Anda di halaman 1dari 3

[KOSMOLOGI DAN DIRI DI DALAM RASUL PAULUS]

Troels Engberg – Pedersen di dalam buku yang berjudul : Cosmology And Self In The
Apostle Of Paul berusaha mensistesiskan apa yang diketahui paul atau pandanganya terhadap
dunia, untuk membuat pemahaman kongkrit, termasuk cosmological term, yang telah disesuaikan
dan telah mengubungkan pandanganya tentang dunia dengan nosi tentang diri.
Pembacaan terhadap Paulus tentu tidak bisa dipisahkan dari apa yang disebut kongkret
kognitif dan metaphoric. Di sisi lain ini akan melatih philosophical exegesis dan hermeneutika
kita. Pada chapter 2 buku ini, the bodily pneuma in Paul. Membawa kita pada untuk memahami
‘ressurection of body’ kebangkitan jasad/tubuh yang ditinjau dari perspektif materialism.
Bagaimana pneuma definisinya menjadi diluaskan dalam kaitanya terhadap kristus dan tuhan.
Ernst Käsemann, adalah seorang teolog Lutheran dan profesor Perjanjian Baru di Mainz,
Göttingen dan Tübingen, Jerman. Menurutnya pandangan dunia yang sekarang merupakan hasil
interpretasi dari pandangan apocaliptic Judaism terhadap era kekristenan awal.
Apocalypticism disatu sisi dimaknai sebegai pertarungan antara tuhan yang baik dan
kejahatan. Maka kata cosmological disini bukanya mengacu terhadap dunia pada dirinya atau
bentuknya melainkan bentukan dari cerita-cerita teologi terhadap dunia itu sendiri.
Disamping Paulus akan memisahkan antara spirit, jiwa dan tubuh dalam kerangka
kosmiknya dan apokaliptisismnya. Ini tercantum pada surat 1 Thessalonians 5:23 : “Semoga Allah
damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara
sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Dengan kata lain teks tersebut mengacu terhadap peran roh kudus pada parousia nanti dan
pada parousia mereka yang percayalah yang akan diselamatkan serta akan hidup pada tingkatan
tertinggi dalam kosmik, sementara yang lainya yang tak beriman akan dihancurkan dan mati.
Ini juga mengisyaratkan bahwa adanya interpretasi purely apocalypticism pada padangan
paulus. Tersurat pada Daniel 12:2 : “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam
debu tanah akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami
kehinaan dan kengerian yang kekal.”
Sementara pada Surat Daniel 12:3 menyatakan “Dan orang-orang bijaksana akan
bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran u
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.”

[Pemahaman Teks-teks Pauline Tentang Pneuma]

Dalam Stoic Pneuma merupakan fragmen dari jiwa Zeus, seperti gaya yang membentuk sebuah
materi, Pneuma juga yang membentuk ruh atau jiwa dari manusia, lalu Chrysippus pada 3 masehi
melebarkan definisi pneuma ebagai kendaraan dari akal.

Pada 1 Corinthians 15, dibahas tentang kebangkitan yesus, tapi ada pertanyaan yang paulus ajukan
(pada diriny sendiri mungkin), katekisasi versi paulus.
Paulus bertanya dan dinyatakan pada 1 Korintus 15:35 “Tetapi mungkin ada orang yang
bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan
datang kembali?"
Maka jawaban atas pertanyaan diatas ialah itu akan dibangkitkan dengan tubuh a body
(soma) dan jiwa pneumatic/spiritual), a soma pneumatikon ialah antara gabungan keduanya atau
ikōn yang berarti image bisa diartikan juga sebgai spirit body image. Bukan lagi tubuh yang terdiri
dari sekedar daging dan darah (psychic body).
Jadi pneuma merupakan hypostasized (sugguhan atau persembahan terhadap tuhan)
sesuatu yang abstrak yang dimaknai sebagai realita yang kongkrit. Pneuma sebagai sesuatu
immaterial entity turunan dari the immaterial God. Pembawa pesan terhadap tuhan.
Konsep paulus terhadap pneuma bertentangan dengan konsep Stoic terhadap pneuma,
kaum Stoic atau Stoic menyakini bahwa pneuma merupakan sesuatu yang materil. Dale Martin
penulis buku dengan judul sejarah perjanjian baru, menyatakan bahwa pemahaman paulus tentang
pneuma tertera pada 1 Korintus 15:49 “Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah,
demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.”

Sampai disini disimpulkan cara pembacaan terhadap pneuma Paulus ada dua :
1. Secara Stoic (materialism, concrete, and tangible) : Dale Martin, Hermann Gunkel.
2. Secara Platonism (Idealism, Idealistic).

Pneuma Paulus juga mengusung dualism, dalam arti ada satu tubuh yang terkoneksi dengan
kehidupan yang tidak kekal, dan tubuh lain yang terkoneksi dengan kehidupan yang kekal. “An
earthly kind of body connected with death and a heavenly kind of body connected with eternal
life.” (Engberg, Troels and Pedersen; Cosmology and Self in the Apostle of Paul, 2009, p. 27).
Serta pada surat 1 Korintias Pasal 2 Ayat 14-15: Paulus juga menjelaskan perbedaan antara psychic
man’ and the pneumatic man.

[Paul dan Pneuma]

Pneuma dalam pemikiran Stoic terdiri dari api dan udara yang mana pada ‘congflagration’
segalanya akan ditransformasikan kembali menajdi pneuma dan Pneuma Stoic juga termasuk But
cognitive entity yang mana memberikan manusia rasionalitas, logika dan akal (logos and nous).
Akal merupakan bagian dari ‘divine spirit’ yang menyelami ke dalam tubuh manusia. Beberapa
penyesuaian Paulus lakukan, Paulus merubah ide tersebut yang ditransformasikan bukanlah api
dan udara melainkan darah dan daging menuju pneumatic bodies.
Dinyatakan pada surat Roma Pasal 8 Ayat 23 “Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita
yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan
pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.”
Serta Roma Pasal 8 Ayat 29 “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka
juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia,
Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”

Pada saat yang bersamaan, mereka yang percaya kepada Kristus begerak menuju
pembebasan dari tubuh mereka, yang mana pada akhirnya mereka memiliki bentuk yang sama
seperti gambaran Kristus dan menjadi satu denganya. Dimana kemungkinan kita bersama-sama
akan menderita dan dimuliakan denganya.
Roma Pasal 8 Ayat 17 “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,
maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya
bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita
juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”
Serta tersirat juga pada Surat Galatia Pasal 2 Ayat 20 “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi
aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi
sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku
dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Pada kedua text diatas Paulus berusaha mengartikulasikan habitus baru di dalam Kristus
atau sebagai memiliki kristus yang hidup menjadi satu di dalam diri, kedua ayat tersebut juga harus
sepenuhnya dipahami secara kongkret mengacu kepada Pneuma dalam tubuh Paulus. Habitus
merupakan selera, cara, kebiasaan yang mendarah daging dalam cultural objects seperti seni,
makanan, cara berpakaian.
Paul juga nampaknya memiliki ide bahwa tuhan akan memberikan Pneuma tidak hanya
sekali, tapi sebagai sesuatu yang diberikan setiap saat, terus-menerus. Ini tersurat pada 1
Tesalonika Pasal 4 ayat 8 “So, he who rejects this is not rejecting man but the God who gives His
Holy Spirit to you. “(New American Standard Bible). ‘Gives’ disini merupakan present tense yang
mana berarti (ongoing gift/on going process)

Ada satu substantial diskusi yang baru tentang Pneuma dalam Paulus, di dalam tesis Friedrich
Wilhelm Horn yang berjudul Das Angeld des Geistes (1992). Horn Membedakan enam pemakaian
Pneuma dalam Paulus.

1. Bersifat fungsional : Dimana Pneuma aktif membuat para pengikut Kristus berbicara dan
bertindak seperti apa yang mereka yakini.
2. Bersifat substantive : Ketika Pneuma telah dibilang hidup di dalam mereka para pengikut
Kristus.
3. Bersifat Meterial : Dipraktikan dalam konteks sakramen
4. Bersifat Hypostatis : Pneuma sebagai pemisah antara tuhan dengan mereka yang percaya
terhadapnya
5. Bersifat Normatif : Dimana Pneuma memiliki dampak secara etis.
6. Bersifat antropologi : Dimana Paulus berbicara pneumamu dan pneumaku

Anda mungkin juga menyukai