Anda di halaman 1dari 3

GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING (NIHL)

A. Definisi
Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss)
ialah gangguan yang disebabkan akibat terpajan oleh bising yang cukup
keras dalam jangka waktu yang cukup lama, dan biasanya diakibatkan oleh
bising dilingkungan kerja. Sifat ketuliannya adalah tuli sensorineural
(persepsi) koklea dan pada umumnya pada kedua telinga.
Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Secara
audiologik bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai
frekuensi. Bising yang intensitasnya 86 desibel (dB0 atau lebih dapat
mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran corti di telinga
dalam. Yang sering mengalami kerusakan adalkah alat corti untuk resptor
bunyi yang berfrekuensi 3000 Hz sampai dengan 6000Hz yang terberat
kerusakan alat corti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi 4000Hz.
Pada mulanya, pengaruh kebisingan pada pendengaran bersifat
sementara dan pemulihan terjadi secara cepat apabia kerja di tempat bising
dihentikan. Tetapi paparan kebisingan yang terjadi secara terus-menerus,
menyebabkan kehilangan daya pendengaran yang menetap yang tidak
pulih disebut kehilangan daya dengar permanen.
Tabel 1. Batas pajanan bising yang diperkenankan sesuai Menteri
tenaga Kerja 1999.
B. Etiologi
Factor yang mempengaruhi pemaparamn kebisingan
1. Intensitas kebisingan
2. Frekuensi kebisingan
3. Lamanya waktu pemaparan bising
4. Kerentanan individu
5. Jenis kelamin
6. Usia
7. Kelainan ditelinga tengah
Banyak hal yang mempermudah seorang menjadi tuli akibat
terpajan bising, antara lain intensitas bising yang lebih tinggi,
mendapat pengobatan yang bersifat racun terhadap telinga (obat
ototoksik) seperti streptomisin, kanamisin,garamisin ( golongan
amino glosida), kina, asetosal, dan lain-lain.

C. Epidemiologi
Gangguan pendengaran disebabkan oleh sebagian paparan
kebnisingan yang berlebihan di tempat kerja atau selama bekerja sehingga
mengenai sebagian besar pekerja industri dan remaja. Tetapi saat ini kita
semua rentan terhadap kebisingan yang disebabkan gangguan
pendengaranakibat penggunaan ponsel yang berlebihan dan berat
kebisingan lalu lintas di kota-kota.
Kebisingan merupakan stressor tyang mengenai pendengaran
(auditory stressor) dan dapat menyebabkan ganggua terhadap kesehatan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Health Organization (WHO)
tahun 2004, tingginya kadar kebisingan kerja menjadi masalah di seluruh
wilayah dunia, di Amerika Serikat lebih dari 30 juta pekerja terpapar
kebisingan berbahaya dan di jerman 4-5 juta orang (12-15% dari tenaga
kerja- 15% dari tenaga kerja) terpapar kebisingan.
Menurut Kesehatan dan Keselamatan Kerja Administrasi (OSHA),
5-10 juta orang Amerika beresiko untuk kebisingan yang disebabkan
gangguan pendengaran (NIHL) karena mereka terkena suara keras lebih
dari 85 dBA secara terus-menerus di tempat kerja.pada 48 juta orang
Amerika juga terlibat dalam olahraga menembak, penyebab paling umum
dari non kerja NIHL ( Sociacusis). Dobie melaporkan bahwa 1,8% dari
laki-laki Amerika telah handicapping NIHL.
Dari jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan yang
dilaporkan memiliki gangguan pendengaran suara yang diinduksi (NIHL).
Dari usia tidak ada perbedaan yang jelas ada antara individu muda dan tua
dalam kerentanan mereka kehilangan suara yang diinduksi pendengaran
(NIHL).
Awal studi epidemiologi gangguan pendengaran yang disebabkan
oleh bising mengeksplorasi adanya hubungan atau factor risiko antara
pekerjaan, paparan tingkat kebisingan dan derajat gangguan pendengaran.
Di Amerika serikat sekitar 10 juta orang dewasa dan 5,2 juta anak sudah
menderita gangguan pendengaran akibat bising dan 30 juta lebih lainnya
dapat terkena dampak bising yang berbahaya setiap harinya.
Survey terakhir dari Multi Center Study (MCS) juga menyebutkan
bahwa Indonesia merupakan salah satu dari empat negara di Asia
Tenggara dengan prevalensi gangguan pendengaran cukup tinggi, yakni
4,6% sementara tiga negara lainnya yakni Sri lanka (8,8%), Myanmar
(8,4%), dan india (6,3%). Menurut studi tersebut prevalensi 4,6% sudah
bias menjadi referensi bahwa gangguan pendengaran memiliki andil besar
dalam menimbulkan masalah social di tengah masyarakat.

D. Patogenesis
Tuli akibat bising mempengaruhi organ corti di koklea terutama sel-sel
rambut. Daerah yang pertama terkena adalah sel-sel rambut luar yang
menunjukan adanya degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas
dan lama paparan. Stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang
kaku sehingga mengurangi respon terhadap stimulasi.

Anda mungkin juga menyukai