2. Operator Prewitt
Metode Prewitt merupakan pengembangan metode robert dengan
menggunakan filter HPF yang diberi satu angka nol penyangga. Metode ini
mengambil prinsip dari fungsi laplacian yang dikenal sebagai fungsi untuk
membangkitkan HPF.
Operator Prewitt horisontal
–1 0 1
–1 0 1
–1 0 1
4. Operator Isotropik
Dengan K1(x,y) dan K2(x,y) adalah hasil operasi dengan mask 1 dan mask
2.
Dalam praktek, formula (1) dan (2) biasanya lebih disukai dan lebih mudah
dikerjakan karena mengandung jumlah operasi aritmetika yang lebih
sedikit.
5. Operator Laplacian
Operator lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi tepi adalah operator
Laplacian. Operator ini dapat digunakan untuk horisontal dan vertikal.
0 –1 0
–1 4 –1
0 –1 0
Laplacian 5 titik
–1 –1 –1
–1 8 –1
–1 –1 –1
Laplacian 9 titik I
–2 1 –2
1 4 1
–2 1 –2
Laplacian 9 titik II
Contoh : f(2,2) = 160
1. Operator Roberts
Operator Robert diagonal 1
1 0 250 240 200 200 180
0 –1 240 200 180 150 150
Operator Robert diagonal 2
180 160 160 150 120
0 1 180 140 120 120 100
–1 0 160 130 100 80 60
= √(80*80)+(150*150)
= 170
3. Operator Sobel :
Operator Sobel horisontal
–1 0 1 250 240 200 200 180
–2 0 2 240 200 180 150 150
–1 0 1
180 160 160 150 120
Operator Sobel vertikal 180 140 120 120 100
–1 –2 –1
160 130 100 80 60
0 0 0
1 2 1
4. Operator Isotropik
Operator Isotropik horisontal
–1 0 1
250 240 200 200 180
– √2 0 √2
240 200 180 150 150
–1 0 1
180 160 160 150 120
Operator Isotropik vertikal 180 140 120 120 100
–1 – √2 – 1 160 130 100 80 60
0 0 0
1 √2 1
= | – 84 | = 84
= | – 177 | = 177.
Maka h(2,2) bila menggunakan :
K0(x,y) = ( | K1(x,y) | + | K2(x,y) | ) = 84 + 177 = 261 ≈ 255
K0(x,y) = max ( | K1(x,y) | , | K2(x,y) | ) = 177
K0(x,y) = ( | K1(x,y) | + | K2(x,y) | ) / 2 = (84 + 177)/2 = 130,5 ≈ 131
= √ (84*84)+(177*177)
= 195,9 ≈ 196
5. Laplacian 9 titik I
25 titik bertetangga (5 x 5)
1/25 1/25 1/25 1/25 1 / 25
1/25 1/25 1/25 1/25 1 / 25
1/25 1/25 1/25 1/25 1 / 25
1/25 1/25 1/25 1/25 1 / 25
1/25 1/25 1/25 1/25 1 / 25
Contoh :
f(2,2) = 160
1 /5
250 240 200 200 180
240 200 180 150 150
1 /5 1 /5 1 /5
180 160 160 150 120
1 /5
180 140 120 120 100
160 130 100 80 60
h(2,2) = (1/5 * 180) + (1/5 * 160) + (1/5 * 160) + (1/5 * 150) + (1/5 * 120)
= 154 .
Bila menggunakan mask 3 x 3 maka
h(2,2) = (1/9 * 200) + (1/9 * 180) + (1/9 * 150) + (1/9 * 160) + (1/9 * 160) + (1/9 *
150) + (1/9 * 140) + (1/9 * 120) + (1/9 * 120) = 153,3 ≈ 153
–α 1 + 4α –α
–α 1 + 8α –α
0 –α 0 –α –α –α
5 titik 9 titik
= 220
citra asli
5. EFEK EMBOSS
• Efek emboss = kesan timbul pada objek dalam citra
• Mask yang dapat digunakan :
–β 0 β 0 –β –β
–β 1 β β 1 –β
β β 0
–β 0 β
citra asli
citra hasil
dengan mask dari arah kiri β = 2
citra hasil
dengan mask dari arah kanan atas β = 2