Askep CHF Sudah
Askep CHF Sudah
Oleh
BAB 1
PENDAHULUAN
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan
nutrient dan oksigen secara adekuat (Udjianti Wajan Juni, 2011:153 ). Beberapa
definisi gagal jantung ditujukan pada kelainan primer dari sindrom tersebut, yaitu
keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi
Namun beberapa definisi lain menyatakan bahwa gagal jantung bukanlah suatu
penyakit yang terbatas pada satu sistem organ melainkan suatu sindrom klinis
akibat kelainan jantung. Keadaan ini ditandai dengan suatu bentuk respon
hemodinamika, renal, neural dan hormonal yang nyata. Di samping itu, gagal
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-
akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Gagal jantung merupakan
tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan merupakan masalah kesehatan
melalui penurunan sirkulasi yang mendadak dapat berupa (1) aritmia, (2) infeksi
sistemis dan infeksi paru-paru, dan (3) emboli paru (Muttaqin Arif, 2012).
Walaupun angka-angka pasti penderita gagal jantung belum ada untuk seluruh
dapat di perkirakan jumlah penderita gagal jantung akan bertambah tiap tahunnya
1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
sistem kardiovaskuler pada kasus congestive heart failure (CHF) secara baik dan
benar.
b. Tujuan Khusus
sistem kardiovaskuler pada kasus congestive heart failure (CHF) secara baik
dan benar.
kardiovaskuler pada kasus congestive heart failure (CHF) secara baik dan
benar.
3
kardiovaskuler pada kasus congestive heart failure (CHF) secara baik dan
benar.
kardiovaskuler pada kasus congestive heart failure (CHF) secara baik dan
benar.
kardiovaskuler pada kasus congestive heart failure (CHF) secara baik dan
benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan
nutrient dan oksigen secara adekuat (Udjianti Wajan Juni, 2011:153 ). Beberapa
definisi gagal jantung ditujukan pada kelainan primer dari sindrom tersebut, yaitu
keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi
Namun beberapa definisi lain menyatakan bahwa gagal jantung bukanlah suatu
penyakit yang terbatas pada satu sistem organ melainkan suatu sindrom klinis
Keadaan ini ditandai dengan suatu bentuk respon hemodinamika, renal, neural dan
hormonal yang nyata. Di samping itu, gagal jantung merupakan suatu keadaan
Arif, 2012). Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai
B Etiologi
6. Infeksi sistemik/ infeksi paru : respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa
C. Klasifikasi
Ada empat kategori utama yang diklasifikasikan menurut (Udjianti Wajan Juni,
tekanan dalam ventrikel, atrium dan sistem vena balik untuk jantung sisi kanan
merupakan sistem tertutup, maka backward failure dan forward failure selalu
Low output syndrome terjadi bilamana jantung gagal sebagai pompa, yang
jantung tetap normal atau di atas normal namun kebutuhan metabolic tubuh tidak
mencukupi, maka high-output syndrome terjadi. Hal ini mungkin disebabkan oleh
7
dan kehamilan atau mungkin dipicu oleh kondisi hiperkinetik seperti fistula
Manifestasi klinis dari kegagalan jantung akut dan kronis tergantung pada
seberapa cepat sindrom berkembang. Gagal jantung akut merupakan hasil dari
kegagalan ventrikel kiri mungkin karena infark miokard, disfungsi katup, atau
kompensasi menjadi tidak efektif, kemudian berkembang menjadi edema paru dan
Gagal jantung kronis berkembang dalam waktu yang relative cukup lama dan
disebabkan oleh hipertensi, penyakit katup, atau penyakit paru obstruksi kronis/
menahun.
Kegagalan ventrikel kiri adalah merupakan frekuensi tersering dari dua contoh
kegagalan jantung dimana hanya satu sisi jantung yang dipengaruhi. Secara tipikal
penyakit katup jantung sisi kiri (mitral dan aorta). Kongesti pulmoner dan edema
paru biasanya merupakan gejala segera (onset) dari gagal jantung kiri.
8
Gagal jantung kanan sering disebabkan oleh gagal jantung kiri, gangguan katup
klasifikasi gagal jantung kongestif menurut New York Heart Association (NYHA).
E. Patofisiologi
F, Penatalaksanaan
Pada tahap simtomatik dimana sindrom gagal jantung sudah terlihat jelas seperti
cepat capek atau fatigue, sesak nafas (dyspnea in effort, orthopnea), kardiomegali,
peningkatan tekanan vena jugularis, asites, hepatomegali dan oedema sudah jelas,
maka dengan diagnosis gagal jantung mudah di buat. Tetapi bila syndrome
tersebut belum terlihat jelas seperti pada tahap disfungsi ventrikel kiri/LV
disfunction (tahap asimtomatik), maka keluhan fatik dan keluhan di atas yang
11
hilang timbul tidak khas, sehingga harus di topang oleh pemeriksaan foto rontgen,
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombal pengobatan gagal
jantung sampai edema atau asites hilang (tercapai euvolemik). ACE-inhibitor atau
Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik
sampai dosis optimal. Penyekat beta dosis kecil sampai optimal dapat dimulai
Digitalis diberikan bila ada aritmia supra-ventrikuler (fibrilasi atrium atau SVT
lainnya) atau ketiga obat di atas belum memberikan hasil yang memuaskan.
Aldosteron antagonis di pakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien
Peptide (Nesiritide) masih dalam penellitian. Pemakaian alat bantu seperti Cardiac
Cardiac Defibrillator) sebagai alat mencegah mati mendadak pada gagal jantung
kualitas hidup, namun mahal. Transplantasi sel dan stimulasi degenerasi miokard,
G. Komplikasi
Menurut patric davay (2005), komplikasi gagal jantung kongestif adalah sebagai
berikut :
1. Efusi pleura
kapiler masuk ke dalam ruang pleura. Efusi pleura biasanya terjadi pada lobus
bawah darah.
2. Aritmia
Pasien dengan gagal jntung kongestif mempunyai risiko untuk mengalami aritmia,
kematian mendadak.
Pada gagal jntung kongestif akut dan kronik, pembesaran ventrikel kiri dan
dari ventrikel kiri, penurunan suplai oksigen dan lebih jauh gangguan perfusi.
Pembentukan emboli dari thrombus dapat terjadi dan dapat disebabkan dari
4. Hepatomegali
menyebabkan perubahan fungsi hati. Kematian sel hati, terjadi fibrosis dan
akhirnya sirosis.
13
H. Pemeriksaan Penunjang
karena perubahan massa otot ventrikel yang akan meningkatkan lama aktivitas
yang dilalui potensial listrik. Adanya massa otot yang semakin menebal maka
kontraktilitan ventrikuler.
membedakan gagal jantung kanan maupun kiri dan stenosis katup maupun
kalori, keadaan paru dan fungsi ginjal. Kadar natrium darah sedikit menurun
walaupun kadar natrium total bertambah. Berat jenis urine meningkat. Enzim
hepar mungkin meningkat dalam kongesti hepar. Gagal ventrikel kiri ditandai
abdomen dan gambaran pembesaran hepar dan lien. Pembesaran hepar dan
lien kadang sulit diperiksa secara manual saat disertai asites (Doenges Marilyn
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan gagal jantung
congesive yaitu :
yang ditandai dengan klien mengeluh “mudah lelah, nyeri dada kiri dan
uluhati, sesak nafas, sering terbangun pada malam hari saat tidur”, tekanan
gallop ventrikel dan gallop atrium (S3 clan S4), keringat dingin, ronchi +/+,
sianosis nyeri dada, edema tungkai +/+, EKG: ST depresi V2 dan V4, rasio R/S
dan retensi cairan interstitial yang ditandai dengan klien mengeluh “nafasnya
sesak dan sering terbangun pada malam hari karena sesak nafas dan batuk-
batuk serta dispnea saat beraktivitas”, ujung jari dan kuku tampak kebiruan,
ronchi(+/+), nafas cepat tampak tarikan dinding dada, Ht: 34,6, Albumin: 2,6.
sekunder dari penurunan curah jantung, gagal jantung kanan yang ditandai
16
dengan klien menyatakan “bila berjalan terasa berat, sesak nafas, lebih enak
tidur dengan posisi setengah duduk, kencing sedikit”, tungkai tampak bengkak/
edema, jumlah kencing sedikit 300-500 cc/ hari, tempak bendungan vena
jugularis, ronchi (+) respirasi nafas cepat, terdengar bunyi jantung S3 dan nadi
menurunnya curah jantung yang ditandai dengan klien mengeluh “tangan dan
kaki lemas, sulit untuk menelan, nyeri perut”, klien tampak berbaring di tempat
e. Nyeri yang berhubungan dengan nekrosis sel yang ditandai dengan klien
mnegeluh “nyeri dada kiri pada saat beraktivitas”, klien tampak meringis
curah jantung yang ditandai dengan klien mengeluh “tenaganya lemah, cepat
lelah, sesak nafas, nafsu makan menurun”, klien tampak berbaring di tempat
tidur, tampak kebiruan/ sianosis pada ujung jari dan kuku, tungkai tampak
g Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status
2. Intervensi Keperawatan
Paduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien, dan/atau tindakan
menurunkan kongesti.
7. Sebagai terapi.
a. Natrium meningkatkan
retensi cairan dan
meningkatkan volume
plasma
3. Mengetahui pengaruh
hipoksia terhadap fungsi
saluran cerna, serta
dampak penurunan
elektrolit.
jantung sehingga
meningkatkan frekuensi
jantung..
9. Jalur yang paten penting
untuk pemberian obat
darurat.
Diagnosa Tujuan dan Rancana Rasional
Keperawatan Kriteria Keperawatan
Hasil
Nyeri Setelah dilakukan 1. Catat 1. Variasi penampilan dan
tindakan karakteristik perilaku klien karena
keperawatan nyeri, lokasi, terjadi sebagai temuan
selama 3x24 jam intensitas, lama pengkajian.
diharapkan nyeri dan penyebabnya.2. Nyeri berat dapat
terkontrol dengan 2. Anjurkan kepada menyebabkan syok
kriteria hasil: klien untuk kardiogenik yang
1. Skala nyeri 0 (0-5) melaporkan nyeri berdampak pada kematian
2. Wajah tampak dengan segera. mendadak.
rileks 3. Lakukan 3. Memberi rasa rileks
3. Tidak terjadi manajemen nyeri kepada klien.
penurunan perfusi keperawatan:
perifer a. Atur posisi a.
Posisi fisiologis akan
4. TTV dalam batas fisiologis. meningkatkan asupan O2
normal ke jaringan yang
mengalami iskemia.
b. Istirahatkan b. Istirahat akan menurunkan
klien. kebutuhan O2 jaringan
perifer, sehingga
kebutuhan miokardium
mneurun dan akan
meningkatkan suplai darah
dan oksigen ke
miokardium yang
c. Berikan oksigen membutuhkan O2 untuk
tambahan dengan menurunkan iskemia.
nasa kanul atau c. Meningkatkan jumlah
masker sesuai oksigen yang ada untuk
dengan indikasi. pemakaian miokardium
sekaligus mengurangi
d. Manajemen ketidaknyamanan sampai
lingkungan, dengan iskemia.
lingkungan d. Lingkungan tenang akan
tenang dan batasi menurunkan stimulus
nyeri eksternal dan
pembatasan pengunjung
akan
24
ingatan.
3. Implementasi Keperawatan
selanjutnya adalah mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respon
Adapun pelaksanaan tindakan keperawatan secara umum pada klien dengan gagal
jantung kongestif :
1. Pemberian oksigen.
6. Pencegahan komplikasi.
7. Pemberian informasi.
4. Evaluasi Keperawatan
pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya (Lismidar, dkk., 2005).
Hasil yang diharapkan pada proses perawatan klien dengan gagal jantung.
d. Tidak sesak.
komplikasi.
PENUTUP
Penyakit jantung merupakan salah satu pembunuh nomer satu di Dunia, sehingga
secara lengkap untuk mengetahui keluhan yang muncul, dan menyusun rencana
keperawatan yang sesuai dengan kondisi dan prioritas masalah pasien diharapkan
harapan hidup bagi pasien dengan gagal jantung congesive dapat meningkat.
Semoga penyusunan karya tulis ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan khususnya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pringsewu. Harapan penulis semoga Karya
Tulis ini dapat memberikan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
dan mencegah komplikasi lanjut pada kasus CHF dengan penanganan atau
pemberian Asuhan Keperawatan yang baik dan benar, sehingga proses Asuhan
Keperawatan dapat optimal dan komprehenshif pada pasien dengan gagal jantung
congesive yang dirawat di RSUD Pringsewu. Kritik dan saran sangat penulis
harapkan guna perbaikan Karya Tulis ini. Semoga Karya Tulis ini bermanfaat
bagi kita.
Pringsewu, 2019
Penulis
33
DAFTAR PUSTAKA
H.M. S. Noer. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai penerbit FKUI
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui