Anda di halaman 1dari 1

Pembahasan

Pada proses pewarnaan kulit kali ini kami menggunakan bubuk hasil dari ekstraksi kulit kayu
secang, kandungan brazilin yang begitu banyak menjadikan warna larutan yang digunakan saat
proses pewarnaan memiliki warna merah yang begitu pekat. Pada praktikum kali ini kulit yang
digunakan adalah kulit ular, proses pewarnaan berjalan dengan cukup mudah karena zat pewarna
dapat masuk dan meerata pada kulit dengan mudah. Larutan ini memiliki pH yang cukup ideal untuk
proses pewarnaan yaitu sekitar 5,5 yang menjadikan penetrasi zat warna begitu mudah. Akan tetapi
tumbuhan yang bewarna lain Caesalpinia Sappan L ini lebih cenderung digunakan sebagai pewarna
zat makanan pada masyrakat sekitar. Hal ini dikarenakan kulit kayu secang sendiri tergolong sebagai
tumbuhan herbal yang sering dijumpai dalam bentuk “wedang secang”.

Setelah pewarnaan masuk dan kulit memiliki warna yang merata, kulit kemudian di fiksasi
dan di lakukan proses finishing menggunakan metode glazzing dan platting yang menggunakan
campuran pewarna dari secang. Pada akhirnya kulit memiliki warna yang lebih kuat dibanding
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai