Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Drainase adalah istilah yang dipergunakan untuk sistem-sistem bagi


penanganan air kelebihan. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai suatu cara pembuangan kelebihan
air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan
akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Prasarana drainase di sini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke
badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan
resapan. Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini adalah untuk
mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air
tanah, menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal, mengendalikan
erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada, mengendalikan air hujan
yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
Dalam perencanaan drainase harus ada bangunana penunjang yaitu
bangunan yang menunjang pembuatan drainase tersebut sehingga sistem drainase
yang akan dibangun menjadi lebih layang sesuia dengan kodisi daerah yang
direncanakan salah satunya adalah gorong-gorong (culvert). Gorong-gorong
adalah jenis bangunan pelengkap jalan yang berfungsi untuk mengalirkan air yang
harus lewat di bawah jalan, dan dapat dibuat dari bahan beton, pas. Batu, kayu dan
sebagainya. Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran
air (saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya
saluran), di bawah jalan, atau jalan kereta api.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian dan Fungsi


Gorong-gorong adalah jenis bangunan pelengkap jalan yang berfungsi
untuk mengalirkan air yang harus lewat di bawah jalan, dan dapat dibuat dari
bahan beton, pas. Batu, kayu dan sebagainya. Gorong-gorong adalah bangunan
yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuang) melewati
bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), di bawah jalan, atau jalan kereta api.
Gorong-gorong juga digunakan sebagai jembatan ukuran kecil, digunakan
untuk mengalirkan sungai kecil atau sebagai bagian drainase ataupun selokan
jalan. Bangunan ini dibuat untuk menghubungkan saluran di kaki bukit melintang
jalan di bawahnya dan berakhir di sisi bawah dari bangunan penahan tanah yang
mendukung struktur jalan tersebut. Fungsi gorong-gorong adalah mengalirkan air
dari sisi jalan ke sisi lainnya. Untuk itu desainnya harus juga mempertimbangkan
faktor hidrolis dan struktur supaya gorong-gorong dapat berfungsi mengalirkan air
dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu lintas dan timbunan tanah.
Fungsi gorong-gorong, pertama mengalirkan air, dan kedua sebagai jembatan. .
Dunia modern sekarang mengandalkan gorong-gorong untuk fungsi lainnya,
misalnya saluran kabel telfon, listrik atau air bersih, khususnya di wilayah kota.
Luar biasa, dari pandangan mata sering tidak nampak tapi memberi manfaat nyata.

Gambar 2.1 Gorong-Gorong


2.2 Penempatan
Dalam perencanaan jalan, penempatan dan penentuan jumlah gorong-
gorong harus diperhatikan terhadap fungsi dan medan setempat. Agar dapat
berfungsi dengan baik, maka gorong-gorong ditempatkan pada :
a. Lokasi jalan yang memotong aliran air.
b. Daerah cekung, tempat air dapat menggenang.
c. Tempat kemiringan jalan yang tajam tempat air dapat merusak lereng dan badan
jalan.
d. Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan jalan minimum 60
cm.
Disamping itu juga harus memperhatikan faktor-faktor lain sebagai bahan
pertimbangan, yaitu:
- aliran air alamiah
- tempat air masuk
- sudut yang tajam pada hagian pengeluaran (out let)
Dengan memperhatikan faktor tersebut maka penempatan gorong-gorong
disarankan untuk daerah datar. Disarankan dengan jarak maksimum 300 m.
Gorong-gorong diperlukan:
a. Di mana sungai kecil atau saluran irigasi melewati jalan.
b. Di mana kapasitas saluran samping kurang mampu mengalirkan volume air
yang diperkirakan, dan air harus melewati jalan untuk dibuang.
c. Di mana saluran samping memotong jalan lain pada persimpangan
d. Di daerah perbukitan, setiap tempat terendah pada profil jalan.

2.3 Komposisi Gorong-gorong


Bagian utama gorong-gorong terdiri atas:
a. Pipa : kanal air utama.
b. Tembok kepala:
 Tembok yang menopang ujung dan lereng jalan.
 Tembok penahan yang dipasang bersudut dengan tembok kepala, untuk
menahan bahu dan kemiringan jalan.
c. Apron (dasar):
Lantai dasar dibuat pada tempat masuk untuk mencegah terjadinya erosi
dan dapat berfungsi sebagai dinding penyekat lumpur. Bentuk gorong-gorong
umumnya tergantung pada tempat yang ada dan tingginya timbunan

2.4 Jenis Gorong-gorong


2.4.1 Gorong-gorong Baja
Gorong-gorong baja biasanya menggunakan Corrugated Steel Pipe, kalau
diterjemahkan secara bebas berarti Pipa Baja Bergelombang. Gorong gorong baja
ini terutama dari jenis Multi Plate Pipe telah menjadi alternative penggantikan
jembatan kayu dan box culvert beton , hal ini disebabkan gorong – gorong baja
memiliki beberapa keuntungan dibanding dengan penggunaan kayu ataupun
beton, di antara keuntungan tersebut antara lain :
1. Harga murah
2. Waktu pengerjaan cepat
3. Instalasi yang mudah, tidak memerlukan tenaga ahli khusus
4. Memiliki umur pakai yang panjang (bisa sampai 25 tahun)
5. Mudah dalam pengangkutan
6. Bisa dipindahkan dari satu titik ke titik lainnya apabila sudah tidak
digunakan.

2.4.2 Gorong-gorong PVC


Gorong-gorong PVC biasanya digunakan untuk gorong-gorong dengan
ukuran kecil

2.4.3 Gorong-gorong beton


Gorong-gorong beton disebut juga culvert box adalah gorong-gorong cor
di pabrik (precast) ataupun dicor ditempat, dimensi tergantung kepada debit air
yang akan dialirkan melalui gorong-gorong. Gorong-gorong yang dicor di pabrik
dapat utuh dengan bentuk profil bulat atau persegi ataupun trapesium, ataupun
modular yang terpisah atas dengan bawah.

2.5 Dasar Perencanaan


Diperlukan pemeriksaau terhadap gorong-gorong persegi ditiujau dari segi
pembebanan yaitu gaya-gaya samping dan gaya arah memanjang. Tetapi bila panjang dari
gorong-gorong kurang dari 15 meter, dan bila dipakai tiang pancang, biasanya pemeriksaan
terhadap gaya-gaya dalam arah memanjang boleh diabaikan. Untuk perencanaan
gorong-gorong karena gaya-gaya dari samping dimensi dari pada bentuk luar (B dan H
pada Gambar berikut) dipergunakan dalam perhitungan beban, sedangkan ukuran dari sumbu
pusat di tiap-tiap bagian (B0 dan H0 disebut garis sumbu "kerangka kaku") dipergunakan dalam
perhitungan tegangan. Kemudian untuk analisa "kerangka kaku" ada hanyak metode di
antaranya "Metode" slope deflection "metode" distribusi dari Kani, metode distribusi momen
dari Cross dan metode "peralihan".

Garis Sumbu rangka kaku

Beban yang bekerja pada gorong-gorong persegi adalah tekanan tanah


vertikal yang berasal dari tanah di alas gorong-gorong, tekanan tanah mendatar
yang diberikan oleh tinggi timbunan di samping gorong-gorong, beban hidup di
atas gorong-gorong dan gaya-gaya reaksi.
Pada gorong-gorong persegi yang biasa, perubahan-perubahan kombinasi
pembebanan tergantung dari pada tinggi tanah penutup di atas gorong-gorong,
apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari 3.50 meter. Dengan tujuan untuk
mempermudah perhitungan mengingat dalam kenyataan bahwa pengaruh beban
hidup berkurang jika tebal tanah penutup di atas gorong- gorong lebih besar dad
3.50 meter. Kombinasi beban (bila tebal tanah penutup kurang dari 3.05 m) Bila
Tebal Tanah Penutup Kurang Dari 3.50 m.
Dasar gorong-gorong dibuat dengan kemiringan 2 % untuk memperlancar
aliran air. Untuk mengurangi aliran alamiah diganggu, baik didenah maupun di
profil kedua ujung gorong - gorong mengikuti garis aliran yang alamiah. Jika
garis alamiah tidak diikuti, saluran dan bak harus dilindungi. Ukuran gorong-
gorong tergantung debit air yang akan mengalir.

Gorong-gorong pipa beton, atau kayu harus ditanam supaya ada lapisan
tanah di atasnya minimal 30 cm atau setengah ukuran garis tengahnya, seperti
yang digambar di bawah ini:
Tiap gorong-gorong dilengkapi bak penampungan air dan bak
pembuangan di ujungnya, demi kelancaran pengaliran air dan untuk mencegah
erosi. Pembuangan air dari semua saluran dan gorong-gorong harus aman dan
dipikirkan untuk mencegah kerusakan akibat pengaliran air yang tidak terkendali.
Pembuangan air dengan aman tetap menjadi tanggung jawab perencana jalan.
Pembuangan yang aman adalah pembuangan yang mengantarkan aliran air ke
sungai atau ke saluran yang mampu mengalirkan volume air tanpa merusak
lingkungannya, terutama lahan petani atau rumah penduduk. Pembuangan tersebut
dapat melalui sebuah saluran baru khusus untuk pembuangan. Saluran
pembuangan dimulai dari gorong-gorong, saluran pinggir jalan yang sudah
melebihi kapasitasnya, atau saluran pinggir jalan yang tidak dapat diteruskan.
Saluran tersebut berhenti pada sungai atau saluran besar yang sudah ada. Tidak
dibatasi panjang saluran pembuangan; panjangnya menurut kebutuhan setempat.
Saluran pembuangan disesuaikan dengan debit air yang terbesar, dengan ukuran
minimal sama dengan ukuran saluran pinggir jalan yang standar (50 x 30 cm).
Saluran pembuangan harus dilindungi seperti saluran-saluran yang lain, dengan
diberi pasangan batu, rumput, terjunan, dan sebagainya untuk mencegah erosi
dasar dan talud saluran. Untuk tujuan perencanaan, gorong-gorong mempunyai
ketentuan:
 Kecepatan aliran :
Gorong-gorong pada saluran irigasi, v = 1,5 – 2,0 m/dt
Gorong-gorong pada saluran pembuang, v = 3,0 m/dt
 Ukuran standard :
Diameter pipa minimum, dmin = 0,60 m (dipakai di saluran primer)
 Untuk gorong-gorong segi empat, dapat dibuat dari:
~ Beton bertulang
~ Pasangan batu dengan plat beton bertulang sebagai penutup.
 Percepatan tergantung jumlah kehilangan energi
 Ruang bebas gorong-gorong :
- 0.3 m untuk saluran tanah
- 0.6 m untuk saluran pasangan

2.6 Penentuan Dimensi Gorong-gorong


Data debit untuk perhitungan adalah debit masing-masing dari hasil
perhitungan kebutuhan debit masing-masing gorong-gorong; menentukan aliran
yang dipilih dalam perhitungan; bahan dan bentuk serta ukuran dari gorong-
gorong; memperhatikan kemiringan minimum; kecepatan maksimum dalam
gorong-gorong tidak melebihi yang diijinkan; adanya koefisien debit yang harus
dimasukkan dalam perhitungan; dan adanya fenomena kehilangan tinggi energi
dalam perencanaan gorong-gorong
Untuk menentukan dimensi gorong-gorong dapat dipakai.rumus :
a=Q/V

Dimana :
a = Luas penampang m2
Q = Debit (m3/dt)
V= Kecepatan aliran (m/dt)

1
Q= 3,6
C.I.A . (Rumus Rational)

1
V= 𝑛. 𝑅 2/3 . 𝐼1/2 (Rumus Manning)

Pendekatan lain untuk menentukan ukuran gorong-gorong dan saluran kecil


atau ukuran jembatan yang mempunyai bentang < 12 m (bukaan saluran tidak
melebihi 30 m2), dapat menggunakan Rumus Talbot:
a = 0,183 r A3
dimana :
a = luas saluran gorong-gorong (m2)
r = kocfisicn pengaliran
= 1 untuk daerah pegunungan
= 0,75 untuk daerah perbukitan
= 0,50 untukd aerah bergelombang
= 0,25 untuk daerah datar
A = luas daerah pengaliran (HA)
- Dimensi minimum untuk luas saluran/gorong-gorong adalah 1,13 m2 atau 0,60
cm.
- Tabel berikut ini akan memberikan luas saluran secara mudah untuk bermacam
macam keadaan medan dan luas daerah pengaliran yang didasarkan pada
Rumus Talbot.

a=LUAS SALURAN UNTUK GORONG-GORONG (NP)

A = Luas Pada Daerah Pada Daerah Pada Daerah Pada Daerah


Daerah Pegunungan Berbukit Bergelombang
(ha) (r=1) (r=0,75) (r=0,5) rata (r=0,25)
10 1,13 1,13 1,13 1,13
20 1,73 1,29 1,13 1,13
30 1,36 1,76 1,17 1,13
40 2,91 2,19 1,45 1,13
50 3,34 2,58 1,72 1,13
100 5,79 4,34 2,89 1,45
200 9,73 7,30 3,65 2,43
300 13,19 9,89 6,60 3,30
400 16,37 12,28 8,18 4,09
500 19,35 14,52 9,67 4,84

Contoh soal :
 Data saluran :
Q = 4.262m3/dt K = 40
b = 4.05m A = 6.641 m2
h = 1,15 m w = 0,6 m
V = 0,7 m/dt I = 0,0004
 Data jalan :
Lebar jalan = 10,00 m (termasuk bahu jalan)
Elevasi muka jalan = 1,5 m (dari tinggi muka air saluran pada bagian
persilangan)
Lebar bahu jalan diasumsi = 2 m (bahu jalan kiri+kanan)
Panjang gorong-gorong, L = 10 m Karena L < 20 m, maka termasuk gorong-
gorong pendek.
Vgorong direncanakan = 2 m/dt
Q 4.626
A=  = 2,131 m2
Vgorong 2
Direncanakan gorong-gorong segi empat dari pasangan batu (K = 60)
dengan penutup dari plat beton bertulang. Dianggap gorong-gorong terisi
penuh.
A = b x h ; dengan b = 2h
Maka, A = 2h2  2,131 = 2h2

2,131
h= = 1,032m
2
dipakai, h = 1,1 m
b = 2h = 2 x 1,1 = 2,2 m
A = b x h = 2,2 x 1,1 = 2,42 m2
Q 4,626
Kontrol kecepatan : Vgorong=  = 1,911 m/dt < 2 m/dt (OK)
A 2,42
P = 2 (b + h) = 2(2,2 + 1,1) = 6,6 m
A 2.42
R  = 0,367 m
P 6.6
2
 V gorong 
Vgorong = K . R2/3 . (Igorong)1/2  Igorong =  2/3 
K  R 
2
 1,911 
=  2/3 
= 0.0086
 40  0,367 
Besarnya kehilangan energi yang terjadi untuk pipa persegi

 S  L  v2
z  1  a   
 4F  2 g
Dimana :
z = Kehilangan tinggi energi pada gorong-gorong persegi (m)
F = Luas penampang basah gorong-gorong (m2) = A
L = Panjang gorong-gorong (m)
S = Keliling basah gorong-gorong (m) = R
g = Percepatan gravitasi = 10 m/dt2
v = Kecepatan dalam gorong-gorong (m/dt)
a = 0,5
 = 1,5
 0,0005078 
maka,    0,01989  
 4 F / S 

 0,0005078 
=  0,01989  1,5
 (4  2.,42) / 0,367 
= 0,0299

 S L v 2
z  1  a   
 4F  2 g

 0,367  10  1,9112
= 1  0,5  0,0299 
 4  2,42  2  10
= 0,276 m
Jadi kehilangan energi yang terjadi pada gorong-gorong tersebut adalah
sebesar 0,276 m.

2.2 m
1,5 m z

h Vgorong h

L
b

Gambar Potongan memanjangdan melintang gorong-gorong


BAB III
KESIMPULAN

1. Fungsi gorong-gorong, pertama mengalirkan air, dan kedua sebagai jembatan


2. Penempatan Gorong-gorong
a. Lokasi jalan
b. Daerah cekung
c. Tempat kemiringan jalan
d. Kedalaman gorong-gorong
3. Bagian utama gorong-gorong terdiri atas:
a. Pipa : kanal air utama.
b. Tembok kepala:
c. Apron (dasar):
4. Jenis Gorong-gorong
a. Baja
b. PVC
c. Beton
DAFTAR PUSTAKA

PETUNJUKDESAIN DRAINASE PERMUKAAN JALAN NO.


008/T/BNKT/1990 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT
PEMBINAAN JALAN KOTA

Anonim, 1986. Kriteria Perencanaan Bagian Saluran (KP-03). Bandung :CV.


Galang Persada.

Perencanaan Sipon dan Bangunan Pelengkap Pada Saluran Selowogo Daerah


Irigasi Nangger Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo Sony Trianto, Ir.
Dwi Priyantoro, MS, Ir. Laksono Djoko Nugroho, MM,MT Jurusan Teknik
Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
PERANCANGAN BANGUNAN PELENGKAP DRAINASE
“GORONG-GORONG (CULVERT)”

DISUSUN OLEH:

BETHANY AGUSTRIA R 21080111120020


SASANTI DYAH R 21080111120021

TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013

Anda mungkin juga menyukai