Anda di halaman 1dari 11

GEJALA ADHD SERING DIDAPATKAN PADA ORANG DEWASA YANG TIDAK

TERDIAGNOSIS - SEBUAH STUDI CROSS-SECTIONAL PADA POPULASI BESAR DI


DENMARK

Louise K Hoeffding; Maria Haahr Nielsen; Janna Nissen; Maria Didriksen; Thomas Werge; Trine
Schow; Christian Erikstrup; Ole Birger Pedersen; Henrik Hjalgrim; Jens RM Jepsen; Henrik
Ullum; Kristoffer Burgdorf;

Abstrak

Tujuan: Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD) pada antara orang dewasa memiliki
prevalensi yang tinggi. Sejauh ini belum ada penelitian yang membahas prevalensi gejala ADHD
pada orang yang sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi gejala
ADHD yang dilaporkan sendiri (self-reported) dan subtipe ADHD sesuai jenis kelamin dan usia
pada orang Denmark yang sehat.

Metode: Sebanyak 26.217 individu (usia 18-67 tahun) yang telah mengisi Adult ADHD Self-
Report Scale V1.1 (ASRS) dimasukkan ke dalam populasi penelitian. Kami menggunakan
regresi logistik untuk menilai hubungan usia dan jenis kelamin dengan hasil skrining ADHD
positif di tiga metode penilaian ASRS yang berbeda.

Hasil: Prevalensi ADHD pada populasi penelitian adalah 1,1-2,7%, tergantung pada metode
penilaian ASRS yang diterapkan. Gejala ADHD berkurang dengan bertambahnya usia partisipan.

Kesimpulan: Gejala ADHD berat bukan merupakan hal yang jarang ditemui di antara individu
yang tidak terdiagnosis. Prevalensi ADHD yang dilaporkan sendiri bervariasi sesuai dengan
metode penilaian ASRS yang diterapkan.

Kata kunci: ADHD; ASRS; Kesehatan mental masyarakat; Tingkah laku

Pendahuluan

Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dengan gejala inti dalam perhatian, hiperaktif,
dan impulsif, adalah gangguan kejiwaan yang paling sering ditemui pada anak-anak dan remaja.
Sebelumnya, ADHD dianggap sebagai kelainan perilaku masa kanak-kanak, namun, beberapa
studi tindak lanjut menunjukkan bahwa 50-78% anak-anak yang didiagnosis dengan ADHD terus
memiliki gejala pada masa dewasa. Selain itu, individu dengan ADHD onset lambat
menunjukkan bahwa ADHD dapat berkembang seumur hidup.

Perkiraan prevalensi ADHD yang dilaporkan sangat bervariasi, terutama karena perbedaan
metodologi dalam berbagai studi. Prevalensi gabungan ADHD di seluruh dunia di antara anak-
anak dan remaja diperkirakan mencapai angka 5,3%, namun suatu meta-analisis yang
dipublikasikan baru-baru ini menunjukkan prevalensi ADHD yang sedikit lebih tinggi (~ 7%).
Sebaliknya, prevalensi rata-rata ADHD pada populasi dewasa adalah antara 1,1-5% tetapi
perkiraan ini mungkin bersifat underestimate dan memiliki bias kepastian terkait dengan
tingginya jumlah orang dewasa yang tidak didiagnosis secara akurat. Walaupun demikian, kedua
gejala yang terkait dengan inatensi dan hiperaktifitas telah terbukti banyak terdapat (~ 60%) pada
populasi umum yang menunjukkan bahwa gejala ADHD membentuk sebuah kontinum.

Telah dipahami bahwa gejala ADHD bermanifestasi berbeda antara jenis kelamin dan bahwa
anak laki-laki lebih sering terpengaruh daripada anak perempuan. Namun, perbedaan gender ini
bervariasi di seluruh subtipe ADHD dan cenderung serupa pada dewasa di mana pria dan wanita
hampir sama-sama terpengaruh. Pergeseran dalam rasio jenis kelamin terhadap prevalensi serupa
ini mungkin mencerminkan bahwa perempuan muda lebih banyak terpengaruh oleh subtipe
kurangnya perhatian yang sering tidak terdeteksi. Selain jenis kelamin, penelitian lanjutan
menyarankan bahwa gejala ADHD dapat menjadi berbeda dari waktu ke waktu dan akan
mengalami perubahan selama masa remaja. Pada usia dewasa, subtipe ADHD hiperaktif-impulsif
sering menjadi kurang jelas sedangkan subtipe inatensi tampaknya bertahan. Kurangnya
stabilitas profil gejala seumur hidup menunjukkan bahwa kriteria diagnostik dewasa-spesifik
untuk subtipe ADHD sangat diperlukan.

Salah satu instrumen skrining ADHD yang paling umum digunakan pada orang dewasa adalah
Adult ADHD Self-Report Scale V1.1 (ASRS) yang dikembangkan oleh kelompok kerja ADHD
dewasa untuk World Health Organization (WHO). ASRS terdiri dari skala 18-item yang
mengevaluasi dimensi subtipe ADHD inatensi dan subtipe ADHD hiperaktif-impulsif pada orang
dewasa. Beberapa penelitian yang telah diterbitkan menemukan bahwa ASRS adalah instrumen
yang reliabel dan valid untuk skrining gejala ADHD pada orang dewasa dalam sampel klinis dan
komunitas. Karena ASRS bersifat self-report sehingga tidak perlu untuk diawasi, hemat waktu,
dan hemat biaya, ASRS telah banyak digunakan dalam penelitian skala besar. Penggunaan
metode penilaian yang berbeda dan nilai cut-off ASRS dalam literatur masih bersifat
kontroversial. Pengalihan ASRS yang paling banyak digunakan adalah fast 6-items ASRS
screener yang awalnya diekstraksi dengan regresi logistik bertahap dari skala ASRS 18-item.
fast 6-items ASRS screener unggul dari ASRS 18-item terkait sensitivitas, spesifisitas, dan
akurasinya. Sebagai tambahan, dua metode penilaian skor ASRS telah digunakan untuk menilai
skor total dari 18 item (dengan nilai cut-off yang telah ditentukan) atau pemisahan 18-item
menjadi dua sub-skala, dengan masing-masing sembilan item, untuk mengevaluasi baik gejala
inatensi atau impulsif hiperaktif sesuai dengan gejala DSM-IV ADHD.

Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan prevalensi gejala ADHD yang dilaporkan
sendiri pada orang dewasa yang sehat dari yang mengikuti Danish Blood Donor Study. Karena
ada beberapa metode penilaian ASRS, kami menggunakan tiga metode penilaian yang paling
sering dilaporkan dalam literatur untuk membandingkan perkiraan dalam populasi penelitian dan
lintas studi. Kami memeriksa variasi terkait jenis kelamin dan usia dalam gejala dan subtipe
ADHD yang dilaporkan sendiri.
Material dan metode

Populasi penelitian

Sebanyak 27.315 peserta termasuk dalam penelitian ini. Data dikumpulkan mulai dari tanggal 1
Mei 2015 sampai 1 Februari 2017 sebagai bagian dari Danish Blood Donor Study (DBDS;
www.dbds.dk). Singkatnya, DBDS merupakan studi multisenter, berbasis populasi dan biobank
yang sedang berlangsung di Denmark yang dimulai pada tahun 2010. Hingga saat ini, lebih dari
110.000 donor darah sukarela dari bank darah di seluruh Denmark telah dimasukkan. Data awal
menunjukkan tingkat respons 95% di antara donor darah yang diundang. Semua peserta berusia
antara 18 dan 67 tahun, umumnya sehat dan tidak sedang menjalani pengobatan. Pada
pendaftaran studi, para donor akan diberikan persetujuan lisan dan tertulis dan kemudian
diharuskan mengisi kuesioner ASRS berbasis digital.

The Danish Data Protection Agency (2007-58-0015) dan Komite Etika Denmark Tengah (M-
20090237) telah menyetujui penelitian ini.

Dari 27.315 peserta yang ikut dalam penelitian ini, 27.217 (96,0%) menyelesaikan kuesioner
ASRS 18 item. Sebanyak 1.098 orang yang tersisa dikeluarkan dari populasi penelitian karena
nilai ASRS yang hilang. Pada 1.098 orang ini, tidak terdapat perbedaan pada jenis kelamin (P =
0,5) tetapi secara signifikan lebih tua (usia rata-rata: 51,1 tahun) dibandingkan dengan populasi
penelitian yang tersisa (usia rata-rata: 41,6 tahun) (uji Mann-Whitney U, P <0,00001).

Skala ADHD dewasa yang dilaporkan sendiri

Gejala ADHD yang dilaporkan sendiri pada populasi penelitian ini dievaluasi oleh V1.1 ASRS
edisi lengkap yang diadaptasi ke Bahasa Denmark. Kuesioner ini terdiri dari 18 item gejala
berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 4 th ed. (edisi ke-4; DSM IV;
American Psychiatric Association [APA], 1994) di mana enam item pertama adalah yang paling
prediktif untuk gejala ADHD dan 6 item inilah yang menjadi dasar short ASRS screener.
Screener ASRS edisi lengkap terdiri dari sembilan item yang mewakili gejala yang berkaitan
dengan inatensi (item 1-4 dan 7-11), dan sembilan item menilai gejala hiperaktif-impulsif (item
5-6 dan 12-18). Setiap item dinilai pada skala Likert lima poin dengan 0 = "tidak pernah", 1 =
"jarang", 2 = "kadang-kadang", 3 = "sering", dan 4 = "sangat sering" berdasarkan pada apa yang
dirasakan partisipan selama 6 bulan terakhir. Dengan demikian, skor yang tinggi menunjukkan
tingkat keparahan yang lebih besar dari gejala ADHD yang dilaporkan sendiri. Sementara ASRS
belum divalidasi di Denmark, ASRS adalah instrumen skrining yang banyak digunakan dan valid
mengenai gejala ADHD pada orang dewasa dan telah menunjukkan keandalan dan utilitas
diagnostik yang baik di kalangan remaja dan dewasa di Skandinavia. Deskripsi yang lebih rinci
dari kuesioner ASRS dapat ditemukan di tempat lain.
Skoring ASRS

Seperti yang awalnya disarankan oleh Kessler et al., metode penilaian yang berbeda dapat
digunakan untuk menilai gejala ADHD yang dilaporkan sendiri menggunakan ASRS. Dalam
studi ini, kami menggunakan tiga pendekatan berikut yang berbeda (Tabel 1): (1) Pendekatan
pertama (disebut sebagai "ASRS 6-item screener") melibatkan penjumlahan skor dari enam item
pertama dari edisi penuh ASRS (kisaran: 0-24). Jumlah skor ≥14 menunjukkan hasil skrining
positif. (2) Pendekatan kedua (disebut "edisi lengkap ASRS") membahas gejala ADHD pada 18-
item ASRS full edition (rentang: 0-72). Jumlah skor total ≥37 sesuai dengan hasil skrining
positif. (3) Pendekatan ketiga (disebut sebagai “subskala inatensi / impulsif”) didasarkan pada
sembilan item per subskala (kisaran: 0-36) yang terkait dengan item yang inatensi atau
hiperaktif-impulsif. Semua individu dengan skor edisi penuh pada kedua subskala ≥24 dianggap
memiliki hasil skrining positif untuk ADHD.

Kelompok pembanding terdiri dari individu-individu yang tersisa dari populasi penelitian dengan
skor ASRS di bawah nilai batas yang telah ditentukan yang dijelaskan pada Tabel 1.

Analisis statistik

Statistik deskriptif dari tiga metode penilaian ASRS (di bawah atau di atas nilai batas yang
ditentukan) adalah untuk variabel kategori yang disajikan sebagai jumlah dan persentase dan
untuk variabel kontinu sebagai median dengan Interquartile Range (IQR). Usia masing-masing
peserta dihitung pada saat kuesioner ASRS selesai diisi dan dikategorikan sebagai ≤25, 26-30,
31-35, 36-40, 41-45, 46-50, dan >50 tahun.

Analisis regresi logistik digunakan untuk menilai pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap
adanya gejala ADHD yang dilaporkan sendiri di berbagai metode penilaian ASRS. Di sini,
kelompok umur >50 tahun ditetapkan sebagai kelompok referensi. Selain itu, analisis yang
disesuaikan dengan jenis kelamin juga dilakukan. Odds Ratios (OR) dengan Interval
kepercayaan 95% (CI) disajikan dan P <0,05 dianggap signifikan secara statistik. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan program statistik STATA 13.1 (StataCorp, college station,
Texas, USA).

Hasil

Dari total 26.217 individu (usia rata-rata (IQR): 41,6 (29,9-51,7) tahun) yang berpartisipasi pada
DBDS yang menyelesaikan ASRS edisi penuh, 54,2% adalah laki-laki (usia rata-rata (IQR): 42,1
(31,3-51,9) tahun) dan 45,8 % adalah perempuan (usia rata-rata (IQR): 40,9 (28,2-51,4) tahun).

Tabel 1 menunjukkan jumlah individu yang diskrining positif atau negatif untuk ADHD
menggunakan tiga metode penilaian alternatif untuk ASRS (ASRS 6-item screener (median usia
rata-rata (IQR): 31,2 (25,3-39,1) tahun dibandingkan 41,9 (30,1-51,8) ) tahun, masing-masing),
edisi penuh ASRS (usia rata-rata (IQR): 30,5 (25,2-40,5) tahun versus 41,9 (30,2-51,9) tahun,
masing-masing), dan subskala inatensi / hiperaktif-impulsif (usia rata-rata (IQR)) : 30,5 (25.2-
40.2) tahun versus 41,7 (30,0-51,8) tahun, masing-masing), lihat metode untuk perincian lebih
lanjut). Menurut standar cut-off untuk screener ASRS 6-item, 2,1% (95% CI: 2,0 hingga 2,3) dari
populasi penelitian mendapat skor ≥14 dan dengan demikian diskrining positif untuk ADHD
dewasa. Ketika menggunakan ASRS edisi penuh atau metode penilaian skala sub-impulsif /
hiperaktif-impulsif, 2,6% (95% CI: 2,4 hingga 2,8) dan 1,1% (95% CI: 0,9 hingga 1,2), masing-
masing diskrining positif untuk ADHD dalam populasi penelitian kami (Tabel 2).

Tabel 1: Perbedaan antara skrining ADHD individual positif dan negatif di antara individu yang
mengikuti DBDS sesuai dengan tiga metode penilaian alternatif ASRS dan nilai cut-off masing-
masing
Tabel 2: Odds ratio dan interval kepercayaan 95% pada rentang usia yang berbeda di antara
donor darah yang skrining positif untuk ADHD bila dibandingkan dengan individu yang skrining
negatif untuk ADHD dalam DBDS.

Gambar 1 menggambarkan bahwa hanya ada sedikit tumpang tindih antara individu yang
diskrining positif untuk ADHD ketika menggunakan tiga metode penilaian ASRS yang
diterapkan. Sebanyak 557 individu (2,1%) positif untuk screener ASRS 6-item, 690 individu
(2,6%) dalam edisi penuh ASRS, dan 291 individu (1,1%) dalam metode penilaian subskala
inatensi / hiperaktif-impulsif.
Gambar 1: Jumlah individu dengan hasil skrining ADHD positif menurut ASRS 6-item screener,
edisi penuh ASRS, dan nilai cut-off subskala (IN / HY-IM) inatensi / hiperaktif-impulsif, masing-
masing di antara 26.217 individu dari DBDS. Jumlah individu dengan skrining ADHD positif
sesuai dengan tiga metode penilaian alternatif ASRS di DBDS (N = 26.217) (lihat metode untuk
perincian mengenai metode penilaian yang berbeda).

Secara signifikan lebih banyak laki-laki daripada perempuan yang ditemukan yang memiliki
hasil skrining positif ADHD untuk metode penilaian screener 6-item ASRS (OR = 1,8, 95% CI:
1,5-2.2). Sebaliknya, tidak ada perbedaan antara pria dan wanita yang ditemukan untuk edisi
penuh ASRS atau metode penilaian subskala impulsif / hiperaktif-impulsif (data tidak
ditampilkan).

Variasi terkait usia dalam gejala ADHD yang dilaporkan sendiri diselidiki untuk kelompok usia
berikut (dalam tahun): ≤25, 26-30, 31-35, 36-40, 41-45, 46-50, dan> 50 di seluruh tiga metode
penilaian yang berbeda diterapkan (Tabel 1). Dalam populasi penelitian ini, prevalensi gejala
ADHD terus menurun dengan bertambahnya usia terlepas dari metode penilaian ASRS.

Di antara 1,1% (N = 291) dari populasi penelitian yang diskrining positif untuk ADHD oleh
subskala inatensi / hiperaktif-impulsif, 47,8% (95% CI: 42,0-53,5) diidentifikasi sebagai subtipe
inatensi (29,6% laki-laki dan 18,2% perempuan) ), 35,1% (95% CI: 29,8 hingga 40,7) dari
individu dengan subtipe hiperaktif-impulsif (16,2% pria dan 18,9% wanita), sedangkan 17,2%
(95% CI: 13,2 hingga 22,0) berada dalam kelompok dengan subtipe gabungan keduanya
termasuk dimensi inatensi dan hiperaktif-impulsif (9,3% pria dan 7,9% wanita). Gambar 2
mengilustrasikan distribusi laki-laki dan perempuan pada sub-skala yang inatensi atau hiperaktif-
impulsif (di sini subtipe gabungan dimasukkan dalam dimensi inatensi atau hiperaktif-impulsif).
Perbedaan jenis kelamin yang signifikan ditemukan antara subtipe yang inatensi atau hiperaktif-
impulsif (p = 0,015), laki-laki menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi daripada perempuan
untuk subtipe inatensi (laki-laki 59,8% berbanding 40,2% perempuan) dan sebaliknya
perempuan menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi untuk subtipe hiperaktif-impulsif (51,3%
perempuan versus 48,7% laki-laki). Lebih lanjut, Gambar 3 menggambarkan rentang usia yang
berbeda antara pria dan wanita yang dikelompokkan berdasarkan subtipe ADHD menggunakan
subskala inatensi / hiperaktif-impulsif. Di sini, baik gejala kurangnya perhatian dan hiperaktif-
impulsif tampaknya berkurang dengan bertambahnya usia donor dalam populasi penelitian.
Subtipe inatensi lebih sering terdapat pada laki-laki kurang dari 35 tahun daripada perempuan
sedangkan sebaliknya berlaku untuk subtipe hiperaktif-impulsif pada usia kurang dari 30 tahun.

Gambar 2: subtipe ADHD dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan metode


penilaian subskala inatensi / hiperaktif-impulsif ASRS. Gambar tersebut menggambarkan jumlah
laki-laki dan perempuan (N = 291) dengan skor ASRS ≥24 pada subskala inatensi atau
hiperaktif-impulsif. Individu yang sama akan muncul dalam lebih dari satu kelompok karena
subtipe gabungan dari ADHD (skor ≥24 pada kedua subskala inatensi dan hiperaktif-impulsif).
Gambar 3: Rentang usia dari subtipe inatensi dan hiperaktif-impulsif dari ADHD menggunakan
metode penilaian subskala inatensi / hiperaktif-impulsif ASRS. Rentang usia untuk pria dan
wanita baik pada subtipe inatensi (gambar kiri) atau hiperaktif-impulsif (gambar kanan) dari
gejala ADHD yang dilaporkan sendiri diilustrasikan sebagai persentase dari jumlah total individu
dengan hasil skrining ADHD positif pada kedua sub-skala. Di sini, individu dengan subtipe
gabungan (inatensi dan hiperaktif-impulsif) dari ADHD akan muncul baik dalam analisis subtipe
inatensi maupun analisis subtipe hiperaktif-impulsif.

Analisis regresi logistik dilakukan untuk memeriksa skrining positif untuk ADHD sebagai fungsi
usia ketika menggunakan masing-masing dari tiga metode penilaian ASRS (Tabel 2). Di sini, di
atas 50 tahun ditetapkan sebagai kelompok referensi. Prevalensi terendah dari ADHD yang
dilaporkan sendiri ditemukan untuk kelompok usia >50 tahun dan risiko menurun dengan
bertambahnya usia donor. OR sangat mirip ketika menyesuaikan untuk jenis kelamin.

Diskusi

Dalam studi cross-sectional besar ini tentang terjadinya gejala ADHD yang dilaporkan sendiri di
antara pendonor darah Denmark yang sehat, prevalensi yang diperkirakan masing-masing adalah
2,6%, 2,1%, dan 1,1%, ketika menggunakan salah satu edisi penuh ASRS, screener ASRS 6-
item., atau metode penilaian subskala inatensi / hiperaktif-impulsif ASRS V1.1. Dengan
demikian penelitian kami menggambarkan bahwa bahkan dalam populasi donor darah yang
sehat, sejumlah besar individu memiliki skor di atas ambang batas untuk kemungkinan memiliki
sindrom ADHD. Perkiraan prevalensi kami mirip dengan yang dilaporkan sebelumnya, dan
mendukung perlunya pendekatan yang ditargetkan terhadap diagnosis ADHD pada orang
dewasa.

Beberapa aspek penelitian kami patut didiskusikan lebih lanjut. Pertama, hanya ada sedikit
tumpang tindih individu yang memiliki hasil skrining positif untuk ADHD dengan tiga metode
penilaian ASRS yang paling banyak digunakan (35,37) (Tabel 2 dan Gambar 1). Perbedaan ini
menggambarkan betapa pentingnya metode penilaian ASRS terhadap identifikasi individu yang
berpotensi menderita ADHD, yang kemudian memengaruhi estimasi prevalensi hasil skrining ini.
Oleh karena itu, penelitian kami menyoroti perlunya pemahaman yang lebih baik tentang
perbedaan mendasar antara metode penilaian ASRS, dan menunjukkan bahwa skala skrining
ASRS harus digunakan dengan hati-hati dan tidak pernah menggantikan pemeriksaan klinis
menggunakan evaluasi standar emas. Apakah terdapat perbedaan antara metode penilaian khusus
untuk terjemahan Denmark dari ASRS dan populasi donor darah tidak diketahui, namun,
terjemahan ASRS Swedia telah menunjukkan sifat psikometrik yang menjanjikan dalam populasi
remaja dengan ADHD.

Kedua, secara luas telah diterima bahwa perbedaan jenis kelamin ADHD akan berkurang
semakin tinggu usia seseorang. Dalam populasi penelitian kami, variasi spesifik jenis kelamin
yang signifikan secara statistik dalam prevalensi ADHD diamati untuk ASRS 6-item screener
(Tabel 1). Hal ini dapat mencerminkan gaya respons yang lebih positif di antara donor darah pria
daripada wanita pada screener ASRS 6-item, atau menunjukkan bahwa screener ASRS 6-item
mengecualikan informasi penting yang berkaitan dengan jenis kelamin yang termasuk dalam 12
item yang tersisa.

Ketiga, sejalan dengan hasil yang dipublikasikan sebelumnya, kami menemukan bahwa subtipe
inatensi pada ADHD lebih umum daripada subtipe hiperaktif-impulsif. Hal ini seperti yang telah
diperkirakan, bahwa orang dewasa yang menderita hiperaktif dan impulsif cenderung tidak
menjadi donor darah (Gambar 2). Lebih lanjut stratifikasi subtipe ADHD tipe inatensi atau
hiperaktif-impulsif berdasarkan jenis kelamin dan usia, kami menemukan bahwa prevalensi
subtipe inatensi dan hiperaktif-impulsif menurun dengan bertambahnya usia. Hal ini
menunjukkan bahwa, berbeda dengan studi cross-sectional, gejala pada subtipe inatensi
cenderung tidak bertahan selama hidup baik untuk donor darah pria atau wanita atau mungkin
bahwa donor darah yang lebih tua dengan gejala ADHD berat bukan bagian dari DBDS (Gambar
3). Selain itu, pada usia yang lebih muda, pria dan wanita menunjukkan profil yang berbeda dari
subtipe ADHD inatensi dan hiperaktif-impulsif (Gambar 3). Sepengetahuan kami, tidak ada
penelitian lain yang melaporkan perbedaan jenis kelamin dalam kaitannya dengan subtipe
ADHD; masih belum diketahui apakah pengamatan ini spesifik hanya pada studi ini atau dapat
digeneralisasikan untuk populasi orang dewasa yang lebih luas.

Kelebihan dan keterbatasan

Temuan penelitian ini memiliki kelebihan pada penggunaan populasi besar donor darah yang
sehat yang secara sukarela berpartisipasi dalam DBDS. Yang penting, DBDS adalah studi
nasional dan karena 95% dari semua donor darah yang diundang setuju untuk berpartisipasi.
Populasi penelitian kami mewakili seluruh populasi pendonor darah di Denmark. Penelitian kami
adalah penelitian yang pertama memeriksa gejala ADHD pada donor darah yang sehat, dan
merupakan tambahan penting pada literatur yang ada tentang gejala ADHD yang dilaporkan
sendiri dan dapat berfungsi sebagai perkiraan kasar batas bawah dari prevalensi sebenarnya dari
ADHD dalam populasi berbasis sampel.

Penelitian dibatasi oleh sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan. Yang paling penting,
penelitian ini didasarkan pada donor darah yang terdiri dari populasi yang sangat dipilih dari
warga kelas menengah yang sehat di mana kepribadian yang agresif, impulsif, dan tidak dapat
diandalkan tidak terwakili, yang kemudian membatasi generalisasi dari temuan kami.
Selain itu, versi Denmark dari ASRS banyak digunakan dalam penelitian yang diadakan di
Denmark tetapi tidak pernah secara resmi divalidasi. Namun, kami percaya bahwa versi
Denmark sangat mirip dengan versi lain yang digunakan di seluruh dunia. Selain itu, studi
validasi ASRS baru-baru ini telah dilakukan di Swedia dengan hasil yang baik, menunjukkan
hasil yang serupa terkait dengan versi Denmark.

Dalam studi ini, kami hanya memasukkan ASRS dan dengan demikian tidak melakukan
wawancara klinis dan pemeriksaan standar emas. Saat ini, tidak mungkin untuk menghubungi
kembali individu yang termasuk dalam peserta DBDS untuk analisis tindak lanjut untuk
mengkonfirmasi hasil skrining positif untuk ADHD sehingga, tingkat false positive / false
negative dalam penelitian ini karenanya tidak dapat ditentukan.

Kita dapat berspekulasi bahwa kuesioner berbasis tablet digital termasuk ASRS mungkin terlalu
lama untuk diisi untuk beberapa individu dengan ADHD yang mengakibatkan bias rekrutmen.
Individu yang dikeluarkan dari populasi penelitian karena item yang hilang (N = 560) secara
signifikan lebih tua bila dibandingkan dengan populasi yang tersisa, yang menunjukkan bahwa
individu yang dikeluarkan karena kebingungan / kesalahpahaman terkait dengan kuesioner
berbasis tablet lebih sering pada generasi yang lebih tua atau karena ADHD dan usia yang lebih
tua.

Akhirnya, perempuan hamil atau menyusui tidak diizinkan untuk menyumbangkan darah dan
karena itu tidak termasuk dalam DBDS. Hal ini dapat menghasilkan perbedaan jenis kelamin
non-acak terutama untuk usia subur yang termasuk dalam penelitian. Namun, karena tidak ada
perbedaan usia yang signifikan antara pria dan wanita dalam populasi penelitian, bias ini
mungkin kurang penting.

Penelitian ini adalah yang penelitian pertama yang mengevaluasi gejala ADHD yang dilaporkan
sendiri menggunakan ASRS pada populasi dewasa dari 26.217 pendonor darah Denmark yang
sehat. Dengan menggunakan tiga metode penilaian ASRS alternatif, 1,1% hingga 2,6% donor
darah diskrining positif untuk ADHD, menunjukkan bahwa prevalensi gejala ADHD yang
dilaporkan sendiri sangat tergantung pada metode penilaian ASRA yang diterapkan dan perlu
divalidasi untuk penilaian ADHD.

Anda mungkin juga menyukai