Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

“Kualitas Air Dan Parameter Kualitas Air”

OLEH: YOSEPH MBETE WANGGE


NIM: 1401060008

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah identifikasi
pencemaran udara, air dan tanah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai definsi, identifikasi, pengendalian, sumber, dampak, dan cara
penanggulangan pencemaran udara, air, dan tanah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan di masa depan.

Kupang, 13 Juni 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................iv

BAB I DEFINISI PENCEMARAN AIR......................................................................................... 1

Pencemaran Air...........................................................................................................................1

BAB II IDENTIFIKASI PENCEMARAN UDARA, AIR, DAN TANAH.....................................3

Identifikasi Pencemaran Air.........................................................................................................3

BAB III PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR........................................................................ 8

Pengendalian Pencemaran Air....................................................................................................12

BAB IV SUMBER PENCEMARAN AIR ....................................................................................16

Pencemaran Air..........................................................................................................................16

BAB V DAMPAK PENCEMARAN AIR......................................................................................20

Dampak Pencemaran Air...........................................................................................................20

BAB VI PENANGULANGAN PENCEMARAN AIR................................................................. 28

ii
Penanggulangan Pencemaran Air
28

BAB VII CONTOH KASUS


.......................................................................................................................................................
34

Pencemaran Air
36

DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................................................................................
38
BAB I
DEFINISI PENCEMARAN AIR

Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah
satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan
terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.

Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga
mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap
sebagai pencemaran.
BAB II
IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR

Identifikasi Pencemaran Air

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya
di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak
tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif
bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk
keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan
lain sebagainya.

Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan lingkungan hidup
menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia serta
mahluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna,
produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya
akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam. Untuk mendapat air yang baik sesuai
dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak
tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga
secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara
kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

Habitat air tawar menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi
dibandingkan habitat laut dan daratan namun habitat ini mempunyai kepentingan bagi
manusia yang jauh lebih berarti karena habitat air tawar merupakan sumber air yang praktis
dan murah untuk berbagai keperluan, baik rumah tangga, domestik, maupun industri.
Selain itu ekosistem air tawar menawarkan sistem pembuangan yang memadai dan paling
murah (Odum, 1996).

Pencemaran adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Jadi pencemaran air
adalah suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan dari keadaan normalnya.
Keadaan normal air masih tergantung pada factor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri
dan asal sumber air (Wardhana, 2004).

Cottam (1969) mengemukakan bahwa pencemaran air adalah bertambahnya suatu


material atau bahan dan setiap tindakan manusia yang mempengaruhi kondisi perairan
sehingga mengurangi atau merusak daya guna perairan. Industri pertambangan dan energi
mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan lingkungan karena mengubah sumber daya
alam menjadi produk baru dan menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan
(Darsono, 1992).

Kumar (1977) berpendapat bahwa air dapat tercemar jika kualitas atau komposisinya
baik secara langsung atau tidak langsung berubah oleh aktivitas manusia sehingga tidak
lagi berfungsi sebagai air minum, keperluan rumah tangga, pertanian, rekreasi atau maksud
lain seperti sebelum terkena pencemaran.

Polusi air merupakan penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal.Ciri-ciri yang
mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis dan polutannya atau komponen
yang mengakibatkan polusi (Sumengen, 1987).
BAB III
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan karena hal
tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup
lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah, kerusakan materi yang rendah,
dan yang paling penting ialah kerusakan lingkungan yang rendah. Faktor utama yang harus
diperhatikan dalam pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar dan hal
tersebut bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan,
kondisi geografik sumber pencemar, dan kondisi meteorologis lingkungan.

Pengendalian Pencemaran Air


Dalam rangka melaksanakan pengendalian pencemaran air, Pemerintah telah
mengundangkan beberapa peraturan antara lain UU. No. 23 Tahun 1997 tentang
Lingkungan Hidup; UU. No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; dan PP. No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air serta
lainnya.

Berbagai upaya pengendalian pencemaran air yang telah dilakukan melalui berbagai
kebijakan diantaranya melalui pendekatan kelembagaan, hukum, teknis dan program
khusus. Pendekatan kelembagaan dilakukan dengan membentuk Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan (Bapedal), Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD), dan Dinas-dinas Lingkungan Hidup Daerah yang saat ini menjadi Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda).

Berbagai program khusus dari tahun 1980-an sampai saat ini telah dilaksanakan yaitu
diantaranya Program Kali Bersih (Prokasih), Surat Pernyataan Kali Bersih (SuperKasih)
dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper). Hal tersebut telah
dilaksanakan di berbagai daerah yang berupa studi dan pelaksanaan pemantauan kualitas
air terutama pada sungai-sungai penting yang mempunyai fungsi pemanfaatan yang sangat
tinggi. Balai Lingkungan Keairan, Pusat Litbang SDA, melalui pendekatan teknis sejak
tahun 1980 telah berkiprah dalam upaya pengendalian pencemaran air dalam rangka
mendukung kebijakan MenLH dan Program TKP2 (Tim Koordinasi Pengendalian
Pencemaran) Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, upaya konservasi
sumberdaya air khususnya terkait dengan pengelolaan kualitas air dan pengendalian
12 pencemaran air yang juga dimuat dalam PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, bahwa upaya pengendalian pencemaran air
yaitu mengendalikan kualitas air masukan ke badan air penampung yang dalam hal ini
sungai, danau dan waduk serta airtanah akifer. Balai Lingkungan Keairan, Puslitbang
Sumber Daya Air (SDA) yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan,
Departemen Pekerjan Umum, sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melakukan berbagai
kegiatan terkait dengan pengendalian pencemaran air yaitu melakukan penelitian dan
pengembangan yang dimulai dari studi teknologi pengendalian pencemaran air (PPA) yang
kemudian melaksanakan pembangunan pilot plant instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
sebagai uji coba dari berbagai kriteria desain teknologi PPA sebagai hasil kajian dari studi-
studi terdahulu.

Air limbah dari beberapa sumber ditampung dalam suatu bak penampung/pengumpul.
Dari bak pengumpul, air limbah dialirkan dengan pompa celup menuju ke IPAL yang
lokasinya terletak di samping lapangan tenis.

Pertama air limbah dari bak-bakpengumpul dipompa menuju ke bagian pemisah lemak
minyak untuk dipisahkan sisa lemak dan juga kotoran melayang yang tidak terpisahkan
dalam bak pengumpul. Selanjutnya dari pemisah lemak melimpas ke bak equalisasi.
Equalisasi ini berfungsi untuk menampung air limbah sementara dan mengatur debit air
menuju ke IPAL. Pengaturan debit ke IPAL dilakukan dengan pompa celup (submersible
pump).

Di dalam unit IPAL, pertama air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal,
untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai
bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengurai senyawa organik yang
berbentukpadatan, sludge digestion (pengurai lumpur) danpenampung lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awalselanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob
(biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari ataske bawah. Di dalam bak kontaktor anaerob
tersebut diisi dengan media khusus dari bahanplastik tipe sarang tawon. Jumlah bak
kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada
dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa
hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme.
Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai
pada bak pengendap. Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak
kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media khusus dari bahan
plastik tipe sarang tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga
mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta
tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak
dengan mikroorgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada
permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia
menjadi lebih besar. Proses ini sering dinamakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).

Dari bak aerasi, air mengalir ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif
yang mengandung mikroorganisme diendapkan dan sebagian air dipompa kembali ke
bagian bak pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur. Debit pompa sirkulasi ini
dapat diatur dengan buka tutup kran.

Sebagian air di bak pengendap akhir melimpas (outlet/over flow) melalui weir menuju
ke bak penampung sementara melewati flow meter di luar IPAL. Dari bak penampung
outlet sementara ini air dialirkan menuju ke kolam ikan sebagai bio indikator dan
selanjutnya menuju bak penampungan sementara sebelum dilakukan proses peningkatan
kualitas dengan unit multimedia filtrasi.
BAB IV
SUMBER PENCEMARAN AIR

. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda :

 Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

 Sampah organik seperti air comberan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen


pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.

 Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki
efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.

 Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di Sungai Citarum

 Pencemaran air oleh sampah

Gambar 5 : Sampah di Sungai Gambar 6 : Limbah Pabrik


BAB V
DAMPAK PENCEMARAN AIR

Dampak Pencemaran Air


Timbulnya Endapan, Koloid dan Bahan Terlarut : Endapan, koloid dan bahan terlarut
berasal dari bahan-bahan buangan industri, obat-obatan, dan pupuk pertanian. Bahan
tersebut dapat menghalangi cahaya matahari ke perairan sehingga proses fotosintesis
tumbuhan air terganggu. Jika bahan industri berupa logam berat, seperti air raksa,
kadmium, dan timbel, maka logam tersebut dapat diserap oleh tumbuhan air. Di dalam
tubuh tumbuhan, logam tersebut tidak dapat diuraikan dan menumpuk di dalam jaringan
lemak tubuh.

Tingkat keasaman (pH) optimal untuk kehidupan organisme antara 6,5-7,5. Limbah
industri, rumah tangga, dan pertanian di perairan akan memengaruhi konsentrasi ion-ion
hidrogen sehingga pH air akan berubah. Mungkin di atas 7,5 atau dibawah 6,5. Hal ini
akan mengganggu kehidupan organisme akuatik.

Syarat air yang dapat dimanfaatkan manusia adalah tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Dengan adanya buangan limbah industri yang terlarut dalam air maka air di
perairan menjadi berwarna, berbau, dan berasa. Sering kali limbah industri yang berwarna
dan berbau itu mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi organisme akuatik. Selain
itu, bau juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang tinggal di sekitar
perairan yang tercemar.

Limbah pertanian (pupuk) dan peternakan (kotoran hewan) dapat mengakibatkan


pengayaan nutrien di lingkungan perairan (misalnya sungai dan danau) itulah yang disebut
eutrofikasi. Eutrofikasi dapat meningkatkan kesuburan tumbuhan air. Karena melimpahnya
tumbuhan air, maka banyak yang tidak termakan oleh konsumen dan akhirnya mati
mengendap di dasar perairan dan menyebabkan pendangkalan. Detritivora menggunakan
sebagian besar oksigen untuk menguraikan sisa-sisa tumbuhan air yang mati, sehingga
biota air, termasuk ikan, akan mati karena kekurangan oksigen.

1. Dampak pencemaran air terhadap kehidupan biota air


Banyaknya zat pada yang larut karena pencemaran air limbah akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air. Sehingga mengakibatkan
kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi
perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air limbah secara
alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah
yang sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian
organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.

2. Dampak negatif pencemaran air terhadap kualitas air tanah


Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah
terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di
Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

3. Efek pencemaran air terhadap kesehatan


Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen

 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

 Air sebagai media untuk hidup vector penyakit.

4. Akibat pencemaran air terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan,


maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah
limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.
BAB VI
PENANGULANGAN PENCEMARAN AIR

Penanggulangan Pencemaran Air

Penanggulangan pencemaran air adalah salah satu cara untuk merekondisi air
dari zat-zat pencemar agar air tersebut dapat digunakan untuk keperluan MCK
masyarakat sehari-hari. Adapun beberapa cara untuk mengurangi bahkan
menghilangkan zat-zat pencemar tersebut yaitu,

 Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk
mengendapkan fosfor.

 Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.

 Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan


menggunakan tenaga listrik

 Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral dari


air

 Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit

 Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas,
tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak
tercemar yang siap dialirkan ke badan air da nlumpur yang siap dikelola lebih
lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat
dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.
Selain itu, penanganan pencemaran air bisa kita kutip dari bagaimana menangani
limbah cair. Bagaimana proses atau tahapan dalam pengolahan limbah cair? Ada
sejumlah metode dalam pengolahan limbah tergantung pada jenis limbah yang akan
diolah. Berikut adalah salah satu metode, yaitu:

1. Pengolahan primer, biasanya mencakup penghilangan material-material


berukuran besar dengan menggunakan saringan atau disebut screening.

2. Pengolahan sekunder, dilakukan untuk menghilangkan material-material


berukuran lebih kecil dan parikel-partikel yang masih ada pada air limbah
melalui penyaringan dengan menggunakan alat seperti membran atau dengan
menggunakan mikroba (secara biologi). Kedua teknik tersebut dapat juga
digunakan secara bersamaan untuk memecah ukuran partikel, sehingga
meningkatkan luas permukaan partikel dan dengan cara demikian mikroba dapat
bekerja lebih efektif. Langkah pertama dalam tahap sekunder biasanya adalah
mengirimkan limbah ke tangki aerasi (aeration tank) atau tangki pengudaraan.

3. Pengolahan tersier, menggunakan cara-cara kimia untuk membunuh kuman.


Semakin banyak proses dalam pengolahan limbah biasanya akan membuat limbah menjadi lebih
bersih dari bahan-bahan pencemar. Dengan demikian air yang masuk ke sungai, danau atau
lingkungan lainnya akan lebih bersih. Namun, semakin banyak proses atau langkah berarti
semakin besar biaya untuk membangun, mengoperasikan dan memelihara peralatan pengolah
limbah.
f. Pencegahan Pencemaran Air

 Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan


atau pemukiman.

 Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari


lingkungan atau ekosistem.

 Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat-zat kimia lain


yang dapat menimbulkan pencemaran.
 Memperluas gerakan penghijauan.

 Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.

 Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan


hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya.

 Melakukan intensifikasi pertanian.


BAB VII
CONTOH KASUS
Pencemaran Air
BOGOR, (PRLM).-Pencemaran Sungai Ciliwung dinilai sudah sangat parah
dan termasuk dalam kategori tercemar berat. Limbah rumah tangga dinyatakan sebagai
penyebab utama pencemaran berat yang terjadi di Sungai Ciliwung. Hanya saja,
sampai saat ini pemerintah daerah masih sangat kesulitan untuk mengajak masyarakat
meninggalkan kebiasaan membuang sampah di sungai.

Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf ketika
melakukan penyisiran ke Sungai Ciliwung untuk membersihkan sampah di wilayah
Kelurahan Kedung Halang, Bogor Utara, Kota Bogor, Sabtu (5/2).

Lebih lanjut dikatakan Dede, jika kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan
sejumlah daerah yang menggantungkan sumber air dari Ciliwung akan mengalami
krisis air pada tahun 2012 atau 2013.

"Berapapun anggaran yang kita keluarkan untuk menanggulangi pencemaran


sungai ini tidak akan berarti jika di wilayah hulunya, yakni rumah tangga masih
membuang sampah ke sungai. Bukan hanya sampah organik biasa, tetapi termasuk
sisa cucian atau kotoran dari pembuangan WC," kata Dede.

Diakui Dede, sampai saat ini kondisi pencemaran di sepanjang Sungai


Ciliwung sudah sangat parah. Banyaknya sampah yang ada di sungai, kata Dede juga
disinyalir menjadi penyebab aliran sungai tidak bisa lancar. "Aliran air tidak bisa
lancar sampai ke hilir karena banyaknya sampah yang menyumbat aliran sungai,"
lanjutnya.

Dengan kondisi masyarakat yang ada sekarang, kata Dede, sosialisasi akan
memakan waktu yang sangat lama. Untuk itu, Pemprov Jabar akan mengeluarkan 36
peraturan gubernur untuk perlindungan dan pengawasan daerah aliran sungai (DAS)
yang ada di wilayah Jabar, seperti Ciliwung, Cisadane, dan Cimanuk.

Selain itu, gerakan membuat masyarakat malu membuang sampah ke sungai


juga perlu terus digalakkan, terutama dilakukan oleh anak muda. Dengan demikian,
para orang tua yang membuang sampah di sungai malu pada anak mereka yang
memunguti sampah di sekitar sungai. "Ke depan problematika kedua kita akan muncul
yakni ketahanan air. Krisis air dalam waktu dekat, bahkan bisa terjadi karena sumber
air tidak terjaga," ungkapnya.

Sementara itu, Hapsono dari Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) mengatakan


kerusakan lingkungan akibat pencemaran di Sungai Ciliwung juga menyebabkan debit
air di sungai ini tidak menentu. "Kalau dulu, banjir bandang itu cuma sepuluh tahun
sekali, sekarang bisa hampir setahun sekali ada air bandang karena perubahan sungai
yang tidak lagi bisa menampung debit air," katanya.

Berdasarkan penelusurannya, ada sekitar 13 titik di aliran Sungai Ciliwung di


wilayah Bogor yang tercemar parah. "Yang paling parah berada di sekitar Pasar Jambu
Dua dan Pasar Bogor karena limbah pasar masuk ke sungai," lanjutnya.

Hal ini yang menyebabkan wilayah Bogor saat ini sering banjir karena air
limpasan sungai. Disayangkan Hapsono, sampai saat ini belum ada perhatian khusus
Pemkot Bogor terkait masalah sampah di sungai ini. Pemkot Bogor lebih banyak
beralasan adanya keterbatasan wewenang mereka untuk mengatasi masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/5584955/teknologi_pengendalian_pencemaran_air_di_indonesia
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2011/02/05/134324/pencemaran-sungai-
ciliwung-sangat-parah

http://www.bersatulah.com/2015/07/dampak-nyata-pencemaran-air-bagi-hidup.html

Anda mungkin juga menyukai