Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Sikap Guru Kepada Siswa

di SMA Negeri 2 Balige.

Stevanus Newman Nainggolan

X-PMIA 3
BAB 1

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kecakapan seseorang


baik dalam pengetahuan, akhlak, ataupun kemampuan hidup bermasyarakat. Oleh
sebab itu, pendidikan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh
sebuah negara apabila negara tersebut ingin menjadi negara yang maju. Tanpa
adanya pendidikan, tidak akan tercipta suatu sistem kemasyarakatan yang aman
dan tentram.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengeluaran yang terbesar


dalam bidang pendidikan. Ini menunjukkan cita-cita Indonesia untuk mewujudkan
sistem pendidikan yang dapat menjangkau seluruh rakyat agar kesejahteraan
negara Indonesia sendiri semakin meningkat. Cita-cita ini sesuai dengan tujuan
nasional Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.

Dengan adanya pengeluaran yang cukup besar, kualitas dari sistem


pendidikan Indonesia seharusnya sudah cukup memadai dan mampu membiayai
tenaga pendidik yang cukup profesional untuk mendidik anak-anak Indonesia.
Tenaga pendidik yang dimaksud di sini terutama merujuk pada guru-guru di
sekolah. Tidak dapat dipungkiri, guru adalah sosok yang paling menentukan
apakah suatu proses pendidikan dapat berlangsung dengan baik.

Menurut Dri Atmaka(2004:17), guru adalah orang yang bertanggung


jawab untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam pengembangan baik fisik
maupun spiritual. Hal ini berarti guru memiliki tanggung jawab kepada siswa
dalam sekolah yang menyebabkan guru harus berlaku sesuai dengan norma-norma
dan dapat menjadi panutan bagi siswa-siswanya. Banyak siswa yang menjadikan
gurunya sebagai role model karena guru dianggap sebagai orang tua siswa di
sekolah dan sebagai orang yang dapat membantu siswa apabila siswa tersebut
memiliki suatu kesulitan.

Seorang guru pastinya bekerja keras untuk dapat mengajar murid


muridnya. Maka apabila muridnya dapat mengerti dengan baik apa yang diajarkan
oleh gurunya kepadanya, guru tersebut tentunya akan merasa sangat bangga.
Sebaliknya, apabila seorang daripada muridnya tidak dapat mengerti apa yang
diajarkan meskipun sudah beberapa kali diulang, maka guru tersebut akan merasa
kecewa. Murid yang berprestasi tentunya memiliki daya tangkap yang kuat
sehingga gurunya juga akan merasa bangga terhadap murid yang berprestasi dan
mungkin saja merasa kecewa dan bahkan marah terhadap murid-murid yang tidak
berprestasi dan tidak memiliki daya tangkap yang terlalu bagus.

Meskipun ada perasaan bangga dan kecewa dari seorang guru, guru tetap
harus bersikap profesional dalam menghadapi murid-muridnya dan tidak memberi
perlakuan yang berbeda.Namun, dalam prakteknya, hal ini sulit dilakukan oleh
beberapa guru. Salah satu contoh adalah dalam pembelajaran di kelas. Guru
terkadang dinilai oleh siswa sebagai tidak adil dan “pilih kasih”. Hal ini karena
guru dapat terkesan lebih memerhatikan dan memperlakukan siswa berprestasi
dengan lebih baik dan hanya menghukum atau memarahi siswa dengan prestasi
yang tidak terlalu baik.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti memutuskan untuk


mengkaji fenomena ini secara lebih mendalam melalui sebuah penelitian. Peneliti
juga ingin mengkaji apakah sebenarnya ada pengaruh daripada prestasi belajar
terhadap perlakuan guru terhadap siswa dan jika ada, seberapa besar pengaruh
dari prestasi belajar tersebut. Atas dasar pemikiran tersebut maka peneliti
menyusun suatu penelitian yang diberi judul : Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap
Perlakuan Guru pada Siswa.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa pengaruh dari prestasi belajar terhadap perlakuan guru pada siswa?
2. Seberapa besar pengaruh dari prestasi belajar terhadap perlakuan guru
pada siswa?

3. Mengapa prestasi belajar dapat memengaruhi perlakuan guru pada siswa?

4. Apa dampak dari perlakuan yang berbeda ini jika ada?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh dari prestasi belajar terhadap perlakuan guru pada


siswa.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh dari prestasi belajar terhadap


perlakuan guru pada siswa.

3. Mengetahui alasan mengapa prestasi belajar dapat memengaruhi perlakuan


guru pada siswa.

4. Mengetahui dampak dari perlakuan berbeda yang diberikan guru terhadap


siswa jika ada.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk mengkaji sistem penelitian


yang sudah diterapkan di Indonesia. Selain itu juga dapat menjadi sebuah nilai
tambah khazanah pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di Indonesia.

1.4.2 Manfaat Praktis

-Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah keaktifan siswa di


kelas dan menghilangkan prasangka buruk terhadap guru.

-Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menambah profesionalitas dari


guru dan memfasilitasi siswa secara lebih baik.
-Bagi sekolah, hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
kualitas pendidikan serta menganjurkan guru untuk bersikap profesional.

-Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman dari peneliti


serta untuk menyelesaikan tugas.
BAB 2

Kerangka Teori

2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti mengambil beberapa


kajian pustaka yang dianggap relevan. Adapun kajian ini diambil dari penelitian
yang sudah pernah dilakukan.

Kajian pertama yaitu jurnal oleh Nasrun AR yang berjudul Psikologi


Belajar,2015, Volume 6, Nomor 14. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa seorang
guru harus memiliki kompetensi untuk lebih mengenal murid-muridnya dan dapat
menerima mereka sesuai potensi mereka. Jurnal ini juga menjelaskan bahwa
seorang guru harus menggali lebih dalam dan mengenal kemampuan muridnya
sendiri dan memperlakukan mereka secara adil. Kesimpulan yang didapat dari
jurnal ini adalah bahwa guru memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap minat
dan prestasi belajar para siswanya.

Kajian kedua adalah jurnal oleh Rabiatul Adawiah yang berjudul


Profesionalitas Guru dan Pendidikan Karakter, 2016, Volume 6, Nomor 11.
Dalam jurnal ini, diterangkan bahwa guru sebagai sosok yang ditiru mempunyai
peran penting. Pentingnya guru dalam mengembangkan nilai-nilai karakter
merupakan hal yang tidak terbantahkan lagi. Guru merupakan sosok yang ditiru
dan menjadi idola bagi peserta didik. Maka, perlu ditegaskan bahwa guru harus
memiliki sikap profesionalitas. Hal ini dapat ditunjukkan melalui integritas guru
tersebut untuk membimbing murid-muridnya secara adil dan membina karakter
mereka.

Kajian yang ketiga dan terakhir adalah

2.2 Kerangka Teori


Teori Peran

Teori peran adalah teori yang menyatakan bahwa aktivitas harian


ditetapkan oleh konstruksi sosial seperti misalnya seorang ibu, seorang guru dan
lain-lain. Dalam teori ini jelas bahwa peran sebagai guru adalah peran yang sangat
penting dan terikat kepada masyarakat. Teori ini juga memberi pentingnya ada
kontak sosial antara guru dan siswa sebagai peran yang saling terikat.
BAB 3

Metodologi

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian adalah penelitian kualitatif, di


mana penelitian berorientasi pada eksplorasi dan tidak bermaksud untuk menguji
teori. Dalam melakukan penelitian kualitatif ini, peneliti mencoba untuk meneliti
subjek penelitian secara lebih mendalam dan melakukan kontak personal yang
langsung. Kontak personal ini sangatlah penting karena dapat membantu membuat
data menjadi semakin akurat.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian adalah bulan Maret sampai April 2018 dan tempat
penelitian adalah SMA Negeri 2 Balige.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswa SMA Negeri 2 Balige.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan metode wawancara. Metode


wawancara dipilih setelah mempertimbangkan topik. Topik yang akan diteliti
lebih sesuai apabila datanya didapat secara lebih mendalam. Terlebih lagi, metode
wawancara akan memberi informasi tambahan berupa informasi non-verbal.
Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur di mana
wawancara disesuaikan dengan garis besar pertanyaan yang telah dipersiapkan.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data adalah secara kualitatif. Data dianalisis secara


kualitatif di mana fenomena dianalisis dan dikaitkan dengan teori yang ada.
Analisis kualitatif dipilih dengan tetap mempertimbangkan topik dan masalah
yang diteliti. Terlebih, dengan metode yang digunakan yaitu wawancara, tentunya
data primer yang dihasilkan berupa data kualitatif. Maka, peneliti memutuskan
untuk menganalisis data secara kualitatif.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi

4.1.2 Jumlah Siswa

4.1.3 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah capaian atau nilai yang diterima siswa selama siswa
belajar. Biasanya, prestasi belajar dapat dilihat dari peringkat siswa selama 1
semester. Prestasi belajar akan sangat mempengaruhi siswa, interaksi sosialnya,
dan terutama mentalitasnya. Siswa yang terbiasa mendapat prestasi belajar yang
baik akan tampak lebih percaya diri serta lebih tidak terbebani beban akademik.

Prestasi belajar juga dapat menjadi sumber stres bagi siswa-siswa. Banyak
siswa yang merasa dituntut untuk mendapat prestasi yang baik oleh keluarga
ataupun gurunya. Hal ini dapat menyebabkan prestasi siswa tersebut malah
menjadi lebih buruk.

Prestasi belajar sering juga digunakan sebagai tolak ukur kepintaran siswa.
Siswa dengan prestasi belajar yang lebih baik dianggap lebih pintar dan siswa
dengan prestasi belajar yang buruk akan dianggap bodoh. Padahal, prestasi belajar
tidak sepenuhnya merepresentasikan kepintaran siswa. Siswa yang pintar bisa saja
mendapat prestasi belajar yang lebih buruk daripada siswa yang mungkin tidak
sepintar siswa tersebut.

4.1.4 Latar Belakang Guru Membedakan Antar Siswa di SMA Negeri 2


Balige

Berdasarkan wawancara terhadap sampel yang ditemukan, ternyata


ditemukan bahwa ada perbedaan perlakuan dari guru terhadap siswa yang
memiliki prestasi belajar yang baik dan siswa yang memiliki prestasi belajar yang
buruk. Pengaruh dari prestasi belajar ini cukup besar sehingga dapat diamati dan
dirasakan secara langsung dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki
prestasi belajar atau capaian akademik lebih baik biasanya mendapat perlakuan
yang lebih baik daripada guru. Perlakuan tersebut dapat berupa favoritisme,
pemberian hadiah, ataupun juga perhatian yang lebih. Ditemukan juga beberapa
latar belakang mengapa guru-guru terkadang lebih memperhatikan siswa dengan
prestasi belajar yang lebih baik.

Pertama, siswa dengan prestasi lebih baik membanggakan guru. Guru


mungkin saja melakukan favoritisme tanpa menyadarinya sendiri. Hal ini
disebabkan perlakuan tersebut disebabkan oleh alam bawah sadar dari guru
tersebut. Contohnya adalah rasa bangga. Pastinya guru akan lebih bangga pada
siswa dengan prestasi belajar yang lebih baik. Rasa bangga ini tanpa disadari oleh
guru mendorongnya untuk lebih memperhatikan siswa dengan prestasi belajar
yang lebih baik. Hal ini juga dapat terjadi secara sengaja. Karena siswa
membanggakan guru, guru menyukainya dan memperlakukannya lebih baik.

Kedua, guru akan mengingat kesalahan dari para murid-muridnya. Murid


yang menjawab pertanyaan dengan salah akan diingat oleh gurunya, apalagi
apabila murid tersebut menjawab pertanyaan tersebut secara tidak masuk akal.
Guru akan lebih suka bila pertanyaannya dijawab dengan benar, agar murid-murid
lain dapat mengerti pembelajaran dan mengetahui yang benar. Murid yang
prestasi belajarnya baik otomatis akan dapat menjawab pertanyaan guru dengan
benar dan kemungkinan kesalahannya semakin kecil. Hal ini menyebabkan guru
cenderung mengarahkan pertanyaan kepada siswa yang dianggap lebih pintar
(prestasi belajarnya lebih baik). Preferensi ini bisa dipandang buruk oleh siswa-
siswa yang prestasi belajarnya kurang baik sehingga guru dapat dituduh
memperlakukan muridnya secara tidak adil.

Ketiga, guru menginginkan yang terbaik bagi murid-muridnya. Dari hasil


wawancara, ada beberapa siswa yang menyatakan bahwa sebenarnya perlakuan
berbeda itu bukanlah hal yang buruk. Maksudnya, guru sebenarnya
memperlakukan siswa yang prestasi belajarnya buruk secara “tidak adil” karena
guru tersebut ingin muridnya mendapat motivasi belajar dan mencontoh murid
yang mendapat prestasi yang baik. Namun, terkadang respons dari muridnya
malah sebaliknya, yaitu muridnya malah kehilangan motivasi belajar setelah
dimarahi dan menyalahkan gurunya.

4.1.5 Dampak Perlakuan Berbeda Yang Diberikan Guru Terhadap Siswa

Setelah mengetahui bahwa ternyata ada pengaruh dari prestasi belajar


terhadap perlakuan yang berbeda tersebut, maka pasti akan muncul pertanyaan
selanjutnya, yaitu apa dampak dari perlakuan yang berbeda tersebut. Setelah
menganalisis hasil wawancara

Anda mungkin juga menyukai