DISUSUN OLEH :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ELIMINASI URINE”. Atas kerja keras dan kerja sama antar anggota
kelompok sehingga makalah ini tersusun dengan baik. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini yang tidak kami sebutkan satu persatu kami mendoakan agar semua
berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Kami mohon maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan karena keterbatas kemampuan dan pengetahuan
kami. Akhir kata, kami berharap makalah ini memberi manfaat dan pengertahuan
bukan hanya untuk kami sebagai penulis tapi juga untuk pembaca
DAFTAR ISI
BAB I …………………………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN …………………………………………………………………………..
1.1 Latar belakang …………………………………………………………………...
1.2 Rumusan masalah ………………………………………………………………
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………..
BAB II …………………………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………..
2.1 Eliminasi urine……………………………………………………………………..
2.2 Anatomi fisiologi sistem eliminasi urine……………………………...
BAB III ………………………………………………………………………………………….
PENUTUP……………………………………………………………………………………..
KESIMPULAN ……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A、Latar Belakang
Eliminasi urin merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat yang tidak
dibutuhkan, dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru secara
primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk selama
metabolisme pada jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawa keparu-paru oleh
sistem vena dan diekskresikan melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan air dan natrium /
keringat. Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama untuk mengekskresikan
kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion hidrogen, dan asam.
Eliminasi urin secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan dan sirkulasi
volume darah, jika salah satunya menurun, pengeluaran urin akan menurun. Pengeluaran
urin juga berubah pada seseorang dengan penyakit ginjal, yang mempengaruhi kuantitas,
urin dan kandungan produk sampah didalam urin.
Usus mengeluarkan feses dan beberapa cairan dari tubuh. Pengeluaran feses melalui
evakuasi usus besar biasanya menjadi sebuah pola pada usia 30 sampai 36 bulan.
B、Rumusan Masalah
C. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan anatomi fisiologi sistem eliminasi
urine.
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan proses perkemihan.
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan SOP pemasangan kateter.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Eliminasi Urine
Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari
plasma darah di glomerulus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk
difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urin. Sebagian besar hasil filtrasi
akan diserap kembali di tubulus ginjal untuk dimanfaatkan oleh tubuh.
Fungsi ginjal
a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
d. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
4. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari :
a. Urethra pars Prostatica
b. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter uretra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan
uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding uretra terdiri dari 3 lapisan:
a. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika
urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter uretra
menjaga agar uretra tetap tertutup.
b. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan
saraf.
c. Lapisan mukosa.
1. Pengertian
Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau
mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan
kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan
mengeluarkan urin. Kateterisasi urine sedapat mungkin tidak
dilakukan kecuali bila sangat diperlukan, karena dapat
menyebabkan infeksi nosokomial
2. Tujuan
a. Untuk mengambil sample
urine guna pemeriksaan kulturmikrobiologi dengan menghindari kontami
nasi.
b. Pengukuran residual
urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi pada klien segera setela
h mengakhiri miksinya dankemudian diukur jumlah urine yang keluar.
c. Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam
kandung kemih melalui kateter.
d. Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretralprofil pressur.
Pelaksanaan
Tahap Orientasi
1) Memperkenalkan diri
-Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan diri
-Validasi data : nama klien dan data lain terikat
2) Meminta persetujuan tindakan
-Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
- Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
3) Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
Tahap Interaksi
1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal
recumbent, pria:posisi supine dan melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
4. Menutup area pinggang dengan selimut pasien sertamenutup bagian ekstre
mitas bawah dengan selimut mandi
sehingga hanya area perineal yang terpajan
5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
7. Gunakan sarung tangan bersih
8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
9. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang kekantong plastic
yang telah disediakan
10.Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudiansimpan di
alas steril. Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY
jelly di dalam bak sterik. Jangan menyentuharea steril
11.Gunakan sarung tangan steril
12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter danberikan jelly pa
da ujung kateter (dengan meminta bantuan atau
dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik steril
Pada laki-laki
13.Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien
Pada wanita
14.Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atautelunjuk dengan j
ari tengah tangan tidak dominan
15. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter
perlahan lahan hingga ujung kateter. Anjurkan
pasien untuk menarik nafas saat kateter dimasukkan. Kaji
kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti
sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan
kateterisasi dihentikan.
16. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujungkateter agar
urine tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambilspecimen urin bila diperluk
an. Lalu segera sambungkan kateterdengan urine bag
17.Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl sterilsesuai volume
yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
18.Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikanbalon kateter sudah te
rfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.
19.Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
20.Fiksasi kateter:
-Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester padaabdomen
-Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester padapangkal paha
21.Menempatkan urine bag
di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
22. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
23.Lepaskan sarung tangan
24.Rapihkan kembali pasien
Tahap Terminasi
1. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasitujuan
2. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salamterminasi
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula(ruang penyimpanan).
4. Mencuci tangan
Tahap Evaluasi
1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedurpemasangan kateter.
2. Mengevaluasi produksi urine
Tahap Dokumentasi
1. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tandatangan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Eliminasi urin merupakan salah satu dari proses
metabolik tubuh. Urin dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan
pencernaan.
2. Sistem eliminasi urine terdiri dari dua ginjal (ren) yang menghasilkan
urin, dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung
kemih), satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan satu uretra,
urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41746/Chapter%20II.pd
f?sequence=4
http://repository.ump.ac.id/1303/3/NINUK%20ANGELIA%20BAB%20II.pdf