Anda di halaman 1dari 8

Fisika

Kamis, 19 Mei 2016

Percobaan Frank-Hertz

FISIKA MODERN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Modern
Dosen Pengampu: Endah Kurnia Y, S.Si, M.PFis

Disusun:
Wina Kumala (1132070080)
Verawati Agustina (1132070081)
Yeni Novita (1132070082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MIPA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
A. Percobaan James Franck dan Gustav Heinrich Hertz

Elektron dari suatu atom bergerak mengelilingi inti sesuai dengan lintasan orbit yang dimilikinya, dimana orbit
tersebut memiliki suatu tingkatan energi tertentu. Pada saat elektron terkuantisasi (berpindah ke tingkat energi
yang lebih rendah) maka elektron tersebut akan memancarkan energi berupa foton dengan panjang gelombang
tertentu. Panjang gelombang dari foton tersebut bergantung dari nilai energi eksitasi dari atom tersebut. Besar
energi eksitasi dan panjang gelombang foton yang diemisikan dapat dihitung menggunakan percobaan Franck –
Hertz. Eksitasi elektron atom dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi dapat terjadi karena adanya serapan
tenaga kinetik elektron yang menumbuk atom gas Neon yang ada di dalam tabung Franck – Hertz. Bila tenaga
kinetik elektron sama dengan tenaga ionisasi atom Neon, maka elektron-elektron dapat mengionkan atom-atom
gas tersebut, gejala ionisasi ditandai dengan meningkatnya kuat a Atom memiliki sebuah inti yang terdiri dari
proton dan neutron, serta elektron yang mengelilingi inti tersebut dan menempati kulit. Kulit pada atom
merupakan tempat elektron mengorbit sehingga sering disebut orbital. Elektron dapat berpindah dari orbital
dalam ke orbital luar dengan menyerap sejumlah energi, yang sering disebut energi eksitasi. Saat elektron
berpindah dari obital luar ke orbital dalam, maka elektron tersebut kehilangan sejumlah energi yang sebelumnya
mempertahankan posisinya pada orbital asal. Pemikiran tersebut muncul setelah beberapa fisikawan banyak
yang melakukan penelitian tentang keberadaan struktur atom. Neils Bohr pada tahun 1913 menerapkan ide
kuantum pada struktur atomik untuk mendapatkan model atom, walaupun masih terdapat kekurangan dan harus
diganti secara mekanika kuantum agar ketelitian dan kegunaannya lebih besar.
Pada tahun 1914 James Franck dan Gustav Hertz melakukan beberapa eksperimen yang membuktikan tentang
kebenaran teori Bohr dan tentang eksitasi atom. Disini Franck dan Hertz menggunakan gas yang dimasukan
didalam sebuah tabung dengan tekanan rendah dan didalamnya dilengkapi dengan sebuah lempeng logam dan
dua buah elektroda yang diberi beda tegangan tertentu dan dihubungkan dengan multimeter. Apabila lempeng
logam dipanaskan maka akan terdapat elektron bebas yang tercipta dan kemudian digunakan untuk menumbuk
elektron yang dikandung oleh gas. Bila model atom bohr yang mengatakan bahwa akan terjadi eksitasi elektron
benar maka akan terjadi pembacaan arus listrik didalam multimeter yang awalnya naik hingga suatu titik
maksimum dan kemudian turun. Dari data hasil bacaan multimeter maka akan dapat dihitung besarnya energi
eksitasi dan panjang gelombang foton yang diemisikan.
Pada percobaannya, James Franck dan Gustav Heinrich Hertz menembaki uap merkuri (Hg) dengan elektron
yang energinya diketahui. Skema percobaan yang dilakukan oleh franck dan hertz dapat dilihat pada gambar
dibawah ini . Beda tegangan Vo dipasang diantara kisi G1 dan G2sehingga tiap elektron yang mempunyai energi
lebih besar dari harga minimum tertentu memberi kontribusi pada arus Ia juga membesar.

Dalam tabung, tekanan udara relatif lebih rendah dibandingkan dengan tekanan udara pada laboratorium sehingga
elektron didalam tabung dapat menumbuk atom Hg tanpa kehilangan energi. Dengan kata lain, tumbukan pada tabung
bersifat elastik sempurna. Satu – satunya mekanisme agar elektron kehilangan energinya setelah tumbukan ialah besar
energi penumbuk telah mencapai harga tertentu menyebabkan atom Hg melakukan transisi keluar dari keadaan dasar ke
keadaan tereksitasi. Sehingga berdasarkan percobaan Franck – Hertz lakukan, saat energi elektron telah mencapai hingga
melampaui harga A eV, elektron akan menumbuk Hg secara inelastik sehingga energinya diserap oleh atom Hg (yang kini
telah berada didalam keadaan tereksitasi) tersebut dengan besar energi yang sama, dan elektron penumbuk yang terpantul
dengan energi yang sangat kecil. Dengan kata lain, pada saat energi telah melampaui A eV maka arus pada keping akan
menurun. Lalu, seiring pembesaran harga tegangan pemercepat arus pada keping akan kembali membesar dan menurun
kembali seperti pada peristiwa diatas yaitu pada saat energi 2A eV dan 3A eV. Penjelasannya: Saat tegangan pemercepat
V kembali dinaikan hingga 2A Volt, maka elektron akan kembali menumbuk atom secara inelastik sehingga mengakibatkan
atom kembali tereksitasi. Sehingga, elektron hasil tumbukan tersebut kembali kehilangan energi sebesar A eV. Dan, Saat V
mencapai 3A Volt maupun kelipatan A Volt lainnya, mekanisme serupa akan kembali terjadi.
Hasil energi kritis sebesar A eV ini juga ternyata mengemisikan atom sehingga menimbulkan spektrum UV atau
foton dengan panjang gelombang sebesar B nm, yang juga muncul saat energi kritis sebesar A, 2A, dan 3A . Jarak antara
dua puncak berdekatan merupakan besarnya tegangan eksitasi atom (Ve). Energi eksitasi atom merupakan perkalian
antara muatan listrik elektron dengan tegangan eksitasi yaitu :

Energi ini digunakan untuk bereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan kemudian tereksitasi kembali dengan
memancarkan foton yang memiliki panjang gelombang λ sehingga :

Eksperimen ini kemudian menjadi bukti dari teori model atom bohr yang menerangkan bahwa elektron harus
memiliki energi minimum tertentu untuk dapat melakukan tumbukan inelastik dengan atom dan energi minimum tersebut
dapat diartikan sebagai energi dari sebuah keadaan eksitasi pada atom.

B. Prinsip Korespondensi
Teori korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkoresppondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut.
Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat
dengan fakta. Suatu prosisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya.
Korespondensi Bohr menyatakan bahwa mekanika kuantum cocok dengan klasik ketika perbedaan energy
antara tingkat-tingkat terkuantisasi sangat kecil dari pada subtansi Stoles dan indeks refraktif oskilator lingkungan, yang
frekuensinya sama dengan frekuensi radiasi incidental. Arah yang berlawanan dari SBS yang dipantulkan karena
ketergantungan disperse dari oskilator lingkungan mengakibatkan radiasi yang terus mengalir.
Menurut Bohr, radiasi diemisikan oleh atom apabila “loncat” dari keadaan yang energinya lebih tinggi ke
keadaan yang energinya lebih rendah. Proses “loncat” tidak dapat dijelaskan secara klasik. Disamping itu, menurut prinsip
korespondensi frekuensi loncat atom dan perubahan frekuensi natural electron pada lingkungan yang sama, oskilator
adalah samasatu sama lain.
Frekuensi yang diemisikan dalam proses “loncat” berkaitan dengan perubahan energy atom . keharmonisan
antara oskilator lingkungan yang berbeda frekuensi dan frekuensi loncat. Bohr menghasilkan interpretasi susunan
mekanisme RLS yang baik. (Khusilah,4.2014)
Telah kita lihat bahwa model Bohr memungkinkan kita menghitung panjang gelombnag berbagai transisi dalam
atom hydrogen yang kesesuaiannya dengan panjang gelombang yang diamati dalam beraneka spectrum pancar dan serap
sangatllah mengesakan. Namun, untuk memperoleh kesesuaian ini, Bohr terpaksa harus mengahukan dua postulat yang
merupakan suatu loncatan radikal dari fisika klasik. Terutama postulat yang mengatakan bahwa sebuah electron dalam
model atom Bohr yang mengalami percepatan sewaktu beredar dalam garis edar lingkaran, tidak meradiaikan energy
elektromagnetik (kecualii jika ia berpindah ke garis edar lainnya). Ini melanggar hukum fisika klasik, yang mengatakan
bahwa sebuah partikel bermuatan meradiasikan energy elektromagnetik bila mengalami percepatan. Perhatikan
bahwa disini kita melakukian suatu hal yang sangat berebda dari yang kita lakukan dalam kajian mengenai teori relativitas
khusus. Anda akan teringat kembali, misalnya bahwa teori relativitas memberi pernyataan energy kinetic dalam bentuk K =
E – E0, sedangkan fisika klasik memberi bentuk berbeda K= ½ mV2; tetapi kita perhatikan bahwa E – E0tersederhanakan

menjadi 1/2mV2 apabila v c . jadi, kedua pernyataan ini sebenarnya tidaklah terlalu berbeda—yang satu ternyata
merupakan hal khusus dari yang lainnya. Dilemma yang berkaitan dengan electron yang dipercepat bukanlah semata-mata
persoalan fisika atom (sebagai satu contoh dari fisika kuantum) sebagai suatu hal khusus dari fisika klasik, melainkan
apakah electron yang dipercepat meradiasikan energy elektromagnetik ataukah tidak! Dilemma ini dipecahkan oleh Bohr
dengan mengajukan asas persesuaian (correspondence principle), yang mengatakan bahwa hukum fisika klasik hanayalah
berlaku dalam ranah klasik, sedangkan hukum fisika kuantum berlaku dalam ranah atom; pada ranah dimana keduanya
bertumpang-tindih, kedua himpunan hukum fisika itu harus memberikan hasil yang sama.
Beberapa postulat Bohr:
1. Postulat pertama: Orbit Tak Meradiasi
Bohr memecahkan kesulitan ini dengan memodifikasi hukum-hukum elektromagnetisme dan mempostulasikan bahwa
electron hanya bergerak dalam orbit tak meradiasi tertentu. Gagasan ini di acu sebagai postulat pertama Bohr. Beliau
menyebut orbiy stabil ini sebagai keadaan stasioner. Atomnya meradiasi hanya apabila electron membuat peralihan dari
satu keadaan stasioner ke keadaan lainnya. Frekuensi radiasi bukanlah frekuensi gerak electron dalam satu orbit stabilnya.
Alih-alih frekuensi radiasinya dihubungkan dengan energy orbit oleh
2. Postulat kedua: Frekuensi Foton dari Kekekalan Energi

Dengan h konstanta Planck dan Ei dan Ef masing-masing energy pada orbit awal dan akhir. Anggapan ini ekivalen dengan
kekekalan energy dengan pemancaran foton, merupakan anggapan kunci dalam teori Bohr karena anggapan ini
menyimpang dari teori klasik, yang mensyaratkan frekuensi radiasi sama dengan frekuensi gerak partikel
bermuatannya.(Tipler,1991:647-649)
3. Postulat ketiga: Momentum Sudut yang Terkuantisasi

Marilah kita lihat bagaimana asas ini dapat kita terapkan pada atom Bohr. Menurut fisika klasik, sebuah partikel
bermuatan elektrik yang bergerak sepanjang sebuah lingkaran meradiasikan gelombang elektromagnetkn dengan frekuensi
yang sama dengan frekuensi gerak melingkarnya. Untuk gerak edar elektronn dalam atom, periode gerak melingkar adalah
jarak tempuh satu gerak edar, 2πr, dibagi dengan laju edar v= , dengan K adalah energy kinetic. Jadi dengan

menggunakan pernyataan (6.29) bagi energy kinetic, periode T diberikan oleh

Karena frekuensi v adalah kebalikan periode, maka

Dengan menggunakan pernyataan (6.34) bagi jari-jari orbit yang diperkenankan, kita peroleh

Sebuah electron “klasik” yang beregrak dalam orbit lingkaran berjari-jari rn akan meradiasikan gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi vn ini.
Jika kita perbesar jari-jari atom Bohr menjadi sangat besar mulai dari objek berukuran kuantum (10 -10m) hingga
keukuran laboratorium (10-3m), dapatlah kita harapkan bahwa atomnya berperilaku secara klasik. Karena jari-jari bertambah
dengan pertambahan n seperti n2, kkita harapkan bahwa untuk n pada rentang 103-104, atomnya berperilaku secara klasik.
Karena itu marilah kita hitung frekuensi radiasi yang dipancarkan oleh atom yang demikian apabila electron meloncat turun
dari orbit n ke orbit n-1. Menurut persamaan (6.39) frekuensinya adalah

Jika n besar sekali, kita dapat hampiri n-1 dengan n dan 2n-1 dengan 2n, yang memberikan

Ini identic dengan persamaan (6.46) bagi frekuensi klasik.

Electron “klasik” berspiral secara mulus menuju inti atom, sambil meradiasi dengan frekuensi yang deberikan oleh
persamaan (6.46), sedangkan electron “kuantum” meloncat dari orbit n ke orbit (n-1) dan kemudian ke orbit (n-2). Dst,
meradiasi dengan frekuensi yang diberikan oleh pernyataan yang sama (6.48). (apabila orbit-orbit lingkarann ini besarr
sekali, maka loncatan dari satuu orbit lingkaran ke orbit berikut yang lebih kecil tampaknya menyerupai sebuah spiral.
Dalam rentang n yang besar, dalam mana fisika klasik kuantum bertumpang tindih, pernyataan klasik dan
kuantum bagi frekuensi radiasi keduanya identic. Ini adalah salah satu contoh peenrapan asas persesuaian Bohr. Asas ini
juga penting untuk memahami bagaimana kita beranjak dari ranah dalam mana berlaku hukum-hukum fisika klaaasik
keranah dalam mana berlaku hukum-hukum fisika kuantum. (Kenneth, 2006:255-258)

C. Rangkuman
 Eksperimen James Franck dan Gustav Hertz! adalah eksperimen yang terkenal yang membuktikankeberadaan tingkat
energi atom Bohr. Elektron yang dipercepat bertumbukan dengan atom dan memberikan energinya ke elektron pada
atom, menyebabkan elektron pada atom dapat berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.

 Pada percobaan Frank-Hertz mengggunakan sinar elektron yang dipercepat untuk mengukur besarnya energi eksitasi
pertama pada atom gas mercury (Hg).

 Kelebihan dan kekurangan percobaan percobaan Frank-Hertz ini memberikan suatu bukti mengenai kehadiran keadaan
eksitasi atom. tetapi, tidak mudah untuk melakukan percobaan ini dengan atom hidrogen, karena secara alamiah hidrogen
tidak hadir dalam bentuk atom, melainkan dalam bentuk molekul H2. Karena molekul menyerap energi dalam berbagai cara,
penafsiran percobaannya akan menjadi kabur.

 Teori korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkoresppondensi
terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu
keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu prosisi
adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya.

 Korespondensi Bohr menyatakan bahwa mekanika kuantum cocok dengan klasik ketika perbedaan energy antara tingkat-
tingkat terkuantisasi sangat kecil dari pada subtansi Stoles dan indeks refraktif oskilator lingkungan

 Menurut Bohr, radiasi diemisikan oleh atom apabila “loncat” dari keadaan yang energinya lebih tinggi ke keadaan yang
energinya lebih rendah

 asas persesuaian (correspondence principle), mengatakan bahwa hukum fisika klasik hanayalah berlaku dalam ranah
klasik, sedangkan hukum fisika kuantum berlaku dalam ranah atom; pada ranah dimana keduanya bertumpang-tindih,
kedua himpuana hukum fisika itu harus memberikan hasil yang sama.

D. Soal dan Pembahasan


1. Apa yang terjadi pada saat elektron terkuantitasi?
Jawab : elektron tersebut akan memancarkan energi berupa foton dengan panjang gelombang tertentu.
2. Apa yang menjadi dasar eksperimen James Franck dan Gustav Hertz?
Jawab : membuktikan tentang kebenaran teori Bohr dan tentang eksitasi atom.
3. Bagaimana besarnya Panjang gelombang dari foton?
Jawab : Panjang gelombang dari foton tersebut bergantung dari nilai energi eksitasi dari atom tersebut. Besar energi
eksitasi dan panjang gelombang foton yang diemisikan dapat dihitung menggunakan percobaan Franck – Hertz.
4. Bagaimana proses terjadinya Eksitasi elektron atom dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi pada percobaan James
Franck dan Gustav Hertz?
Jawab : Eksitasi elektron atom dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi dapat terjadi karena adanya serapan tenaga
kinetik elektron yang menumbuk atom gas Neon yang ada di dalam tabung Franck – Hertz.
5. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari eksperimen James Franck dan Gustav Hertz!
Jawab : Pada percobaan ini memberikan kita suatu bukti langsung mengenai kehadiran keadaan eksitasi atom. Tetapi,
tidaklah mudah untuk melakukan percobaan ini dengan atom hidrogen, karena secara alamiah hidrogen tidak hadir dalam
bentuk atom, melainkan dalam bentuk molekul H2. Karena molekul menyerap energi dalam berbagai cara, penafsiran
percobaannya akan menjadi kabur.
6. Berapa banyak postulat yang di ajukan Bohr untuk mendapatkan kesesuaian?
Jawab: postulat yang diajukan Bohr yaitu sebanyak 3 postulat. Postulat pertama “orbit tak meradiasi”, postulat
kedua “frekuensi foton dari kekelan energi”, postulat ketiga “momentum sudut yang terkuantisasi”
7. Dari ketiga postulat tersebut, postulat manakah yang berkaitan erat denngan prinsip korespondensi?
Jawab: yaitu postulat yang mengatakan bahwa sebuah elektron dalam model atom Bohr yang ,engalami
percepatan sewaktu beredar dalam garis edar lingkaran, tidak meradiasikan energi elektromagnet (kecuali jika ia
berpindahh ke garis edar lainnya).
8. Apa yangg dikatakan dalam prinsip korespondensi yang diajukan Bohr?
Jawab: bahwa hukum fisika klasik hanyalah berlaku dalam ranah klasik, sedangkan hukum fisika kuantum
berlaku dalam ranah klasik, sedangkan hukum fisika kuantum berlaku dalam ranah atom. Pada ranah dimana
keduanya bertumpang tindih, kedua himpunan hukum fisika itu harus memberikan hasil yang sama.
9. Untuk gerak edar elektron dalam atom, periode gerak melingkar adalah?
Jawab:
10. Apakah penerapan prinsip korespondensi ini hanya terbatas pada atom Bohr?
Jawab: tidak, tetapi penting juga untuk memahami bagaimana kita beranjak dari ranah dalam mana berlaku
hukum-hukum fisika klasik keranah dalam mana berlaku hukum-hukum fisika klasik ke ranah dalam mana
hukum-hukum fisika kuantum.

E. Soal Latihan

1. Mengapa penurunan arus dalam percobaan Franck-hertz tidaklah tajam?


2. Apakah asa persesuaian merupakan suatu bagian yang perlu dari fisika kuantum atau hanyalah suatu kebetulan
kesesuaian dua rumus? Dimanakah kita menarik garis pisah antara alam fisika kuantum dan alam fisika klasik?
3. Percobaan Franck-hertz memperlihatkan bahwa keadaan eksitasi pertama air raksa adalah pada energi 4,9 eV.
Apakah anda memperkirakan bahwa air raksa juga memperlihatkan garis-garis serap dalam spektrum tampak?
4. Bandingkan frekuensi revolusi sebuah electron dengan frekuensi foton-foton yang dipancarkan dalam transisi
dari n ke n-1 untuk (a) n=10; (b) n= 100; (c) n=10.000
5. Keadaan eksitasi pertama natrium meluruh ke keadaan dasar dengan memancarkan sebuah foton berpanjang
gelombang 590 nm. Jika uap natrium digunakan dalam percobaan Franck-hertz, pada tegangan berapakah
tercatat penurunan arus pertama?

Daftar Pustaka
Beisher, Arthur. 1982. Konsep Fisika Modern. Jakarta; Erlangga
Khusilah.blogspot.co.id/2014/04/fisika-modern-atom.html.
diakses tanggal 10/02/2016 pukul 18:07
Krane, Kenneth.2006.Fisika Modern.Universitas Indonesia: Jakarta
Istiqomah Sarasati. Nd. “Pengukuran Energi Eksitasi dan Panjang Gelombang Foton Menggunakan Percobaan Franck –
Hertz”. Laboratorium Fisika Modern, Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UniversitasAirlangga Surabaya
Tipler, Paul.1991.Fisika untuk Sains dan Tekhnik. Erlangga:Jakarta

Diposting oleh yeni Novita di 05.52


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1 komentar:
1.

Blogger16 Januari 2017 04.03

By using Car Rental 8 you can find the cheapest car rental at over 50,000
locations across the world.
Balas

Posting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Yeni Novita

yeni Novita
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2016 (2)
o ▼ Mei (2)
 Percobaan Frank-Hertz
 <!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...
Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai