Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“PENGARUH INTERNAL KONSEP DIRI DAN GAYA HIDUP”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Konsumen

Disusun Oleh:

Renny urniyawati 43116110046


Nama NIM

Nama NIM

Nama NIM

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA

1
2

KATA PENGANTAR

Dipanjatkan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga Makalah Perilaku Konsumen yang berjudul
“Pengaruh Intemal Konsep Diri Dan Gaya Hidup” ini dapat diselesaikan.

Tujuan Makalah ini adalah untuk memenuhi mata kuliah Perilaku Konsumen.
Makalah ini digunakan untuk menjelaskan dan mengidentifikasi pengaruh internal
terhadap perilaku konsumen. Selain itu dijabarkan definisi sikap dan kepuasan
konsumen yang sederhana sehingga dapat menjadi acuan pembelajaran untuk
mahasiswa dan umum.

Disadari bahwa Makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik sangat diharapkan.

Jakarta, 27 April 2019

Penyusun
2

DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Perilaku Konsumen ..........................................................................
2.2 Konsep Diri ...................................................................................... 3
2.2 Gaya Hidup ...................................................................................... 3
2.3 Keputusan Pembelian Secara Online ............................................... 4

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Sejarah Pegipegi ............................................................................... 12

BAB III Penutupan


4.1 Kesimpulan dan Saran......................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 13


2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep
diri (Self concept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan
tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan hal yang utama yang perlu
dipahami karena menyangkut pemahaman, keyakinan serta kepercayaan seseorang
tentang dirinya akan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. “Konsep diri”
semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui dalam orang lain,
termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuan, interaksi dengan pengalaman
dan objek serta keinginannya.

Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan


aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk
berkembang yang pada akhirnya memnyebabkan iya sadar akan keberadaan dirinya.
Perkembangan yang langsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri
individu yang bersangkutan. Perasaan induvidu bahwa ia tidak mempunyai
kemampuan yang iya miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung pada
cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap
negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu
memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk dilakukan, maka dari itu
sengatlah penting untuk seseorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri
sendiri terlebih dahulu baru bisa memahami klien.

Gaya hidup selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Gaya


hidup saat ini telah menjadi suatu identitas individu maupun kelompok. Hal ini sudah
2

terjadi di seluruh bangsa tak terkecuali indonesia. Faktor pendukung gaya hidup ialah
teknologi. Dengan adanya teknologi yang berkembang saat ini masyarakat indonesia
dengan mudahnya mendapatkan barang yang ingin dibeli, produk-produk tersebut
dapat diakses melalui internet, TV, koran maupun tabloid. Perubahan tersebut juga
dipicu dengan budaya konsumtif dikalangan remaja, seseorang yang konsumtif tidak
memikirkan efek dan konsekuensi yang timbul ketika mereka mengambil keputusan
untuk membeli barang tersebut (Bahtiar, 2003).

Seseorang membeli bukan melainkan kebutuhan namun karena untuk


kesenangan sendiri, sehingga menyebabkan seseorang boros yang dikenal dengan
istilah perilaku konsumtif atau konsumerisme. konsumerisme menunjukan identitas
diri, konsumerisme merupakan aktivitas sosial untuk diri sendiri (memutuskan
membeli atau tidak) atau sebagai kompetisi pada teman anggota masyarakat (sebagai
simbol status, gengsi dan image manusia modern tidak ketinggalan zaman). Para
remaja telah mengenal gaya hidup modern atau modis, hal ini dapat dilihat dari cara
mereka membeli barang-barang bermerk yang harganya mahal (Wahyudi, 2013).

Konsep diri merupakan pandangan, penilaian, dan perasaan individu terhadap


diri sendiri baik secara fisik, psikis, sosial maupun moral. Setiap individu mempunyai
konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif adalah individu yang
memandang dirinya menyenangkan terhadap dirinya, sedangkan kosep diri negatif
adalah individu yang melihat dirinya gagal, tidak mampu dan memepunyai pandangan
buruk terhadap dirinya. Konsep diri merupakan salah satu faktor perilaku konsumtif
yang berarti konsep diri mempengaruhi perilaku konsumtif. Individu yang memiliki
konsep diri yang positif tidak akan mudah dipengaruhi untuk melakukan
konsumerisme sebaliknya apabila individu memiliki konsep diri negatif akan mudah
melakukan konsumerisme (Mufidah, 2006).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan gaya hidup?


2

2. Apakah ada tingkat konsep diri?


3. Apakah ada tingkat gaya hidup?
4. Apa pengaruh konsep diri dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan gaya hidup


2. Untuk mengetahui tingkat konsep diri.
3. Untuk mengetahui tingkat gaya hidup
4. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan gaya hidup terhadap perilaku konsumen

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pegipegi

Gambar 1. 1 Logo pegipegi.com


Sumber : www.pegipegi.com

Pegipegi adalah salah satu biro agen perjalanan berbasis online terkemuka di
Indonesia yang hadir untuk menawarkan ribuan pilihan Hotel dan perjalanan dari
berbagai maskapai penerbangan untuk tujuan domestik dan internasional. Cara
pembayaran yang bermacam-macam dari atm, kartu kredit , internet banking sampai dana
online. Metode pemesanan yang fleksibel melalui call center, Email, Chatting,
WhatsApp serta Line dan juga jaminan harga terbaik. Calon konsumen dapat
melakukan reservasi hotel ataupun tiket pesawat dengan biaya yang murah dan
kemudahan dari segi transaksi. Pegipegi didirikan oleh Alternative Media Group
(AMG), Recruit Holdings Co, Ltd & Altavindo yang berkantor di Jl. Raya Perjuangan
No. 23, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 - Indonesia. (www.pegipegi.com, 2019)

Pegipegi.com mempunyai program yang dinamakan program promosi. Promosi


Pegipegi adalah suatu kegiatan baik dari internal Pegipegi maupun bekerjasama
dengan pihak ketiga (bank, kartu kredit, produk, brand, dll) untuk memberikan
manfaat sebesar-besarnya kepada pelanggan Pegipegi. Promosi umumnya berlaku
dalam waktu tertentu dan jumlah manfaat untuk pelanggan berbeda pada setiap
promosinya. Dan juga mempunyai program voucher. Ini adalah kupon atau kode
tertentu yang dapat berfungsi sebagai potongan harga untuk pemesanan hotel di
Pegipegi. Dengan kemudahan yang pegipegi.com tawarkan, pencarian hotel dapat
dilakukan dengan mengetikkan nama atau kota lokasi hotel yang akan di cari.
Kemudahan inilah yang akan ditawarkan dalam fitur pegipegi.com, serta banyaknya
promo dan voucher yang diberikan.

Pegipegi.com didirikan pada tanggal 1 Januari 2012. Meskipun travel agen ini
masih tergolong baru, akan tetapi pegipegi sudah memiliki begitu banyak afiliasi
dengan hotel dan maskapai penerbangan di seluruh Indonesia. Pegipegi memiliki data
lebih dari 7000 hotel lebih dari 30.000 rute penerbangan dan 1600 rute kereta seluruh
Indonesia. Tampilan dari web pegipegi.com dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut:

2.1 Pengertian Sikap Konsumen


Definisi sikap menurut Engel (2006) adalah suatu mental dan saraf yang
berkaitan dengan kesiapan untuk menanggapi diorganisasi melalui pengalaman dan
memiliki pengaruh yang mengarahkan dan/atau dinamis terhadap perilaku. Sementara
menurut Kotler (2005), sikap adalah perilaku yang menunjukkan apa yang disukai
dan tidak disukai konsumen. Selain itu, Mowen dan Minor (2002) mejleaskan sikap
sebagai “afeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah rangsangan”.

2.2 Karakteristik Sikap

Ada beberapa karakteristik sikap, antara lain yaitu ;

1. sikap memiliki objek

Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek karena
objek tersebut bisa terhubung dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran
seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan media, dan sebagainya.

2. konsistensi sikap

Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut
akan direfleksikan oleh perilakunya karena sikap memiliki konsistensi dengan
perilaku

3. sikap positif, negatif, dan netral

Sikap positif merupakan sikap yang mungkin dapat menerima atau menyukai
suatu hal, sedangkan sikap negatif merupakan sikap yang tidak menyukai suatu hal.
Bersikap netral berarti tidak memiliki sikap atas suatu hal.

4. intensitas sikap

Intensitas sikap adalah ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaannya


terhadap suatu produk
4

5. resistensi sikap

Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah. Pemasar
perlu memahami resistensi konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang
tepat.

6. persistensi sikap

Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan


berubah karena berlalunya waktu.

7. keyakinan sikap

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang


dimilikinya

8. sikap dan situasi

Sikap seorang terhadap suatu objek sering kali muncul dalam konteks situasi.
Artinya, situasi akan memengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.

2.3 Fungsi-Fungsi Sikap

Dari semua teori fungsional tentang sikap yang telah dikembangkan salah satu
teori yang paling menarik bagi banyak pemasar adalah teori yang diusulkan oleh
Daniel Katz. Katz mengidentifisikasikan empat fungsi sikap, yaitu ultilitarian,
mempertahankan ego, ekspresi nilai, dan pengetahuan.

1. Fungsi utilitarian

Dalam fungsi utilitarian, seseorang menyatakan sikapnya terhadap suatu objek


atau produk karena ingin memperoleh manfaat (rewards) atau menghindari risiko
(punishment) dari produk. Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapatkan
5

penguatan positif (positive reinforcement) atau untuk menghindari risiko. Manfaat


produk bagi konsumenlah yang menyebabkan seseorang menyukai produk tersebut.

2. Fungsi mempertahankan ego

Siakp berfungsi untuk melindungi seseorang ( citra diri atau self-image) dari
keraguan yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin
menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih
baik untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar.

3. Fungsi ekpresi nilai

Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas sosial
dari seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari
seorang konsumen.

4. Fungsi pengetahuan

Keingintahuan adalah salah satu karakter konsumen yang penting, pada fungsi
ini, konsumen selalu ingin mengetahui banyak hal merupakan kebutuhan konsumen.
Sering kali konsumen perlu mengetahui suatu produk terlebih dahulu sebelum
menyukai dan kemudian membelinya. Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk
sering kali mendorong seseorang untuk menyukai produk tersebut. Oleh karena itu,
sikap positif terhadap suatu produk mencerminkan pengetahuan mencerminkan
pengetahuan konsumen terhadap produk tersebut.

2.4 Komponen Sikap Konsumen

Ada tiga komponen sikap, yaitu (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) konatif
(psikomotor).
6

1. Kognitif berkaitan dengan pikiran (otak) seseorang, apa yang dipikirkan


konsumen. Kognitif bersifat rasional, masuk akal.
2. Afektif berkaitan dengan perasaan senang, sedih, ceria, gembira, dan sebagainya.
3. Kognatif (psikomotor) berkaitan dengan tindakan. Wujudnya adalah keterampilan
seseorang, misalnya terampil menyetir, olahraga, memasak, dan lain. Untuk lebih
jelasnya, model sikap yang sederhana dapat dilihat pada.

2.5 Model Multiatribut Sikap

Ada tiga tipe model multiatribut sikap, yaitu (1) model sikap terhadap objek
(attitude-toward-object model), (2) model sikap terhadap perilaku (attitude-toward-
behavior model), dan (3) model teori tindakan beralasan (theory of reasoned-action
model).

1. Model sikap terhadap objek


Karakteristik model ini adalah sebagai berikut.
a. Sikap mempresentasikan kepercayaan, misalnya konsumen beragama Islam percaya
bahwa daging babi itu haram, maka sikap mereka terhadap daging babi adalah tidak
suka.
b. Sikap bermanfaat untuk mengukur tanggapan konsumen terhadap objek tertentu,
misalnya terhadap produk perusahaan. Sikap konsumen bisa positif atau negatif.
2. Model sikap terhadap perilaku
Model ini berkaitan dengan perilaku yang aktual atau riil dari konsumen.
3. Model teori tindakan beralasan
Model ini lengkap, meliputi tiga komponen (kognitif, afektif, dan konatif
(psikomotor). Model ini juga meliputi norma subjektif konsumen.

2.6 Karakteristik Konsumen, Sikap, dan Belanja Online


7

Karakteristik konsumen didasarkan pada (1) demografik, (2) preferensi


pembelian produk, (3) persepsi manfaat produk bagai konsumen, dan (4) gaya hidup
konsumen.

1. Demografik
Konsumen dikelompokkan berdasarkan demografik: kelas sosial, etnis, usia,
pendidikan, penghasilan, agama, dan lain-lain.
2. Preferensi pembelian produk
Konsumen dikelompokkan berdasarkan preferensi pembelian: keluarga, teman,
kelompok referensik dan lain-lain.
3. Persepsi manfaat produk bagi konsumen
Konsumen dikelompokkan berdasarkan persepsi manfaat produk: manfaat inti priduk
dan atribut produk.

4. Gaya hidup konsumen


Konsumen dikelompokkan berdasarkan gaya hidup: gaya hidup sehat; gaya hidup
kaum sosialita; gaya hidup orang kota, orang desa, orang modern; gaya hidup
kembali ke alam.

Karakteristik konsumen tersebut akan berpengaruh terhadap sikap konsumen dalam


berbelanja online.

2.7 Definisi Kepercayaan Konsumen

Menurut Sumarwan (2004), kepercayaan adalah kekuatan bahwa suatu produk


memiliki atribut tertentu. Kepercayaan itu sering disebut perkaitan objek-atribut
(object-attribute linkage), yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya
hubungan antara sebuah objek dnegan atributnya yang relevan. Sementara Mowen
dan Minor (2002) mendefinisikan kepercayaan konsumen sebagai semua
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen, dan semua kesimpulan yang dibuat oleh
konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang,
8

perusahaan, atau segala sesuatu semua yang padanya seseorang memiliki


kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik atau fitur yang memungkinkan
dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Terdapat dua macam atribut, yaitu atribut
intrinsik dan atribut ekstrinsik.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen


adalah kekuatan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan
yang dibuat konsumen bahwa produk mempunyai objek, atribut, dan manfaat.

2.8 Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Produk

Manajer harus menyadari bahwa kepercayaan terhadap objek, atribut, dan


manfaat menunjukkan persepsi konsumen, dan karena itu, umumnya kepercayaan
seorang konsumen berbeda dengan konsumen lainnya. Kepercayaan yang kita
katakan mewakili asosiasi yang konsumen bentuk di antara objek, atribut, dan
manfaat didasarkan atas proses pembelajaran kognitif. Seorang membentuk tiga jenis
kepercayaan, antara lain ;

1. Kepercayaan objek-atribut (object-attribute belief)

Pengetahuan bahwa sebuah objek memiliki atribut khusus disebut kepercayaan


objek-atribut. Kepercayaan objek atribut menghubungkan objek, seperti seorang,
barang, atau jasa, dengan atribut. Jadi kepercayaan bahwa sebuah kendaraan roda
empat dikendarai di jalan pedesaan merupakan kepercayaan objek-atribut. Melalui
kepercayaan objek-atribut, konsumen menyatakan apa yang mereka ketahui tentang
sesuatu dalam hal variasi atributnya.

2. Kepercayaan atribut-manfaat

Kepercayaan ini merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah


atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu. seseorang mencari
produk dan jasa yang akan menyelesaikan masalah-masalah dan memenuhi
9

kebutuhan mereka, atau dengan kata lain, memiliki atribut yang akan memberikan
manfaat yang dapat dikenal.

3. kepercayaan objek-manfaat

Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh


produk, orangl, atau jasa tertentu akan memberikan manfaat tertentu. Pada kendaraan
sport serbaguna, sebuah Ford Explorer atau Jeep Cherokee, konsumen akan memiliki
pandangan yang sangat baik tentang jalan.

2.9 Kepercayaan Konsumen dan Implikasi Manajerialnya

Kepercayaan yang dipunyai konsumen terhadap merek, korporasi, dan objek


lainnya dalam lingkungan konsumen memiliki beberapa implikasi manajerial yang
penting. Pertama-tama para manajer perlu menyadari bahwa kepercayaan konsumen
terrhadap atribut produk mungkin tidak sesuai dengan kenyataan. Selain itu, manajer
harus menyadari bahwa strategi pemosisian diferensiasi dan segmentasi dapat
didasarkan atas atribut sebuah merek. Studi atribut dan manfaatnya diterapkan juga
pada strategi segmentasi. Dalam apsar bisnis terdapat banyak kelompok konsumen
yang mencari manfaat produk secara spesifik. Setiap kelompok ini dapat menjadi
segmen yang penting bagi perusahaan untuk menargetkannya melalui segmentasi
manfaat. Segmentasi manfaat meliputi pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok
konsumen yang secara relatif homogen berdasarkan manfaat serupa yang dicari.

2.10 Pentingnya Atribut

Atribut sangat berbeda dalam hal kepentingannya bagi para konsumen.


Pentingnya atribut didefinisikan sebagai penilaian umum seseorang terhadap
signifikansi atribut atas produk atau jasa tertentu.

Empat unsur yang menentukan perhatian konsumen yuang diarahkan pada


sebuah atribut adalah sebagai berikut :
10

1. Karakteristik penerima pesan

Karakteristik penerima pesan yang memengaruhi perhatian adalah kebutuhan dan


nilai-nilai konsumen, dan yang lainnya adalah konsep-diri konsumen.

2. Karakteristik pesan

Karakteristik pesan dapat menarik perhatian konsumen terhadap atribut, dan


menyebabkan mereka mengalokasikan kapasitas kognitif pada atribut tersebut.
Karakteristik pesan juga dapat mempengaruhi pentingnya atribut ketika pengiklanan
mencoba menghilangkan pemasaran penggunaan sebuah produk.

3. Faktor-faktor yang memengaruhi peluang dan tanggapan penerima

Faktor-faktor ini menentukan seberapa luas seseorang harus memproses


informasi tentang sebuah atribut. Peluang tanggapan akan meningkat apabila
informasi tentang atribut diulang, dan konsumen tidak dikacaukan saat informasi
tentang atribut diproses.

4. Karakteristik produk

Salah satu karakteristik produk adalah kualitas yang dirasakan, dampak


penambahan fitur atau atribut baru terhadap merek yang inferior, lebih rendah atau
lebih tinggi. Hasilnya mengungkapkan bahwa atribut baru akan meningkatkan nilai
yang dirasakan dengan keberadaan yang lebih besar untuk meek yang berkualitas
rendah daripada yang berkualitas tinggi.

2.11 Harga sebagai Atribut

Harga merupakan salah satu atribut paling penting yang dievaluasi oleh
konsumen, dan manajer harus benar-benar menyadari peran tersebut dalam
pembentukan sikap konsumen. Pada kondisi tertentu konsumen sangat sensitif
11

terhadap harga sehingga harga suatu produk yang reatif lebih tinggi dibandingkan
para pesaingnya dapat mengeliminasi produk dari pertimbangan konsumen.

Teradapat lima dimensi negatif dan dua dimensi positif dari atribut harga yaitu :

1. peran negatif dari pertimbangan harga

a. sadar nilai (value conscious), keadaan di mana konsumen memperhatikan


rasio kualitas produk terhadap harga;

b. sadar harga (price conscious), keadaan di mana konsumen lebih


berfokus pada pembayaran harga yang lebih murah;

c. penawaran kupon, keadaan di mana konsumen menanggapi tawaran pembelian yang


melibatkan kupon;

d. penawaran penjualan, keadaan di mana konsumen menanggapi penawaran


pembelian yang melibatkan pengurangan harga sementara;

e. pakar harga, keadaan di mana konsumen menjadi sumber informasi


bagi orang lain tentang harga di pasar bisnis.

Peran positif dari pertimbangan harga

a. hubungan harga-mutu, keadaan di mana konsumen menggunakan harga


sebagai indikator mutu;

b. sensivitas prestise, keadaan di mana konsumen membentuk persepsi atribut


harga yang menguntungkan berdasarkan sensivitasnya terhadap persepsi orang lain
dari tanda-tanda status dengan harga yang lebih mahal

2. pembentukan sikap dan kepercayaan konsumen

Kepercayaan dan sikap terbentuk dengan dua cara yang berbeda. Pada formasi
langsung, kepercayaan dan sikap diciptakan tanpa terjadi keadaan lain sebelumnya.
12

Atau sebaliknya, di mana konsumen melakukan perilaku pembelian produk dan


kemudian membentuk kepercayaan serta sikap

Proses yang berbeda menyebabkan formasi langsung kepercayaan, sikap, dan


perilaku, dan proses tersebut berhubungan secara langsung dengan tiga perspektif
riset perilaku konsumen. Formasi kepercayaan berhubungan dengan perspektif
pengambilan keputusan. Jadi, kepercayaan dipandang sebagai sesuatu yang terutama
dibentuk melalui prinsip-prinsip pembelajaran kognitif.

3. penciptaan kepercayaan secara langsung

Formasi kepercayaan secara langsung terjadi ketika konsumen melakukan aktivitas


pemrosesan informasi. Informasi tentang atribut dan manfaat produk diterima dan
dikodekan ke dalam memori, dan kemudian dibuka kembali dari memori untuk
digunakan.

4. pembentukan sikap secara langsung

Sikap didefinisikan sebagai jumlah afeksi atau perasaan untuk atau terhadap
rangsangan objek, seperti orang, produk, perusahaan, atau ide. Tiga mekanisme
berikut menjelaskan bagaimana sikap terbentuk secara langsung:

a. proses pembelajaran perilaku dan formasi sikap, di mana sikap dapat diciptakan
melalui proses pembelajaran perilaku dari pengondisian fisik klasik, pengondisian
operan, dan pembelajaran observasional.

b. eksposur-nyata dan formasi sikap, di mana dengan metode ini perasaan positif
yang tercipta dengan eksposur berulang sering kali terjadi tanpa konsumen
mengetauhi atau merasakan secara sadar bahwa objek tersebut sudah dikenalnya.

c. suasana hati dan formasi sikap. Suasana hati juga memiliki dampak
langsung terhadap formasi sikap konsumen. Di sini telah ditemukan bahwa apabila
13

konsumen pada awalnya diekspos pada sebuah objek, suasana hati mereka pada suatu
saat akan memengaruhi sikap yang mereka bentuk terhadap objek.
14

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sikap adalah suatu mental dan saraf yang berkaitan dengan kesiapan untuk
menanggapi diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang
mengarahkan dan/atau dinamis terhadap perilaku.

Sikap konsumen merupakan tanggapan perasaan konsumen yang bisa berupa


perasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu, misalnya bagaimana sikap
konsumen terhadap kinerja produk, bagaimana sikap konsumen terhadap merek
perusahaan, bagaimana sikap konsumen terhadap harga produk, bagaimanan sikap
konsumen terhadap iklan produk perusahaan yang ditayangkan di TV, dan
sebagainya.Ada tiga komponen sikap, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Sedangkan
kepuasan konsumen merupakan perasaan senang seseorang yang berasal dari
pebandingan antara kesannya terhadap kinerja produk yang riil/aktual dengan kinerja
produk yang diharapkan.

Kepercayaan konsumen adalah kekuatan pengetahuan yang dimiliki oleh


konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen bahwa produk mempunyai
objek, atribut, dan manfaat. Kepercayaan yang dipunyai konsumen terhadap merek,
korporasi, dan objek lainnya dalam lingkungan konsumen memiliki beberapa
implikasi manajerial yang penting.
15

DAFTAR PUSTAKA

Ariely, D. Dan Zauberman, G. 2006. “Hedonic versus Informational Evaluations:


Task Dependent Preferences for Sequences of Outcomes”. Journal
ofBehavioral Decision Making, 19, 191-211. Dipublikasikan online 21 Juni
2006 di Wiley InteScience (www.interscences.wiley.com).
Jones, Kevin Lance. 2008. Introduction to Consumer Behavior. New York City: New
York University.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Buku 2. Diadaptasi oleh
A.B. Susanto. 2001. Jakarta: Salemba Empat.
Sopiah dan Etta Mamang, S. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: ANDI OFFSET

Anda mungkin juga menyukai