1. Pendahuluan
-Difus : pembesaran kelenjar yang merata, bagian kanan dan kiri kelenjar
sama-sama membesar dan disebut sebagai struma difusa (tiroid difus)
-Nodul: terdapat benjolan seperti bola, bisa tunggal atau banyak, bisa pada
atau berisi cairan (kista) dan bisa berupa tumor jinak atau ganas.
Menurut kelainan fungsinya, gangguan tiroid dibedakan dalam 3 jenis :
3. Karsinoma Tiroid
4. Diagnosis
Dalam kasus karsinoma tiroid dalam menegakkan suatu diagnosis ada
beberapa cara, antara lain adalah :
a. Anamnesis
-Pengaruh usia dan jenis kelamin. Pada ekstrem umur (< 25 tahun dan >
50 th), laki-laki secara proporsional merupakan faktor resiko
-Pernah mendapat paparan radiasi didaerah leher dan kepala pada masa
kanak-kanak atau didaerah yang mengalami ledakan “bom atom”
-Derah struma endemis mempunyai insiden sedikit lebih tinggi terjadinya
karsinoma tiroid tipe folikular dan anaplastik. Daerah tanpa defisiensi
yodium atau daerah pantai mempunyai angka insiden karsinoma papiler
lebih tinggi dibanding daerah endemis.
-Benjolan pada kelenjar tiroid yang tumbuh lebih cepat pada beberapa
waktu terakhir (anaplasik atau kista tiroid). Pada umumnya, tumor jinak
atau karsinoma berdeferensiasi baik mempunyai pertumbuhan yang
sangat lambat.
-Riwayat adanya gangguan mekanis seperti gangguan menelan,
gangguan bernapas, perubahan atau hilangnya suara dan mulai adanya
nyeri oleh karena infiltrasi pada syaraf dan kulit.
b. Pemeriksaan Fisik
-Adanya benjolan pada tiroid, bisa mono-nodular atau multinodular,
benjolan kistik masih belum menyisihkan karsinoma tiroid tipe papiler.
-Adanya pembesaran KGB leher
- Ada tidaknya keluhan dan tanda-tanda metastasis jauh-> benjolan pada
kalvaria, tulang belakang, klavikula, strenum, dan tanda-tanda yang
menunjukkan metastasis paru, serebral, hati, dan lain-lain.
-Kadang dijumpai Horner Syndrome, terutama pada karsinoma anaplastik.
c. Pemeriksaan Penunjang
-Pemeriksaan tiroglobulin sebagai tumor marker. Kegunaan tiroglobulin
sebagai alat diagnosis dan skrinning tidak dianjurkan. Tiroglobulin
digunakan sebagai monitor kekambuhan jika pada pemeriksaan inisial
meningkat.
-Pemeriksaan fungsi tiroid seperti FT3, FT4 dan TSH harus rutin
dilakukan, meskipun tidak spesifik untuk karsinoma tiroid
-Pemeriksaan kadar calcitonin untuk mendiagnosis suatu karsinoma tiroid
tipe medulare.
-Pemeriksaan USG sangat bergantung pada operator. USG selain dapat
membedakan nodul solid, kistik atau kistik dengan pertumbuhan papiler.
USG sangat berguna untuk avaluasi post operatif untuk melihat masih
adanya tiroid remnant, adanya nodul tersisa, ataupun pembesaran KGB
leher. USG membantu menentukan ada tidaknya hipervaskuler seperti
pada hipertiroidisme.
-Pemeriksaan foto polos leher dengan teknik jaringan lunak, dapat melihat
adanya mikrokalsifikasi, infiltrasi atau pendesakan jaringan sekitar.
-Thyro-scan / scintigraphy merupakan pemeriksaan dengan menggunakan
bahan radio-isotop yang memberikan hasil cukup objektif. Pemeriksaan
ini terutama untuk melihat apakah nodul yang ada fungsional atau tidak
(normal, hot, cold). Untuk kepentingan diagnostik karsinoma tiroid,
thyro-scan tidak banyak membantu. Pada umumnya karsinoma tiroid
berdeferinsiasi baik adalah cold nodule, demikian juga pada kista tiroid.
-Pemeriksaan imaging lain terutama bertujuan untuk melihat eksten
karsinoma tiroid, infiltrasi, metastasis dan operabilitasnya seperti rontgen
thorax, foto tulang, CT-scan, MRI
e. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan jaringan pembedahan atau histopatologi merupakan gold
standard diagnosis karsinoma tiroid pascabedah. Secara klinis, nodul
tiroid dicurigai ganas jika :
-Ada risk faktor resiko (usia, laki-laki, paparan radiasi)
-Nodul padat (jika tumbuh cepat kemungkinan karsinoma anaplastik)
-Ada pembesaran kelenjar getah bening leher yang padat (hati-hati untuk
memutuskan biopsi)
-Ada tanda-tanda pendesakan organ sekitar (advance cancer, anaplastik)
-James Berry sign, Delphian nodes
-Ada tanda-tanda metastase jauh
A. Pembedahan
- Diagnosis pre-operatif suatu karsinoma atau belum terdiagnosis
- Jika diagnosis karsinoma tiroid -> operabel-> tiroidektomi total
-Jika belum terdiagnosis, nodul tunggal -> hemitiroidektomi (artinya
dilakukan lobektomi total, ismektomi dan lobektomi lobus piramidalis)
-Jika kemudian terdiagnosis sebagai karsinoma tiroidektomi
berdeferensiasi baik-> re-operasi menjadi tiroidektomi total atau jika skor
prognostik baik-> observasi dan follow up yang baik (klinis, USG,
tiroglobulin)
Pemeriksaan tambahan untuk menentukan diagnosis durante operationem
adalah “potong beku” atau “frozen section” (kepustakaan tidak
menganjurkan lagi), ataupun inprint cytology. Pada kasus
karsinoma/adenoma folikuler dapat menunggu sampai hasil histopatologi
untuk kemudian jika diperlukan (skor prognosis) dilakukan re-operasi. Re-
operasi harus dilakukan dalam waktu 2 minggu, jika lebih dari 2 minggu,
sebaiknya menunggu > 3 bulan untuk mengurangi komplikasi re-operasi.
-Diagnosis karsinoma tiroid tipe medulare -> pembedahan adalah
tiroidektomi total, dan jika diperlukan juga dilakukan diseksi KGB leher.
-Diagnosis karsinoma anaplastik-> jika operabel atau ditemukan secara
tidak sengaja -> tiroidektomi total. Jika tidak operabel maka pembedahan
bertujuan diagnosis (biopsi) dan paliatif (debulking->isthmectomy).
-Adanya pembesaran KGB leher karena metastasis -> dianjurkan
dilakukan “functional radical neck disection” yaitu dengan
mempertahankan n.asesorius, v.jugularis internus, dan
m.sternokleidomastoideus
-Pembedahan diseksi KGB profilaktif tidak dianjurkan
-Ekstensi pembedahan sampai mediastinum superior dianjurkan jika
terdapat pembesaran KGB medistinum, ataupun terdapat thyro-thymic
extension daripada karsinoma tiroid. Tekniknya dengan melakukan
konvensional dengan mengangkat ekstensi tiroid tersebut dari atas secara
hati-hati atau dengan approach superior-sternotomy
-Adanya ekstensi atau infiltrasi karsnoma pada trakhea, dapat dilakukan
eksisi sebagian cincin trakhea ataupun reseksi sebagian lingkar cincin
trakhea.
Interpretasi hasil sitologi sebaikna didiskusikan dengan sejawat patologi /
sitologi agar didapat suatu kesepakatan hasil, dan tindakan diagnosis lain
yang diperlukan.
B. Terapi Adjuvant/ Tambahan
Terapi adjuvant/tambahan pada karsnoma tiroid berdeferensiasi baik masih
kontroversi. Pemberian terapi dengan bahan radio-isotop seperti I131, I123,
dan bahan radiofarmaka yang semakin banyak digunakan (karena efek
saming yang ringan dan waktu paruh yang pendek) hanya diberikan pada
karsinoma tiroid berdeferensiasi baik dan beresiko tinggi pasca
tiroidektomi total. Pemberian radioterapi internal sebaiknya diberikan pada
4-6 minggu pasca tiroidektomi total, sebelum diberikan terapi subsitusi,
untuk meningkatkan uptake.
Pada pemberian terapi supresi belum didapatkan persamaan
pendapat tentang diagnosis, kadar TSH, berapa lama harus diberikan dan
hasil yang didapatkan. Hal ini berhubungan dengan adanya
monoklonalitas sel kanker dan adanya poliseluleritas dan heterogenitas
sehingga tidak semua sel folikel tiroid (sel kanker) bergantung pada TSH.
Radioterapi eksterna, terutama dianjurkan pada karsinoma tiroid
tipe anaplastik dengan tujuan paliatif dengan hasil yang tidak jelas.
Radioterapi eksterna dapat diberikan pada karsinoma tiroid berdeferensiasi
baik yang tidak uptake bahan radio-farmaka.
Kemoterapi tidak dianjurkan, kecuali pada karsinoma tiroid
anaplastik dan dikombinasikan dengan radioterapi eksterna. Hasil tidak
memuaskan.
6. Algoritme Manajemen Nodul Tiroid