Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teori dan konsep perubahan sangat penting dalam dunia keperawatan, karena
dalam teori dan konsep kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan
dengan keseluruhan perubahan manusia dan lingkungan sekitar. Suatu perubahan sangat
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, apalagi jika seorang perawat berhasil
menerapkan teori dan konsep perubahan dengan baik dalam masyarakat.

Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta
tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa
berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi
ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat
memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit dan
eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam
kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan
sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah.

Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang


lain dan memecahkan masalah. Keperawatan yang sedang berada pada proses
profesionalisasi terus berusaha membuat atau merencanakan perubahan. Adaptasi
terhadap perubahan telah menjadi persyaratan kerja dalam keperawatan. Personal
keperawatan bekerja untuk beberapa pimpinan, termasuk klien dan keluarganya, dokter,

1
manajer keperawatan, perawat pengawas dan perawat penanggung jawab yang berbeda
dalam tiap ship. Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa
kali dalam satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang menjadi
perawat klinik, kadang menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang berbeda.

Sebagai perawat pelaksana maupun sebagai manajer keperawatan kita perlu


membuat perubahan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Perawat tentu saja berharap perubahan tersebut
jangan sampai menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya perawat perlu
mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teori berubah?

2. Bagaimana cara menerapkan teori berubah menurut Roger?

3. Mengapa kita harus dapat menerapakan konsep berubah serta bagian-bagiannya


dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat?

1.3. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui teori perubahan menurut Roger.

b. Untuk mengetahui konsep berubah yang ada dalam pelayan kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Perubahan

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide yang menyusun suatu rangka konseptual atau model keperawatan.

Perubahan merupakan suatu proses di mana terjadinya peralihan atau


perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status tetap yang bersifat dinamis , artinya
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada , perubahan dapat mencakup
keseimbangan personal sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan peribadian
atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai
tujuan tertentu.

`Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang direncanakan yaitu suatu


usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan
adaptasi pada perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal maupun internal untuk
mencapai sasaran baru. Banyak definisi pakar tentang berubah, dua diantaranya yaitu :
1. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987) 2. Berubah merupakan proses
yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi (Brooten,1978)

3
Perkembangan profesi keperawatan tidak terlepas dari konsep perubahan yang
dimiliki oleh para praktisi, akademisi atau seseorang yang masih ingin mengembangkan
keperawatan, yang memiliki keyakinan dan teori perubahan yang ingin dimilkinya.
Sebagai gambaran dalam merubah profesi keperawatan kearah yang lebih profesional.

2.2. Fungsi Perubahan

Adapun fungsi dari perubahan ialah :

1. Perubahan ditujukan untuk menyelesaikan masalah.

2. Perubahan ditujukan untuk membuat prosedur kerja lebih efisien.

3. Perubahan ditujukan untuk mengurangi kegiatan yang tidak penting.

2.3. Teori Perubahan Menurut Roger

Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap


perubahan dengan menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam
perubahan dan lingkungan dimana perubahan tersebut dilaksanakan. Roger menjelaskan
5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi, mencoba, dan
penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial
and Adoption). Menurut Roger E untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada ada

4
langkah yang di tempuh seningga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat
tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :

1. Tahap awarness

Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan
perubahan di perlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran
untuk berubah. Maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.

2. Tahap interest

Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap
perubahan yang dikenal. Timbul minat yang mendorong dan menguatkan kesadaran
untuk berubah.

3 Tahap evaluasi

Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap suatu yang baru agar tidak terjadi hambatan
yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan
tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.

4 Tahap trial

Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap suatu yang baru atau hasil perubahan
dengan harapan suatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi atau
situasi yang ada dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.

5
5 Tahap adoption

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan
terhadap suatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari
suatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

Tahap berubah menurut Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan


terhadap perubahan lebih kompleks dari tahap yang dijabarkan Lewin (1951). Terutama
pada setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau
menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima,mungkin saja suatu saat akan ditolak
setelah perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat keberadaannya.

Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang


terlibat, tertarik, dan berupaya selalu untuk berkembang dan maju serta mempunyai
suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya.

2.4. Sifat dan Proses Perubahan

Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan diri konsep atau ide
terbaru, Menurut Lancaster tahun 1982, proses perubahan memiliki tiga sifat
diantaranya perubahan bersifat berkembang , spontan dan di rencanakan.

1. Perubahan bersifat berkembang

Sifat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang baik pada
individu, kelompok atau masysrakat secara umum , proses perkembangan ini dimulai

6
dari keadaan atau yang paling besar menuju keadaan yang optimal atau matang ,sebagai
mana dalam perkembangan manusia sebagai mahluk individu yang memiliki sifat yang
selalu berubah dalam tingkat perkembangan nya.

2. Perubahan bersifat spontan

Sifat perubahan ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat memberikan respon
tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak
manusia yang tidak diramalkan atau diprediksi hingga sulit untuk di antisipasi seperti
perubahan keadaan alam, tanah longsor banjir dll. Semuanya akan menimbulkan terjadi
perubahan baik dalam diri, kelompok atau masyarakat bahkan pada sistem yang
mengaturnya.

3. Perubahan bersifat direncanakan

Perubahan bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau


masyarakat yang ingin mengadakan perubahan yang kearah yang lebih maju atau
mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan yang sebelumnya,
sebagaimana perubahan dalam sistem pendidikan keperawatan di Indonesia yang selalu
mengadakan perubahan sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan sistem
pelayanan kesehatan pada umumnya.

7
2.5. Tipe Perubahan

Perubahan merupakan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang,


kelompok atau masyarakat yang belum memahami makna perubahan. Tipe-tipe
perubahan sebagai berikut:

a. Tipe indoktrinasi

Suatu perubahan yang lakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang menginginkan
pencapaian tujuan yang di harapkan dengan cara memberi doktrin atau menggunakan
kekuatan sepihak untuk dapat berubah.

b.Tipe paksaan atau kekerasan

Merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau kekerasan pada


anggota atau seorang dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana

c. Tipe teknokratik

Merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan
yang di harapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk
membantu mencapai tujuan.

d. Tipe interaksional

Merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang berintraksi


satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang harapkan dari perubahan.

8
e. Tipe sosialisasi

Merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan kerja sama
dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan
yang hendak dicapai.

f. Tipe emultif

Merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral dengan tidak


merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguh perubahan ini dapat
dilakukan pada system diorganisasi yang bawahannya berusaha.

g.Tipe alamiah

Perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan
dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan maka seseorang ingin
mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendara dan lain sebagainya.

2.6. Proses Terjadinya Perubahan

Dalam proses perubahan akan terjadi sebuah siklus. Siklus dalam sistem
perubahan tersebut itulah yang dinamakan sebuah proses yang akan menghasilkan
sesuatu dan berdampak pada sesuatu. Dalam proses perubahan terdapat komponen yang

9
satu dengan yang lain dapat mempengaruhi seperti perubahan perilaku sosial ,
perubahan structural dan intitusional dan perubahan teknologi.

Proses perubahan dapat saling mempengaruhi komponen yang ada, sebagaimana


contoh dengan adanya penemuan teknologi tepat guna,maka di masyarakat akan terjadi
perubahan dalam perilaku sosial kemungkinan masyarakat akan menggunakan dari
teknologi yang dihasilkan. Perilaku sosial di masyarakat akan dapat berubah struktural
institusional dari sistem organisasi yang ada di masyarakat.

2.7. Motivasi Dalam perubahan

Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan dan memiliki sifat
berubah, mengingat berubah merupakan salah satu bagian dari kebutuhan manusia.
Berubah timbul karena adanya suatu motivasi yang ada dalam diri manusia. Motifasi
timbul karena ada tuntutan kebutuhan dasar manusia sedang kebutuhan dasar manusia
yang dimaksud antara lain:

a. Kebutuhan fisiologis seperti makanan, minum, tidur, oksigenasi dan lain-lain


yang secara fisiologis dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidupnya,
berdasarkan kebutuhan tersebut, manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya
dengan jalan memenuhi atau selalu mengadakan perubahan.

b. Kebutuhan aman. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapat


jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya yang ada sehingga
manusia selalu ingin memenuhinya dengan jalan mengadakan perubahan untuk

10
mempertahankan kebutuhan tersebut, seperti mendapatkan pekerjaan yang tetap,
bertempat tinggal yang aman dan lebih baik

c. Kebutuhan sosial. Ketentuan ini mutlak diperlukan karna manusia tidak akan
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga untuk memenuhi kehidupan
sosialnya manusia selalu termotivasi untuk mengadakan perubahan dalam memenuhi
kebutuhan seperti mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan.

d. Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mengadakan


penghargaan dimata masyarakat akan prestasi, status dan lain-lain untuk manusia akan
termotivasi untuk mengadakan perubahan.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, Kebutuhan perwujudan agar diakui masyarakat akan


kemampuannya dan potensi yang dimiliki, akan motivasi seseorang untuk memacu diri
dalam memenuhi suatu kebutuhan.

Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama,


kebutuhan untuk melakukan kontrol dalam mendapatkan pengaruh dari lingkungan
dalam menjalankan sesuatu dan kebutuhan untuk dikasihi dapat menjadikan motivasi
tersendiri dalam mengadakan perubahan.

11
2.8. Tahap Pengelolaan Perubahan

Pengelolaan perubahan menjadi kompetensi utama bagi manajer perawat saat


ini. Ketidakefektifan penerapan perubahan akan berdampak buruk terhadap manajer,
staf, dan organisasi serta menghabiskan waktu dan dana yang sia-sia. Pegawai ingin
belajar perubahan dari pimpinan. Bolton et al. (1992) menjelaskan 10 tahap pengelolaan
perubahan organisasi sebagaimana pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.2 tahap pengelolaan perubahan (bolton et. Al., 1992)

Tahap Penjelasan

Mendefinisikan tujuan perubahan dengan melakukan pengkajian kepada

1 orang yang layak, menguji dokumen, dan menulis bahan-bahan yang

sudah dikembangkan, dan secara konsisten menatap kedepan sesuai

visi yang telah ditetapkan.

2 Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan perubahan dengan rencana

strategis organisasi.

3 Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan orang lain akan

dengan senang hati terlibat didalamnya.

Menentukan siapa yang akan memimpin perubahan. Pemimpin

4 harus mengomunisasikan visi secara evektiv kepada setiap orang

dimasing-masing tatanan. Jabatan organisasi dan berperan sebagai

12
pelatih, mentor, pendengar, dan mendukung kerja kelompok.

5 Memfasilitasi komitmen semua pihak yang terlibat (stakeholders).

6 Mengidentifikasi instrumen tujuan yang spesifik yang dapat

dipergunakan sebagai tolak ukur pencapaian perubahan.

Membangun suatu tim kerja yang solid. Tim kerja tersebut harus

7 mempunyai tanggung jawab yang jelas, mampu berkomunikasi dengan

yang lainya, dan juga mampu melakukan negosiasi dan penyelesaian masalah.

Melibatkan semua tim kesehatan yang turut serta dalam praktik

8 keperawatan profesional kepada pasien. Tim tersebut harus mendukung

dan terlibat dalam perubahan yang diharapkan oleh organisasi.

9 Belajar dari kesalahan masa lalu untuk mengindari kesalahan yang sama.

10 Mengajarkan kepada kelompok kerja tentang proses interaksi perencanaan

yang baik. Selalu mengembang sesuatu yang komprehensif.

Dengan mengomunikasikanya secara terus-menerus.

2.9. Pedoman Untuk Pelaksanaan Perubahan

Untuk terlaksananya suatu perubahan, maka hal-hal yang tersebut dibawah ini
dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan perubahan.

13
1. Keterlibatan

Tidak ada seorang pun yang mengetahui semuanya. Menghargai kemampuan


dan pengetahuan orang lain serta melibatkanya dalam perubahan merupakan langkah
awal kesuksesan perubahan. Orang akan bekerja sama dan menerima pembaharuan jika
mereka menerima suatu informasi tanpa ancaman dan bermanfaat bagi dirinya.

2. Motivasi

Orang akan terlibt aktif dalam pembaharuan jika mereka termotivasi. Motivasi
tersebut akan timbul jika apa yang sudah dilakukan bermanfaat dan dihargai.

3. Perencanaan

Perencanaan ini termasuk jika sistem tidak bisa berjalan secara efektif dan
perubahan apa yang harus dilaksanakan.

4. Legitimasi

Setiap perubahan harus mempunyai aspek legal yang jelas, siapa yang
melanggar, dan dampak apa yang secara administratif harus diterima olehnya.

14
5. Pendidikan

Perubahan pada prinsipnya adalah pengulangan belajar atau pengenalan cara


baru agar tujuan dapat tercapai.

6. Manajemen

Agen pembaharu harus menjadi model dalam perubahan dengan adanya


keseimbangan antara kepemimpinan terhadap orang dan tujuan/produksi yang harus
dicapai.

7. Harapan

Berbagai harapan harus ditekankan oleh agen pembaharu: hasil yang berbeda
engan sebelumnya direncanakan; terselesaikanya masalah-masalah diinstitusi
kepercayaan dan reaksi yang positif dari staf.

8. Asuh (nurturen)

`Bimbingan dan dukungan staf dalam perubahan. Orang memerlukan suatu


bimbingan dan perhatian terhadap apa yang telah mereka lakukan, termasuk konsultasi
terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.

9. Percaya

Kunci utama dalam pelaksanaan perubahan adalah berkembangnya rasa percaya


antar tim. Semua yang terlibat harus percaya kepada agen pembaharu dan agen
pembaharu juga harus percaya kepada staf yang terlibat dalam perubahan.

15
2.10. Change Agen

Dalam perkembangan karier profesional, setiap individu akan terpanggil untuk


menjadi agen pembaharu. Menjadi agen pembaharu akan menjadi hal yang sangat
menarik dan menyenangkan sebagai bagian dari peran profesional. Keadaan tersebut
akan terjadi, jika anda merespons setiap perubahan yang terjadi di sekeliling anda
(vestal, 1999).

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengontrol perilaku anda dan
bagaimana cara anda mengelola perubahan. Anda dapat memilih sebagai pionir,
penjelajah, dan seseorang yang berpikiran positif, serta pelaku dengan motivasi yang
tinggi. Anda dapat mengawali proses perubahan dengan mengurangi / menghilangkan
hambatan-hambatan dan memulainya setahap demi setahap. Hal ini tidak berat untuk
melihat perawat dapat mengentrol prilaku tersebut, sehingga perawat akan menjadi
pemimpin yang baik pada masa depan.

Untuk menjadi seorang agen pembaharu yang efektif, anda perlu menjadi bagian
dari perubahan dan tidak menjadi orang yang resisten terhadap perubahan, berpartisipasi
aktif dalam perubahan yang sedang berlangsung akan menjadikan peran anda menjadi
lebih bermakna dikemudian hari.

Menyelesaikan setiap fenomena yang terjadi dan memilih hal-hal yang akan
diubah. Perubahan bukan hanya hal-hal yang mudah, tetapi juga hal-hal yang
memerlukan suatu tantangan. Sebagaimana orang bijak mengatakan ”siapa saja bisa

16
berhasil menyeberangi dilaut yang terang, tetapi keberhasilan menyeberangi ombak
akan mendapatkan penghargaan yang sesungguhnya”.

4. Hadapilah setiap perubahan dengan senang dan penuh humor.

Yakinkan bahwa perubahan bahwa perubahan adalah hal yang menantang dan
menjadi agen pembaharu akan lebih sulit. Jika anda menjadi stres karena terlalu serius
dalam perubahan tersebut, maka anda akan mengalami gangguan kesehatan. Keadaan
tersebut berdampak buruk terhadap diri anda sendiri dan institusi tempat anda bekerja.

Selalu berpikiran kedepan dari pada hanya merenungi hal-hal yang sudah terjadi
pada masa lalu (fix, the past). Berpikirlah suatu cara terbaru dan kesempatan untuk
terlaksananya suatu perubahan. Belajar dari kesalahan, dan berpikir terus kedepan akan
menjadikan anda seorang agen pembaharu yang sukses. Hal yang harus disadari adalah
bahwa apa yang akan anda lakukan sekarang belum tentu dapat dipetik manfaatnya pada
saat ini. Oleh karena itu, kesuksesan dalam perubahan harus disertai langkah-langkah
antisipatif untuk kesuksesan institusi di masa depan.

17
2.11. Respon Terhadap Suatu Perubahan

Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator


dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga
dipandang sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya
penghargaan yang selama ini didapat. Apakah seseorang memandang perubahan sebagai
suatu hal yang penting atau negatif. Umumnya dalam perubahan sering muncul
resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan dalam berbagai tingkat dari orang
yang mengalami perubahan tersebut.Menolak perubahan atau mempertahankan status
quo ketika berusaha melakukan perubahan, bisa saja terjadi. Karena perubahan bisa
merupakan sumber stress. Oleh karenanya timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering
didasarkan pada ancaman terhadap keamanan dari individu, karena perubahan akan
mengubah perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah maka harus diberitahukan mengenai dampak yang mungkin timbul akibat
perubahan. Faktor-faktor yang akan merangsang penolakan terhadap perubahan
misalnya, kebiasaan,kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego.
Orang-orang biasanya takut berubah karena kurangnya pengetahuan, prasangka yang
dihubungkan dengan pengalaman dan paparan dengan orang lain serta ketakutan pada
perlunya usaha yang lebih besar untuk menghadapi kesulitan yang lebih tinggi.
Perubahan memang menuntut investasi waktu dan usaha untuk belajar kembali. Bila
keperawatan yang sekarang berada pada proses profesionalisasi untuk menjadi sebuah
profesi yang mandiri takut atau tidak siap dengan perubahan dan dampak yang mungkin
ditimbulkannya, bagaimana profesionalisasi itu akan terjadi? Beberapa contoh
ketakutan yang mungkin dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain : 1. Takut
karena tidak tahu. 2. Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian
yang terkait dengan pekerjaannya. 3. Takut karena kehilangan kepercayaan /
kedudukan. 4. Takut karena kehilangan imbalan. 5. Takut karena kehilangan
penghargaan, dukungan dan perhatian orang lain.

18
2.12. Perubahan Dalam Keperawatan

Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring


dengan kemauan dan teknologi. Aplikasi perawat dalam perubahan antara lain:

1. Memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan untuk selalu berubah


kearah kemandirian.

2. Melakukan perubahan kearah yang professional.

3. Memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam


penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek
keperawatan.

4. Mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan.

5. Menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawab.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan teori pada bab II maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide yang menyusun suatu rangka konseptual atau model keperawatan.

2. Teori dan konsep perubahan sangat penting dalam dunia keperawatan, karena
dalam teori dan konsep kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan
dengan keseluruhan perubahan manusia dan lingkungan sekitar.

3. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang direncanakan yaitu suatu


usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan
adaptasi pada perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal maupun internal untuk
mencapai sasaran baru.

4. Menurut Roger ada 5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan,


evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness,
Interest, Evaluation, Trial and Adoption).

20
5. Untuk terlaksananya suatu perubahan, maka hal-hal yang tersebut dijadikan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan perubahan yaitu keterlibatan, motivasi, perencanaan,
legitimasi, pendidikan, manajemen, harapan, asuh (nurturen), percaya

3.2 Saran

1. Bagi mahasiswa diharapkan untuk dapat memahami konsep dan teori perubahan
menurut Roger.

2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan konsep perubahan pada


pelayanan keperawatan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, Aziz. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya:


Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Gunadarma University. 2009. Teori Humanistik Carl Rogers. (Online)


(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/teori-humanistik-carl-rogers/ diakses pada
22 Januari 2019, pukul 19.30)

Wikipedia. 2018. Carl Rogers. (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Carl_Rogers


diakses pada 22 Januari 2019, pukul 19:45)

22

Anda mungkin juga menyukai