oleh :
Oleh :
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk mempelajari system gas buang pada kendaraan
bermotor. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini adalah diera modern ini banyak
teknologi-teknologi terkemuka yang bermunculan terutama dibidang transportasi, khususnya
kendaraan bermotor. Penggunaan kendaraan bermotor juga semakin bertambah dengan pesat,
begitu pula emisi gas buang yang dihasilkan. System gas buang pada sebuah kendaraan
merupakan suatu hal yang sangat penting mengingat dampak yang ditimbulkan bisa menggangu
kenyamanan pengguna transportasi lainnya dan juga kesehatan lingkungan disekitarnya. Tidak
hanya itu saja, sistem gas buang juga dapat berdampak ke kendaraan bermotor itu sendiri yakni
bagi kendaraan bermotor khusunya yang menggunakan prinsip kerja motor bakar tersebut
menjadi lebih bertenaga, memiliki performa mesin yang bagus. Dengan performa mesin yang
bagus maka sebuah mesin mengalami proses pembakaran yang baik. Semakin baik proses
pembakaran pada sebuah mesin maka bahan bakar yang dikonsumsi terbakar dengan sempurna
tidak ada bahan bakar yang terbuang, sehingga konsumsi bahan bakar menjadi irit dan gas
buang yang keluar dapat diminimalisir.
Dalam meminimalisir gas buang perlu diperhatikan mengenai system gas buang yang
akan digunakan, sistem pembuangan gas bekas harus dibuat agar kerugian tersebut dapat di
eliminer atau paling tidak menjaga agar kerugian yang muncul sekecil-kecilnya . Seiring
dengan berkembangnya teknologi, sebuah sistem gas buang pada kendaraan bermotor tentunya
akan mengalami perubahan-perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Sebagai mahasiswa
teknik mesin tentunya sangat penting untuk selalu mengikuti kemajuan-kemajuan teknologi
yang ada. Dalam bidang transportasi mempelajari system gas buang merupakan salah satu cara
untuk terus mengikuti kemajuan-kemajun teknologi khususnya dalam bidang transportasi,
kendaraan bermotor.
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................................... 1
1.4.1 ABSTRAK .......................................................................................................... 2
1.4.2 PENDAHULUAN .............................................................................................. 2
1.4.3 STUDI LITERATUR .......................................................................................... 2
1.4.4 PENUTUP........................................................................................................... 2
1.4.5 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 2
BAB II STUDI LITERATUR ........................................................................................... 3
2.1 Pengertian Sistem Gas Buang ...................................................................................... 3
2.2 Komponen Sistem Gas Buang ...................................................................................... 4
2.2.1 Katup Buang ....................................................................................................... 4
2.2.2 Saluran Pembuangan ........................................................................................... 5
2.2.3 Muffler ................................................................................................................ 6
2.2.4 Knalpot ................................................................................................................ 8
2.2.5 Catalytic Converter ........................................................................................... 10
2.3 Emisi Gas Buang ........................................................................................................ 11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 14
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 14
3.2 Saran ............................................................................................................................ 14
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4.1 ABSTRAK
Berisi tentang ringkasaan dari pembahasan laporan sistem gas buang kendaraan
bermotor. Dijeelaskan secara singkat mengenai isi dari makalah system gas buang
kendaraan bermotor.
1.4.2 BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar belakang dari studi mengenai system gas buang kendaraan
bermotor, dengan rumusan masalah , Batasan masalah dan sistematika penulisan dari
laporan ini.
1.4.3 BAB II STUDI LITERATUR
Bab ini menjelaskan tentang studi literatur yang telah dilakukan, diantaranya
menghimpun materi untuk pembahasan mengenai system gas buang dari kendaraan
bermotor berdasarkan sumber-sumber dari buku, jurnal, dan internet.
1.4.4 BAB III PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari studi literatur tentang system
gas buang dari kendaraan bermotor.
1.4.5 DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi tentang sumber-sumber referensi yang didapat selama proses
pengumpulan data
2
BAB II
STUDI LITERATUR
3
Adapun bagian terpenting dalam system gas buang ialah sebuah desain pembuangan gas yang
dirancang sebaik mungkin dan tetap menjaga kerapihan untuk setiap komponennya. Gambar
2.1 merupakan desain system pembuangan yang sbanyak digunakan.
Desain saluran pembuangan dirancang untuk menyalurkan gas hasil pembakaran mesin ke
tempat yang aman bagi pengguna mesin. Gas hasil pembakaran umumnya panas, untuk itu
saluran pembuangan harus tahan panas dan sangat cepat melepaskan panas. Saluran
pembuangan tidak boleh melewati atau berdekatan dengan material yang mudah terbakar atau
mudah rusak karena panas. Meskipun kelihatanya sederhana, tetapi sistem pembuangan cukup
berpengaruh terhadap performa mesin.
4
2.2.2 Saluran Pembuangan
Saluran pembuangan adalah saluran yang menghubungkan antara silinder dengan
pipa gas buang. Saluran pembuangan ini biasa juga disebut dengan “exhaust manifold”.
5
Gambar 2.5 Saluran Pembuangan Tidak Berlikuk
Saluran pembuangna ini biasanya dibuat dari besi tuang atau baja stainless sehingga
mengurangi kemungkinan adanya korosi yang disebabkan oleh gas buang.
Perkembangan bahan saat ini, sedang merencanakan dan mencoba penggunaan bahan
dari fiber untuk saluran pembuangan ini sehingga relatip menjadi lebih ringan.
Untuk motor yang dilengkapi dengan sistem pengisian dengan tekanan model turbo,
saluran gas buang ini dihubungkan dengan turbin yang nantinya turbin ini akan
memutarkan kompresor untuk memampatkan campuran bahan bakar dengan udara
yang akan masuk ke dalam silinder.
2.2.3 Mufler
Mufler dipasang antara pipa belakang dan katalitik konvertor, dan dipasang di
bawah bodi dari kendaraan. Mufler ini berfungsi untuk meredam suara yang timbul akibat
ledakan gas buang dari dalam silinder dengan jalan menurunkan tekanan gas buang
tersebut dengan perlahan-lahan setelah meninggalkan silinder motor. Untuk melakukan
peredaman suara ini maka mufler ini terdiri dari lubang-lubang dan ruang-ruang untuk
mengekspansikan tekanan gas yang mendadak ini pada saat katup buang terbuka.
Kontruksi bagian dalam mufler dan aliran gas bekas di dalam mufler dapat dilihar pada
gambar di bawah ini.
6
Peredam suara (Muffer) biasanya terbagi dua jenis, yaitu:
1. Jenis Lurus (Straight Though)
Jenis ini terdiri dari sebuah pipa lurus yang dilingkupi pipa berdiameter lebih besar.
Muffer ini biasanya digunakan pada knalapot racing, karena tekanan baliknya lebih
sedikit dibandingkan dengan jenis berbelok.
Terkadan suara yang keluar dari mufler masih dirasa kurang teredam dengan baik, artinya
suara yang keluar dari mufler masih mengeluarkan suara yang relatif masih dapat
mengganggu telinga manusia. Oleh karena itu pada motor-motor tertentu setelah gas
bekas keluar dari mufler masih dilewatkan lagi pada resonator yang berbentuk seperti
7
mufler dan fungsinya juga untuk meredam suara yang keluar dari mufler supaya lebih
rendah lagi suara yang timbul oleh akibat pembuangan gas buang dari otor tersebut.
Resonator ini dipasang seri dengan mufler, seperti pada gambar.
2.2.4 Knalpot
Knalpot adalah salah satu saluran gas buang yang punya fungsi mengalirkan gas
buang dari ruang bakar mesin dan merendam suara yang keluar dari ruang bakar mesin.
Knalpot juga sangat berpengaruh terhadap tenaga mesin, jadi sebenarnya knalpot yang
baik harus memiliki rancangan yang dapat memberikan tekanan balik (back pressure)
yang tepat agar dapat menghasilkan tenaga mesin yang optimal.
a. Fungsi Knalpot:
1. Untuk menyalurkan gas buang hasil pembakaran
2. Meningkatkan tenaga engine
3. Meredam suara hasil pembakaran seminimum mungkin
b. Konstruksi Knalpot
Konstruksi knalpot sepeda motor empat langkah dan sepeda motor dua langkah
umumnya tidak sama. Knalpot sepeda motor dua langkah terdiri atas dua bagian yang
disambungkan. Kedua bagian tersebut disambungkan dengan ring mur sehingga mudah
dilepas. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dibersihkan. Knalpot mesin dua langkah
lebih cepat kotor dikarenakan pada proses pembakarannya oli ikut terbakar sehingga
kemungkinan timbul kerak pada lubang knalpot sangat besar. Untuk itu knalpot sepeda
motor dua langkah harus sering dibersihkan.
8
Gambar 2.10 Kontruksi Knalpot Dua Langkah
Dari bentuk luar, knalpot yang umum digunakan pada sepeda motor adalah jenis botol
dan gepeng (knalpot vespa). Namun yang terpenting pada konstruksi knalpot adalah suatu
desain yang harus dapat mendukung fungsi dari knalpot itu sendiri. Fungsi knalpot mesin
dua langkah tidak hanya sekedar mengalirkan gas buang tapi juga harus dapat
menimbulkan tekanan balik pada lubang buang. Tekanan balik tersebut diperlukan karena
mesin dua langkah tidak menggunakan katup. Hal ini untuk mencegah gas baru ikut
keluar bersama dengan gas buang. Knalpot sepeda motor empat langkah tidak terdiri atas
dua bagian yang disambungkan. Pada knalpot sepeda motor empat langkah oli tidak ikut
terbakar sebagaimana di knalpot sepeda motor dua langkah, sehingga knalpot lebih
bersih.
9
c. Komponen Utama
Keterangan gambar:
1. gasket pipa buang
2. gasket sambungan mufler
3. baut penahan pipa buang
4. mur
d. Gangguan Pada Knalpot
1. Leher dan peredam knalpot tersumbat arang
2. Peredam/muffler keropos
3. Pengencangan baut pengikat leher knalpot kurang
10
Gambar 2.14 Catalytic Converter
Katalis adalah bahan untuk mempercepat reaksi kimia dengan tanpa merubah katalis itu
sendiri. Katalis in biasanya dilapiskan pada keramik atau bahan lain di dalam rumah
konverter yang terbuat dari baja stainless agar tahan terhadapa panas.
11
ini dapat menyebabkan pusing kepala, mula, gangguan penapasan, dan bahkan dapat
mematikan apabila orang agak lama di dalam ruangan yang mengandung banyak CO.
Apabila jumlah udara yang masuk ke dalam silinder berkurang atau campuran bahan
bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder gemuk maka akan mengakibatkan kandunagn
CO dan HC pada gas buang akan bertambah. Sebaliknya apabila kandungan udara pada
campuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder lebih banyak atau dengan
kata lain campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam silinder menjadi lebih kurus
maka gas buang akan menghasilkan CO dan HC yang lebih sedikit.
HC-
CO
Tambah
Kurang
NOx
Sedangkan oksida nitrogen atau NOx, adalah emisi yang dihasilkan oleh pembakaran
yang terjadi pada temperatur yang tinggi. Udara bebas yang digunakan untuk pembakaran
mengandung nitrogen sekitar 80 persen. Pada temperatur yang cukup tinggi (sekitar 1370o C
atau lebih) nitrogen dan oksigen dalam campuran bahan bakar dengan udara akan bersatu dan
membentuk NOx.
Oksida nitrogen ini akan menghasilkan warna coklat kotor pada gas buang. Disamping
itu juga akan terasa pedas di mata dan mengganggu paru-paru. NOx ini akan bertambah pada
motor yang menggunakan perbandingan kompresi yang tinggi dan campuran bahan bakar
dengan udara yang kurus. Padahal motor yang demikian ini akan menghemat bahan bakar dan
mengurangi kandungan HC dan CO. Oleh karena itu kontrol emisi harus bia menghasilkan
semua emisi yang rendah dengan tetap tidak berpengaruh pada tenagan yang dihasilkan motor
dan penggunaan bahan bakar yang irit.
Disamping emisi-emisi di atas adalagi kotoran yang dibawa oleh gas buang yang
keluar dari dalam silinder motor karena pembakaran bahan bakar yaitu berupa partikel-partikel
yang tampak pada gas buang biasanya berwarna hitam. Kotoran semacam ini tampak sangat
12
nyata pada motor diesel. Sedangkan pada motor bensin gejala ini tidak terlalu nampak karena
pembakarannya relatif sempurna, kecuali pada keadaan tertentu.
13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sistem gas buang harus dibuat sebaik mungkin karena bisa merugikan keamanan dan
kenyamanan manusia, contohnya emisi yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia
dan lingkungan, kalau dibiarkan terus menerus bukan hal yang tidak mungkin bahwa generasi
penerus kita menjadi generasi penerus yang bodoh akibat udara yang dihirup sejak kecil
tercemar polusi. Oleh karena itu sistem pembuangan gas bekas harus dibuat agar kerugian
tersebut dapat di eliminer atau paling tidak menjaga agar kerugian yang muncul sekecil-
kecilnya.
3.2 Saran
Apabila ingin mengubah kenalpot ataupun saluran gas buang harus di perhitungkan dulu
komponen-komponen lainnya, jangan sampai mengubah ataupun menghilangkan komponen
utama dari sistem gas buang, karenan akan mengakibatkan polusi gas buang yang tidak baik
yang nantinya akan merugikan orang disekitar ataupun merugikan dunia ini.
14
LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Apa fungsi dari tabung pada kenalpot motor 4 langkah ?
2. Apa perbedaan dari kenalpot racing dan knalpot standar ?
3. Bagaimana cara knalpot meningkatkan tenaga engine ?
4. Selain catalytic converter apakah ada mekanisme lain untuk menurunkan emisi ?
Jawaban
1. Fungsi dari tabung tersebut adalah sebagai komponen mufler yang berfungsi untuk
meredam suara yang timbul akibat ledakan gas buang dari dalam silinder dengan jalan
menurunkan tekanan gas buang tersebut dengan perlahan-lahan setelah meninggalkan
silinder motor, sehingga suara yang yang dihasilkan tidak berisik.
2. Knalpot racing : Pada knalpot racing, pipa didalam mufler tidak berlikuk sehingga suara
tidak teredam seluruhnya dan gas buang dapat langsung terbuang keluar sehingga suara
yang dihasilkan berisik, dan performa kendaraan lebih meningkat tetapi bahan bakar lebih
boros.
Knalpot standar : Pada knalpot standar, komponen didalam mufler lebih rumit karena
banyak pipa yang berlikuk yang akan menyebabkan suara teredam sempurna akan tetapi
gas buang yang keluar sedikit terhambat dengan adanya jenis mufler tersebut.
3. Sebenarnya tujuan utama dari knalpot bukanlah untuk meningkatkan tenaga engine
melainkan untuk mengatur gas buang yang keluar dari engine.
Jadi knalpot dapat meningkatkan tenaga engine yairu dengan cara :
a. Gas buang dapat terbuang melalui knalpot sehingga engine dapat bekerja secara
sempurna.
b. Dengan adanya knalpot khususnya pada motor 2 langkah akan menyebabkan gas balik
yang berfungsi sebagai katup buang, sehingga bahan bakar yang belum terbakar tidak
ikut terbuang besamaan dengan gas buang sehingga engine dapat bekerja secara
sempurna.
4. Sejauh ini produsen knalpot masih menggunakan catalytic converter untuk menekan gas
buang pada kendaraan, jadi belum ada mekanisme lain untuk menurunkan emisis gas buang
selain catalytic converter.
DAFTAR PUSTAKA
a. Kurniawan, F. (2017). Pengertian Sistem Secara Umum dan Menurut Para Ahli.
Diperoleh 9 Februari 2018, dari http://fredikurniawan.com/pengertian-sistem-secara-
umum-dan-menurut-para-ahli/
b. Hariri, P. 2012. Modul Pembelajaran Sistem gas buang sepeda motor. Diperoleh 9
Februari, dari (hariripriyanto.blogspot.co.id/2012/modul-pembelajaran-sistem-gas-
buang.html),
c. Puspitawati, W. I. (2014) Polusi Udara Dan Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Sebagai Prasyarat Pemberian Perpanjgn Stnk., Diperoleh 9 Februari 2018, dari
http://www.bappeda.jogjaprov.go.id/berita/detail/46-a-polusi-udara-dan-uji-emisi-gas-
buang-kendaraan-bermotor-sebagai-prasyarat-pemberian-perpanjgn-stnk
f. Daryanto. 2001. Teknik Reparasi dan Perawatan Sepeda Motor. Jakarta : Sinar Grafika
Offset.
g. Hariri, P. 2012. Modul Pembelajaran Sistem Gas Buang Sepeda Motor. (Online),
(hariripriyanto.blogspot.co.id/2012/06/modul-pembelajaran-sistem-gas-buang.html),
diakses Rabu 16 September 2015
h. Qita, O. 2015. Fungsi PCV Valve dan Cara Kerja Katup PCV Pada Mesin. (Online),
(http://otomotifmobil.com/2015/07/fungsi-pcv-valve-dan-cara-kerja-katup-pcv-pada-
mesin.html), diakses Jumat 25 September 2015
i. Suyanto, W. 1989. Teori Motor Bensin. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.