I. Pekerjaan persiapan
1. Pekerjaan persiapan lapangan
Lahan pemancangan harus dibersihkan dari rintangan-rintangan. Kondisi
permukaan harus rata, kering dan padat, sehingga dapat dilalui oleh mesin pancang
dan dapat menahan beban mesin supaya tidak terbenam.
2. Pekerjaan pengukuran
a. Pembuatan B.M (Bench Mark) dan titik2 patokan lainnya (grid as kolom).
Bench Mark dibuat dgn konstruksi permanen dan lokasinya diluar daerah
pemancangan.
b. Penentuan titik2 pancang (Setting out).
Penentuan titik2 pancang dilakukan dgn pengukuran mempergunakan alat
teodolit. Pada waktu pengukuran kondisi lapangan sudah harus bersih sehingga
tidak menghalangi pandangan.
Letak titik2 pancang sesuai dgn rencana gambar titik2 pancang dari konsultan.
Titik2 pancang ditandai dgn memakai patak kayu / besi yg diujung atasnya
diberi tanda nomor titik yg bersangkutan
VI. Pengangkatan & penempatan tiang bagian kedua kepada tiang bagian pertama yang
telah dipancang.
Pada prinsipnya langkah pekerjaan ini sarna dengan langkah IV.
VII. Penyambungan tiang.
Setelah tiang bagian kedua ini diletakkan dengan tepat baik posisi maupun
kelurusannya terhadap tiang bagian pertama yang telah dipancang, dengan
dilakukan pengecheckan memakai theodolit, waterpas atau tinting-tinting.
( Lihat IV.d & e ) dilakukan penyambungan yang dilaksanakan dengan pengelasan.
Tiang beton yang terdiri dari beberapa bagian, bagian tiang yang akan dihubungkan
sudah dilengkapi dengan splice joint yang terbuat dari pelat baja ketebalan 8 mm,
bentuk & ukuran harus disetujui konsultan. Untuk bagian tiang yang tidak
dilengkapi dengan splice joint, penyambungan tiang dapat dilakukan dengan
memakai sistem sambungan tertentu yang sudah di patent.
Untuk tiang-tiang pipa baja, bagian-bagian pipa yang akan disarnbung harus di
bevel terlebih dahulu dan dipasang backing ring. Pengelasan harus mengikuti
standard dengan ketebalan las 1,05 dari ketebalan pelat dan di las penuh.
Rumus II :
2.W .H
P
5.s 0.10
P = Daya dukung tiang ( ton)
.s = set per 1 x pukulan ( m )
H = Tinggi jatuh dalam ( m )
Rumus III :
1 W .H
P x
6 s / 10 k / 2
P = Daya dukung tiang ( ton)
W = Berat piston ( ton)
H = Tinggi jatuh (cm)
.s = Final settlement per 10 pukulan ( cm )
k = rebound (cm )
Batasan2 yg dipakai untuk Proyek Grand Sudirman Balikpapan.
o Mesin pancang yg digunakan type Hydraulic Hammer.
o Berat hammer ditentukan: K35 (untuk tiang: 40 x 40 em) dan
K25 (untuk tiang : 25 x 25 em)
o Bentuk, ukuran, wire dan pembesian tiang pancang sesuai dgn gambar rencana.
o Tebal pelat penyambung : t = 10 mm untuk Tiang 40 x 40 em.
t = 8 mm untuk Tiang 25 x 25 em.