Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA SD I

TATA BUNYI

Oleh :

KELOMPOK 2, IA PGSD 18 :

Anindia Novianti 1810125320036

Awalia Noor Rachmawati 1810125120001

Dini Khoiriyah 1810125220025

Eka Ikhtiarini 1810125120013

Marina Yuninda 1810125220034

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PGSD

BANJARMASIN

2018
Daftar Isi
Fonologi .............................................................................................................................................. 1
1. FONEM...................................................................................................................................... 1
Fonem bahasa indonesia ................................................................................................................. 2
2. ALOFON ................................................................................................................................... 3
3. GRAFEM ................................................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
1. DIFTONG .................................................................................................................................. 4
2. GUGUS ...................................................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................... 5
Kata Dasar........................................................................................................................................... 5
BAB IV ................................................................................................................................................... 6
ANALOGI .......................................................................................................................................... 6
BAB V .................................................................................................................................................... 7
AFIKSASI .......................................................................................................................................... 7
Perubahan fonem akibat afiksasi..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 10
BAB I

FONEM, GRAFEM, ALOFON

Fonologi
Fonologi berasal dari kata fon yang berati bunyi dan logos yang berarti ilmu.
Fonologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan tatanan
bunyi yang keluar dari alat ucap manusia. Fonologi dibagi menjadi 2 bagian yaitu fonetik
dan fonemik.

- Fonetik : fonetik merupakan cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa
namun tidak memperhatikan bahwa bunyi tersebut memiliki fungsi sebagai pembeda makna
atau tidak.
- Fonemik : fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa
dengan memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna. Bunyi bahasa yangdiucapkan
manusia memiliki makna berbeda setiap pengucapannya. Objek lajian dari fonemik adalah
fonem.

1. FONEM
Fonem adalah satuan kata terkecil yang bersifat fungsional atau dapat
membedakan makna kata. Fonem dilambangkan dengan /.../. Untuk mengidentifikasi
fonem dapat dilakukan dengan cara mencari sebuah satuan bunyi ( sebuah kata) lalu
bandingkan dengan satuan bunyi lain yang mirip dengan kata tersebut. Jika memiliki
makna yang berbeda, maka bunyi tersebut merupakan sebuah fonem. Misalnya :
- /l/ ari - /j/ ari - /t/ ari
- d /u/ a – t/u/ a – g /u/ a
- Ali /h/ - ali /s/ - ali /h/
Dari dua kata berbeda dan walaupun memiliki huruf yang sama, namun bila
memiliki makna yang berbeda juga disebut fonem. Contohnya antara perbandingan
kata ‘apel’ dengan ‘apél’. Apel bermakna nama buah, sedangkan apél bermana
upacara. Dari uraian singkat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembeda makna dari
dua kata tersebut bukan huruf melainkan bunyi dari huruf (fonem).

1
Fonem dan huruf merupakan dua hal yang berbeda. Fonem merupakan bunyi dari
huruf (untuk di dengar), sedangkan huruf merupakan lambang dari fonem (untuk di lihat).
Semua fonem dilambangkan oleh huruf abjad. Jika huruf abjad berjumlah 26, maka kita juga
mendapatkan 26 fonem huruf. Jumlah dari fonem bahasa indonesia bisa lebih banyak dari
huruf. Hal ini disebabkan karena beberapa hal diantaranya :

1) Ada gabungan bunyi dua huruf yang menghasilkan satu fonem. Huruf tersebut
diantaranya fonem /kh/, /ng/, /ny/, dan /sy/. Seperti fonem yang lain, keempat
fonem tersebut juga merupakan bunyi terkecil yang juga difungsikan sebagai
pembeda makna. Contohnya :
- Fonem /kh/ : /t/ as - /kh/ as, a /l/ ir - a /kh/ ir
- Fonem /ng/ : /bu /k/ a – bu /ng/ a, kera /s/ - kera /ng/
- Fonem /ny/ : se /k/ ap – se /ny/ ap, /t/ aman - /ny/ aman
- Fonem /sy/ : /k/ arat - /sy/ arat, i /b/ a – i /sy/ a.
2) Variasi fonem huruf e
Variasi fonem e ada 3 jenis. 3 jenis fonem e dapat dibandingkan antara contoh
kata ‘sate’, ‘pedas’ dan ‘enak’.
3) Variasi fonem huruf o
Variasi fonem o ada 2 jenis. 2 jenis fonem o dapat dibandingkan antara contoh
kata ‘sosial’, ‘beo’.
4) Variasi fonem huruf k
Variasi fonem huruf k ada 2 jenis. 2 jenis fonem k dapat dibandingkan antara
contoh kata ‘rusak’, ‘enak’.

Fonem bahasa indonesia


Fonem bahasa indonesia terdiri dari vokal dan konsonan. Berikut penjelasan
dari fonem vokal dan konsonan beserta ciri-ciri nya.

1) Bunyi vokal dan ciri nya


Bunyi vokal atau bunyi hidup adalah bunyi yang dihasilkan oleh pita suara
yang sedikit terbuka dan keluar dari rongga mulut secara lepas atau arus udara
yang keluar tidak mengalami hambatan. bunyi vokal dipastikan ada di setiap suku
kata dan terdengar nyaring ketika diucapkan. Huruf yang melambangkan bunyi
vokal ada 5 yaitu (a, i, u, e, o).

2
2) Bunyi konsonan dan ciri nya.
Bunyi konsonan adalah bunyi yang dihasilkan oleh pita suara atau alat ucap
manusia tetapi udara yang keluar dari rongga mulut mengalami hambatan saat kita
ucapkan. Bunyi konsonan jika diucapkan tidak nyaring. Bunyi konsonan terdiri atas
(b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z).

2. ALOFON
Alofon adalah variasi dari fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti
kata. Alofon dilambangkan dengan [...]. Fonem bahasa memiliki berbagai cara dalam
pengucapannya tergantung dimana posisi fonem itu berada. Contohnya seperti fonem
Alofon memiliki dua sifat yaitu sifat komplementer dan sifat bebas.
Distribusi komplementer tempatnya tidak bisa dipertukarkan danbersifat tetap
dalam keadaan tertentu. Misalnya, fonem /p/ apabila dalam kata ‘panas’, diucapkan
secara lepas karena berada pada bagian awal. Berbeda dengan kata ‘kecap’ dengan
posisi fonem /p/ diakhir bibir akan tertutup rapat.
Sedangkan distribusi bebas berarti alofon boleh digunakan tanpa persyaratan
lingkungan bunyi tertentu. Misalnya jika fonem /o/ adalah alofon [o] dan [ɔ]. Maka
pada kata ‘obat’ tedapat diucapkan [obat] atau bisa juga [ɔbat
Dalam distribusi bebas ada kontras bunyi yang jelas merupakan dua buah
fonem yang berbeda karena ada pasangan minimalnya. Tetapi dalam pasangan lain
merupakan varian bebas. Misalnya bunyi [o] dan [u]. Merupakan dua buah fonem
yang dapat dibuktikan oleh pasangan kata seperti ‘lubang’-‘lobang’, ‘lulus’-‘lolos’,
‘telur’-‘telor’.

3. GRAFEM
Jika pada fonem kita berbicara tentang bunyi, maka pada grafem kita berbicara
tentang huruf. Grafem dituliskan diantara tanda <...>. konsep dari fonem dan grafem
memiliki representasi yang sama. Misalnya dari kata ‘kebun’ yang terdiri dari grafem
<k> <e> <b> <u> <n> dan yang kita ucapkan pun /kebun/. Dari contoh tersebut, dari
segi fonem memiliki 5 satuan, dari segi grafem pun juga memiliki 5 satuan. Namun
hubungan satu banding satu itu tidak mesti terjadi, misalnya dari kata ‘ladang’ yang
terdiri dari grafem <l>, <a>, <d>, <a>, <n>, <g>, dari segi hurufnya memiliki 6
satuan. Namun dari segi bunyi hanya memiliki 5 satuan yaitu /l/, /a/, /d/, /a/dan /ŋ/.
Karea grafem <n> dan <g> hanya memiliki satu fonem saja yaitu /ŋ/.

3
BAB II
DIFTONG DAN GUGUS

1. DIFTONG
Bunyi diftong yaitu gabungan dari dua huruf vokal yang dibaca atau
diucapkan secara serentak. Bunyi diftong ialah /ai/, /au/, /oi/ yang dibaca /aw/, /ay/,
/oy/. Contohnya seperti kata “harimau”. Kata “harimau” terdiri dari tiga suku kata
yaitu ha, ri dan mau. Kata “mau” disini dapat disebut diftong, kata “mau” bukan
berarti diucapkan dengan terpisah (ma-u) melankan diucakpkan dengan bersamaan
menjadi “maw” sehingga disini terlihat bahwa adanya kesamaan waktu saat
pengucapan. Contoh lainnya diantaranya limau, andai, bangau, pantai, boikot dll.
Namun gabungan dua huruf vokal pada kata “mau” , “kue” , “dia”, “soal”, “bau”
tidak dapat dikatakan diftong karena tidak diucapkan secara bersamaan dan terdiri
atas dua suku kata.
Diftong jika dibedakan dari posisi atau pletakkan unsur-unsurnya dibedakan
menjadi diftong naik dan diftong turun. Diftong naik dan diftong turun tidak
ditentukan dari posisi lidah melainkan dari kenyaringan (sonoritas) bunyi tersebut.
Jika sonoritasnya berada di unsur yang pertama, maka dinamakan diftong turun. Jika
sonoritasnya berada pada unsur kata kedua, maka disebut diftong naik. Misalnya,
bunyi /ai/ pada kata ‘landai’ yang mana sonoritasnya pada unsur pertama, oleh
kerena itu /ai/ dalam kata landai adalah diftong turun. Tetapi di dalam bahasa
perancis kata ‘moi’ dilafalkan (mwa) sonoritasnya lerletak pada unsur kata kedua
sehingga termasuk diftong turun.

2. GUGUS
Jika diftong berkaitan dengan vokal maka gugus berkaitan dengan konsonan.
Gugus adalah gabungan dari dua huruf konsonan atau lebih yang diucapkan secara
serentak. Contohnya seperti kata “pramuka”. Kata “pramuka” terdiri atas tiga suku
kata yaitu pra, mu dan ka. Kata “pra” disini dapat disebut gugus karena ad gabungan
dua huruf konsonan yaitu ‘p’ dan ‘r’ yang diucapkan secara bersamaan. Contoh
gugus antara lain praktek, klinik, dll. Namun kata seperti ‘tampak’, ‘ember’, kardus’
tidak dapat disebut gugus walaupun terjadi pertemuan dua huruf konsonan karena
tidak dibaca secara bersamaan dan merupakan dua suku kata yang berbeda.

4
BAB III
KATA DASAR

Kata Dasar
Satuan unit terkecil dalam struktur bahasa disebut kata. Dari segi bentuknya
kata digolongkan menjadi empat bagian yaitu kata dasar, kata turunan, kata majemuk,
dan kata ulang. Kata dasar adalah paling kecilnya satuan bahasa yang memiliki makna
dan berfungsi sebagai pembentuk kata turunan atau kata berimbuhan yang memiliki
makna berbeda.

Contoh kata dasar yang terbagi ke dalam kelas kata sebagai berukut :

1. KATA DASAR BENDA


Adik, Ayah, Ibu, bebek, kambing, ember, nasi, ikan, desa dll.
2. KATA DASAR SIFAT
Manis, asin, asam, pahit, ramah, rajin, malas, kotor, bersih, dll.
3. KATA DASAR KERJA
Baca, tulis, beli, aduk, bicara, diam, gerak, jalan, pergi, tidur, makan, dll.

Tinjauan kata dasar adalah bagi segi rangkaian pembentukan kata. Maksudnya, kata
yang mendasari kata yang berunsur kompleks adalah kata dasar. Atau, kata kompleks
dibentuk didasari unsur-unsur yang lebuh kecil. Unsur yang lebih kecil inilah yang disebut
kata dasar. (primer atau sekunder)

Contoh : Ber + Pakaian

Pakai + an

Pakai

Kata ‘pakaian’ disebut kata dasar sekunder (kata yang mendasari kedua) dan disebut
kata kompleks. Sedangkan kata ‘pakai’ disebut kata dasar primer (kata yang mendasari
pertama) dan disebut tunggal. Dengan demikian, kata dasar bisa berupa kata tunggal dan kata
kompleks.

5
BAB IV

ANALOGI

Analogi adalah suatu bentukan bahasa baru dengan meniru kata yang sudah
ada. Analogi merupakan salah satu cara untuk pembentukan kata baru. Analogi ini
sangat penting seiring perkembangan jaman karena dapat memperkaya bahasa. Kata
kata bentukan baru yang sering kita jumpai misalnya :
- putra-putri
- mahasiswa-mahasiswi
- saudara-saudari
- siswa-siswi
- pemuda-pemudi
Fonem /a/ dan /i/ disini menandakan perbedaan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Selain itu kata baru juga kita jumpai dalam kata seperti sastrawan,
karyawan, olahragawan, karyawati dll.
Selain pembentukan kata baru dengan indikator perbedaan jenis kelamin laki-
laki dan perempuan, bentukan kata baru juga terdapat pula bentukan yang dibentuk
dari kata-kata asli, diantara nya :
- Cetak = Cetakan, Pencetak, Mencetak, Pencetakan.
- Tanam = Tanaman, Penanam, Menanan, Penanaman .

Dari analogi juga terbentuk beberapa frasa seperti :

- Pramugari – Pramuniaga – Pramusaji – Pramuwisata.


- Angkat Topi – Angkat Kaki – angkat Bicara.

6
BAB V

AFIKSASI

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar. Afiks sendiri adalah
sebuah bentuk yang diimbuhkan pada sebuah dasar untuk pembentukan kata. Dalam bahasa
indonesia jeis afiks yang terdiri atas :

1) Prefiks : imbuhan(afiks) yang di etakan di bagian depan kata dasar. Misalnya


- Di + minum = diminum
- Ber + lari = berlari
- Me-N+ makan = memakan
2) Infiks :imbuhan atau afiks yang diletkkan di bagian dalam kata dasar. Seperti em,
er.
- Em + tali = temali
- Er + gigi = gerigi
3) Sufiks : imbuhan atau afiks yang diletakkan di bagian belakang kata dasar. Seperti
kan, nya, wan, wati, isme, kah, an dll.
- Sastra + wan = sastrawan
- Ayun + an = Ayunan
- Siapa kah = Siapakah
4) Kombinasi afiks : gabungan dua afiks atau lebih yang diimbuhkan pada sebuah
kata dasar dengan tetap mempertahankan identitasnya masing-masing. Seperti Pe-
an , Ber-an, Memper-i, Memper-kan, Ber-kan, Me-kan, Se-nya dll.
- Pe-an + Masuk = Pemasukan
- Se-nya + Harus = Seharusnya
- Me-kan + Laku = Melakukan
5) Konfiks : imbuhan atau afiks yang diletakkan pada dua bagian yaitu bagian awal
dan bagian akhir. kedua bagian dari konfiks ini memiliki satu fungsi dan satu
makna gramatikal sama. Misalnya Per-an, ke-an, Ber-an, PeN-an, Se-nya dll .
Contohnya :
- Per-an + Tanya = Pertanyaan
- Ke-an + Aman = Keamanan
- Ber-an + Jatuh = Berjatuhan

7
Perubahan fonem akibat afiksasi
1) Fonem /N/ pada afiks {meN-} atau {pe-N} berubah menjadi /m/ jika pada
kata dasar diawali dengan fonem /p/, /b/, dan /f/. Contohnya :
- PeN- + potong = pemotong
- MeN- + bantu = membantu
- MeN- + fitnah = memfitnah
2) Fonem /N/ pada afiks me-N atay pe-N berubah menjadi /n/ jika pada kata
dasar diawali huruf /t/, /d/, dan /s/. Contohnya:
PeN- + tari = penari
MeN- + dorong = mendorong
MeN- + sapu = menyapu
3) Fonem /N/ pada afiks {me-N} dan {pe-N} akan berbah menjadi /n/ jika
bentuk dasar yang mengikutinya berawal fonem /s/, /c/, dan /j/. Contohnya
:
meN- + syukur = mensyukuri
peN + ceramah = penceramah
peN- + jual = penjual
4) Fonem /r/ pada afiks ber- dan per- berubah menjadi /l/ jika pada kata dasar
yang mengikutinya berupa morfem ajar. Contohnya :
- ber + ajar = belajar
- per + ajar = pelajar
5) Fonem /N/ pada afiks {me-N} dan {peN-} berubah menjadi /ŋ/ jika bentuk
dasar yang mengikutinya berawal fonem /k/, /g/, /h/, dan vokal.
Contohnya :
- meN- + kail = mengail
- meN- + goreng = menggoreng
- peN- + hasil = penghasil
- peN- + ukur = pengukur

Demikian makalah tata bunyi yang kami susun ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan untuk para pembaca. Sekian dan terimakasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Achmad. 2012. Linguistik Umum. Jakarta Erlangga.


2. Finoza, Lamuddin. 1993. Komposisi bahasa indonesia. Jakarta : diksi insan mulia.
3. https://gurubahasaindonesiavocsten.wordpress.com/referensi/tata-bunyi-dalam-
bahasa-indonesia/
4. https://ruangseni.com/pengertian-kata-dasar-jenis-dan-contoh-kalimat/
5. Muslich,mansur. 2014. Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah
Tatabahasa Deskriptif. Jakarta : Bumi Aksara.
6. Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Rineka
Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai