Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Asuhan Keperawatan Kolik Abdomen


(Konsep Dasar Keperawatan II)

Dosen Pembimbing :

Ns.Jetty Mongdong. S.Kep.,M.M.Kes

Disusun Oleh :

Enjelika Julieta Tampi

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

FAKULTAS KEPERAWATAN

TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Kolik Abdomen”.

Saya menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan tenaga keperawatan pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2


2.1 DEFINISI .................................................................................................... 2
2.2 ETIOLOGI .................................................................................................. 2
2.3 MANIFESTASI KLINIS .............................................................................. 2-3
2.4 MASALAH YANG LAIN MUNCUL ........................................................... 3
2.5 DISCHARGE PLANNING .......................................................................... 3
2.6 PATOFISIOLOGI, PATHWEY DAN ASKEP ............................................. 3-11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12
3.2 Penutup ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tibatiba dan kadang
hilang dan merupakan variasi kondisi dariyang sangat ringan sampai yang bersifat
fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92). 2. Colic Abdomen adalah gangguan pada aliran
normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). 3. Obstruksi terjadi ketika
ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi
peristaltiknya normal (Reeves, 2001) Anatomi Gaster terletak melintang dari kiri ke
kanan melintasi abdomen bagian atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan
kosong gaster berbentuk huruf J, gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai
sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat pengisian dan
pengosongan lambung. Gaster berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara
anatomis dan visuil sulit dibedakan dari jejenum dan ileum, hanya saja panjang
duodenum, kira-kira 25 cm dan berakhir pada ligmen-ligmen treltz berupa sebuah
ligamen yang berjalan dari sisi kanan diafragma dekat hiafus esophagus dan melekat
pada perbatasan duodenum dan jejenum. Sisa dari usus halus adalah jejenum ¾
bagian akhir disebut ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri,
sedangkan ileum dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium
keduodenum, maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal valve, yang mencegah
berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus halus.

1.2 Tujuan
1. Agar dapat menambah wawasan para pembaca
2. Untuk mempermudah dalam mempelajari asuhan keperawatan

1.3 Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit kolik abdomen
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit kolik abdomen
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penderita kolik abdomen
4. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit kolik abdomen

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (Nettina, 2001) obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001).

2.2 ETIOLOGI
Mekanis :
1. Adhesi/perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi mekanik)
2. Karsinoma
3. Volvulus
4. Intususepsi
5. Obstipasi
6. Polip
7. Striktur

Fungsional (non mekanik) :

1. Ileus paralitik
2. Lesi medulla spinalis
3. Enteritis regional
4. Ketidakseimbangan elektrolit
5. Uremia

2.3 MANIFESTASI KLINIS


1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah
empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi
terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
2. Mekanika sederhan – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, muntah – sedikit atau tidak
ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat,
nyeri tekan difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus
minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya
kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;
distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dan nyeri
tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau
berdarah atau mengandung darah samar.

2
Pemeriksaan Penunjang

1. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.


2. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmoid yang tertutup.
3. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan
peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pancreas oleh lipatan usus.
4. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolic.

Penatalaksaan

1. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.


2. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan, selamg dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien
berbaring miring ke kanan.
3. Implementasikan pengobatan untuk syok dan peritonitis.
4. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik,
ileus paralitik, atau infeksi.
5. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
6. Ostomi barrel – ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
7. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus
dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.

2.4 MASALAH YANG LAIN MUNCUL


1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (peningkatan kontraksi organ).
2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d perubahan kadar elektrolit dalam
serum (muntah).
3. Resiko cidera b.d orientasi afektif, penurunan hemoglobin, trombositopeni,
hipoksia jaringan.
4. Resiko infeksi b.d proses inflamasi.
5. Gangguan rasa nyaman b.d nyeri karena tarikan, kontraksi berlebihan.

2.5 DISCHARGE PLANNING


1. Mengurangi mengkonsumsi makanan yang pedas.
2. Tidak mengkonsumsi makanan yang asem.
3. Tidak mengkonsumsi mie instant.
4. Menghindari mengkonsumsi sayuran tertentu misalnya, kol, sawi.
5. Menghindari melakukan aktivitas yang berat.

2.6 PATOFISIOLOGI
Penyebab kolik menyebabkan inflamasi obstruksi dan perdarahan di abdomen. Dari
hal tersebut abdomen menjadi tak nyaman dan timbul rasa nyeri, nyeri tersebut
diakibatkan penyebab tersebut. Hal ini dapat menimbulkan banyak masalah yang
dapat mengganggu pasien.

3
PATHWAY

Apendisitis akut Hernia strangulate Kehamilan ektopik


Kolesistitis akut Hernia inkarserata Aneurisma yang pecah
Pancreatitis akut Volvulus usus Perdarahan limpa, hati
Perforasi organ dalam

Peradangan Obstruktif
K
Perdarahan

Hambatan pasase Peningkatan


Resiko infeksi
dalam organ regangan/tarikan, organ
kontraksi berlebih

Mual, muntah Peningkatan Merangsang


tekanan intra peritoneum
luminer viseral

Resiko Nyeri viseral


ketidakseimban Penurunan aliran
gan elektrolit darah

Gangguan rasa nyaman


nyeri
Hipoksia jaringan
dinding saluran

Peningkatan
metabolisme
aerob

Penumpukan asam
laktat

Nyeri hilang timbul

Gelisah, gerak paksa

Resiko cidera
4
Asuhan Keperawatan

41. Nyeri Akut. NOC NIC


Definisi : Pengalaman sensori dan  Pain level, Pain Management
emosional yang tidak  Pain control, - Lakukan pengkajian nyeri
menyenangkan yang muncul  Comfort level secara komprehensif
akibat kerusakan jaringan yang Krireria Hasil termasuk lokasi,
aktual atau potensial atau  Mampu mengontrol karakteristik, durasi,
digambarkan dalam hal kerusakan nyeri (tahu penyebab frekuensi, kualitas dan
sedemikan rupa (Internasional nyeri, mampu faktor presitipasi
Association for the study of pain): menggunakan tehnik - Observasi reaksi
awitan yang tiba-tiba atau lambat nonfarmakologi nonverbal dari
dari intensitas ringan hingga berat untuk mengurangi ketidaknyamanan
dengan akhir yang dapat nyeri, mencari - Gunakan teknik
diantisipasi atau diprediksi dan bantuan) komunikasi terapeutik
berlangsung <6 bulan.  Melaporkan bahwa untuk mengetahui
Batasan karakteristik : nyeri berkurang pengalaman nyeri pasien
 Perubahan selera makan dengan menggunakan - Kaji kultur yang
 Perubahan tekanan darah manajemen nyeri mempengaruhi respon
 Perubahan frekwensi jantung  Mampu mengenali nyeri
 Perubahan frekwensi nyeri (skala, - Evaluasi pengalaman nyeri
pernapasan intensitas, frekuensi masa lampau
 Laporan isyarat dan tanda nyeri) - Evaluasi bersama pasien
 Diaforesis  Menyatakan rasa dan tim kesehatan lain
 Perilaku distraksi (mis.,berjalan nyaman setelah nyeri tentang ketidakefektifan
mondar-mandir mencari orang berkurang kontrol nyeri masa
lain dan atau aktivitas lain, lampau
aktivitas yang berulang) - Bantu pasien dan keluarga
 Mengekspresikan perilaku untuk mencari dan
(mis.,gelisah, menemukan dukungan
merengek,menangis) - Kontrol lingkungan yang
 Masker wajah (mis.,mata dapat mempengaruhi
kurang bercahaya, tampak nyeri seperti suhu
kacau, gerakan mata ruangan, pencahayaan
berpencar atau tetep pada dan kebisingan
satu fokus meringis) - Kurangi faktor presipitasi
 Sikap melindungi area nyeri nyeri
 Fokus menyempit - Pilih dan lakukan
(mis.,gangguan persepsi nyeri, penanganan nyeri
hambatan proses berfikir, (farmakologi, non
penurunan interaksi dengan farmakologi dan
orang dan lingkungan) interpersonal)
 Indikasi nyeri yang dapat - Kaji tipe dan sumber nyeri
diamati untuk menentukan
 Perubahan posisi untuk intervensi
menghindari nyeri - Ajarkan tentang teknik
 Sikap tubuh melindungi non farmakologi
 Dilatasi pupil - Berikan analgetik untuk
 Melaporkan nyeri secara mengurangi nyeri
verbal - Evaluasi keefektifan
 Gangguan tidur kontrol nyeri
Faktor yang berhubungan : - Tingkatkan istirahat
 Agen cedera (mis.,biologis, zat - Kolaborasikan dengan
kimia, fisik, psikologis dokter jika ada keluhan
5
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
- Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
- Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektivas
analgesik, tanda dan
gejala
56. Resiko ketidakseimbangan NOC NIC
elektrolit.  Fluid balance Fluid management
Definisi : Berisiko mengalami  Hydration - Timbang popok/pembalut
perubahan kadar elektrolit serum  Nutritional status : jika diperlukan
yang dapat mengganggu Food and Fluid - Pertahankan catatan
kesehatan.  Intake intake dan output yang
Faktor risiko Kriteria Hasil akurat
 Defisiensi volume cairan  Mempertahankan - Monitor status hidrasi
 Diare urine output sesuai (kelembaban membran
 Disfungsi endokrin dengan usia dan BB, mukosa, nadi adekuat,
 Kelebihan volume cairan BJ urine normal, HT tekanan darah ortostatik),
 Gangguan mekanisme regulasi normal jika diperlukan
(mis.,diabetes, isipidus,  Tekanan darah, nadi, - Monitor vital sign
sindrom ketidaktepatan suhu tubuh dalam - Monitor masukan
sekresi hormon antidiuretik) batas normal makanan/cairan dan
 Disfungsi ginjal  Tidak ada tanda-tanda hitung intake kalori harian

6
 Efek samping obat dehidrasi, - Kolaborasikan pemberian
(mis.,medikasi,drain)  Elastisitas turgor kulit cairan IV
 Muntah baik, membran - Monitor status nutrisi
mukosa lembab, tidak - Berikan cairan IV pada
ada rasa haus yang suhu ruangan
berlebihan - Dorong masukan oral
- Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
- Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
- Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
- Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul memburuk
- Atur kemungkinan tranfusi
- Persiapan untuk tranfusi
Hypovolemia
Management
- Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
- Pelihara IV line
- Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
- Monitor tanda vital
- Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
- Monitor berat badan
- Dorong pasien untuk
manambah intake oral
- Pemberian cairan IV
monitor adanya tanda dan
gejala kelebihan volume
cairan
- Monitor adanya tanda
gagal ginjal
45. Risiko Cidera NOC NIC
Definisi : Beresiko mengalami  Risk kontrol Environment Management
cedera sebagai akibat kondisi Kriteria Hasil : (Manajemen lingkungan)
lingkungan yang berinteraksi  Klien terbebas dari - Sediakan lingkungan yang
dengan sumber adaptif dan cedera aman untuk pasien
sumber defensif individu  Klien mampu - Identifikasi kebutuhan
Faktor resiko : menjelaskan keamanan pasien, sesuai
 Eksternal cara/metode untuk dengan kondisi fisik dan
- Biologis (mis.,tingkat mencegah fungsi kognitif pasien dan
imunisasi komunitas, injury/cedera riwayat penyakit
mikroorganisme)  Klien mampu terdahhulu pasien
- Zat kimia (mis.,racun, menjelaskan factor - Menghindarkan
polutan, obat, agenens resiko dari lingkungan yanag
farmasi, alkohol, nikotin, lingkungan/perilaku berbahaya (misalnya
pengawet, kosmetik, personal memindahkan perabotan)
pewarna)  Mampu - Memasang side rail
- Manusia (mis.,agens memodifikasi gaya tempat tidur

7
nosokomial, pola hidup untuk - Menyediakan tempat tidur
ketegangan, atau faktor mencegah injury yang nyaman dan bersih
koknitif, afektif, dan  Menggunakan - Menempatkan saklar
psikomotor) fasilitas kesehatan lampu ditempat yang
- Cara pemindahan/ transpor yang ada mudah dijangkau pasien
- Nutrisi  Mampu mengenali - Membatasi pengunjung
(mis.,desain,struktur, dan perubahan status - Menganjurkan keluarga
pengaturan komunitas, kesehatan untuk menemani pasien
bangunan, dan/peralatan - Mengontrol lingkungan
 Internal dari kebisingan
- Profil darah yang abnormal - Memindahkan barang-
(mis.,leukositosis/leukopeni barang yang dapat
a, gangguan faktor membahayakan
koagulasi, trombositpenia, - Berikan penjelasan pada
sel sabit, talasemia, pasien dan keluarga
penurunan hemoglobin) /pengunjung adanya
- Disfungsi biokimia perubahan status
- Usia perkembangan kesehtan dan penyabab
(fisiologis, psikososial) penyakit
- Disfungsi efektor
- Disfungsi imun-autoimun
- Disfungsi integratif
- Malnutrisi
- Fisik (mis.,integritas kulit
tidak utuh, gangguan
mobilitas)
- Psikologis (orientasi afektif)
- Disfungsi sensorik
- Hipoksia jaringan

8
49. Resiko Infeksi NOC NIC
Definisi : Mengalami peningkatan  Immune Status Infection Control (Kontrol
resiko terserang organisme  Knowledge : infeksi)
patogenik Infection control - Bersihkan lingkungan
Faktor-faktor resiko :  Risk control setelah dipakai pasien
 Penyakit kronis Kriteria Hasil : lain
- Diabetes melitus  Klien bebas dari - Pertahankan teknik
- Obesitas tanda dan gejala isolasi
 Pengetahuan yang tidak cukup infeksi - Batasi pengunjung bila
untuk menghindari  Mendeskripsikan perlu
pemanjanan patogen proses penularan - Instruksikan pada
 Pertahan tubuh primer yang penyakit, factor yang pengunjung untuk
tidak adekuat mempengaruhi mencuci tangan saat
- Gangguan peritalsis penularran serta berkunjung dan setelah
- Kerusakan integritas kulit penatalaksanaannya, berkunjung
(pemasangan kateter  Menunjukkan meninggalkan pasien
intravena, prosedur invasif) kemampuan untuk - Gunakan sabun
- Perubahan sekresi Ph mencegah timbulnya antimikrobia untuk cuci
- Penurunan kerja siliaris infeksi tangan
- Pecah ketuban dini  Jumlah leukosit - Cuci tangan setiap
- Merokok dalam batas normal sebelum dan sesudah
- Stasis cairan tubuh  Menunjukkan tindakan keperawatan
- Trauma jaringan oerilaku hidup sehat - Gunakan baju, sarung
(mis.,trauma destruksi tangan sebagai alat
jaringan) pelindung
 Ketidak adekuatan pertahanan - Pertahankan lingkungan
sekunder aseptik selama
- Penurunan hemoglobin pemasangan alat
- Imunosupresi - Ganti letak IV perifer dan
(mis.,imunitas didapat tidak line central dan dressing
adekuat, agen sesuai dengan petunjuk
farmaseutikal termasuk umum
imunosupresan, steroid, - Gunakan kateter
antibodi monoklonal, intermiten untuk
imunomudulator) menurunkan infeksi
- Supresi respon inflamasi kandung kencing
 Vaksinasi tidak adekuat - Tingkatkan intake nutrisi
 Pemajanan terhadap patogen - Berikan terapi antibiotik
 Lingkungan meningkat bila perlu infection
- Wabah protection (proteksi
 Prosedur invasif terhadap infeksi)
 Malnutrisi - Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
- Monitor hitung
granulosit, WBC
- Monitor kerentanan
terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Sering pengunjung
terhadap penyakit
menular
- Pertahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
- Pertahankan teknik

9
isolasi k/p
- Berikan perawatan kulit
pada area epidema
- Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
- Dorong masukan nutrisi
yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
- Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara
menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan
infeksi
- Laporkan kultur positif

10
15. Gangguan rasa nyaman NOC NIC
Definisi : Merasa kurang senang,  Ansiety Anxiety Reduction
lega, dan sempurna dalam dimensi  Fear Leavel (penurunan kecemasan)
fisik, psikospiritual, lingkungan,  Sleep Deprivation - Gunakan pendekatan yang
dan social  Comfort, Readines for menenangkan
Batasan Karakteristik : Enchanced - Nyatakan dengan jelas
 Ansietas Kriteria Hasil : harapan terhadap pelaku
 Menangis  Mampu mengontrol pasien
 Gangguan pola tidur kecemasan - Jelaskan semua prosedur
 Takut  Status lingkungan yang dan apa yang dirasakan
 Ketidakmampuan untuk rileks nyaman selama prosedur
 Iritabilitas  Mengontrol nyeri - Pahami prespektif pasien
 Merintih  Kualitas tidur dan terhadap situasi stres
 Melaporkan merasa dingin istirahat adekuat - Temani pasien untuk
 Melaporkan merasa panas  Agresi pengendalian memberikan keamanan
 Melaporkan perasaan tidak diri dan mengurangi takut
nyaman  Respon terhadap - Dorong keluarga untuk
 Melaporkan gejala distress pengobatan menemani anak
 Melaporkan rasa lapar  Control gejala - Lakukan back/neck rub
 Melaporkan rasa gatal  Status kenyamanan - Dengarkan dengan penuh
 Melaporkan kurang puas meningkat perhatian
dengan keadaan  Dapat mengontrol - Identifikasi tingkat
 Melaporkan kurang senang ketakutan kecemasan
dengan situasi tersebut  Support social - Bantu pasien mengenal
 Gelisah  Keinginan untuk hidup situasi yang menimbulkan
 Berkeluh kesah kecemasan
Faktor yang berhubungan - Dorong pasien untuk
 Gejala terkait penyakit mengungkapkan perasaan,
 Sumber yang tidak adekuat ketakutan, persepsi
 Kurang pengendalian - Instruksikan pasien
lingkungan menggunakan teknik
 Kurang privasi relaksasi
 Kurang kontrol situasional - Berikan obat untuk
 Stimulasi lingkungan yang mengurangi kecemasan
mengganggu Environment
 Efek samping terkait terapi Management Confort
(mis.,medikasi, radiasi) Pain Management

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tibatiba dan kadang
hilang dan merupakan variasi kondisi dariyang sangat ringan sampai yang bersifat
fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92). 2. Colic Abdomen adalah gangguan pada aliran
normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001).
Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J, gaster akan berakhir pada
pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan
membuka saat pengisian dan pengosongan lambung. Gaster berlanjut kedalam
duodenum yang berjalan secara anatomis dan visuil sulit dibedakan dari jejenum dan
ileum, hanya saja panjang duodenum, kira-kira 25 cm dan berakhir pada ligmen-
ligmen treltz berupa sebuah ligamen yang berjalan dari sisi kanan diafragma dekat
hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan duodenum dan jejenum.

3.2 Penutup
Saya harap makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran yang mudah dipahami
loeh para pembaca dan dapat membatu kita dalam memperluas pemahaman tentang
penyakit kolik abdomen serta dapat menjadi manfaat bagi perawat dimana kami
dapat mengetahui diagnose serta asuhan keperawatan yang harus dilakukan.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai