Tugas Mata AUDINI
Tugas Mata AUDINI
NIM : 1308012021
23 Oktober 2018
Jawab :
Histopatologi:
Terdapat perubahan dominan sel T helper CD4+ (Pada stadium awal penyakit) menjadi
sel T sitotoksik CD8+ (Pada stadium lanjut). Pada sebanyak 25-35% kasus timbul nodul
Dalen fuchs (Paling sering pada koroid, dekat RPE). Pada nodul ini awalnya terdapat
makrofag, tetapi lama-kelamaan juga akan diisi oleh epitel retina yang mengalami
depigmentasi atau degenerasi.
Immunopatologi:
Terjadi reaksi antara respon imun yang dimediasi sel dengan fotoreseptor sel retina
(diduga pada S-antigen, rhodopsin, RBP, recoverin, melanin).
Pada mata normal, antigen intraokuler akan terbawa langsung ke peredarah darah dan
juga limfa, tetapi saat terjadi trauma, maka akan terjadi paparan ke konjungtiva sehingga
antigen intraokuler akan masuk ke limfe nodus konjungtiva dan mencetuskan respon
imun dimediasi sel.
Disebut juga tipe cepat, alergi, anafilaksis, IgE-associated immune response. timbul segera
sesudah tubuh terpajan dengan alergen.
1. Fase Sensitisasi: yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikat
silang oleh reseptor spesifik pada permukaan sel mast/basophil.
2. Fase aktivasi: yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang
spesifik dan sel mast basophil melepas isinya yang berisi granul yang menimbulkan
reaksi. hal ini terjadi oleh ikatan silang antara antigen dan IgE.
3. Fase efektor: yaitu waktu terjadi respons yang kompleks (anafilaksis) sebagai mediator-
mediator yang dilepas sel mast/basophil dengan aktivitas farmakologik.
Hipersensitivitas tipe II
Diakibatkan oleh adanya antibody yang bereaksi terhadap antigen pada permukaan sel. Sehingga
terjadi reaksi imunologis yang menghancurkan sel tubuh sendiri. Contoh dari kasus ini adalah
reaksi transfuse, anemia hemolitik autoimun dan purpura trombositopenik.
Diakibatkan oleh adanya kompleks imun dalam tubuh yang kemudian bereaksi dengan sel-sel
inflamasi misalnya pada penyakit SLE, RA, alergi obat (Penicillin dan sulfonamide) dan
beberapa penyakit infeksi (meningitis, hepatitis, malaria).
Hipersensitivitas tipe IV
Disebut juga dengan hipersensitivitas tipe lambat. Respons ini tidak melibatkan antibodi. Reaksi
ini terbagi menjadi humoral dan seluler. Baik CD4+ maupun CD8+ berperan dalam reaksi tipe
IV. Sel T melepas sitokin, bersama dengan produksi mediator sitotoksik lainnya menimbulkan
respons inflamasi yang terlihat pada penyakit kulit hipersensitivitas lambat. Reaksi
hipersensitivitas tipe IV telah dibagi dalam delayed type hypersensitivity yang terjadi melalui sel
CD4+ dan T Cell Mediated Cytolysis yang terjadi melalui sel CD8+. Respons ini akan bekerja
melalui beberapa mekanisme:
1. Apoptosis
2. Pengaktifan makrofag dan NK-cell untuk menghancurkan patogen
3. Pengaktifan sitokin-sitokin proinflamasi