Anda di halaman 1dari 4

PEMINATAN LUKA

TUGAS REFLEKSI KASUS TENTANG SUKU/BUDAYA


DI POLI LUKA RS WAHIDIN SUDIROHUSODO

Nama Mahasiswa : Sholly Maysyarah Ridwan, S.Kep


Nim : R014172019

CI INSTITUSI CI LAHAN

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
Refleksi kasus di poli luka RS Wahidin

Tn.D berasal dari Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Pada awalnya Tn. D

mendapatkan benjolan pada dagunya. Setelah beberapa hari, benjolan tersebut membesar, dan

Tn.D mulai berusaha untuk melakukan pengobatan. Tn.D melakukan pengobatan di sebuah

kampung dan mengelilingi orang pintar (dukun) untuk mengobati benjolan terus. Pada saat itu,

Tn.D diberikan obat berupa ramuan herbal oleh salah satu dukun yang ditemuinya yang Tn.D

tidak tahu terbuat dari apa ramuan tersebut. Setelah berselang waktu setengah bulan atau sekitar

15 hari, istri Tn.D muai resah karena tidak melihat perubahan pada benjolan Tn.D. Akhirnya,

Tn.D memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat. Dari RS terdekat, Tn.D

diberikan rujukan ke Rs Wahidin untuk dilakukan biopsi. Kemudian, hasil biopsy tersebut

menyatakan bahwa Tn.D menderita kanker mandibula. Setelah beberapa hari, benjolan tersebut

meradang sampai akhirnya menjadi luka terbuka. Saat ini, kondisi Tn.D tidak bisa dinilai karena

pelebaran luka hampir seluruh mandibula. Tn.D rutin melakukan perawatan luka kanker dipoli

luka. Hampir setiap hari Tn.D mengunjungi poli luka untuk mengganti perban. Tn.D telah

menjalani kemoterapi sebanyak 1 kali. Saat dilakukan wawancara, Tn.D dan istrinya sangat

berharap lukanya dapat sembuh dan tidak berbau lagi.

Hal yang dapat saya pelajari dari kasus ini adalah pengambilan keputusan saat terkena

sebuah penyakit atau hal-hal yang berkaitan dengan percayaan yang dianut. Hal tersebut tentu

menjadi sebuah dilema dilihat dari lingkugan sekitar Tn.D yang masih memilih untuk berobat ke

dukun dibandingkan memeriksakan diri pada pelayanan kesehatan. Kepercayaan individu sangat

beragam dan dapat dipengarungi oleh lingkungan sekitar kita. Keputusan dalam pengambilan

tindakan juga tidak lepas dari peran keluarga serta orang-orang yang berada disekeliling kita.
Saya berharap dengan adanya pelajaran kasus seperti ini, dapat menjadi contoh bahwa sebuah

penyakit sekecil apapun itu, tidak dapat disepelekan dan bahkan kita harus mengambi keputusan

yang tepat agar tidak berdampak buruk untuk kedepannya atau merugikan penderita.

Anda mungkin juga menyukai