Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

2, (2012) ISSN: 2301-9271 1

Perancangan dan Pemodelan Rasio Desain Planetary Gear untuk


Mengetahui Rasio Transmisi dan Putaran Generator
Chandra Setiyawan dan Yohanes ST. M.Sc.
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: yunus@me.its.ac.id

Abstrak— Flywheel hybrid adalah kendaraan hybrid energinya. Pada mode flywheel charging, flywheel
yang menggunakan flywheel untuk menyimpan dan melepas menyimpan energi kinetik yang diperoleh dari kendaraan.
energinya. Pada mode flywheel charging, flywheel menyimpan Energi kinetik flywheel diperoleh dari pengereman
energi kinetik yang diperoleh dari pengereman (regeneratif (regeneratif breaking) atau sisa daya dorong engine. Pada
breaking) atau sisa daya dorong engine. Permasalahan flywheel
percepatan yang besar, dimana engine tidak mampu
hybrid salah satunya yaitu transmisi energi yang dilakukan saat
flywheel discharge. Pada kondisi ini, putaran roda penggerak memenuhi kebutuhan daya dorong kendaraan, energi kinetik
berubah-ubah mengikuti driving cycle dan putaran flywheel yang tersimpan pada flywheel dilepaskan (discharge) untuk
mengalami perlambatan karena discharge energi. Maka memenuhi kebutuhan daya dorong di roda penggerak.
diperlukan sistem transmisi yang dapat menyalurkan putaran Akibatnya, putaran flywheel mengalami perlambatan.
dari flywheel ke roda penggerak secara kontinyu. Rasio yang Permasalahan flywheel hybrid salah satunya yaitu
dipenuhi harus secara kontinyu juga. Sistem transmisi yang mekanisme transmisi energi yang dilakukan saat flywheel
dapat melakukan hal tersebut yaitu Continously Variable discharge. Pada kondisi ini, putaran roda penggerak
Transmission (CVT). Dari berbagai jenis CVT yang sudah ada berubah-ubah mengikuti driving cycle dan putaran flywheel
dipilih planetary gear system (PGS). Tujuan penelitian ini, untuk
mengalami perlambatan karena discharge energi. Maka
mengetahui rasio transmisi planetary gear dari flywheel ke roda
penggerak kondisi discharge, merancang rasio desain planetary diperlukan sistem transmisi yang dapat menyalurkan putaran
gear dan mengetahui perubahan putaran dan torsi generator dari flywheel ke roda penggerak secara kontinyu. Perubahan
yang digunakan untuk mengatur rasio transmisi planetary gear. rasio yang dipenuhi harus secara kontinyu juga. Sistem
Untuk mendapatkan rasio desain planetary gear, dibuat suatu transmisi yang dapat melakukan hal tersebut yaitu
grafik hasil daya generator terhadap rasio planetary gear. Continously Variable Transmission (CVT). Dari berbagai
Kemudian dilakukan permodelan rasionya untuk mengetahui jenis CVT yang sudah ada dalam penelitian ini dipilih
perubahan generator yang dihasilkannya. Dalam konfigurasi planetary gear system (PGS).
planetary gear yaitu flywheel di pasang pada carrier, ring gear Planetary gear system adalah susunan gear yang terdiri
sebagai output pada poros roda penggerak. Sedangkan sun gear
dari sun gear, ring gear dan carrier. Dalam konfigurasinya,
akan dipasang generator. Generator berfungsi mengatur putaran
sun gear sehingga rasio putaran input terhadap output dapat carrier sebagai input pada flywheel, ring gear sebagai
divariasikan secara kontinyu. Dari penelitian ini didapat rasio output ke roda penggerak, sedangkan sun gear dipasang
transmisi planetary gear maksimum sampai minimum didapat generator. Generator ini berfungsi untuk mengatur putaran
10-0.8. Rasio desain planetary gear yang digunakan adalah 4. sun gear dengan memvariasikan torsi beban sehingga rasio
Sedangkan perubahan kecepatan generator diperoleh 50900-350 putaran output terhadap input dapat divariasikan secara
dengan perubahan torsi sebesar 370Nm. kontinyu.
Kata kunci: Continuously variable transmission, Flywheel Dari penelitian sebelumnya, Hadid Bismara Tedji telah
hybrids, Generator, Planetary gear melakukan perancangan flywheel untuk sistem hybrid pada
ATC Bus Transjakarta berdasarkan model dinamika
I. PENDAHULUAN kendaraan serta menyertakan interaksi pengemudinya. Dari
hasil permodelan tersebut didapatkan ukuran flywheel
Bus Transjakarta, atau umum disebut sebagai
hybrid yang sesuai dengan Bus Transjarkata berdasarkan
busway adalah sebuah sistem transportasi massal (Bus Rapid
driving cycle pulogadung-monas CB.
Transit, BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan.
Hung-Kuo Su dan Tyng liu, melakukan penelitian terkait
Sistem transportasi tersebut beroperasi sejak tahun 2004 di
dengan penggunaan CVT planetary sebagai transfer energi
Jakarta, Indonesia. Bus Transjakarata dirancang sebagai alat
flywheel hybrid. Dimana dalam sistem planetry gear
transportasi massal untuk mendukung aktifitas penduduk
diberikan suatu aktuator sebagai pengeriman saat flywheel
ibukota yang sangat padat. Jarak tempuh antar halte yang
berputar lebih cepat, sehingga energi kinetik dapat disimpan
pendek menyebabkan Bus Transjakarta sering melakukan
oleh flywheel. Flywheel yang digunakannya dapat
percepatan dan perlambatan. Massa bus yang besar
memvariasikan inersia. Dari hasil inersia yang didapat
mengakibatkan kebutuhan daya pendorong dan pengereman
dibandingkan pada beberapa driving cycle untuk
yang besar. Hal itu menjadikan kinerja penggeraknya tidak
mendapatkan driving cyle yang tepat digunakan [1].
efisien. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
Pada penelitian ini akan dirancang rasio desain planetary
tersebut adalah penggunaan sistem penggerak hybrid
gear sebagai CVT dengan tambahan generator. Dari hal
parallel yang terdiri dari engine dan flywheel. Prinsip kerja
tersebut akan dimodelkan untuk mengetahui besar rasio
sistem hybrid flywheel yaitu untuk memenuhi kebutuhan
transmisi yang dapat dicapai planetary gear serta putaran
daya dorong pada roda penggeraknya dilakukan oleh engine
generator yang akan digunakan.
atau dari gabungan engine dengan flywheel.
Flywheel hybrid adalah kendaraan hybrid yang
menggunakan flywheel untuk menyimpan dan melepas
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 2

II. DASAR TEORI adalah jumlah gigi planet yang ditetapkan. Dalam aplikasi
transmisi ini, ada dua poros input kecepatan dan diteruskan
A. Continously Variable Transmission
ke salah satu poros output dapat dilihat pada gambar 1.
Continuously variable transmission adalah transmisi
dengan kecepatan rasio transmisi yang dapat bervariasi
secara kontinyu. Sebuah CVT mentransmisikan daya,
merubah output torsi dan kecepatan secara langsung, dan
memiliki jumlah kecepatan tak terbatas antara batas-batas
rasio kecepatan tertinggi, menengah dan terendah [2]. CVT
dapat juga dijadikan sebagai alternatif pengganti transmisi
konvensional karena lebih smooth dan desain yang simple.
Pada Tugas Akhir ini akan digunakan konsep CVT seperti
pada umumnya. Dimana CVT yang digunakan adalah
planetary gear sebagai sistem transmisinya dengan
penambahan generator. Generator berfungsi untuk
memvariasikan rasio transmisi secara kontinyu.
Gambar 1. Planetary gear dan generator menjadi CVT
B. Flywheel Energi
Penyimpanan umum energy flywheel dituliskan dalam Planetary gear merupakan susunan gear yang terdiri sun
persamaan 1, dimana E adalah energi kinetik yang tersimpan gear, ring gear, planet gear dan carrier. Pada aplikasinya
dalam flywheel, I adalah momen inersia flywheel dan 𝜔 sistem transmisi planetary gear salah satu gear di buat fixed
adalah kecepatan anguler dari flywheel. untuk mendapatkan kecepatan dan arah yang diinginkan.
Namun dengan pengembangannya, planetary gear dapat
ΔE(t) = ½ I (ω0 – ωt)2 (1) dijadikan seperti halnya CVT. Dimana pada masing-masing
gearnya tidak buat fixed. Dengan memberikan suatu motor
Dari persamaan tersebut dijelaskan bahwa untuk pengendali pada salah satu gear untuk mevariasikan rasio
menyimpan energi flywheel dapat ditingkatkan dengan kecepatan. Pada tugas akhir ini planetary gear akan
meningkatkan momen inersia flywheel. Jalan lain dijadikan CVT dengan tambahan generator pada salah satu
meningkatkan penyimpanan energi flywheel yaitu desain gearnya. Dalam konfigurasinya, carrier sebagai inputshaft
kecepatan anguler maksimum diperbesar. Perkembangan pada flywheel, ring gear sebagai outpushaft ke roda
teknologi baru desain flywheel yaitu dengan menggunakan penggerak, sedangkan sun gear dipasang generator.
jenis material seperti komposit. Generator ini berfungsi untuk mengatur putaran sun gear
Untuk mendapatkan kebutuhan flywheel dilakukan sehingga rasio putaran output terhadap input dapat
dengan menggunakan persamaan 2 . Daya flywheel ini divariasikan secara kontinyu.
diperoleh dari kebutuhan roda penggerak paling besar
dengan daya engine. D. Kinematika Planetay Gear

Pf (discharge) =Pd – Pe (2)

Dimana Pf, Pd, Pe adalah daya flywheel discharge, roda


penggerak dan engine. Daya flywheel ini diambil dari
kebutuhan pada roda penggerak paling besar dari driving
cycle. Sedangkan besar energi flywheel waktu discharge
dapat ditentukan dengan persamaan 3.

ΔE =∫t ΔP(t) dt (3)

Dimana ΔE adalah perubahan energi flywheel selama Gambar 2. The operation of a planetary gear train [3]
discharge. Sedangkan dt merupakan waktu yang diperlukan
flywheel untuk discharge. Pada gambar 2 menunjukkan arah putaran planetary gear
pada beroperasi. Ada dua titik kontak A antara gigi matahari
Tf = Pf /nf (4) dan gigi planet, dan titik B antara gigi planet dan gigi cincin.
Pada kecepatan linier dari titik kontak dapat diperoleh
Dimana Tf adalah torsi flywheel selama discharge. dengan menggunakan dua jalan berbeda untuk setiap titik :
Sedangkan nf merupakan Putaran flywheel pada kondisi
discharge. Untuk point A :
C. Planetary Gear dan Generator Menjadi CVT Va = ωs rs (5)
Va = ωp rp – ωc ra (6)
Sistem transmisi dalam Tugas Akhir ini terdiri dari unsur Untuk point B :
variabel dan elemen planetary gear set. Unsur variabel yaitu
terdapat pada generator yang dipasang pada planetary, Vb = ωr rr (7)
dengan tujuan merubah rasio transmisi planetary gear sesuai Vb = ωp rp + ωc ra (8)
kebutuhan. Sedangkan unsur planetary gear set dapat terdiri
dari roda gigi planet. Elemen utama dalam transmisi ini
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 3

Dimana Va dan Vb merupakan kecepatan linear pada titik E. Rasio Transmisi


A dan B, sedangkan ωs, ωc, ωp adalah kecepatan sudut sun, Rasio transmisi adalah rasio yang bisa berubah secara
carrier dan planet. Untuk r s, rp, ra merupakan jari-jari sun, kontinyu. Dimana rasio transmisi mempunyai batas
carrier dan planet. Arah rotasi berbagai komponen telah maksimum sampai minimum. Besarnya rasio transmisi
ditetapkan. Sehingga gerakan dari planetary gear telah tergantung dari putaran input dengan output. Untuk
terpenuhi kelayakannya. Dengan demikian memiliki dua persamaan rasio transmisi dapat ditulis sebagai berikut:
persamaan berikut:
ninput n flywheel
ωs rs = ωp rp - ωc ra (9) i pgs  
noutput nrodapenggerak (18)
ωr rr = ωp rp + ωc ra (10)
Dimana ipgs adalah kebutuhan rasio transmisi planetary gear
Setelah disubtitusi, didapat persamaan sebagai berikut:
F. Mode Operasi dan Aliran daya
ωr rr = ωs rs + 2ωc ra (11) 1. Flywheel charging
Kondisi ini dilakukan pada saat daya engine lebih besar
dimana, ra = rr – rp dan 2rp + rs = rr , dari kebutuhan daya roda penggerak. Secara bersamaan
sehingga ra =(rr + rs)/2 daya engine ditransmisikan ke dua bagian. Pertama untuk
memenuhi daya roda penggerak, kedua ditransmisikan ke
oleh karena itu, ωr rr =ωs rs + ωc(rs + rr) (12) flywheel untuk disimpan. Untuk aliran daya ke roda
penggerak dijelaskan sebagai berikut: Dimana aliran daya
Untuk memanfaatkan gambaran lebih mudah maka, dari engine menuju kedua fix gear dilanjutkan ke gearbox
putaran searah jarum jam ditentukan bernilai positif dan kemudian ke roda penggerak. Sedangkan aliran daya ke
arah berlawanan jarum jam negatif. Seperti dilihat pada flywheel yaitu dari engine dilanjutkan ke fix gear pertama
gambar 2 di atas, tidak semua kecepatan sudut memiliki kemudian ke flywheel. Ilustrasi aliran daya dapat
arah yang sama. Jadi persamaannya dapat ditulis ulang ditunjukkan pada gambar 4.
dengan memasukkan arah referensi yang benar :

ωr rr = -ωs rs + ωc(rs + rr) (13)


Fix gear 1 Fix gear 2

Final drive
Sehingga didapat persamaan :
Engine Gearbox

ωr Nr + ωs Ns = ωc (Ns + Nr ) (14)
G
𝑁𝑟 𝑁𝑠
𝜔𝑟 + 𝜔𝑠 = 𝜔𝑐 (15)
𝑁𝑠 +𝑁𝑟 𝑁𝑠 +𝑁𝑟 Flywheel
roda
Clutch enggaged
Dimana, Nr = Jumlah gigi ring gear
Ns = Jumlah gigi sun gear Clutch disenggaged

Gambar 4. Aliran daya flywheel charging


Dimana R= rr/rs > 1 ditetapkan sebagai rasio gear. Dengan
mengabaikan kerugian planetary gear, torsi pada sun gear, 2. flywheel discharge
ring gear dan carrier gear memiliki hubungan sebagai Kondisi ini dilakukan pada saat kebutuhan daya roda
berikut: penggerak lebih besar dari engine. Sehingga daya flywheel
𝑁𝑟
𝑇𝑟 = 𝑁𝑟 +𝑁𝑠 𝑇𝑐 (16) yang tersimpan digunakan untuk membantu kebutuhan daya
roda penggerak. Dimana aliran dayanya dari engine menuju
𝑁𝑠 kedua fix gear dilanjutkan ke gearbox kemudian ke roda
𝑇𝑠 = 𝑁𝑟 +𝑁𝑠 𝑇𝑐 (17)
penggerak. Pada saat yang bersamaan aliran daya diperoleh
dari flywheel. ditransmisikan melalui planetary gear dan fix
Dimana torsi pada sun gear, ring gear dan carrier, gear kedua, kemudian ke gearbox setelah itu ke roda
masing-masing ditunjukan pada gambar 3. pengerak. Ketika melalui planetary gear, putaran flywheel
yang cukup tinggi diselaraskan dengan roda penggerak.
Dengan jalan mengatur rasio kecepatan planetary gear
menggunakan generator sebagai pengendalinya. Ilustrasi
aliran daya dapat diperlihatkan pada gambar 5.

Gambar 3. Planetary gear [4]


JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 4

C. Mengetahui Perubahan Putaran dan Variasi


Pembebanan Generator.
Fix gear 1 Fix gear 2
Pada konfigurasinya, generator dipasang pada sun gear.

Final drive
Engine Gearbox Sehingga untuk memperoleh putarannya, maka kecepatan
anguler pada sun gear (ωs) harus diketahui. Untuk
mengetahui perubahan putaran generator dilakukan dengan
G
menggunakan persamaan 15. Untuk mendapatkan putaran
Flywheel yang seragam pada roda penggerak dalam (rpm), maka
kecepatan anguler harus dirubah dengan (n=(ωx60)/2π).
roda
Clutch enggaged

Clutch disenggaged Dimana n adalah kecepatan dalam satuan rpm. Sedangkan


variasi pembebanan generator ditentukan berdasarkan torsi
flywheel yang dialirkan ke sun gear. Dimana torsi flywheel
Gambar 5. Aliran daya flywheel discharge dapat diketahui dengan persamaan 4. Torsi sun gear dapat
diketahui dengan persamaan 18.
3. Direct Engine
Pada mode ini dilakukan jika daya flywheel sudah
full charge sesuai yang ditentukan. Sehingga daya engine IV. HASIL DAN ANALISA.
tidak perlu mentransmiskan daya ke flywheel lagi atau hanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan daya roda penggerak
saja. Untuk aliran dayanya, dari engine melalui kedua fix
gear dilanjutkan ke gearbox kemudian ke roda penggerak.
Ilustrasi aliran daya dapat ditunjukkan pada gambar 6.

Fix gear 1 Fix gear 2


Final drive

Engine Gearbox

Gambar 7. Rasio transmisi planetary gear


G

Flywheel
roda
Pada gambar 7 menunjukkan perubahan rasio
Clutch enggaged transmisi planetary gear selama beroperasi. Perubahan rasio
Clutch disenggaged transmisi ini terjadi penurunan dari rasio maksimum ke
minimum. Rasio transmisi maksimum didapat 10,
Gambar 6. Aliran daya direct engine sedangkan rasio minimumnya 0.8. Rasio tranmisi ini
berubah dari 10-0.8 secara kontinyu. Rentang waktu yang
III. METEDOLOGI diperlukan untuk mencapai rasio maksimum ke minimum
adalah 8 detik. Pada saat awal, rasionya masih cukup tinggi,
A. Mencari Kebutuhan Rasio Transmisi planetary Gear Hal ini disebabkan karena putaran flywheel pada kondisi
Untuk mencari kebutuhan rasio transmisi planetary gear, tersebut juga tinggi. Seiring dengan waktu ,rasio transmisi
pertama mencari selisih daya roda penggerak dengan engine turun menjadi 0.8. Pengaruh turunnya rasio ini lebih
dengan menggunakan persamaaan 2. Kemudian mencari dikarenakan putaran flywheel yang mengalami perlambatan
energi yang dilepaskan flywheel dengan persamaan 3. karena melepas energi. Dengan hasil rasio transmisi yang
Dilanjutkan dengan mencari perubahan putaran flywheel sudah didapat, maka sistem transmisi yang digunakan harus
akibat pelepasan energi dengan persamaan 1. Sedangkan dapat merubah rasio sebesar 10-0.8.
kebutuhan rasio transmisi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan 18.
B. Menentukan Rasio Desain Planetary Gear
Untuk menentukan rasio desain planetary gear set,
terdapat dua hal yang harus dipenuhi. Pertama, pengaruh
putaran generator terhadap rasionya. Kedua, pengaruh hasil
daya yang ditransmisikan ke roda penggerak. Dari masing-
masing hal tersebut, dibuat suatu grafik yang menyatakan
putaran generator dan hasil daya ke penggerak. Batas
minimum rasio desain planetary gear set adalah Nr/Ns >1.
Sehingga dalam pembuatan grafik-grafik nanti rasio desain
dibuat dengan batasan minimum 2. Penentuan rasio desain
ini dipilih jika putaran generator mempunyai putaran dengan
arah sama atau tidak berbalik putaran dari kondisi semula. Rasio desain
Selain putaran yang sudah diperoleh, selanjutnya rasio
desain dipilih berdasarkan besarnya hasil daya ke Gambar 8. Pengaruh rasio desain terhadap hasil putaran
penggeraknya. Daya yang ditransmisikan ke penggerak generator (rpm)
dipilih yang terbesar.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 5

Pada gambar 8 diatas menunjukkan pengaruh rasio


desain terhadap hasil putaran yang dihasilkan oleh
generator. Pada diagram batang ini akan digunakan untuk
menentukan rasio desain planetary gear yang tepat. Dalam
penentuan rasionya dipilih putaran generator yang memiliki
arah putaran sama atau putaran tidak tidak berbalik. Dari
diagram tersebut diperoleh putaran generator yang berbeda-
beda pada setiap rasio desain planetary gear. Putaran
maksimum dan minimum yang dihasilkan generator juga
berbeda. Semakin besar rasio desain, maka putaran
maksimum generator tinggi. Tapi putaran minimum yang
dihasilkannya rendah. Hal ini disebabkan oleh rasio pada
sun gear yang rendah sehingga putaran generator yang Gambar 10. Kecepatan generator (rpm)
dihasilkannya tinggi. Pada rasio desain 5 didapat putaran
generator (60800- (-30)) rpm. Sehingga rasio ini tidak tepat Pada gambar 10 diatas menunjukkan hasil perubahan
dikarenakan putaran terendahnya negatif (berbalik putaran). kecepatan generator pada kondisi flywheel discharge.
Rasio desain planetary gear yang memenuhi kriteria yaitu 2, Perubahan kecepatan generator ini didapat (≈50900-350)
3 dan 4. rpm. Sementara rentang waktu yang diperlukan generator
untuk beroperasi sekitar 8 detik. Waktu ini relatif singkat,
maka generator harus dapat menyesuiakan sesuai
kebutuhannya. Kecepatan generator yang berubah ini
Daya ke penggerak digunakan untuk menvariasiakan rasio transmisi planetary
gear. Dimana rasio tranmisinya yaitu 10-0.8 yang berubah
400 secara kontinyu. Dari perubahan kecepatan generator yang
300 diperoleh tersebut, diperlukan torsi untuk menggerakkan
Daya (Kw)

putarannya. Dimana perubahan torsi yang dialirkannya


200 dapat ditunjukkan seperti gambar 11.
100
0
0 2 4 6
Rasio desain

Gambar 9. Rasio desain terhadap daya ke penggerak (watt)

Pada gambar 9 diatas menunjukkan pengaruh rasio


desain terhadap daya ke roda penggerak. Grafik ini akan
digunakan untuk menentukan rasio desain. Dimana
pemilihannya berdasarkan hasil daya terbesar ke penggerak Gambar 11. Torsi generator (Nm)
Dari gambar tersebut didapatkan bahwa perubahan rasio
desain akan mempengaruhi daya yang ditransmisikan ke Pada gambar 11 menunjukkan besar torsi yang dapat
penggerak. Semakin besar rasio desain, maka hasil daya ke dialirkan ke generator. Dari torsi yang dialirkan ini dapat
roda penggerak juga besar. Hasil daya ke penggerak terkecil diketahui besarnya daya yang dihasilkan oleh generator.
didapat 275 Kw pada rasio desain 2. Sedangkan daya ke Perubahan torsi yang dialirkannya selama 8 detik semakin
penggerak terbesar adalah 339 Kw dengan rasio desain 5. besar. Hasil torsi torsi maksimum yang dapat dialirkan ke
Namun rasio desain 5 tidak dipilih karena terkait hasil generator adalah 370 Nm. Hal ini berbalik dari putaran
putaran generatornya yang sudah dijelaskan diatas. generator yang dihasilkannya. Semakin besar torsi yang
Rasio desain planetary gear yang dipilih adalah 4. Rasio dialirkan maka putaran generator turun. Torsi yang semakin
ini dipilih berdasarkan dua kriteria yaitu pertama karena besar ini menunjukkan beban kerja yang dilakukan oleh
hasil putaran generator yang didapat tidak negatif atau generator bertambah. Dengan beban kerja yang besar,
putarannya tetap searah dari putaran semula. Kedua hasil putaran yang dihasilkannya juga akan turun. Dari kondisi ini
daya ke penggerak diperoleh yang besar dari rasio desain 2 dapat diketahui jenis generator yang digunakan. Generator
dan 3. Besarnya daya ke penggerak yaitu 11 Kw. yang sesuai adalah jenis asinkron atau lebih dikenal dengan
induksi. Besar daya yang dihasilkan generator yaitu 11 Kw.

V. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan pada
perancangan dan pemodelan rasio transmisi planetary gear
dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perubahan rasio tranmisi planetary gear
maksimum sampai minimum didapat 10-0.8.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 6

2. Rasio desain planetary gear yang digunakan adalah


4 dengan pertimbangan hasil ke penggerak besar
serta putaran generator searah dengan putaran awal
atau tanpa berbalik putaran.
3. Perubahan kecepatan generator untuk mengatur
rasio transmisi planetary gear sebesar 10-0.8
adalah (50900-350) rpm dengan perubahan torsi
yang dialirkan ke generator sebesar 370 Nm.

LAMPIRAN
Data Bus Trans Jakarta
mf: 27900 Kg massa kendaraan penuh
mk : 5200 Kg massa kendaraan kosong
A : 8.65 m2 Luas frontal kendaraan
Cd : 0.8 Koefisien drag Kendaraan
ρ : 1.2 kg/m3 Massa jenis udara
rdyn : 0.478m radius dinamik kendaraan
Cf : 0.003 Koefisien gesekan

Spesifikasi Flywheel Hybid


mflywheel : 50 Kg massa flywheel
I : 1,6 kgm2 Inersia flywheel
Rpm : (11000-1600) rpm Putaran maks-min
ρ : 7850 Kg/m3 Massa jenis flywheel

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Su,Hung-Kuo and Tying Liu.2010.”Design and
Analysis of Hybrid Power Systems with Variable
Inertia”.Department of Mechanical Engineering
National Taiwan University.
[2]. J.fox, Andrew.2003.”Design and Analysis of
Modified Power Split Continously Variable
Transmission”. Morgantown,West Virginia.
[3]. Mi, Chris, M.Abdul Mansur and David Wenzhong
Gao.2011.”Hybrid Electric Vehicles:Priciples and
Applications with Practical Persepectives”. John
Wiley & Sons,Ltd,United Kingdom.
[4]. Naunheimer, Harald, Bernd Bertsche, Joachim
Ryborz and Wolfgang Novak.1994.” Automotive
Transmission :Fundamental Selection Design and
Application.” Springer HeidelberghDordrecht,
London New York.

Anda mungkin juga menyukai