Baik Jambi Dukungan Sewa

4. Welding Set 1 - Baik Jambi Dukungan Sewa

5. Concrete Mixer 1 500 Liter Baik Jambi Dukungan Sewa

6. Concrete Vibrator 1 - Baik Jambi Dukungan Sewa

7. Stamper 1 - Baik Jambi Dukungan Sewa

8. Generator Set 1 - Baik Jambi Dukungan Sewa

9. Compressor 1 - Baik Jambi Dukungan Sewa

10. Geolistrik 1 - Baik Jambi Dukungan Sewa

Jambi, 04 Juli 2017


CV. SAFHIRA

YUSMARIANTO WIJAYA
Direktur
JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
UNIT KERJA : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PROVINSI JAMBI
BIDANG : SUMBER DAYA AIR
KEGIATAN : PEMBANGUNAN SUMUR AIR DALAM DI KAB. BUNGO
TAHUN ANGGARAN : 2017

JUMLAH WAKTU PELAKSANAAN


RENCANA
NO URAIAN PEKERJAAN HARGA BULAN KE I BULAN KE II BULAN KE III
AKTUAL
(Rp) 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
I. PEKERJAAN PERSIAPAN 24.360.500,00 4,1 2,1 2,1
II. PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR DALAM 265.537.444,00 44,9 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0
III. PEMBUATAN RUMAH POMPA 26.010.362,16 4,4 1,5 1,5 1,5
IV. PEMBUATAN TOWER RESERVOIR 143.829.125,38 24,3 6,1 6,1 6,1 6,1
V. PEKERJAAN PENGADAAN POMPA DAN INSTALASI 96.468.030,00 16,3 5,4 5,4 5,4
VI. PEKERJAAN LAIN-LAIN 34.784.270,00 5,9 2,0 2,0 2,0
TOTAL 590.989.731,53 100,0

RENCANA TOTAL 0,00 2,06 2,06 8,99 8,99 8,99 14,43 21,98 12,99 7,55 8,05 1,96 1,96
KOMULATIF 0,00 2,06 4,12 13,11 22,09 31,08 45,51 67,49 80,48 88,03 96,08 98,04 100,00
AKTUAL TOTAL
KOMULATIF

Waktu Pelaksanaan : 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender


Jambi, 4 Juli 2017
CV. SAFHIRA

YUSMARIANTO WIJAYA
Direktur
FORMULIR REKAPITULASI TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
(TKDN)

BIDANG : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PROVINSI JAMBI


KEGIATAN : SUMBER DAYA AIR
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN SUMUR AIR DALAM DI KAB. BUNGO
TAHUN ANGGARAN : 2017

Nilai Gabungan Barang / Jasa (Rp.) TKDN


Total
Uraian Pekerjaan
DN LN Ribu % Barang / Jasa Gabungan
Rp. KDN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Barang
I. Material Langsung 503.052.189,07 - 503.052.189,07 85,12 503.052.189,07 503.052.189,07
(Bahan Lokal)
II. Peralatan (Barang Jadi) - - - - - -
A. Sub Total Barang 503.052.189,07 503.052.189,07 85,12 503.052.189,07 503.052.189,07
Jasa
III. Manajemen Proyek - - - - - -
dan Perekayasaan
IV. Alat Kerja / Fasilitas - - - - - -
Kerja
V. Konstruksi dan - - - - - -
Fabrikan
VI. Jasa Umum 87.937.542,46 - 87.937.542,46 14,88 87.937.542,46 87.937.542,46
B. Sub Total Jasa 87.937.542,46 - 87.937.542,46 14,88 87.937.542,46 87.937.542,46

C. Total Jasa (A+B) 590.989.731,53 - 590.989.731,53 100,00 590.989.731,53 590.989.731,53

Formulasi Hitungan :

% TKDN (Gabungan 503.052.189,07 - 0,00 87.937.542,46 - 0,00


= +
Barang dan Jasa) 590.989.731,53 590.989.731,53

= 85,12% + 14,88%

= 100,00%

Jambi, 4 Juli 2017


CV. SAFHIRA

YUSMARIANTO WIJAYA
Direktur

Anda mungkin juga menyukai