PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Emulsi berasal dari kata “ emulgeo’’ yang artinya menyerupai susu, dan warn
emulsi memang putih seperti susu. Menurut FI IV, emulsi adalah system dua fase,
yang salah satu cairanya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil.
Emulsi dapat distabilakan dengan penambahan bahan pengemulsi yang disebut
emulgator ( emulsifying agen ) atau surfaktan yang dapat mencegah koalesensi,
yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetsan besar dan akhirnya menjadi satu fase
tunggal yang memisah. Surfaktan menstabilkan emulsi dengan cara menempati
antar – permukaan tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas fisik
disekeliling partikel yang berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan
permukaan antarfase sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama
pencampuran.
Komponen Emulsi
Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Komponen dasar , yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat
didalam emulsi, terdiri atas:
a. Fase dispers/fase internal/ fase diskontinu/fase terdispersi/fase
dalam, yaitu zat cair yang terbagi –bagi menjadi butiran kecil
didalam zat cair lain.
b. Fase eksternal/ fase kontinu/fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat
cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan
pendukung ) emulsi tersebut.
c. Emulgator, adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang berfungs sebagai fase internal ataupun
eksternal, emulsi digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
1. Emulsi tipe O/W ( oil in water ) atau M/A (minyak dalam air ), adalah
emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke
dalam air. Minyak sebagai fase internal air sebagai fase eksternal.
2. Emulsi tipe W/O (water in oil ) atau M/A ( air dalam minyak ), adalah
emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi kedalam
minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan emulsi yag baik secara CPOB 2012.
PEMBAHASAN
I. PREFORMULASI
1. Master Formula
a. Formularium Nasional
OLEI IECORIS EMULSUM
Emulsi Minyak Ikan
Komposisi Oleum Iecoris Asellis 100
Glycerolum 10 g
Gummi Arabicum 30 g
Oleum Cinnamomi gtt VI
Aqua destillata hingga 215 g
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Dosis 3 kali sehari 15 ml.
Catatan 1. Serbuk Gomarab dapat diganti dengan emulgator
lain.
2. Ditambahkan zat pengawet yang cocok.
2. Rancangan Formula
R/ Ol iecoris 80 g
Gum Arab 30 g
Gliserin 40 g
Asam Sitrat 1 g
Asam Benzoat 0,3 g
Tokoferol 0,1 g
Sirupus Simplex 20 g
Pasta Orange 2 g
Ol. Citrus 20 gtt
Aquadest ad 200 ml
9. Uraian Bahan
a. Oleum Iecoris Asellis
Nama Resmi OLEUM IECORIS
Nama Lain Minyak Ikan
Pemerian Cairan; kuning pucat; bau khas, agak manis, tidak tengik, rasa khas.
Kelarutan Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P,
dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
K/P Sumber vitamin A dan vitamin D.
b. Glycerolum
Nama Resmi GLYCEROLUM
Nama Lain Gliserol; Gliserin
Pemerian Cairan seperti sirop; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis
diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada
c. Gummi Arabicum
Nama Resmi GUMMI ACACIAE
Nama Lain Gom Akasia; Gomarab
Pemerian Hampir tidak berbau; rasa tawar seperti lendir.
Kelarutan Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus
cahaya. Praktis tidak larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
K/P Zat tambahan
d. Oleum Cinnamomi
Nama Resmi OLEUM CINNAMOMI
Nama Lain Minyak Kayumanis
Pemerian Cairan; suling segar berwarna kuning; bau dan rasa khas. Jika
disimpan dapat menjadi coklat kemerahan.
Kelarutan Dalam etanol larutkan 1 ml dalam 8 ml etanol (70%) P; opalesensi
yang terjadi tidak lebih kuat dari opalesensi larutan yang dibuat
dengan menambahkan 0,5 ml perak nitrat 0,1 N ke dalam campuran
0,5 natrium klorida 0,02 N dan 50 ml air.
Penyimpanan Dalam wadah tetutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk.
K/P Zat tambahan; karminativum.
CPOB meliputi semua proses produksi, mulai dari bahan awal, tempat, dan alat
sampai pelatihan dan kebersihan dari pekerja. Prosedur tertulis dari tiap proses
produksi adalah komponen penting yang dapat mempengaruhi kualitas akhir dari
produk.
Produksi adalah :
1. Bahan awal
Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah
maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun
tidak semua bahan tersebut masih terdapat didalam produk ruahan.
Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih
tahap pengolahan lanjutan untuk menjadi produk ruahan.
3. Produk ruahan
Bahan yang telah selesai diolah & tinggal memerlukan kegiatan pengemasan
untuk menjadi obat jadi.
4. Produk jadi
A. BAHAN AWAL
Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah
maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat.
B. PRODUK ANTARA
PENGOLAHAN :
Bahan awal
Validasi proses
Pencegahan pencemaran silang
Penomoran bets/lots
Penimbangan/penyerahan
Pengembalian
Pengolahan
Produk cairan, krim dan salep hendaklah diproduksi sedemikian rupa agar
terlindung dari pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
Semua alat yang digunakan yang berhubungan langsung dengan produk
didisinfeksi sebelum digunakan
Untuk mencegah deadlegs, sambungan < 2 x diameter pipa katup, dan
katup diafragma atau kupu – kupu
Air yang digunakan harus kualitas air murni / purified water
Homogenitas harus dipertahankan pada saat pengisian
Penyimpanan produk antara dan produk ruahan harus terjamin.
Cross Contamination
pencemaran dari suatu bahan dasar, produk antara atau produk jadi
dengan produk atau bahan dasar lain selama produksi. (WHO)
Bahan pengemas :
Proses Pengemasan :
2) KESIAPAN JALUR
3) PRAKTIK PENGEMASAN
>> produk yang dikemas akhir tapi belum diberi label yang menunjukkan
identitas dipisahkan dan diberi penandaan
>> area pengemasan hendaklah dipisahkan untuk produk tertentu seperti
obat yang berdosis rendah dan berpotensi tinggi atau produk toksik dan
bahan yang dapat menimbulkan sensilitasi area pengemas hendaklah
dilakukan pembersihan secara berkala, udara bertekanan tidak boleh
digunakan untuk membersihkan peralatan di area pengemasan karena
dapat terjadi pencemaran silang.
D. PRODUK JADI
CPOB meliputi semua proses produksi, mulai dari bahan awal, tempat, dan alat
sampai pelatihan dan kebersihan dari pekerja. Prosedur tertulis dari tiap proses
produksi adalah komponen penting yang dapat mempengaruhi kualitas akhir dari
produk.