Anda di halaman 1dari 3

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA

Faktor/ potensi bahaya di tempat kerja


Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi
bahaya di tempat kerja, Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan
dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat
dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka
pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara umum, potensi
bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara
lain :
1) faktor teknis, meliputi peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu
sendiri. Alat-alat berat yang digunakan pada proyek ini antara lain alat
pengangkut material, alat pemindahan material dan alat pemroses material serta
alat yang mendukung dalam proyek pembangunan proyek ini.
2) faktor lingkungan, potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam
lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik
produk antara maupun hasil akhir. Misalnya bahan sisa yang digunakan dalam
proyek seperti besi, semen dll.
3) faktor manusia, meliputi kondisi kesehatan baik fisik maupun psikis dari
pekerja yang terlibat dalam proyek, bisa juga akibat kelalaian dari pekerja
sehingga menyebabkan potensi bahaya.

Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan


kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut :
1. Potensi bahaya fisik, potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-
gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, seperti terpapar
kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan
kurang memadai, getaran, radiasi.
a) Kebisingan
Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun
yang merusak kesehatan, saat ini kebisingan merupakan salah satu penyebab
penyakit lingkungan. Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain :
jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan.
Kebisingan yang ditimbulkan pada proyek ini berasal dari suara mesin yang
digunakan misalnya mesin pada alat-alat berat pengangkut, mixer truck,
pemadat.

b) Getaran
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti:
frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus
atau intermitten.
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif
pada sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan
cengkram dan sakit tulang belakang.
Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain saws,pemadat
Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang
mengenai tubuh
2. Potensi bahaya kimia, yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki
atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui :inhalation (melalui pernafasan),
ingestion(melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit).
Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung
dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap.
asap; daya racun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia ini
bisa berasal dari asap, debu, semen.

3. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang
disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan
norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan
kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang
tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun
ketidakserasian antara manusia dan mesin.

4. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau


ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang
baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang
tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau
pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,
kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu
yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut
akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.

Anda mungkin juga menyukai