Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ABORSI

Nama: Derick Triady


NIM: 52018010

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapka saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 23 Mei 2019

Derick Triady

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ABORSI .................................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1 Definisi Aborsi ............................................................................................................................. 5
2.2 Jenis – Jenis Aborsi ..................................................................................................................... 5
2.3 Penyebab Aborsi ......................................................................................................................... 6
2.4 Resiko Kesehatan Terhadap Pelaku Aborsi ............................................................................. 6
2.5 Pandangan Hukum ..................................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 13

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari alasan apa
yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di luar
nikah.Hasil riset Allan Guttmacher Institute ( 1989 ) melaporkan bahwa setiap tahun sekitar 55
juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap hari 150.658 bayi dibunuh, atau
setiap menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu masih dalam kandungan.
Janin : ( Manusia dalam Rahim ) Pengguguran kandungan alias aborsi ( abortus, bahasa Latin )
secara umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi alami ( abortus natural ) dan aborsi
buatan ( abortus provocatus ), yang termasuk didalamnya abortus provocatus criminalis, yang
merupakan tindak kejahatan dan dilarang di Indonesia ( diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang -
undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 ).A.Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para
wanita berstatus istri yang bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya, tetapi juga
banyak penyandang hamil pra-nikah melakukannya.
Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat kapan kehidupan
anak manusia dimulai.Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius,
etika, moral dan ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi.

1.2 Rumusan Masalah


Bertitik masalah dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan maslah sebagai beikut :
1. Definisi Aborsi?
2. Jenis-jenis Aborsi?
3. Resiko Kesehatan Terhadap Pelaku Aborsi?
4. Bagaimana pandangan hukum mengenai Aborsi?
5. Bagaimana pendapat penulis mengenai Aborsi?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulis membuat makalah tentang aborsi yaitu :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Aborsi.
2. Untuk Mengetahui Jenis – Jenis Aborsi.
3. Untuk Mengetahui Resiko Kesehatan Terhadap Pelaku Aborsi.
4. Untuk Mengetahui Pandangan Hukum Terhadap Aborsi.
5. Untuk Mengetahui Pendapat Penulis Terhadap Aborsi.

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Aborsi

Secara sederhana kata aborsi adalah mati (gugurnya) hasil konsepsi. Pengertian aborsi adalah
tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 20
minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat
tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu.
Dalam dunia kedokteran disebut Abortus atau aborsi adalah pengakhiran kehamilan atau konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel
telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses
pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

2.2 Jenis – Jenis Aborsi

Aborsi dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat kejadiannya, seperti berikut ini
a. Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan
sehingga rongga rahim kosong.
b. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua dan plasenta
c. Abortus iminen, yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam hal ini
keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan anti
pasmodica
d. Missed abortion, keadan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim dan
tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
e. Abortus habitualis atau keguguran berulang adalah keadaan dimana penderita
mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
f. Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi genital.
Kehilangan janin tidak disengaja biasanya terjadi pada kehamilan usia muda (satu
sampai dengan tiga bulan). Ini dapat terjadi karena penyakit antara lain: demam; panas
tinggi; ginjal, TBC, Sipilis atau karena kesalahan genetik. Pada aborsi spontan tidak
jarang janin keluar dalam keadaan utuh.
g. Abortus provokatus (indoset abortion)
Adalah aborsi yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat, ini
terbagi menjadi dua:
1. Abortus provocatus medicinalis adalah aborsi yang dilakukan oleh dokter atas
dasar indikasi medis, yaitu apabila tindakan aborsi tidak diambil akan
membahayakan jiwa ibu.

5
2. Abortus provocatus criminalis adalah aborsi yang terjadi oleh karena tindakan-
tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis, sebagai contoh
aborsi yang dilakukan dalam rangka melenyapkan janin sebagai akibat
hubungan seksual di luar perkawinan.

2.3 Penyebab Aborsi

Dilihat dari kata aborsi pasti beberapa orang berpendapat negatif dengan kata tersebut, namun
dilihat dari ilmu kedokteran tindakan-tindakan aborsi juga perlu dilakukan apabila calon ibu atau
calon anak memiliki memiliki riwayat kesehatan yang kurang dan akan berakibat fatal bagi si
Ibu ,berikut ini beberapa alasan seseorang melakukan aborsi :
• Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum
menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa
faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik,
lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang
sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan,
tembakau, alkohol dan infeksi virus.
• Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh
darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.
• Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang
paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma.
• Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim,
kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum
rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.
• Kehamilan diluar pernikahan yang disebabkan, korban perkosaan, dan sex bebas yang
memang calon si Ibu tidak menginginkan kehamilannya.

2.4 Resiko Kesehatan Terhadap Pelaku Aborsi

Pada umumnya dokter kandungan tidak bisa membantu siapapun menggugurkan kandungan
tanpa alasan yang jelas. Moralitas manusia yang normal tentu juga tidak akan menghalalkan usaha
menggugurkan kandungan ini. Menurut beberapa ahli kesehatan, ada banyak sekali dampak buruk
dari aborsi yang dilakukan dengan proses yang tidak aman. Dampak tersebut sering sekali
menyebabkan kematian pada ibu hamil.
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita.
Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa
dan langsung boleh pulang”.

6
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang
kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada 2 macam resiko
kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko Kesehatan dan Keselamatan secara Fisik
Ada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:
• Pendarahan hebat yang dapat menyebabkan kematian.
• Kematian secara tiba-tiba yang disebabkan karena proses pembiusan yang gagal
• Infeksi serius di sekitar Rahim juga rentan sekali menyebabkan kematian.
• Rahim menjadi sobek.
• Kerusakan leher Rahim yang dapat menyebabkan cacat pada anak.
• Kanker payudara.
• Kanker leher Rahim
• Kanker indung telur,
• Kanker hati,
• Kelainan pada placenta pada kehamilan,
• Infeksi pada rongga panggul
• Mandul, dan
• Infeksi pada lapisan Rahim.

2. Resiko kesehatan mental


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan
dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai
“Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
“Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion
Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti
berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

7
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

2.5 Pandangan Hukum

Pelanggaran terhadap aborsi yang dilakukan menyangkut beberapa undang-undang yang dapat
menjerat tindakan human trafficking seperti dibawah ini:

1) Menurut KUHP dinyatakan bahwa ibu yang melakukan aborsi, dokter atau bidan atau
dukun yang membantu melakukan aborsi, dan orang yang mendukung terlaksananya
aborsi akan mendapat hukuman.

Pasal 229: Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya
diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya
dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling
banyak empat puluh ribu
Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pekerjaannya maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pekerjaan

Pasal 346: Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 347: Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.

Pasal 348: Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seseorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.

8
Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikarenakan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.

Pasal 349: Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana
kejahatan dilakukan.

Pasal 535: Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan,
ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai
bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama
tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Dari rumusan pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan:


1. Seorang wanita hamil yang sengaja melakukan abortus atau ia menyuruh orang lain,
diancam hukuman empat tahun.
2. Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil, dengan tanpa persetujuan
ibu hamil tersebut diancam hukuman 12 tahun, dan jika ibu hamil itu mati diancam 15
tahun
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara dan bila
ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun penjara.
4. Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut seorang dokter,
bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman hukumannya ditambah sepertiganya dan
hak untuk praktek dapat dicabut.
Selain KUHP, abortus buatan yang ilegal juga diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan :

Pasal 15: Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau
janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan :
berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut;
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai
dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli;
dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya;
9
pada sarana kesehatan tertentu.

Pasal 80: Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2),
dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Pembaharuan Undang – Undang Kesehatan yaitu UU No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan,
dijelaskan pula tentang aborsi.
Pasal 75: Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam
nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun
yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan;
Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling
dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan
oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 76: Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali
dalam hal kedaruratan medis;
oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat
yang ditetapkan oleh menteri;
dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 77: Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak

10
bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 194: Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat ini
menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan
dunia kedokteran, yaitu: abortus spontanea, abortus provokatus, abortus habitualis, missed
abortion dan abortus septik. aborsi dapat terjadi karena beberapa sebab,yaitu: kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta, faktor maternal, kelainan traktus
genitalia dan malu (aborsi ilegal).

2. Menggugurkan anak hasil perkosaan tidak memberikan solusi tepat karena dalam hal ini
janin yang dikandung mempunyai hak untuk hidup karena secara kedaruratan medis
memang tidak membahayakan nyawa sang ibu dan anak memang dapat dilahirkan. Jalan
keluar yang tepat adalah dengan memberikan konseling secara khusus baik dari konselor
ataupun pemuka agama, dan melakukan terapi khusus kepada korban. Janin yang
dikandung sebaiknya tetap dilahirkan, jika si ibu tidak menginginkan anaknya tersebut
dapat dijauhkan dari sang ibu jika janin dilahirkan. Setelah paska melahirkan si korban
juga harus tetap diberikan terapi dan konseling khusus kalau memang mengalami trauma
secara psikis sampai dia sembuh dan dapat menerima kembali anak tersebut.

3. KUHP menyatakan bahwa pengguguran kandungan dilakukan oleh ibu serta dokter atau
bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi, dan orang yang mendukung
terlaksananya aborsi akan mendapat hukuman.
Menurut kesimpulan diatas saya berpandapat bahwa Aborsi itu illegal karena menggugurkan janin
yang terdapat dalam kandungan sama dengan membunuh manusia yang tidak berdaya serta dapat
membuat pasien yang ingin aborsi resiko kesehatan secara fisik maupun mental melanggar undang
– undang yang terdapat di Indonesia

3.2 Saran
Akhirnya penulisan makalah yang berjudul “Makalah Aborsi” dapat penulis selesaikan. Penulis
menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dari
berbagai pihak, yaitu dari dosen dan juga para mahasiswa.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://idanurhidayah747.wordpress.com/2015/03/12/aborsi-menurut-berbagai-sudut-pandang/

https://hukumkes.wordpress.com/2010/12/16/aborsi-menurut-hukum-di-indonesia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/jenis-jenis-aborsi/

https://doktersehat.com/apa-itu-aborsi-dan-apa-sajakah-efek-sampingnya-bagi-kesehatan/

13

Anda mungkin juga menyukai