CI INSTITUSI CI LAHAN
( ) ( )
Tn.D berasal dari Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Pada awalnya Tn. D
mendapatkan benjolan pada dagunya. Setelah beberapa hari, benjolan tersebut membesar, dan
Tn.D mulai berusaha untuk melakukan pengobatan. Tn.D melakukan pengobatan di sebuah
kampung dan mengelilingi orang pintar (dukun) untuk mengobati benjolan terus. Pada saat itu,
Tn.D diberikan obat berupa ramuan herbal oleh salah satu dukun yang ditemuinya yang Tn.D
tidak tahu terbuat dari apa ramuan tersebut. Setelah berselang waktu setengah bulan atau sekitar
15 hari, istri Tn.D muai resah karena tidak melihat perubahan pada benjolan Tn.D. Akhirnya,
Tn.D memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat. Dari RS terdekat, Tn.D
diberikan rujukan ke Rs Wahidin untuk dilakukan biopsi. Kemudian, hasil biopsy tersebut
menyatakan bahwa Tn.D menderita kanker mandibula. Setelah beberapa hari, benjolan tersebut
meradang sampai akhirnya menjadi luka terbuka. Saat ini, kondisi Tn.D tidak bisa dinilai karena
pelebaran luka hampir seluruh mandibula. Tn.D rutin melakukan perawatan luka kanker dipoli
luka. Hampir setiap hari Tn.D mengunjungi poli luka untuk mengganti perban. Tn.D telah
menjalani kemoterapi sebanyak 1 kali. Saat dilakukan wawancara, Tn.D dan istrinya sangat
Hal yang dapat saya pelajari dari kasus ini adalah pengambilan keputusan saat terkena
sebuah penyakit atau hal-hal yang berkaitan dengan percayaan yang dianut. Hal tersebut tentu
menjadi sebuah dilema dilihat dari lingkugan sekitar Tn.D yang masih memilih untuk berobat ke
dukun dibandingkan memeriksakan diri pada pelayanan kesehatan. Kepercayaan individu sangat
beragam dan dapat dipengarungi oleh lingkungan sekitar kita. Keputusan dalam pengambilan
tindakan juga tidak lepas dari peran keluarga serta orang-orang yang berada disekeliling kita.
Saya berharap dengan adanya pelajaran kasus seperti ini, dapat menjadi contoh bahwa sebuah
penyakit sekecil apapun itu, tidak dapat disepelekan dan bahkan kita harus mengambi keputusan
yang tepat agar tidak berdampak buruk untuk kedepannya atau merugikan penderita.