Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah identifikasi
pencemaran udara, air dan tanah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai definsi, identifikasi, pengendalian, sumber, dampak, dan cara
penanggulangan pencemaran udara, air, dan tanah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................iv
Pencemaran Air...........................................................................................................................1
Pencemaran Air..........................................................................................................................16
ii
Penanggulangan Pencemaran Air
28
Pencemaran Air
36
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................................................................................
38
BAB I
DEFINISI PENCEMARAN AIR
Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah
satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan
terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga
mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap
sebagai pencemaran.
BAB II
IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya
di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak
tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif
bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk
keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan
lain sebagainya.
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan lingkungan hidup
menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia serta
mahluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna,
produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya
akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam. Untuk mendapat air yang baik sesuai
dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak
tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga
secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara
kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Habitat air tawar menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi
dibandingkan habitat laut dan daratan namun habitat ini mempunyai kepentingan bagi
manusia yang jauh lebih berarti karena habitat air tawar merupakan sumber air yang praktis
dan murah untuk berbagai keperluan, baik rumah tangga, domestik, maupun industri.
Selain itu ekosistem air tawar menawarkan sistem pembuangan yang memadai dan paling
murah (Odum, 1996).
Pencemaran adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Jadi pencemaran air
adalah suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan dari keadaan normalnya.
Keadaan normal air masih tergantung pada factor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri
dan asal sumber air (Wardhana, 2004).
Kumar (1977) berpendapat bahwa air dapat tercemar jika kualitas atau komposisinya
baik secara langsung atau tidak langsung berubah oleh aktivitas manusia sehingga tidak
lagi berfungsi sebagai air minum, keperluan rumah tangga, pertanian, rekreasi atau maksud
lain seperti sebelum terkena pencemaran.
Polusi air merupakan penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal.Ciri-ciri yang
mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis dan polutannya atau komponen
yang mengakibatkan polusi (Sumengen, 1987).
BAB III
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan karena hal
tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup
lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah, kerusakan materi yang rendah,
dan yang paling penting ialah kerusakan lingkungan yang rendah. Faktor utama yang harus
diperhatikan dalam pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar dan hal
tersebut bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan,
kondisi geografik sumber pencemar, dan kondisi meteorologis lingkungan.
Berbagai upaya pengendalian pencemaran air yang telah dilakukan melalui berbagai
kebijakan diantaranya melalui pendekatan kelembagaan, hukum, teknis dan program
khusus. Pendekatan kelembagaan dilakukan dengan membentuk Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan (Bapedal), Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD), dan Dinas-dinas Lingkungan Hidup Daerah yang saat ini menjadi Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda).
Berbagai program khusus dari tahun 1980-an sampai saat ini telah dilaksanakan yaitu
diantaranya Program Kali Bersih (Prokasih), Surat Pernyataan Kali Bersih (SuperKasih)
dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper). Hal tersebut telah
dilaksanakan di berbagai daerah yang berupa studi dan pelaksanaan pemantauan kualitas
air terutama pada sungai-sungai penting yang mempunyai fungsi pemanfaatan yang sangat
tinggi. Balai Lingkungan Keairan, Pusat Litbang SDA, melalui pendekatan teknis sejak
tahun 1980 telah berkiprah dalam upaya pengendalian pencemaran air dalam rangka
mendukung kebijakan MenLH dan Program TKP2 (Tim Koordinasi Pengendalian
Pencemaran) Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, upaya konservasi
sumberdaya air khususnya terkait dengan pengelolaan kualitas air dan pengendalian
12 pencemaran air yang juga dimuat dalam PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, bahwa upaya pengendalian pencemaran air
yaitu mengendalikan kualitas air masukan ke badan air penampung yang dalam hal ini
sungai, danau dan waduk serta airtanah akifer. Balai Lingkungan Keairan, Puslitbang
Sumber Daya Air (SDA) yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan,
Departemen Pekerjan Umum, sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melakukan berbagai
kegiatan terkait dengan pengendalian pencemaran air yaitu melakukan penelitian dan
pengembangan yang dimulai dari studi teknologi pengendalian pencemaran air (PPA) yang
kemudian melaksanakan pembangunan pilot plant instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
sebagai uji coba dari berbagai kriteria desain teknologi PPA sebagai hasil kajian dari studi-
studi terdahulu.
Air limbah dari beberapa sumber ditampung dalam suatu bak penampung/pengumpul.
Dari bak pengumpul, air limbah dialirkan dengan pompa celup menuju ke IPAL yang
lokasinya terletak di samping lapangan tenis.
Pertama air limbah dari bak-bakpengumpul dipompa menuju ke bagian pemisah lemak
minyak untuk dipisahkan sisa lemak dan juga kotoran melayang yang tidak terpisahkan
dalam bak pengumpul. Selanjutnya dari pemisah lemak melimpas ke bak equalisasi.
Equalisasi ini berfungsi untuk menampung air limbah sementara dan mengatur debit air
menuju ke IPAL. Pengaturan debit ke IPAL dilakukan dengan pompa celup (submersible
pump).
Di dalam unit IPAL, pertama air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal,
untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai
bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengurai senyawa organik yang
berbentukpadatan, sludge digestion (pengurai lumpur) danpenampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awalselanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob
(biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari ataske bawah. Di dalam bak kontaktor anaerob
tersebut diisi dengan media khusus dari bahanplastik tipe sarang tawon. Jumlah bak
kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada
dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa
hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme.
Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai
pada bak pengendap. Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak
kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media khusus dari bahan
plastik tipe sarang tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga
mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta
tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak
dengan mikroorgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada
permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia
menjadi lebih besar. Proses ini sering dinamakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).
Dari bak aerasi, air mengalir ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif
yang mengandung mikroorganisme diendapkan dan sebagian air dipompa kembali ke
bagian bak pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur. Debit pompa sirkulasi ini
dapat diatur dengan buka tutup kran.
Sebagian air di bak pengendap akhir melimpas (outlet/over flow) melalui weir menuju
ke bak penampung sementara melewati flow meter di luar IPAL. Dari bak penampung
outlet sementara ini air dialirkan menuju ke kolam ikan sebagai bio indikator dan
selanjutnya menuju bak penampungan sementara sebelum dilakukan proses peningkatan
kualitas dengan unit multimedia filtrasi.
BAB IV
SUMBER PENCEMARAN AIR
. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda :
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki
efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.
Tingkat keasaman (pH) optimal untuk kehidupan organisme antara 6,5-7,5. Limbah
industri, rumah tangga, dan pertanian di perairan akan memengaruhi konsentrasi ion-ion
hidrogen sehingga pH air akan berubah. Mungkin di atas 7,5 atau dibawah 6,5. Hal ini
akan mengganggu kehidupan organisme akuatik.
Syarat air yang dapat dimanfaatkan manusia adalah tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Dengan adanya buangan limbah industri yang terlarut dalam air maka air di
perairan menjadi berwarna, berbau, dan berasa. Sering kali limbah industri yang berwarna
dan berbau itu mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi organisme akuatik. Selain
itu, bau juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang tinggal di sekitar
perairan yang tercemar.
Penanggulangan pencemaran air adalah salah satu cara untuk merekondisi air
dari zat-zat pencemar agar air tersebut dapat digunakan untuk keperluan MCK
masyarakat sehari-hari. Adapun beberapa cara untuk mengurangi bahkan
menghilangkan zat-zat pencemar tersebut yaitu,
Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk
mengendapkan fosfor.
Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas,
tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak
tercemar yang siap dialirkan ke badan air da nlumpur yang siap dikelola lebih
lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat
dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.
Selain itu, penanganan pencemaran air bisa kita kutip dari bagaimana menangani
limbah cair. Bagaimana proses atau tahapan dalam pengolahan limbah cair? Ada
sejumlah metode dalam pengolahan limbah tergantung pada jenis limbah yang akan
diolah. Berikut adalah salah satu metode, yaitu:
Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf ketika
melakukan penyisiran ke Sungai Ciliwung untuk membersihkan sampah di wilayah
Kelurahan Kedung Halang, Bogor Utara, Kota Bogor, Sabtu (5/2).
Lebih lanjut dikatakan Dede, jika kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan
sejumlah daerah yang menggantungkan sumber air dari Ciliwung akan mengalami
krisis air pada tahun 2012 atau 2013.
Dengan kondisi masyarakat yang ada sekarang, kata Dede, sosialisasi akan
memakan waktu yang sangat lama. Untuk itu, Pemprov Jabar akan mengeluarkan 36
peraturan gubernur untuk perlindungan dan pengawasan daerah aliran sungai (DAS)
yang ada di wilayah Jabar, seperti Ciliwung, Cisadane, dan Cimanuk.
Hal ini yang menyebabkan wilayah Bogor saat ini sering banjir karena air
limpasan sungai. Disayangkan Hapsono, sampai saat ini belum ada perhatian khusus
Pemkot Bogor terkait masalah sampah di sungai ini. Pemkot Bogor lebih banyak
beralasan adanya keterbatasan wewenang mereka untuk mengatasi masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/5584955/teknologi_pengendalian_pencemaran_air_di_indonesia
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2011/02/05/134324/pencemaran-sungai-
ciliwung-sangat-parah
http://www.bersatulah.com/2015/07/dampak-nyata-pencemaran-air-bagi-hidup.html