LATAR BELAKANG
2009).
anak <5 tahun di negara maju adalah 2-4 kasus/100 anak/tahun, sedangkan di
dari 5 juta kematian per tahun pada anak balita di negara berkembang.
Ditinjau dari asal patogen, maka pneumonia dibagi menjadi tiga macam
ke-enam dunia dengan jumlah penderita mencapai enam juta jiwa (Ostapchuk,
2004).
1
2011). Pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat memberikan
resistensi bakteri terhadap antibiotik. Jika kejadian resistensi antibiotik ini tidak
terdeteksi maka akan menimbulkan keparahan penyakit dan menjadi sulit untuk
otitis media akut, atelektasis, emfisema, dan meningitis. Selain itu juga dapat
paparan diatas maka pneumonia harus mendapatkan perhatian yang serius karena
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
(virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi, dll).
mengalami komplikasi infeksi bakteri. Secara klinis pada anak sulit membedakan
radiologis.
umur pasien. Namun secara umum bakteri yang beperan penting dalam
yang disebabkan oleh bakteri bakteri ini umumnya responsif terhadap pengobatan
3
Pneumonia atipik terutama disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae dan
2.2 Klasifikasi
malnutrisi
pneumonia)
c. Pneumonia aspirasi
4
2. Berdasarkan bakteri penyebab
Chlamydia
c. Pneumonia virus
(immunocompromised)
a. Pneumonia lobaris.
Sering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan orang tua.
b. Bronkopneumonia.
disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan orang
c. Pneumonia interstisial
5
2.3 Etiologi
grup B dan bakteri Gram negatif seperti E. colli, Pseudomonas sp, atau Klebsiella
sp. Pada bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh
Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain
disamping bakteri, atau campuran bakteri dan virus. Virus yang terbanyak
usia 2 tahun ke atas mempunyai etiologi infeksi bakteri yang lebih banyak
Tabel 1. Etiologi Pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia di negara maju
6
RSV Virus sitomegalo
Bakteri Bakteri
Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae tipe B
Mycoplasma pneumoniae Moraxella catharalis
Streptococcus pneumoniae Neisseria meningitidis
Virus Staphylococcus aureus
4 bulan - 5 tahun
Virus adeno Virus
Virus influenza Virus Varisela-Zoster
Virus Parainfluenza
Virus Rino
RSV
Bakteri Bakteri
Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae
Mycoplasma pneumoniae Legionella sp
Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus
Virus
Virus adeno
5 tahun - remaja
Virus Epstein-Barr
Virus influenza
Virus Parainfluenza
Virus Rino
RSV
Virus Varisela-Zoster
Sumber: Opstapchuk. M, Roberts DM, Haddy R. Community-acquaired in infants and children.
Am Fam Physician 2004: 70: 899-908
paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadi serbukan sel PMN, fibrin,
eritrosit, cairan edema, dan ditemukan kuman alveoli dan terjadi proses
degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang. Stadium ini disebut
7
stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena akan
tetap normal.
penyakit, sehingga stadium khas yang telah diuraikan sebelumnya tidak terjadi.
(bronkopneumonia) dan pada anak besar atau remaja dapat berupa konsolidasi
disebabkan oleh Staphylococcus aureus pada neonatus atau bayi kecil, karena
bakteri ini menghasilkan berbagai toksin dan enzim seperti hemolisin, lekosidin,
2.5 Diagnosis
serologis merupakan dasar terapi yang optimal. Akan tetapi, penemuan bakteri
8
serta gambaran radiologis. Prediktor paling kuat adanya pneumonia adalah
demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala respiratori sebagai berikut: takipnea,
batuk nafas cuping hidung, retraksi, ronki, dan suara nafas melemah.
1. Pneumonia berat
2. Pneumonia
- ada nafas cepat dengan laju nafas: >50 x/menit untuk anak usia 2 bulan
3. Bukan pneumonia
2.5.1 Anamnesis
- Sesak napas
- Demam
- Kesulitan makan/minum
- Tampak lemah
9
- Serangan pertama atau berulang, untuk membedakan dengan kondisi
- Penilaian keadaan umum anak, frekuensi napas, dan nadi harus dilakukan
makan/ minum.
klasik. Pada anak yang demam dan sakit akut, terdapat gejala nyeri yang
Pemeriksaan Radiologi
10
- Pemeriksaan foto dada tidak dapat mengidentifikasi agen penyebab
- Pemeriksaan kultur dan pewarnaan Gram sputum dengan kualitas yang baik
- Kultur darah tidak direkomendasikan secara rutin pada pasien rawat jalan,
tetapi direkomendasikan pada pasien rawat inap dengan kondisi berat dan
antigen virus dengan atau tanpa kultur virus jika fasilitas tersedia
- Jika ada efusi pleura, dilakukan pungsi cairan pleura dan dilakukan
antibiotik
lain tidak
Pada setiap anak yang dirawat inap karena pneumonia, seharusnya dilakukan
11
2.6 Tata Laksana
Bayi:
Anak:
- Distres pernapasan
- Grunting
Pasien dengan saturasi oksigen < 92% pada saat bernapas dengan udara
kamar harus diberikan terapi oksigen dengan nasal kanul, head box, atau
- Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan
dengan pneumonia
12
- Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan
- Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak <5
- M. pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotik
penyebab
menerima obat per oral (misal karena muntah) atau termasuk dalam derajat
pneumonia berat
13
- Antibiotik intravena yang danjurkan adalah: ampisilin dan kloramfenikol,
- > 2 bulan:
- Lini pertama Ampisilin bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat
ditambahkan kloramfenikol
Bila klinis perbaikan antibiotik intravena dapat diganti preparat oral dengan
2.6.5 Nutrisi
- Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan per oral
harus dihindari. Makanan dapat diberikan lewat nasogastric tube (NGT) atau
- Perlu dilakukan pemantauan balance cairan ketat agar anak tidak mengalami
hormon antidiuretik.
14
- Asupan per oral adekuat
- Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol
2009)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Identitas Pasien
Data Umum
Nama Pasien Ap
Jenis Kelamin Perempuan
Umur 1 tahun
Agama Islam
15
Alamat
Pekerjaan -
Ruangan Anak
Diagnosa Bronkopneumonia
Mulai Perawatan 23 April 2019
Keluar RS 29 April 2019
a. Keluhan utama
Sesak nafas
a. Tanda vital
16
GCS 15 (E4 M6 V5)
V. Pemeriksaan laboratorium
/platelet 37 – 43 % (Perempuan)
VI. Diagnosis
Diagnosa awal
Bronkopneumonia
Diagnosa Akhir
Bronkopneumonia
Terapi Farmakologi
1) IV FD 2A 10 tpm
2) O2 2L/i
4) Inj. Gentamisin 2 x 10 mg IV
17
5) Bromhexin syr 3 x 1/2 cth Po
1) IV FD 2A 10 tpm
3) Inj. Gentamisin 2 x 25 mg IV
18
3. . Follow up
19
cth
27 - 04 - 2019 Ibu klien mengatakan - Sesak (-) Tidak ada interaksi obat Lanjut terapi sebelumnya
batuk dan sesak anak - Asi OD yang terjadi
berkurang, - Inj. pump (+)
28 - 04 - 2019 Ibu klien mengatakan - batuk (+) Tidak ada interaksi obat Lanjut terapi sebelumnya
anaknya masih batuk dan - Sesak (-) yang terjadi
sudah tidak sesak lagi, - Inj. Pump (+)
- Antibiotik lanjut
29 - 04 - 2019 Ibu klien mengatakan - Demam (-) Bronkopneumonia Boleh pulang
anaknya masih batuk dan - batuk (+) perbaikan
sudah tidak sesak lagi - sudah tidak sesak nafas
20
3. Analisa Terapi
5 Paracetamol 3 x 1 cth PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Syr
Inj.
6 Dexametason 3 x 1,5 mg IV √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Mulai Jenis Obat Rute Dosis Berhenti Indikasi obat Tepat/tida Komentar dan alasan
k tepat
21
23/04/19 Cairan A2 IV 10 tts/menit 26/04/19 pengganti cairan Tepat Cairan 2A mengadung
fisiologis dan glukosa monohidrat 5%
asupan energi dan natrium klorida
0,9%.
23/04/19 Inj Ampisilin IV 4 x 250 mg 24/04/19 Bronkopneumonia Tepat Pasien di diagnosa
bronkopneumonia
23/04/19 Inj Gentamisin IV 3 x 10 mg 24/04/19 Infeksi oleh kuman Tepat Pasien di diagnosa
yang sensitif pada bronkopneumonia
penyakit
prneumonia
23/04/19 Bromhexin Syr PO 3 x ½ cth 29/04/19 Sebagai mukolitik Tepat Untuk meredakan batuk
berdahak
23/04/19 Paracetamol Syr PO 3 x 1 cth 29/04/19 Menurunkan suhu Tepat Pasien demam dengan
tubuh suhu 39,1 oC
24/04/19 Inj Ampisilin IV 4 x 500 mg 29/04/19 Bronkopneumonia Tepat Pasien di diagnosa
bronkopneumonia
24/04/19 Inj Gentamisin IV 3 x 25 mg 29/04/19 Infeksi oleh kuman Tepat Pasien di diagnosa
yang sensitif pada bronkopneumonia
penyakit
prneumonia
25/04/19 Inj Dexametason IV 3 x 1,5 mg 29/04/19
3.2. Kertas Kerja Farma
22
3.3. Analisis DRP
Check
No Drug Therapy Problem Rekomendasi
List
1 Terapi obat yang tidak Pasien telah mendapatkan terapi sesuai dengan kondisi medis.
diperlukan
Terdapat terapi tanpa indikasi Pasien telah mendapatkan terapi sesuai dengan indikasi, dimana pasien mendapatkan terapi:
medis - Cairan 2A, komposisinya dekstrosa 5% dan NaCl 0,9%. tujuan diberikan infus cairan 2A karena
pasien sulit makan dan menambah asupan nutrisi pada pasien.
- Inj Ampisilin sebagai antibiotik yang digunakan untuk terapi mengatasi infeksi pada saluran
pernafasan yang dialami pasien.
- Inj Gentamisin sebagai antibiotik yang digunakan untuk terapi infeksi saluran nafas dan
membantu mempercepat kerja ampisilin
Tidak
- Paracetamol digunakan untuk mengurangi demam karena aksinya yang langsung ke pusat
pangatur panas di hipotalamus yang berdampak vasodilatasi serta pengeluaran keringat.
Parasetamol digunakan bila suhu di atas normal saja.
- Deksametason berkhasiat sebagai antiinflamasi atau anti radang yang digunakan untuk
mengatasi gejala sesak nafas
- Bromhexin sebagai mukolitik dipilih karena dapat mengurangi kekentalan dahak sehingga
diharapkan dahak tersebut menjadi lebih mudah dikeluarkan oleh pasien anak.
Pasien mendapatkan terapi Pasien tidak ada mendapatkan terapi yang tidak diperlukan. Terapi yang diberikan sesuai dengan
tambahan yang tidak diperlukan indikasi yang diderita pasien.
Pasien didiagnosa bronkopneumonia, menurut literatur terapi untuk bronkiolitis dan asma yaitu
Tidak (IDAI, 2009).
- pasien di diagnosa bronkopneumonia sehingga diberikan obat ampisilin kombinasi dengan
gentamisin untuk mengatasi pneumonia.
- pasien mengalami demam sehingga diberikan obat paracetamol untuk mengatasi suhu tubuh
23
pasien yang tinggi.
- Pasien mengalami batuk sehingga diberikan obat bromhexin sebagai mukolitik dipilih karena
dapat mengurangi kekentalan dahak sehingga diharapkan dahak tersebut menjadi lebih mudah
dikeluarkan oleh pasien anak.
- pasien mengalami inflamasi pada saluran pernafasan sehingga pasien diberikan obat
deksametason untuk mengatasi inflamasi
Pasien masih memungkinkan Pasien tidak memungkinkan menjalani terapi non farmakologi.
menjamin terapi non Tidak
farmakologi
Terdapat duplikasi terapi Tidak terdapat duplikasi terapi karena obat dengan mekanisme kerja yang berbeda-beda.
- Ampisilin adalah bacteriosidal yang bekerja dengan cara menghambat secara irreversibel
aktivitas enzim transpeptidase yang dibutuhkan untuk sintesa dinding sel bakteri
- Gentamisin mengikat secara irreversibel sub unit 30s dari kuman, yaitu dengan menghambat
sintesis protein dan menyebabkan kesalahan translokasi kode genetik.
- Paracetmol aksinya yang langsung ke pusat pangatur panas di hipotalamus yang berdampak
Tidak vasodilatasi serta pengeluaran keringat. Parasetamol digunakan bila suhu di atas normal saja.
- Deksametason berkerja dengan cara mencegah pelepasan zat-zat didalam tubuh yang
menyebabkan peradangan.
- Bromhexin bekerja dengan mengencerkan sekret pada saluran pernafasan dengan jalan
menghilangkan serat-serat mukoprotein dan mukopolisakarida yang terdapat pada
sputum/dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Pasien mendapat penanganan Pasien tidak mendapat penanganan terhadap efek samping yang seharusnya dapat dicegah, karena
terhadap efek samping yang Tidak pasien tidak mengalami efek samping obat yang signifikan.
seharusnya dapat dicegah.
2 Kesalahan obat
24
Bentuk sediaan tidak tepat Bentuk sediaan telah disesuaikan dengan kondisi pasien :
1. 2A diberikan dalam bentuk cairan infus 500 mL secara IVFD
2. Ampisilin dalam bentuk sediaan injeksi secara intravena
3. Gentamisin dalam bentuk srdiaan injeksi secara intravena
Tidak 4. Paracetamol dalam bentuk sediaan syrup secara peroral
5. Bromhexin dalam bentuk sediaan syrup secara peroral
6. Deksametason dalam bentuk sediaan injeksi
Terdapat kontra indikasi Tidak ditemukan adanya kontra indikasi pada terapi pengobatan.
Tidak
Kondisi pasien tidak dapat Pasien sudah mengalami perbaikan pada hari ketiga dimana sesak nafas yang di alami pasien
disembuhkan oleh obat Tidak
sudah berkurang, namun pasien masih batuk sehingga masih dilanjutkan pemberian bromhexin.
Obat tidak diindikasikan untuk Setiap obat telah sesuai dengan indikasi suatu penyakit yang diderita pasien. Adapun kondisi
kondisi pasien medis pasien adalah :
Tidak - Infeksi saluran nafas diberikan ampisilin dan gentamisin
- paracetamol sebagai antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh.
- Batuk diberikan terapi bromhexin
Terdapat obat lain yang lebih Terapi obat yang diberikan telah efektif dalam proses penyembuhan. Dimana terapi obat yang
Tidak diberikan telah sesuai dengan literatur yaitu bronkopneumonia (IDAI, 2009)
efektif
3 Dosis tidak tepat
Dosis terlalu rendah Tidak Dosis yang diberikan kepada pasien anak telah sesuai menurut literatur
Dosis terlalu tinggi - 2A diberikan 500 cc selaa 8 jam dengan tetesan 16 tetes/menit.
- Ampisilin diberikan IV 4 x 250 mg dan dinaikan dosis menjadi 4 x 500 mg, dosis
maksimumampisilin 25 - 50 mg/ kgBb tiap 6 jam
Tidak
- Gentamisin diberikan IV 2 x 10 mg dan dinaikan dosis menjadi 2 x 25 mg, dosis Lazim 3 - 7,5
mg/kgBB
- Paracetamol syr diberikan 3 x 1 cth. Dosis lazim 120 mg/ 5 ml.
25
- Bromhexin syr dosis yang diberikan 3 x 1/2 cth. Dosis lazim bromhexin adalah 4 mg/8 jam.
- Dexametason diberikan IV 3 x 1,5 mg. Dosis lazim 0,1 - 0,25 mg/kgBB
Frekuensi penggunaan tidak Dosis yang diberikan kepada pasien anak telah sesuai menurut literatur IDAI 2009:
tepat - 2A diberikan 500 cc selama 8 jam dengan tetesan 10 tetes/menit.
- Ampisilin diberikan tiap 6 jam
- gentamisin diberikan tiap 12 jam
Tidak - Parasetamol sirup 3 x 1 cth dosis dalam sediaan 120 mg/5 mL. Parasetamol boleh diberikan 1 cc
setiap 4-6 jam. Maksimum 4 dosis sehari
- Bromhexin dosis yang diberikan 3 x 4 mg. Dosis lazim bromhexin adalah 4 mg/8 jam.
- Dexamethason 3 x 1,5 mg. Dosis lazim 0,1 - 0,25 mg/kgBB/ 8 jam
Penyimpanan tidak tepat Proses penyimpanan obat sudah diletakan pada tempat yang sesuai pada tempatnya. Dimana obat
Tidak
disimpan dalam tempat obat pasien.
Administrasi obat tidak tepat Administrasi sudah tepat.
- Cairan 2A diberikan secara infus intravena
- Ampisilin diberikan intravena dalam bentuk vial
Tidak - Gentamisin diberikan intravena dalam bentuk vial
- Paracetamol diberikan secara peroral dalam bentuk syrup
- Bromhexin diberikan secara peroral dalam bentuk syrup
- Dexametason diberikan secara intravena dalam ampul
Terdapat interaksi obat Tidak ditemukan adanya interaksi obat yang diberikan pada terapi pasien. Terapi obat yang
Tidak
diberikan pada pasien tidak terdapat interaksi yang signifikan.
4 Reaksi yang tidak diinginkan
Obat tidak aman untuk pasien Obat yang diberikan aman digunakan pasien. Pemberian terapi pada pasien telah disesuaikan
dengan dosis yang tepat untuk pasien anak dengan berat badan 10 kg. Adapun dosis yang
Tidak diberikan adalah :
- 2A diberikan 500 cc selaa 8 jam dengan tetesan 16 tetes/menit.
- Ampisilin diberikan IV 4 x 250 mg dan dinaikan dosis menjadi 4 x 500 mg, dosis
26
maksimumampisilin 25 - 50 mg/ kgBb tiap 6 jam
- Gentamisin diberikan IV 2 x 10 mg dan dinaikan dosis menjadi 2 x 25 mg, dosis Lazim 3 - 7,5
mg/kgBB
- Paracetamol syr diberikan 3 x 1 cth. Dosis lazim 120 mg/ 5 ml.
- Bromhexin syr dosis yang diberikan 3 x 1/2 cth. Dosis lazim bromhexin adalah 4 mg/8 jam.
- Dexametason diberikan 3 x 1,5 mg. Dosis lazim 0,1 - 0,25 mg/kgBB
Terjadi reaksi alergi Tidak ada masalah, Pasien tidak ada yang riwayat alergi, sehingga obat aman digunakan.
Tidak
Terapi yang diberikan pada pasien tidak menimbulkan reaksi hipersensitivitas pada pasien.
Terjadi interaksi obat Tidak terdapat interaksi antar obat yang diberikan pada pasien.
Tidak
Dosis obat dinaikkan atau Iya ampisilin dan gentamisin dinaikan dosis pada hari kedua, karena tidak ada kemajuan
Iya
diturunkan terlalu cepat perkembangan pada pasien, dosis dinaikan disesuaikan dengan berat badan pasien
Muncul efek yang tidak Menurut pengamatan tidak muncul efek yang tidak diinginkan selama pemberian terapi.
Tidak
diinginkan
Administrasi obat yang tidak Administrasi sudah tepat
tepat - Cairan 2A diberikan secara infus intravena
- Ampisilin diberikan secara IV dalam bentuk vial
Tidak - Gentamisin diberikan secara IV dalam bentuk ampul
- Paracetamol diberikan secara peroral dalam bentuk syrup
- Bromhexin diberikan secara peroral dalam bentuk pulveres
- Dexametason diberikan secara intravena.
5 Ketidak sesuaian kepatuhan
pasien
Obat tidak tersedia Tidak ada masalah untuk penyediaan obat pasien. Semua obat yang dibutuhkan pasien telah
Tidak
tersedia di apotek rumah sakit
Pasien tidak mampu Obat yang digunakan oleh pasien telah terpenuhi di rumah sakit
Tidak
menyediakan Obat
27
Pasien tidak bisa menelan atau Pasien mampu menelan obat dalam bentuk pulveres (puyer) dan syrup.
Tidak
menggunakan obat
Pasien tidak mengerti intruksi Pasien tidak mengerti karena pasien berumur 1 tahun, sehingga informasi obat diberikan pada
penggunaan obat Tidak
keluarga pasien dan keluarga pasien mengerti intruksi penggunaan obat.
Pasein tidak patuh atau memilih Pasien patuh menggunakan obat. Obat-obatan untuk pasien rawat inap disediakan dalam bentuk
untuk tidak menggunakan obat Tidak
pemakaian 1 kali pakai, sehingga ketidak patuhan pada pasien dapat teratasi.
6 Pasien membutuhkan terapi
tambahan
Terdapat kondisi yang tidak Pasien telah mendapatkan terapi sesuai indikasi, karena obat yang digunakan telah tepat untuk
Tidak
diterapi terapi penyakit
Pasien membutuhkan obat lain Terapi obat yang diberikan telah sinergis sehingga tidak perlukan lagi terapi lain.
Tidak
yang sinergis
Pasien membutuhkan terapi Pasien telah mendapatkan pengobatan profilaksis terhadap kondisinya sehingga tidak perlu
Tidak
profilaksis diberikan terapi tambahan.
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Padang Panjang pada tanggal 23 April 2019, dengan keluhan utama Sesak nafas .
Bronkopneumonia.
Pada kasus ini pasien masuk ke ruang rawat anak sebelumnya di IGD
mendapatkan O2 2 liter/I, IVFD cairan 2A 10 tpm, Injeksi ampisilin 4 x 250 mg, injeksi
mendapatkan terapi yang sama pada saat di IGD tetapi pada hari ke dua tanggal 24
April 2019 untuk injeksi ampicillin dan gentamicin dosisnya di naikkan, yaitu injeksi
ampisilin 4 x 500 mg dan injeksi gentamicin 2 x 25 mg. lalu pada hari ke tiga tanggal
25 April 2019 terapi pasien ditambahkan injeksi dexametason 3 x 1,5 mg secara IV.
Dan selanjutnya terapi tetap dilanjutkan sampai pasien pulang tanggal 29 April 2019.
mikrobiologi yaitu uji kultur, tetapi di RSUD Padang Panjang tidak memiliki lab
bronkopneumonia pada pasien, maka dari itu untuk menjalankan terapi pada pasien
bronkopneumonia digunakan antibiotik gram positif dan gram negatif, yaitu digunakan
29
ampicillin dan gentamisin, sesuai dengan protap tatalaksana pengobatan yang ada di
RSUD Padang Panjang. Pasien mendapat ampicillin dan gentamicin sebagai antibiotik
karna pasien mengalami infeksi yang ditandai dengan nilai leukosit 15.150 µL yang
Penisilin spektrum luas, mengganggu sintesis dinding sel bakteri selama replikasi aktif,
pasien. Oksigen dapat diberikan melalui nasal prongs. Pemberian oksigen pada saat
masuk sangat berpengaruh pada skor beratnya penyakit dan lama perawatan di rumah
sakit.
Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu dapat dengan infus dan diet
D5-NS). Cairan intravena ini diberikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi karena
pasien mengalami panas, dan distres napas yang ditandai oleh batuk, rongki, dan sesak
napas.
30
daerah saluran bronkial meredakan batuk , parasetamol untuk mengatasi demam pasien,
Pada terapi yang diberikan kepada pasien, dosis yang diberikan telah sesuai
pada hari pertama dan 500 mg pada hari kedua, dosis yang diberikan sesuai dengan
rentang terapi yang di rekomendasikan oleh IDAI ( Ikatan Dokter Anak Indonesia)
yaitu sebesar 25 mg- 50 mg/kgBB ( lampiran 2). Dosis pemberian gentamicin injeksi
10 mg pada hari pertama dan 25 mg pada hari kedua, dosis yang diberikan sesuai
dengan rentang terapi yang di rekomendasikan oleh IDAI ( Ikatan Dokter Anak
Bromhexin sirup ½ cth (2,5 ml = 2 mg) , dosis yang diberikan sesuai dengan rentang
terapi yang ada di MIMS yaitu sebesar 4 mg/5mL ( lampiran 2). Dosis pemberian
Parasetamol sirup 1 cth (120 mg / 5 ml ), dosis yang diberikan sesuai dengan rentang
terapi yang di rekomendasikan oleh IDAI ( Ikatan Dokter Anak Indonesia) yaitu
sebesar 120 mg – 250 mg ( lampiran 2). Dosis pemberian dexametason injeksi 1,5 mg,
dosis yang diberikan sesuai dengan rentang terapi yang di rekomendasikan oleh IDAI (
Ikatan Dokter Anak Indonesia) yaitu sebesar 0,1 mg - 0,25 mg/kgBB. ( lampiran 2)
31
BAB V
V.I KESIMPULAN
bronkopneumonia, dosis obat yang di berikan pada pasien atau terapi yang di berikan
kepada pasien sudah sesuai dengan dosis yang di berikan untuk anak-anak sehingga
dalam pengobatan ini tidak terjadi permasalahan terkait obat ( Drug Related Problem).
V.II SARAN
Disarankan kepada keluarga pasien untuk terus memantau kondisi fisik pasien
32
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Pudjiadi, Antonius H., dkk. 2009, Pedoman Pelayanan Medis, Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia, Jakarta: 250-254, Indonesia.
Said, Mardjanis. 2008, Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama, Badan Penerbit
IDAI, Jakarta: 350, Indonesia.
33
LAMPIRAN
Lampiran 1. Obat yang digunakan
1. IVFD 2 A
Komposisi Glukosa 5% dan NaCl 0,9%
Indikasi Untuk mengatasi dehidasi, menambah kalori
dan mengembalikan keseimbangan elektrolit
Mekanisme kerja Karbohidrat sumber energy bagi tubuh dan
untuk memenuhi atau mempertahankan
cairan tubuh. Namun klorida merupakan
garam yang berperan penting dalam
memelihara tekanan osmosis darah dan
jaringan.
Dosis Dosis maksimum 1500 mg/kgBb/hari
Untuk inj intravena dengan kecepatan alir
yang di anjurkan 3 ml/kgBb/jam atau 70
tetes/70kgBb/menit
Efek samping Apabaila ph larutan rendah (3,5-5,0) dapat
menyebabkan tromboflebitis
Bila terjadi reaksi efek samping, pemakaian
harus dihentikan dan dilakukan evaluasi
terhadap pasien.
Kontraindikasi Pasien dengan kondisi hipernatremia,
asidosis, hipokalemia, diabetes melitus,
pasien dengan sindrom mal-absoropsi
glukosa-galaktosa.
Perhatian Jangan digunakan bila botol rusak, larutan
keruh, atau berisi partikel
34
2. Injeksi Ampicillin
Komposisi Tiap vial berisi Natrium Ampisillina
setara dengan Ampisillina 1 g
Indikasi Ampisilin digunakan untuk
pengobatan infeksi saluran pernafasan
seperti pneumonia, faringitis,
bronchitis, laryngitis. Infeksi saluran
pencernaan seperti shigellosis,
salmonellosis. Infeksi saluran kemih
dan kelamin seperti gonore (tanpa
komplikasi), urethritis. Infeksi kulit
dan jaringan kulit septikimia,
meningitis.
Mekanisme Penisilin spektrum luas; mengganggu
sintesis dinding sel bakteri selama
replikasi aktif.
Absorbsi :
Waktu puncak plasma: 1-2 jam (oral)
Bioavabilitas: 30-40%
Distribusi
Protein terikat: 15-25%
Metabolisme
Hati
Eliminasi
Waktu paruh: 1-1,8 jam (fungsi ginjal
normal); 7-20 jam (anuria / penyakit
ginjal stadium akhir)
Ekskresi: Urin (90% dalam 24 jam)
Dosis Anak-anak dengan berat badan 20 kg
atau kurang : 50 - 100 mg/kg BB
35
sehari diberikan dalam dosis terbagi
setiap 6 jam.
Efek Samping Mual, muntah, diare, ruam makulo-
papular eritematosa, mulut terasa
sakit, lidah hitam / berbulu, ruam,
eritema multiforme, sindrom Stevens-
Johnson, nekrolisis epidermal toksik,
angioedema, demam, nyeri sendi,
Berpotensi Fatal: Anafilaksis, Diare
terkait Clostridium difficile (CDAD).
Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap ampicillin
Perhatian Perhatian
Berhati-hatilah dalam alergi terhadap
sefalosporin, karbapenem
Sesuaikan dosis pada gagal ginjal;
mengevaluasi ruam dan membedakan
dari reaksi hipersensitivitas
Profilaksis endokarditis: Digunakan
hanya untuk pasien berisiko tinggi,
sesuai Pedoman AHA
3. Injeksi Gentamicin
Komposisi Gentamicin
Indikasi Infeksi mata, infeksi telinga, infeksi
saluran kemih, infeksi paru-paru, serta
septicemia
Mekanisme Antibiotik aminoglikosida untuk
cakupan bakteri gram negatif,
termasuk spesies Pseudomonas;
36
sinergis dengan beta laktamase
terhadap enterococci; mengganggu
sintesis protein bakteri dengan
mengikat subunit ribosom 30S dan
50S
Penyerapan Waktu plasma puncak: IM
(30-90 mnt); IV (30 menit setelah
infus 30 menit)
Distribusi Gentamisin melintasi
plasenta; difusi relatif dari darah ke
CSF minimal walaupun dengan
peradangan
Vd: anak-anak: (0,3-0,35 L / kg);
Eliminasi Waktu paruh: 2-3 jam
(NRF)
Pembersihan ginjal: Terkait langsung
dengan fungsi ginjal
Ekskresi: Urin (70% pulih sebagai
obat tidak berubah pada pasien dengan
NRF)
Dosis Anak-anak dan remaja : 2-2,5 mg / kg
/ dosis, IV / IM
Efek Samping Neurotoksisitas (vertigo, ataksia)
Ketidakstabilan gaya berjalan,
Ototoxicity (pendengaran, vestibular),
Nefrotoksisitas (penurunan CrCl),
Nefrotoksisitas jika melalui> 2 mg / L,
Ruam, Kulit memerah, Gatal, Kantuk
Sakit kepala, Pseudomotor cerebri,
Fotosensitifitas, Reaksi alergi Eritema
37
Anoreksia Mual / muntah, Penurunan
berat badan, Peningkatan air liur,
Enterokolitis, Tremor, Kram otot,
Dispnea
Kontra Indikasi Toksisitas aminoglikosida atau
hipersensitifitas sebelumnya
Perhatian Pasien yang diobati dengan
aminoglycosida harus di bawah
pengawasan klinis yang ketat; risiko
toksisitas yang tinggi terkait dengan
penggunaannya
Perhatian pada gagal ginjal (bukan
dialisis), miastenia gravis,
hipokalsemia, dan kondisi yang
menekan transmisi neuromuskuler
Sesuaikan dosis pada gangguan ginjal
Profilaksis endokarditis (prosedur GI,
GU): Pedoman AHA hanya
merekomendasikan untuk pasien
berisiko tinggi
Diuretik dapat meningkatkan toksisitas
aminoglikosida dengan mengubah
konsentrasi antibiotik dalam serum
dan jaringan; diuretik tertentu sendiri
dapat menyebabkan ototoxicity;
hindari diuretik kuat, termasuk asam
etakrilat atau furosemid
Berhati-hatilah pada pasien dengan
kelainan elektrolit termasuk
hipokalsemia, hipomagnesemia, atau
38
hipokelemia
Gunakan hati-hati pada pasien dengan
gangguan neuromuskuler, termasuk
miastenia gravis
Gunakan hati-hati pada pasien dengan
gangguan pendengaran dan ginjal
4. Bromhexin Sirup
Komposisi Bromhexin
Indikasi Sebagai mukolitik
Mekanisme Bromhexine meningkatkan
transportasi lendir dengan mengurangi
viskositas lendir dan dengan
mengaktifkan epitel bersilia
(pembersihan mukosiliar). Efek
secretolytic dan secretomotor ini di
daerah saluran bronkial meredakan
batuk.
Penyerapan: Diserap dengan cepat dan
sepenuhnya dari saluran pencernaan.
Ketersediaan hayati: Sekitar 20%.
Waktu untuk memuncak konsentrasi
plasma: Sekitar 1 jam.
Distribusi: Didistribusikan secara luas
ke jaringan tubuh. Melintasi sawar
darah otak dan plasenta (jumlah kecil).
Ikatan protein plasma: Sekitar 95%.
Metabolisme: Menjalani metabolisme
1st-pass hati yang luas.
Ekskresi: Melalui urin (sekitar 85-
39
90%, terutama sebagai metabolit).
Waktu paruh eliminasi terminal: 13-40
jam
Dosis Tablet 8 mg atau sirup 4 mg/5mL
Dewasa dan anak-anak >10 tahun: 1
tablet atau 10 mL sirup 3 kali sehari,
anak 5-10 tahun: 1/2 tablet atau 5 mL
sirup 3 kali sehari,
anak 2-5 tahun: 1/2 tablet atau 5 mL
sirup 2 kali sehari.
Efek Samping sindrom Stevens-Johnson dan
nekrolisis epidermal toksik (TEN).
Gangguan pencernaan: Mual, muntah,
diare, sakit perut bagian atas.
Gangguan sistem kekebalan:
Angioedema, urtikaria, bronkospasme.
Gangguan sistem saraf: Sakit kepala,
pusing.
Gangguan kulit dan jaringan subkutan:
Ruam, pruritus.
Kontra Indikasi Hipersensitivitas.
Perhatian Tukak lambung, kehamilan, menyusui,
penghentian pengobatan jika terjadi
lesi kulit atau mukosa.
5. Injeksi Dexametason
Komposisi Dexametason
Indikasi Anti inflamasi
Mekanisme Deksametason adalah glukokortikoid
sintetik yang mengurangi peradangan
40
dengan menghambat migrasi leukosit
dan pembalikan peningkatan
permeabilitas kapiler. Ini menekan
respon imun normal.
Farmakokinetik:
Penyerapan: Mudah diserap dari
saluran GI (Oral).
Distribusi: Mudah melewati plasenta.
Pengikatan protein: Sekitar 77%.
Metabolisme: Hati.
Ekskresi: Melalui urin (65% dari dosis
dalam 24 jam).
Waktu Paruh: Sekitar 190 mnt.
Dosis 0,75-9 mg / hari IV / IM / PO dosis
terbagi 6-12 jam
Efek Samping osteoporosis, ulkus peptikum,
glaukoma dan katarak subkapsular,
disfungsi pankreas dan pankreatitis,
gangguan GI, peningkatan nafsu
makan, peningkatan kerapuhan kulit.
Kontra Indikasi Hipersensitivitas.
Perhatian Pasien dengan hipotiroidisme; sirosis,
hipertensi, CHF, kolitis ulserativa,
gangguan tromboemboli, osteoporosis,
glaukoma,diabetes, tukak lambung.
Lansia, anak-anak dan remaja;
kehamilan dan menyusui.
41
- Ampisilin IV
Dosis Lazim = 25 mg -50 mg/kgBB/kali pakai
= (25 mg -50 mg) x 10 kg = 250 mg -500 mg
Dosis Awal pemakaian = 250 mg
Dosis lanjutan =500 mg
Penggunaan Ampicillin IV rasional / sesuai dengan dosis obat
- Gentamisin
Dosis Lazim = 3 mg - 7,5 mg/kBB/hari
= (3 mg - 7.5 mg) x 10 kg = 30 mg – 75 mg
Dosis awal pemakaian = 10 mg
Dosis lanjutan = 25 mg
Penggunaan Gentamisin IV rasional / sesuai dengan dosis obat
- Parasetamol Sirup
Dosis Lazim = 120 mg – 250 mg/ kali pakai
Dosis yang di pakai = 1 cth syr
= 120 mg / 5 ml
Penggunaan Parasetamol sirup rasional / sesuai dengan dosis obat
- Bromhexin Sirup
Dosis Lazim 4 mg / kali pakai
Dosis yang di pakai ½ cth
1 cth = 4 mg / 5 ml
½ cth = 2 mg/2,5 ml
Penggunaan Bromhexin sirup rasional / sesuai dengan dosis obat
- Dexametason IV
Dosis Lazim = 0,1 mg - 0,25 mg/ kgBB/ kali pakai
Dosis Lazim = (0,1 mg – 0,25 mg) x 10 kg
= 1 mg – 2.5 mg
Dosis pemakaian 1.5 mg
Penggunaan Dexametason IV rasional / sesuai dengan dosis obat
42