Anda di halaman 1dari 27

Nama : Ersalina Ballinda

NPM : 16.11.1001.3443.019

KELAS: MANAJEMEN SORE

Tugas 1

1. Jelaskan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk !


Jawab :
Indonesia disebut masyarakat majemuk karena Indonesia memiliki banyak perbedaan yang
khas. Di antaranya adalah adanya perbedaan suku bangsa, adat, budaya dan kedaerahan.
Kemajemukan masyarakat merupakan gambaran pada kenyataan yang ada di Indonesia
akan keanekaragaman ras dan etnis yang membuatnya sulit bersatu dalam satu kesatuan.
Faktor terbentuknya hal ini yakni adanya kondisi wilayah NKRI yang terdiri kurang lebih
17.058 buah pulau besar dan kecil berkembang melahirkan keragaman budaya. Selain itu,
letak wilayah Indonesia yang strategis pada posisi silang sehingga memungkinkan terjadi
kontak dengan bangsa-bangsa lain. Akibatnya pertemuan dengan pendatang menyebabkan
tercipta proses asimilasi melalui perkawinan campuran sehingga terbentuk ras dan etnis.
Perbedaan iklim juga merupakan faktor terjadinya kemajemukan masyarakat Indonesia.
Menurut Vandenberg, ciri-ciri masyarakat majemuk yaitu segmentasi ke dalam kelompok-
kelompok yang memiliki sub kebudayaan yang berbeda, kurang mengembangkannya
konsensus terhadap nilai-nilai dasar, sering terjadi konflik antar kelompok satu dengan
yang lainnya, integrasi sosial atas paksaan yang terjadi karena fungai pelaksanaan, juga
dominasi suatu kelompok atas kelompok lainnya. Ciri-ciri kemajemukan ini dapat
mempengaruhi masyarakat Indonesia. Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia
terbagi atas positif dan negatif. Hal ini berdasarkan suku, bangsa, ras, dan juga agama.
Pengaruh positifnya yakni Indonesia jadi memiliki keanekaragaman budaya yang terjalin
serasi dan harmonis sehingga terwujud integrasi bangsa. Selain positifnya, ada juga
negatifnya.
2. Keberagaman apa saja yang dimiliki masyarakat Indonesia !
Jawab : Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki luas wilayah yng tidak kecil.
Memiliki latar belakang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa lain dan dilalui oleh jalur
perdagangan Internasional. Oleh karena itu tidak mengherankan jika di Indonesia ada
banyak keanekaragaman. Oleh karena itu Indonesia memimiliki semboyan Bhinneka
Tunggal Ika, yang artinya berbeda beda tetapi tetap 1 juta.
Diantara kekaragaman yang dimiliki, berikut beberapa garis besarnya :
a. Keragaman agama dan Kepercayaan
Di Indonesia dikenal ada 5 agama yang sah dan di akui yaitu Islam, kristen, katolik,
Hindu dan Buddha. Selain itu da juga kepercayaan yang sifatya masih kedaerah atau
ada disuku-suku pedalaman
b. Keragaman Suku
Indonesia yang terdiari dari banyak pulai dari sabang sampai merauku memiliki
ratusan suku yang menempati pulau pulau yang ada contohnya suku vatak, toraja,
mentawai, dayak, suku bugis, makassar dan sebagaianya.
c. Keragaman Bahasa.
Tidak hanya suku saja, tapi bahasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia juga sangat
beragam, misalnya bahasa sunda, bahasa betawi, bahasa jawa, bahasa papua dan lain-
lain. Namun walaupun memiliki banyak bahasa daerah, tapi penduduk Indonesia
dipersatukan oleh bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
d. Keberagaman adat istiadat
Kebaragaman adat istiadat ini dapat tumbuh dari suku-suku yang ada di Indonesia.
Contoh sederhananya yaitu tentang ritual pernikahan. walaupun memiliki kepercayaan
yang sama, seperti Islam, namun secara detail ada beraneka ragam kebudayaan yang
tumbuh didalam masyarakat, sesuai dengan pengaruh budaya masing-masing
e. Kebaragaman Budaya.
Keberagaman budaya ini terlihat dari beraneka ragamanya jenis dan bentuk rumah
adat, tarian daerah dan mungkin senjata daerah. Contoh Batik, ada batik pekalongan
ada batik solo.
f. Keberagaman Ras
Indonesia memiliki setidaknya 4 jenis ras yaitu ras Melayu mongoloid, Wedoid, ras
negroid dan ras papua melanesoid.
3. Sebutkan faktor penyebab keberagaman di Indonesia !
Jawab : Kebaragaman masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang
datang dari dalam maupun luar masyarakat. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor alam, diri
sendiri, dan masyarakat . Secara umum keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan
oleh:
a. Letak strategis wilayah Indonesia
letak geogarfi Indonesia dalam peta dunia. Letak Indonsia yang stategis yaitu di antara
dua Samudera Pasific dan Samudera Indonesia, serta dua benua Asia dan Australia
mengakibatkan wilayah kita menjadi jalur perdagangan internasional. Lalu lintas
perdangangan tidak hanya membawa komoditas dagang, namun juga
pengaruh kebudayaan mereka terhadap budaya Indonesia. Kedatangan bangsa asing
yang berbeda ras, kemudian menetap di Indonesia mengakibatkan perbedaan ras. Juga
agama dan kepercayaan mereka.
b. Kondisi Negara kepualauan
Negara Indonesia terdiri beribu-ribu pulau yang secara fisik terpisah-pisah. Keadaan ini
menghambat hubungan antarmasyarakat Indonesia dari pulau yang berbeda-beda.
Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-masing,
sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan masing-masing. Hal ini mengakibatkan
perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, peran laki-laki dan perempuan, dan
kepercayaan atau agama di Indonesia.
c. Perbedaan kondisi alam
Kondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur, padang
rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, laut mengakibatkan perbedaan masyarakat.
Juga kondisi kekayaan alam, tanaman yang dapat tumbuh, hewan yang hidup di
sekitarnya. Masyarakat di daerah pantai berbeda dengan masyarakat pegunungan,
seperti perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian,
bahkan kepercayaan.
d. Keadaan transportas dan komunikasi
Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga mempengaruhi perbedaan
masyarakat Indonesia. Kemudahan sarana ini membawa masyarakat mudah
berhubungan dengan masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit.
Sebaliknya sarana yang terbatas juga memjadi penyebab keberagaman masyarakat
Indonesia.
e. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang baru baik yang datang dari dalam maupun luar
masyarakat membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat Indonesia. Ada
masyarakat yang mudah menerima orang asing atau budaya lain, seperti masyarakat
perkotaan. Namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap bertahan pada budaya
sendiri, tidak mau menerima budaya luar.
f. Keberagaman ras penduduk Indonesia disebabkan oleh kehadiran bangsa asing ke
wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada di Indonesia diantaranya ras malayan-
mongoloid yang tersebar di wilayah sumatra, kalimantan, sulawesi, jawa, bali. Ras
malanesoid yang tersebar di daerah Papua, NTT dan maluku. Ras Kaukosoid yakni
orang India, timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika. Ras Asiatic mongoloid yakni
orang Tionghoa, Korea dan Jepang. Ras ini tinggal dan menyebar di seluruh wilayah
Indonesia dan terkadang mendiami wilayah tertentu. Ras Kaukasoid yakni orang India,
Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
4. Jelaskan arti penting keberagaman bagi masyarakat Indonesia !
Jawab : Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus dampak
negative bagi dirinya sendiri, kepada masyarakat , bangsa dan Negara. Dampak positif
memberikan memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak
negative mengakibatkan ketidakarmonisan bahkan kehancuran bangsa dan Negara.
Keberagaman suku bangsa , Budaya, Ras, Agama, dan Gender menjadi daya tarik
wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Kita tidak hanya memiliki keindahan
alam , tetapi juga keberagaman masyarakat indoneisa yang menjadi ciri daripada
keberagaman itu sendiri terhadap aspek persatuan diantara perbedaan yang ada

5. Apa ciri – ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya !
Jawab : ciri-ciri perbedaan antara suku bangsa
a. Bahasa yang berbeda
Ciri pertama yang membedakan adalah dari bahasa yang mereka gunakan. Setiap suku
bangsa yang ada di dunia ini pasti memiliki bahasa masing-masing, setiap daerah maka
berbeda bahasanya. Setiap suku bangsa pasti memiliki bahasa nasional dan juga bahasa
adat-nya sendiri-sendiri. Hal inilah hal paling mendasar yang membedakannya dengan
suku bangsa yang lainnya dan menjadi ciri khas dari suku bangsa tersebut. Jadi juga
jangan heran jika di setiap negara banyak sekali bahasa daerah yang mereka gunakan,
seperti misalnya di Indonesia sendiri. Bahasa suku yang ada di Jawa Timur beda
dengan Jawa Barat, walau mungkin serumpun namun berbeda karena suku yang juga
berbeda.
b. Perbedaan ciri fisik
Ciri-ciri perbedaan antara suku bangsa yang kedua adalah perbedaan ciri fisik.
Perbedaan ini merupakan perbedaan yang paling mencolok dan sangat mudah dikenali,
setiap suku bangsa pasti memiliki perbedaan mengenai ciri fisik dan perawakannya.
Hal inilah adalah poin terpenting yang memudahkan setiap masyarakat untuk bisa
membedakan suku bangsa. Misalnya saja orang Indonesia mayoritas memiliki kulit
kuning atau sawo matang. Sedangkan orang Korea berkulit putih, dan Afrika mayoritas
berkulit hitam. Hal ini adalah perbedaan dasar yang bisa membedakan setiap suku
bangsa yang ada di dunia. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh faktor cuaca dan letak
geografis dimana suku bangsa tersebut tinggal. Kita juga harus tahu apa saja perbedaan
bangsa dan negara.
c. Logat bahasa
Perbedaan yang ketiga adalah logat, selain bahasanya yang berbeda logat bahasa dan
cara bicara setiap suku bangsa di dunia atau di Indonesia sendiri memang berbeda ya.
Walau mungkin masih satu negara dan bahasa nasional yang digunakan sama namun
tetap saja ada logat maupun akses khusus dalam cara bicaranya. Hal inilah yang
membedakan setiap orang berasal dari suku bangsa mana. Tidak hanya di Indonesia saja
yang memiliki beberapa logat, di setiap bagian daerah pun jika berbeda daerah pasti
logatnya berbeda. Ini yang disebut dengan Bhinneka Tunggal Ika.
d. Adat istiadat, kesenian budaya
Hal terakhir yang membedakan adalah adat istiadat dan juga kesenian budaya yang
mereka miliki. Setiap suku bangsa di dunia tentu saja memiliki berbagai macam adat
istiadat dan kesenian budaya yang berbeda. Hal ini menjadi daya tarik bagi bangsa
lainnya, karena adat dan kesenian buadaya di satu suku belum tentu ada di suku lainnya.
Sehingga itu bisa menjadi daya tarik sendiri, seperti di Indonesia yang memiliki banyak
sekali suku bangsa sehingga bangsa Indonesia sangat kaya dan ragam budayanya. Oleh
karena itu kita sebagai warga negara Indonesia harus tahu cara melestarikan budaya.
Sehingga setiap budaya dan kesenian akan tetap terjaga dan tidak luntur di dunia yang
modern ini.
6. Apa akibat dari kondisi Negara kepulauan di Indonesia !
Jawab : Dapat menjadi daya tarik turis atau wisatawan asing, dengan banyaknya wisatawan
asing datang ke Indonesia maka akan berdampak baik terhadap perkeonomian Indonesia
yaitu dengan bertambahnya devisa Negara, Membentuk masyarakat yang toleran, Menjadi
kekeayaan Negara
7. Sebutkan provinsi Indonesia yang ada di pulau jawa !
Jawab :

 Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta


 Provinsi Banten, dengan ibu kota provinsi Kota Serang
 Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota provinsi Kota Bandung
 Provinsi Jawa Tengah, dengan ibu kota provinsi Kota Semarang
 Provinsi Jawa Timur, dengan ibu kota provinsi Kota Surabaya
 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan ibu kota Kota Yogyakarta
8. Sebutkan lima tarian tradisional Indonesia beserta daerahnya !
Jawab :
 Tari Tradisional Kratili merupakan tari yang berasal dari Suku Minahasa Sulawesi
Utara
 Tari Tradisional Suanggi merupakan tari tradisional yang berasal dari Papua Barat
 Tari Tradisional Serimpi merupakan tarian yang berasal dari kesultanan Mataram
 Tari Tradisional Tortor merupakan tarian yang berasal dari Sumatra Utara
 Tari Tandak merupakan tarian khas yang berasal dari Riau
9. Apakah pergeseran budaya banyak terjadi belakangan ini dapat mempengaruhi
keberagaman budaya indonesia ? jelaskan dan berikan contoh !
Jawab : ya, pergeseran budaya mempengaruhi keberagaman budaya di indonesia. Saat ini
budaya asing sudah masuk Indonesia menyebabkan budaya Indonesia mulai punah.
Berbagai iklan yang mengantarkan kita untuk hidup gaul dalam konteks modern dan tidak
tradisional sehingga memunculkan banyaknya kepentingan para individu yang
mengharuskan berada diatas kepentingan orang lain. Akibatnya terjadi sifat individualisme
semakin berpeluang untuk menjadi budaya kesehariannya. Ini semua sebenarnya terhantui
akan praktik budaya yang sifatnya hanya memuaskan kehidupan semata. Sebuah
kebobrokan ketika bangsa Indonesia telah pudar dalam bingkai kenafsuan belaka
berprilaku yang sebenarnya tidak mendapatkan manfaat sama sekali jika dipandang dari
sudut keislaman. Artinya dizaman Edan sekarang ini manusia hidup dalam tingkat
Hidonisme yang sangat tinggi berpikir dalam jangka pendek hanya mencari kepuasaan
belaka dimana kepuasaan tersebut yang menyesatkan umat islam untuk berprilaku.
Contoh Serdehana sesuai dengan kenyataan, Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja
kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka
menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang
seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai
dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna.
Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya.
Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian
yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
10. Hal apakah yang dapat memperkokoh persatuan bangsa Indonesia diantara perbedaan yang
terjadi akibat keberagaman budaya yang ada ?
Jawab : Yang dapat memperkokoh persatuan bangsa indonesia adalah dengan Sikap
Menghormati Keragaman Suku Bangsa Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan
bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari
keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya
daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama,
yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah
putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar
Negara pancasila. Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk.
Tugas 2

Salah satu contoh bentuk keberagaman bangsa Indonesia adalah suku batak. Suku
Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia, berdasarkan sensus dari Biro Pusat
Satistik di tahun 2010. Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan
beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Pantai Barat dan Pantai Timur di
Provinsi Sumatra Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak
adalah Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Batak adalah rumpun suku-
suku yang mendiami sebagian besar wilayah Sumatra Utara. Namun sering sekali orang
menganggap penyebutan Batak hanya pada suku Toba, padahal Batak tidak hanya diwakili oleh
suku Toba. Sehingga tidak ada budaya dan bahasa Batak, tetapi budaya dan bahasa Toba, Karo,
Simalungun dan suku-suku lain yang serumpun.

Saat ini pada umumnya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Islam.
Tetapi ada pula yang menganut kepercayaan tradisional yakni: tradisi Malim (atau dikenal juga
dengan Parmalim) dan juga menganut kepercayaan animisme, walaupun kini jumlah penganut
kedua ajaran ini sudah semakin berkurang.

Bahasa Batak

Rumpun bahasa Batak adalah sekelompok bahasa yang dituturkan di Sumatera Utara. Kelompok
ini dimasukkan ke dalam kelompok yang disebut Sumatera Barat Laut bersama bahasa
Mentawai dan Nias di dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.

Bahasa Batak mempunyai aksara bernama pustaha Batak

Sejarah bahasa Batak

Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia, tetapi tidak diketahui kapan nenek moyang orang
Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatra Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi
menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke
wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu pada zaman batu muda
(Neolitikum). Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang
ditemukan di wilayah Batak, maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke
Sumatra Utara pada zaman logam.
Pada abad ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang bernama Barus,
yang terletak di pesisir barat Sumatra Utara. Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh
petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah
satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal
ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatra. Pada masa-masa
berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang
mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatra Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari
Barus, Sorkam, hingga Natal.

Hingga saat ini, teori-teori masih diperdebatkan tentang asal usul dari Bangsa Batak. Mulai
dari Pulau Formosa (Taiwan), Indochina, Mongolia, Mizoram dan yang paling
kontroversial Sepuluh Suku yang Hilang dari Israel

PAKAIAN ADAT SUKU BATAK TOBA

Suku Batak Toba merupakan salah satu suku di Sumatera Utara yang tinggal di daerah sekitar
Danau Toba. Suku ini memiliki pakaian adat dengan ciri khas yang berbeda terutama untuk kain
dalam pakaian adat yang digunakan. Dibawah ini bisa disimak penjelasan lengkapnya untuk
pakaian adat Suku Batak Toba:

Kain Yang Digunakan


Pakaian adat suku Batak Toba merupakan kain tenun atau yang dikenal dengan nama Ulos. Kain
ulos sendiri merupakan kain yang sering sekali dijadikan ciri khas suku Batak. Bahkan, ulos sudah
menjadi identitas dari pakaian adat Sumatera Utara tingkat nasional.

Kain ulos dibuat dengan cara ditenun secara manual menggunakan alat tradisional dan benang
sutra. Warna benang yang digunakan biasanya hitam, putih, perak, merah dan emas.

Pakaian adat ini tidak hanya digunakan di upacara adat saja melainkan juga dalam kehidupan
sehari – hari. Ulos yang digunakan oleh laki-laki disebut hande-hande untuk bagian atas. Dan
singkot untuk bagian bawahnya. Sedangkan untuk bagian kepala disebut bulang-bulang, detat atau
tali-tali.

Macam-Macam Kain Ulos


Terdapat berbagai macam jenis kain ulos dengan corak dan motif yang menarik, antara lain : Kain
ulos antakantak, Kain ulos bintang maratur, Kain ulos bolean, Kain ulos mangiring, Kain ulos
padang ursa, Kain ulos pinan lobu-lobu dan Kain ulis pinuncaan.

Dari setiap jenis ulos memiliki filosofi yang berbeda. Pada acara adat, biasanya orang
Batak.menggunakan ulos dan menjadikannya selendang. Ulos yang digunakan biasanya ukia
ragihotang, sadum, jugjaragidup dan runjat.
Rumah Adat Batak Toba

Rumah Batak Toba mempunyai ciri khas tanpa sekat atau dinding pembatas, berbeda
dengan rumah adat Jawa Timur. Ruangan atau jabu dipisahkan dengan batas imajiner yang fungsi
dan peruntukannya diatur dalam adat, dengan pembagian sebagai berikut:
 Jabu Bona
Berada di sudut kanan belakang pintu masuk rumah. Ruang ini digunakan untuk tempat tidur
penghuni rumah, tempat menerima tamu, serta untuk upacara adat.
 Jabu Soding
Ruang ini berada di sudut kiri belakang pintu rumah. Fungsinya sebagai tempat bagi anak
perempuan pemiliknya. Bagian ini juga menjadi tempat istri-istri tamu ketika melaksanakan
upacara adat.
 Jabu Suhat
Lokasinya di sudut kiri berdekatan dengan pintu masuk. Ruang ini diperuntukkan bagi keluarga
dari anak sulung atau keluarga anak bungsu. Ketika anak sulung merantau maka ruangan ini
dihuni oleh anak bungsu.
 Jabu Tampar Piring
Berada di sudut kanan depan dekat pintu masuk. Digunakan oleh saudara laki-laki dari istri
pemilik rumah yang sudah menikah. Bisa juga menjadi tempat untuk saudara semarga yang
bungsu dan tempat bagi teman sekampung.
 Jabu Tonga-Tonga
Terletak di antara jabu bona dan jabu tampar piring, fungsinya untuk tempat berkumpul seluruh
keluarga dan dapur. Perlu Anda ketahui bahwa rumah tradisional Batak Toba tidak memiliki
sekat yang memisahkan setiap bagian ruangan.
Rumah Adat Batak Karo
Rumah adat Batak Karo digolongkan sesuai dengan jenis teknik konstruksi yang dipakai untuk
pondasi dan atap. Atap menggambarkan status sosial pemilik rumah. Atap rumah Batak Karo lebih
besar dan berat dibandingkan dengan rumah Batak Toba. Susunan atapnya pun lebih rumit.

Rumah suku Karo dapat menampung 8 sampai 12 keluarga yang berbaris pada lorong utama.
Lorong ini menghubungkan dua pintu di kedua ujung bangunan. Pembagian ruang setiap keluarga
diatur menurut adat dengan perapian untuk 2 keluarga.
Rumah Batak Simalungun

Rumah adat Simalungun juga dikenal dengan nama rumah bolon. Bolon berarti besar, sehingga
rumah bolon berarti rumah besar. Rumah tersebut berbentuk panggung seperti rumah gadang,
dengan lantai disangga oleh balok-balok besar yang berjajar horizontal dan bersilangan.
Bentuk dinding agak miring dengan sedikit jendela. Bagian atap mempunyai kemiringan curam
yang berbentuk perisai di bagian bawah. Sisi atas atap berbentuk pelana dengan gevel menghadap
ke bawah. Ujung atas gevel dihiasi dengan kepala kerbau.
Konstruksi rumah ini dibangun tanpa paku, melainkan dengan pasak dan tali. Sebagai dekorasi,
rumah dihias dengan gambar dan ukiran berwarna merah, hitam, dan putih.

Rumah Adat Batak Pakpak

Rumah adat Pakpak digunakan sebagai tempat bermusyawarah tentang kepentingan umum dan
upacara adat. Rumah ini berbahan kayu dengan atap dari ijuk, hampir mirip dengan rumah adat
Papua.
Bubungan atap berbentuk melengkung. Bentuk ini menjadi simbol berani menanggung risiko berat
dalam mempertahankan adat. Tampuk bubungan memiliki simbol caban sebagai simbol
kepercayaan suku Pakpak, sedangkan tanduk kerbau sebagai simbol kepahlawanan.

Kesenian
Diantara unsur kebudayaan yang dimiliki suku Batak adalah kesenian. Tari Tor-tor merupakan
kesenian yang dimiliki suku Batak. Tarian ini bersifat magis. Ada lagi Tari serampang dua belas
yang hanya bersifat hiburan. Sementara alat musik tradisionalnya adalah Gong dan Saga-saga.
Adapun warisan kebudayaan berbentuk kain adalah kain ulos. Kain hasil kerajinan tenun suku
batak ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian,
penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor.
Agama
Bangsa Batak memiliki sistem kepercayaannya sendiri, terutama di daerah pedesaan masih
mempertahankan sistem religi atau kepercayaan tersbeut. Orang batak memiliki konsepsi, bahwa
alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debeta Mula Jadi Na Balon. Ia bertempat tinggal di
atas langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan tugas dan kedudukannya.

Agama Malim yang dalam bahasa Batak disebut Ugamo Malim adalah bentuk moderen agama asli
suku Batak. Agama asli Batak tidak memiliki nama sendiri, tetapi pada penghujung abad
kesembilan belas muncul sebuah gerakan anti kolonial. Pemimpin utama mereka adalah Guru
Somalaing Pardede. Agama Malim pada hakikatnya merupakan agama asli Batak, namun terdapat
pengaruh agama Kristen, terutama Katolik, dan juga pengaruh agama Islam.
Agama ini tidak mengenal Surga atau sejenisnya,sepeti agama umumnya, selain Debata Mula jadi
Na Bolon (Tuhan YME) dan Arwah-arwah leluhur, belum ada ajaran yang pasti reward atau
punisnhment atas perbuatan baik atau jahat, selain mendapat berkat atau dikutuk menjadi miskin
dan tidak punya turunan. Tujuan upacara agama ini memohon berkat dari Debata Mula jadi Na
bolon (Tuhan YME), dari Arwah-arwah leluhur, juga dari Tokoh-tokoh adat atau kerabat-kerabat
adat yang dihormati, seperti Kaum Hula-hula (dari sesamanya).
Tuhan dalam kepercayaan Malim adalah “Debata Mula Jadi Na Bolon” (Tuhan YME) sebagai
pencipta manusia, langit, bumi dan segala isi alam semesta yang disembah oleh “Umat Ugamo
Malim” (“Parmalim”). Agama Malim terutama dianut oleh suku Batak Toba di provinsi Sumatera
Utara. Sejak dahulu kala terdapat beberapa kelompok Parmalim namun kelompok terbesar adalah
kelompok Malim yang berpusat di Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, Kab. Toba Samosir. Hari
Raya utama Parmalim disebut Si Pahasada (yaitu ‘[bulan] Pertama’) serta Si Pahalima (yaitu
‘[bulan] Kelima) yang secara meriah dirayakan di kompleks Parmalim di Huta Tinggi.
Namun, saat ini agama yang mendominasi bangsa Batak adalah Islam dan Kristen. Tetapi agama
Kristen merupakan agama mayoritas suku Batak saat ini.
Daerah masuk dan penyebaran Islam adalah batak bagian selatan. Sementara daerah penyebaran
Kristen meliputi daerah adalah batak bagian utara. Islamisasi di Batak dilakukan oleh para
pedagang dari Minangkabau. Mereka mengawini para perempuan Batak dan secara perlahan
masyarakat Batak banyak yang memeluk agama Islam. Pada masa Perang Paderi di awal abad ke-
19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan islamisasi besar-besaran atas
Batak Mandailing dan Angkola.
Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak dapat mengislamkan masyarakat tersebut,
yang pada akhirnya mereka menganut agama Kristen Protestan. Kerajaan Aceh di utara juga
banyak berperan dalam mengislamkan Batak Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak
terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur.
Adapun penyebaran agama Kristen dilakukan oleh seorang misionaris asal Jerman tahun 1861.
Sebelumnya mereka menerbitkan buku tata bahasa dan kamus Batak-Belanda. Dengan tujuan
mereka dapat memudahkan penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh orang Kristen Jerman
dan Belanda. Sasaran mereka adalah Batak Toba dan Simalungun. Batak Karo juga menjadi
sasaran misionaris Kristen, sehingga sebagian Batak Karon ada yang memeluk agama Kristen.
Saat penkristenan dilakukan, Batak Karo dan Toba dapat dikristenkan dengan cepat, sehingga pada
abad ke-20 agama Kristen menjadi identitas budaya mereka. Saat Belanda menancapkan
kolonialisme Belanda di tanah Batak, masyarakat Batak ini tidak banyak melakukan perlawanan
terhadap kolonial Belanda.
Kekerabatan
Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip, yaitu perbedaan tigkat umur,
perbedaan pangkat dan jabatan, perbedaan sifat keaslian, dan status kawin. Kelompok kekerabatan
suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo.
Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga dari satu marga. Ada pula kelompok kerabat yang
disebut marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga tersebut terikat
oleh simbol-simbol tertentu misalnya nama marga.
Klen kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan. Sebaliknya
klen besar yang anggotanya sdah banyak hidup tersebar, sehingga tidak saling kenal. Tetapi
mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga yang selalu disertakan dibelakang nama
kecilnya.
Dalam persoalan perkawinan, dalam tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan
orang Batak yang berbeda klan. Maka dari itu, jika ada yang menikah harus mencari pasangan
hidup dari marga lain. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak, maka
dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan
prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja bila agama yang dianutnya adalah Kristen.
Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh orang Batak adalah bahasa Batak. Tapi sebagian juga ada yang
menggunakan bahasa Melayu. Setiap puak memiliki logat yang berbeda-beda. Orang Karo
menggunakan Logat Karo, sementara logat Pakpak dipakai oleh Batak Pakpak, logat Simalungun
dipakai oleh Batak Simalungun, dan logat Toba dipakai oleh orang Batak Toba, Angkola dan
Mandailing.
Pengetahuan
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam bahasa
Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan.
Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-
masing anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat
sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.
Teknologi dan Peralatan

Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan
untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo),
tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga
memiliki senjata tradisional, yaitu piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang
panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitu
alat tenun untuk menenun kain ulos.
Mata Pencaharian
Pada umumnya, mata pencaharian masyarakat Batak adalah bercocok tanam padi di sawah dan
ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga mandapatkan tanah
tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan.
Selain pertanian, perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak. Hewan yang diternakan
antara lain kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Masyarakat yang tinggal di sekitar danau
Toba sebagian bermata pencaharian menangkap ikan. Selain itu juga, mereka berprofesi pada
sektor kerajinan. Hasil kerajinannya antara lain tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, tembikar, dan
lainnya yang ada kaitan dengan pariwisata.
Etnis Dalam Suku Batak (Sama Suku, tapi Beda Etnis).
Indonesia mungkin kalian pernah mendengar. kata Islam Muhammadiyah, NU, ataupun Persis.
sama halnya juga Suku Batak.. dimana ada Suku di dalam Suku . atau di sebut macam – macam
suku di dalam Suku batak . dan batak pun dikenal karena orang orang hebat di dalam
pemerintahaan. antara lain ada Pengacara ternama dan beberapa Pejabat. yang jika kalian
mendengar logatnya. kalian sudah tau dia orang batak hehehe. karena memang keunikan orang
indonesia. bisa di denger dari logat cara bicaranya.

Batak Toba

Suku Batak Toba, adalah satu etnik dari sekian banyak rumpun Batak yang terdapat di Sumatra.
Wilayah pemukiman suku Batak Toba meliputi kabupaten Toba Samosir yang terdiri dari Balige,
Laguboti, Parsoburan dan sekitarnya.
Pada masa dahulu wilayah suku Batak Toba berada di Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, yang
disebut sebagai satu kesatuan etnis saja, yaitu suku Batak Toba. Tetapi karena terdapat perbedaan
letak geografis dan pembagian distrik, maka saat ini suku Batak Toba dibagi menjadi beberapa
puak Batak, yang disebut sebagai Rumpun Tapanuli yang saling berkerabat dekat secara kultural,
yaitu suku Batak Toba, Batak Samosir, Batak Humbang dan Batak Silindung.
Selain beberapa puak tersebut tadi, suku Batak Toba juga masih berkerabat dengan suku Batak
Angkola dan Batak Mandailing. Salah satu kedekatan antara beberapa puak di atas adalah dapat
dilihat dari mayoritas penduduk asli suku Batak Toba adalah marga-marga Hutabarat, Panggabean,
Simorangkir, Hutagalung, Hutapea dan Lumbantobing. Ke 6 marga tersebut adalah keturunan dari
Guru Mangaloksa, salah satu anak Raja Hasibuan dari wilayah Toba.
Demikian juga dengan marga Nasution yang banyak tinggal di wilayah Padang Sidempuan adalah
saudara kandung marga Siahaan dari Balige, kedua marga ini berasal dari keturunan leluhur yang
sama.
Masyarakat suku Batak Toba, pada dasarnya hidup sebagai petani dan sebagai nelayan bagi yang
bermukim di pesisir danau Toba. Tetapi saat ini berbagai bidang profesi telah mereka jalani, seperti
pedagang, bekerja di sektor swasta maupun di sektor negeri. Tidak sedikit orang Batak Toba yang
sukses di perantauan, menjadi pejabat penting di pemerintahan, pengacara maupun sebagai
pengusaha sukses.
Batak Simalungun
Suku Batak Simalungun, adalah salah satu etnik Batak yang terkonsentrasi di kabupaten
Simalungun provinsi Sumatra Utara. Wilayah kediaman suku Batak Simalungun berada di antara
2 etnik batak lainnya, yaitu suku Karo yang berada di kabupaten Tanah Karo dan suku Toba.
Bahasa Simalungun sendiri memiliki kemiripan dengan bahasa Karo maupun bahasa Toba.
Sehingga bahasa Simalungun disebut sebagai bahasa batak tengah. Sebagian orang Simalungun
saat ini percaya bahwa asal usul orang Simalungun, dikatakan berasal dari India, tepatnya dari
daerah Assam, India Selatan, dari suatu tempat yang bernama Asom. Dilihat dari adat istiadat dan
tradisi budaya orang Simalungun banyak memiliki kemiripan dengan adat istiadat dan tradisi
budaya Batak Karo maupun Batak Toba.
Hal ini mengindikasikan kemungkinan besar suku Simalungun beserta suku Batak Karo dan Batak
Toba berasal dari suatu tempat yang sama. Orang Simalungun berbicara dalam bahasa Simalungun
sebagai bahasa sehari-hari. Awal masuknya agama Kristen ke wilayah Simalungun di masa lalu,
para penginjil RMG menggunakan bahasa Toba untuk menyebarkan agama Kristen pada
masyarakat suku Simalungun. Pada umumnya orang Batak Simalungun bisa memahami bahasa
Batak Toba, yang menjadi bahasa pengantar pada masa lalu di wilayah sekitar Danau Toba.
Dalam mitos orang Simalungun, dikatakan bahwa manusia awalnya dikirim oleh oleh Naibata
dan dilengkapi dengan Sinumbah yang bisa berdiam dalam berbagai benda, seperti alat-alat dapur
dan sebagainya, sehingga benda-benda tersebut harus disembah. Orang Simalungun menyebut roh
orang mati sebagai Simagot.
Baik Sinumbah maupun Simagot harus diberikan korban-korban pujaan sehingga mereka akan
memperoleh berbagai keuntungan dari kedua sesembahan tersebut. Masyarakat Simalungun
adalah patrilineal. Marga diturunkan kepada generasi berikutnya melalui pihak laki-laki. Orang
yang memiliki marga yang sama adalah berarti sebagai saudara seketurunan sehingga
dipantangkan (tidak diperbolehkan) untuk saling menikah.
Marga-marga pada suku Simalungun terdiri atas 4 marga asli, yaitu: • Damanik • Purba • Saragih
• Sinaga Keempat marga di atas berasal dari marga para Raja-Raja di Simalungun. Selain itu ada
juga marga-marga yang berasal dari luar Simalungun yang sejak dahulu ikut menetap di wilayah
adat Simalungun, kemudian menjadi sub-bagian dari 4 marga di atas.
Batak karo

Karo adalah salah Suku Bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia.
Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatera Utara. Nama suku ini dijadikan salah
satu nama Kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Tanah
Karo.
Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo atau Cakap Karo. Pakaian adat suku
Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas. Karo
dianggap sebagai bagian dari suku kekerabatan Batak, seperti kekerabatan Batak Toba, Batak
Mandailing, Batak Simalungun, Batak Pak-Pak atau Dairi, dan Batak Karo.
Namun kebanyakan masyarakat suku Karo menggap bahwa mereka bukanlah bagian dari
kekerabatan Batak tersebut, tetapi Karo adalah suku yang berdiri sendiri. Suku Karo juga sering
disebut suku Batak Karo. Hal ini dikarenakan banyaknya marga, kekerabatan, kepercayaan, dan
geografis domisilinya yang dikelilingi etnis-etnis yang dikatakan Batak.
Orang Karo menyebut dirinya kalak Karo, orang diluar Karo dan tidak mengenal Karo-lah yang
kemudian memanggil mereka Batak Karo. Benar tidaknya Karo ini dikatakan Batak, tergantung
pada persepsi Batak yang ditawarkan.
Sebab, jika konsep Batak yang ditawarkan adalah Batak yang didasarkan pada hubungan
vertikan(geneologi/keturunan darah) seperti yang berlaku di Toba-Batak, bahwa Si Raja Batak
adalah nenek moyang bangsa Batak, maka Karo bukanlah Batak! Hal ini dikarenakan eksistensi
Karo yang teridentifikasi lebih awal dibandingkan kemunculan Si Raja Batak ini( Karo jauh sudah
ada sebelum kemunculan Si Raja Batak diabad ke-13 Masehi) yang didasarkan pada fakta sejarah,
logika, dan tradisi di Karo dan suku-suku lainnya yang dikatakan Batak.
Namun, jika batak yang didasarkan pada kekerabatan horizontal (solidaritas, teritorial, dan
geografis) maka Karo adalah bagian dari Batak.
Batak Pakpak
Suku Batak Pakpak, adalah suatu kelompok masyarakat yang terdapat di beberapa kabupaten di
provinsi Sumatra Utara dan di sebagian wilayah provinsi Nanggroe Aceh. Orang Batak Pakpak,
berbicara dalam bahasa sendiri, yaitu bahasa Pakpak. Sedangkan di Kelasen bahasa Pakpak disebut
sebagai bahasa Dairi.
Bahasa Pakpak ini merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia, yang termasuk dari salah
satu cabang dari rumpun bahasa Batak. Bahasa Batak Pakpak memiliki kekerabatan dengan bahasa
Batak Karo, tapi bahasa Pakpak juga banyak mirip dengan bahasa Batak Toba. Pemakai bahasa
Pakpak sendiri mengalami penurunan diakibatkan banyaknya arus pendatang di luar suku Pakpak
yang memasuki wilayah mereka.
Para generasi muda semakin enggan menggunakan bahasa Pakpak dalam pergaulan sehari-hari.
Perkimpoian dengan suku di luar suku Pakpak, serta pengaruh bahasa-bahasa dari para pendatang
turut mempengaruhi kelestarian bahasa Pakpak. Sepertinya hal ini perlu mengalami perubahan
yang berarti agar bahasa Pakpak tidak hilang di daerahnya sendiri.
Dalam bahasa Batak Pakpak ada suatu ucapan khas, yaitu “Njuah-Njuah”, yang berarti “semoga
sehat selalu”. Marga-marga Pakpak, secara keseluruhan: Anak Ampun, Angkat, Bako, Bancin,
Banurea, Berampu, Berasa, Berutu, Bintang, Boang Manalu, Capah Cehun, Cibro, Cibero Penarik,
Gajah, Gajah Manik, Goci, Kaloko, Kabeaken, Kesogihen, Kombih, Kudadiri, Kulelo, Lembeng,
Lingga, Maha, Maharaja, Manik, Manik Sikettaang, Manjerang, Matanari, Meka, Mucut,
Mungkur, Munte, Padang, Padang Batanghari, Pasi, Pinayungen, Simbacang, Simbello,
Simeratah, Sinamo, Sirimo Keling, Solin, Sitakar, Sagala, Sambo, Saraan, Sidabang, Sikettang,
Simaibang, Tendang, Tinambunan, Tinendung, Tinjoan, Tumangger, Turuten, Ujung.
Batak Mandailing atau Angkola

Suku Batak Mandailing/angkola adalah salah satu suku dari sekian banyak Rumpun Batak yang
telah lama hidup dalam suatu komunitas di kabupaten Mandailing-Natal, penyebaran juga terdapat
di kabupaten Padang Lawas, kabupaten Padang Lawas Utara, dan sebagian kabupaten Tapanuli
Selatan yang berada di provinsi Sumatera Utara.
Orang Mandailing/angkola juga menyebar hingga ke wilayah provinsi Sumatra Barat, seperti di
kabupaten Pasaman dan kabupaten Pasaman Barat. Suku Mandailing/angkola memiliki adat,
budaya dan bahasa sendiri. Mereka berbicara dalam bahasa Mandailing/angkola. Bahasa
Mandailing/angkola sendiri sangat berkerabat dengan bahasa Batak Toba.
Dilihat dari tradisi budaya, adat dan bahasa terdapat keterkaitan erat di masa lalu antara suku Batak
Mandailing/Angkola dengan suku Batak Toba dan Padang Lawas. Selain itu mereka juga
diperkirakan masih terkait hubungan di masa lalu dengan suku Batak Rokan dan suku Rao. Suku
Mandailing/Angkola ini berada di antara beberapa kebudayaan besar, yaitu budaya Batak Toba
dan budaya Minangkabau.
Pada suatu sisi suku Mandailing/Angkola sebagai bagian dari rumpun Batak, tapi keberadaan
mereka sempat diklaim berasal dari Minangkabau. Apabila dilihat dari struktur fisik, budaya,
tradisi, adat-istiadat serta bahasa pada masyarakat suku Mandailing/Angkola, bahwa suku
Mandailing/Angkola ini lebih berkerabat dengan suku Batak Toba, dibanding dengan suku
Minangkabau. Selain itu marga-marga yang ada pada suku Mandailing/Angkola juga banyak yang
sama dengan marga-marga pada suku Batak Toba.
Sedangkan dengan suku Minangkabau, sangat berbeda dari struktur fisik, budaya, tradisi, adat-
istiadat serta bahasa pada masyarakat suku Mandailing/Angkola sangatlah berbeda. Hanya karena
pada suku Minangkabau terdapat salah satu suku/marga Mandaihiliang, oleh karena itu suku
Minangkabau mengklaim bahwa Mandailing/Angkola berasal dari salah satu marga/suku dari suku
Minangkabau tersebut.
Suku Mandailing/Angkola sendiri menganut paham kekerabatan patrilineal, tapi akhir-akhir ini
ada yang menerapkan sistem matrilineal. Di Mandailing terdapat marga-marga, seperti: Lubis,
Nasution, Harahap, Pulungan, Batubara, Parinduri, Lintang, Hasibuan, Rambe, Dalimunthe,
Rangkuti, Tanjung, Mardia, Daulay, Matondang, Hutasuhut dan lain-lain.
Marga-marga yang terdapat di Tanah Mandailing Godang, banyak memiliki pertalian dengan
marga-marga dari Batak Utara (Batak Toba). Tapi karena telah terpisah sejak berabad-abad, dan
banyak terjadi missing link, maka marga-marga Mandailing/Angkola saat ini telah berkembang
menjadi beberapa aliran marga tersendiri. (lihat marga Mandailing) Penduduk suku Batak
Mandailing/Angkola mayoritas adalah beragama Islam. Berbeda dengan orang Batak Toba yang
beragama Kristen. Tapi kedua suku bangsa ini berawal dari sejarah asal usul yang sama. Banyak
persamaan dalam kebiasaan orang Batak Mandailing/Angkola dengan kebiasaan orang Batak
Utara (Toba).

Anda mungkin juga menyukai