Anda di halaman 1dari 3

METAFISIKA

Istilah metafisika berasal dari bahasa yunani “meta physica” sesudah fisika. Metafisika
dapat diartikan sebagai upaya untuk mengkarakteristikan eksistensi atau realitas sebagai suatu
keseluruhan. Akan tetapi, metafisika adalah suatu pembahasan filsafat yang bersifat luas
mengenai seluruh realitas atau tentang segala sesuatu yang ada. Pada umumnya persoalan-
persoalan metafisis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bagian, yaitu ontologi (metafisika
umum), kosmologi, dan antropologi.
a) Persoalan Ontologi misalnya: Apa yang dimaksud dengan, keberadaan atau eksistensi itu?
Bagaimanakah penggolongan keberadaan atau eksistensi?
b) Persoalan-persoalan kosmologis (alam), persoalan yang beltalian dengan asal-mula,
perkembangan dan struktur alami Misalnya: Jenis aturan apa yang ada dalam alam? Apa
hakikat hubungan sebab dan akibat? Apakah waktu itu dan perubahan?
c) Persoalan-persoalan antropologi (manusia) misalnya: Bagaimana hubungan dengan alam
dan sesamanya? Apakah manusia itu memiliki kebebasan kehendak atau tidak?

Ada 3 teori ontopologis yang terkenal, yaitu:


 Idealisme, teori ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang tampak dan berwujud
nyata dalam alam indrawi hanya merupakan gambaran atau bayangan dari
sesungguhnya, dengan kata lain realitas yang sesungguhnya bukanlah yang kelihatan
melainkan yang tidak kelihatan.
 Materialisme, Suatu pandangan metafisik yang menganggap bahwa tidak ada hal yang
nyata selain materi. Bahkan pikiran dan kesadaran hanyalah penjelmaan dati mateli
dan dapat dikembalikan pada unsurunsur fisiko Mateli adalah sesuatu hal yang
kelihatan, dapat diraba, berbentuk, menempati mango Hal-hal yang bersifat kerohanian
seperti fikiran, jiwa, keyakinan, l'asa sedih dan rasa senang, hanyala.h ungkapan proses
kebendaan. Tokoh-tokohnya adalah :
a. Demokritos (460-370 SM), mengatakan bahwa seluruh realitas tidak hanya satu,
melainkan terdiri dari banyak unsur dan unsur-unsur itu tidak terbagi maka disebut
atom.
b. Thomas Hobbes (1588-1679), berpendapat bahwa seluruh realitas adalah materi
yang tidak bergantung pada pada gagasan dan pikiran kita.
c. Ludwig Andreas F. (1804-1817), menekankan bahwa materi haruslah menjadi titik
pangkaldari segala sesuatu.
 Dualisme, teori ini mengajarkan bahwa realitas terdiri dari material dan mental.

Kosmologi
Kosmologi berasal dari bahasa yunani, yang dimana kosmos berarti dunia atau
ketertiban yang merupakan lawan dari chaos (tidak tertib) sedangkan logos berarti ilmu. Jadi,
kosmologi adalah percakapan tentang duna atau alam dan ketertiban yang paling fundamental
dari seluruh realitas. Kosmologi memandang alam sebagai sesuatu totalitas dari fenomena
dan berupaya untuk memadukan pendapat metafisika dengan bukti empiris ilmiah didalam
suatu kerangka yang berhubungan.

Teologi metafisik
Dikenal dengan nama theodiceae, sebenarnya hanya membahas dan membenarkan
kepercayaan kepada Allah Yang Maha Kuasa ditengah-tengah realitas kejahatan yang
merajela di dunia ini. Apabila Allah dilepaskan dari kepercayaan agama, maka hasil yang
diperoleh bisa menimbulkan kemungkinan berikut ini.
 Allah tidak ada
 Tidak dapat dipastika apakah Allah itu ada atau tidak
 Allah ada tanpa harus dibuktikan secara rasional
 Allah ada dengan bukti rasional
Bukti- bukti rasional yang dijelaskan dari beberapa filsuf terkenal, yaitu:
 Argumen ontologis, semua manusia memiliki pemikiran tentang Allah.
 Argumen kosmologis, setiap akibat pasti punya sebab.
 Argumen teleologis, segala sesuatu ada tujuannya.
 Argumen moral, manusia bermoral karena dapat membedakan yang baik dan buruk.

Filsafat stoa yang panteistis mengajarkan bahwa segala sesuatu dijadikan kekuatan ilahi,
yaitu kekuatan alam. Filsafat panteistis Benedictus (Baruch) Spinoza (1632-1677)
mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada adala Allah dan tidak ada sesuatu apapun yang
tidak ada pada Allah. David hume (1711-1776) menegaskan bahwa tidak ada bukti yang
benar-benar nyata yang dapat membuktikan bahwa Allah ada dan bahwa Allah yang
menciptakan dunia ini.

Filsafat Antropologi
Phytagoras mengajarkan keabadian jiwa manusia dan perpindahan kedalam jasad
hewan apabila manusia telah mati.
a) Demokritos (460-370 SM) mengajarkan bahwa manusia adalah materi. Jiwapun adalah
materi yang terdiri dari atom-atom khusus yang bundar, halus dan licin, oleh sebab itu
tidak saling mengikat satu sama lain.
b) Plato (428-348 SM) mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Karena
terpengaruh nafsu jiwa manusia terpenjara dalam tubuh. Karena tubuh penuh dengan
berbagai kejahatan.
c) Aristoteles (384-322 SM) menyatakan bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan.
d) Dualisme Descartes (1596-1650) menegaskan bahwa tubuh dan jiwa adalah dua hal yang
sangat berbeda dan harus dipisahkan.
e) George Berkeley (1685-1753) berpendapat bahwa jiwa manusia adalah pusat segala
realitas yang tampak. Jadi, kebenaran sesuatu itu tergantung pada yang melihat dan yang
merasa. Yang melihat dan yang merasa itu adalah yang hadir dalam tubuh manusi yaitu
roh.
f) Feurbach, mengajarkan bahwa dibalik alam tidak ada Allah, karena terliha jelas bahwa
feurbach adalah seseorang materialis karena ia menyangkal segi rohani manusia. Ia
menyatakan bahwa manusia bukan mesin yang diajarkan oleh penganut materialisme.

SUMBER PUSTAKA : JAN HENDRIK RAPAR, Buku Pengantar Filsafat.


Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai