Anda di halaman 1dari 13

MATERI PENGASUHAN BALITA

BAGIAN I : TUMBUH KEMBANG BALITA


PERTUMBUHAN

Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan anak?

Pertumbuhan ialah perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh, yaitu :
 bertambahnya berat badan,
 bertambahnya tinggi badan,
 bertambahnya lingkaran kepala,
 tumbuh dan tanggalnya gigi susu dan gigi tetap
 perubahan tubuh lainnya.

Contoh :

Berat
 Berat bayi dalam kandungan 6 bulan biasanya 650 gr.
 Pada waktu lahir menjadi 3000 gr,
 Pada umur satu tahun bertambah menjadi 10 kg
 Waktu dewasa mencapai 53 kg.
Tinggi
 Panjang bayi waktu dalam kandungan 6 bulan kira-­­kira 30 cm.
 Waktu dilahirkan. panjangnya 48 cm
 Pada usia satu tahun menjadi 75 cm
 Saat dewasa tingginya menjadi 160 cm.

Bagaimana orang tua menilai dan memantau pertumbuhan balita?

 Mengukur tinggi atau panjang badan


 Mengukur lingkaran kepala
 Memperhatikan bentuk tubuh
 Memperhatikan gigi

Hal ‐ hal apa yang perlu dilakukan agar balita tumbuh dengan baik?

A. Meningkatkan kesehatan ibu hamil

Untuk mencegah anak stunting, perlu peningkatan asupan gizi sesuai kebutuhan
pada ibu hamil, agar kesehatan bayi yang ada di dalam kandungan juga baik. Selama
dalam kandungan, bayi mengalami tumbuh kembang yang sangat cepat dan masa
keemasan anak dimulai sejak dalam kandungan hingga anak usia dua tahun.
B. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi

ASI eksklusif diberikan sejak bayi lahir hingga berusia enam bulan. Selama periode tersebut,
bayi hanya diberikan air susu ibu saja, tanpa tambahan asupan apa pun. Selain itu, sejak
bayi berumur 1—2 minggu, usahakan memeriksakan pertumbuhan anak atau
menimbangnya secara berkala setiap bulan sampai berusia 5 tahun.

Manfaat ASI :
Aspek Gizi
 Kandungan gizi lengkap
 Mudah dicerna dan diserap
 Mengandung lipase untuk pencernaan lemak
 Mempertinggi penyerapan kalsium
 Mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas)

Aspek Psikologis
 Mendekatkan hubungan ibu dan bayi
 Menimbulkan rasa aman bagi bayi
 Mengembangkan dasar kepercayaan

Bagi ibu
 Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara
 Mengurangi insiden HPV (Human Papilo Virus) yang dapat menyebabkan
kanker serviks
 Mempercepat kembalinya rahim ke ukuran normal setelah melahirkan.

Bagi keluarga
 Aspek ekonomi : selama memberikan ASI eksklusif, tidak perlu
mengeluarkan uang untuk membeli susu formula, sehingga bisa menghemat
pengeluaran.
 Aspek kemudahan : tidak perlu mengganggu orang lain

C. Biasakan hidup sehat

 Penerapan Pola Hidup Bersih : untuk menghindarkan anak dari bahaya infeksi
penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri, sebagai contoh yaitu dengan
mengajarkan anak untuk senantiasa mencuci tangan setelah bermain, buang air
dan sebelum menyentuh makanan, membiasakan diri mandi teratur.
 Istirahat : biasakan dan jadwalkan waktu istirahat yang cukup untuk anak setiap
harinya. Anak-anak dianjurkan untuk tidur selama 8 jam per hari. Selain itu,
usahakan supaya anak memiliki waktu tidur siang selama 1 – 2 jam setiap
harinya. Waktu istirahat ynag cukup berguna untuk mengembalikan stamina dan
mengembalikan fungsi sel-sel tubuh setelah beraktivitas. Waktu istirahat yang
kurang dan terganggu sangat beresiko menyebabkan sistem imun menurun
sehingga rentan terkena infeksi penyakit.
 Olahraga untuk menjaga kebugaran dan kesehatan si kecil, dengan membiasakan
olahraga pada anak minimal 30 menit dan dilakukan sebanyak 3 kali dalam
seminggu. Jika dibiasakan sejak dini maka akan menjadi kebiasaan sehat hingga
dewasa.
 Ciptakan Lingkungan Sehat: kondisi lingkungan bisa mempengaruhi kesehatan
dan kondisi kekebalan tubuh anak

D. Berikan anak makanan bergizi seimbang

 Perhatikan Asupan Makanan : asupan makanan yang mengandung gizi seimbang.


Nutrisi yang dibutuhkan meliputi protein, lemak, mineral dan karbohidrat.
berasal dari bahan alami dan terjaga kehigienisannya, buatlah menu yang
bervariasi sehingga anak tidak mudah merasa bosan.

E. Berikan anak Imunisasi sedini mungkin


 Berikan imunisasi sedini mungkin secara lengkap untuk mencegah timbulnya
penyakit TBC, defteri, batuk rejan, tetanus, polio, campak, dan hepatitis B.

Jadwal imunisasi

Permasalahan dan penanganan masalah yang sering muncul dalam pertumbuhan


balita

Gangguan Pertumbuhan

Gangguan pertumbuhan adalah suatu pertumbuhan yang terganggu. Artinya suatu


pertumbuhan bayi dan anak yang apabila dibandingkan dengan pertumbuhan bayi
dan anak pada umumnya menunjukkan adanya penyimpangan/kelainan.
Misalnya berat badan bayi yang lebih ringan atau lebih berat dibanding berat badan
bayi lain sebayanya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya gangguan
pertumbuhan adalah faktor genetik, hormonal dan lingkungan, terutama nutrisi
(Djauhar Ismail, 1993).

Apa saja yang termasuk gangguan pertumbuhan balita

(gambar…..)

BAGIAN II : PERKEMBANGAN BALITA

Apa yang dimaksud dengan perkembangan balita?

Perkembangan adalah proses perubahan yang teratur dari satu tahap pertumbuhan
ke pertumbuhan lain, artinya perkembangan mental, termasuk perkembangan
kecerdasan, tingkah laku, budi pekerti, sikap dan lainnya.
Prinsip perkembangan

A. Perkembangan berlangsung bertahap dalam waktu tertentu

Dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih sulit. Sebelum
meningkat kepada tahap berikutnya anak menjalani proses pematangan dulu, bila saat
kematangan belum tiba, anak jangan dipaksa untuk meningkat kepada tahap
berikutnya.

Contoh :
Anak mulai dapat tengkurap, duduk dan selanjutnya dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.
Bila anak belum sampai pada saat pematangan, dan dia dipaksakan berdiri, maka anak
tersebut mungkin akan menghadapi pertumbuhan kaki yang Idak wajar. Setelah dapat
berdiri sendiri dia dapat belajar berjalan dan seterusnya.

B. Perkembangan 5 tahun pertama adalah landasan

Lima tahun pertama merupakan masa perkembangan yang sangat menentukan bagi
perkembangan kepribadian manusia.
Periode ini sangat penting, karena proses perkembangan berjalan sangat cepat dan
hasil perkembangan 5 tahun pertama ini merupakan landasan/dasar yang kokoh bagi
perkembangan kepribadiannya selanjutnya.
C. Perkembangan mengikuti sejumlah ketentuan

1. Tumbuh kembang anak dipengaruhi faktor bawaan

Contoh :
Anak dilahirkan dengan membawa penyakit asma (bengek). Bila orangtua/keluarga
kurang memperhaIkan hal tersebut, anak bisa terhambat perkembangan
kemampuan sosialisasi maupun perkembangan fisiknya.

2. Tumbuh kembang anak dipengaruhi faktor lingkungan

Contoh :
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang kurang kasih sayang,
terutama akibat dari hubungan antara ibu‐bapak kurang serasi dapat menyebabkan
gangguan dalam proses perkembangan kepribadian anak. SeperI pemarah, murung
dan sebagainya.

3. Tumbuh kembang anak berjalan bertahap atau bertingkat

Contoh :
Anak mulai belajar bicara dengan meniru suara, kemudian dengan meniru
perkataan ibu- bapaknya dan akhirnya dapat belajar bicara dengan menggunakan
kalimat sederhana dan akhirnya dia dapat bercerita.

4. Setiap anak berkembang menjadi individu yang unik

Contoh :
Anak berkembang dengan kecepatan sendiri-sendiri sehingga lazim dialami oleh
suatu keluarga, anak pertama sudah dapat berjalan pada umur 1 tahun, sedangkan
adiknya pada umur yang sama baru belajar berdiri.

D. Terjadi variasi perkembangan pada usia 0-6 tahun


Proses perkembangan yang terjadi pada anak usia 0-6 tahun adalah sebagai berikut :

1. Perkembangan mental

Bayi memulai kehidupan tanpa mengerti segala sesuatu yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, bayi perlu memperoleh pengertian mengenai apa yang dipelajari.
Bayi belajar dengan cara memandang, meraba, mencium bau dan mengecap
semua objek yang dapat dijangkau.

Menjelang akhir masa bayi, bayi mulai menyusun kata-kata menjadi kalimat. Pada
usia 2 tahun bayi dapat membuat generalisasi (penyamaan) sederhana terhadap
hal-hal di sekitarnya.

Kemampuan mental semakin meningkat dengan bertambahnya kemampuan


berpikir dan melihat hubungan-hubungan. Anak mulai memperhatikan hal­hal
kecil sehingga dia tidak mudah bingung kalau menghadapi benda-benda, situasi
atau orang-orang yang memiliki unsur yang sama.

2. Perkembangan psikososial

Pengalaman sosial pada masa bayi akan mempengaruhi hubungan sosial yang
dikembangkan pada masa depan. Reaksi sosial pertama ditujukan kepada orang
dewasa seperti tersenyum, mengeluarkan suara-suara. Perkembangan psikososial
akan meningkat dari tahun ke tahun dengan meningkatnya sosialisasi antara anak
dengan teman sebayanya. Hal ini ditandai dengan banyaknya waktu yang
dihabiskan anak untuk bermain.

3. Perkembangan emosi

Untuk mengenali tahapan emosi pada balita, berikut adalah uraian tahapan
tingkatan emosi sesuai dengan usia balita :

A. Usia < 6 bulan


Pada usia dibawah 6 bulan merupakan periode anak lekat dengan ibu dan
berusaha membangun ikatan batin yang kuat dengan ibu. Anak sudah dapat
tersenyum dan memiliki ikatan sosial dengan orang yang seringkali
ditemuinya. Unsur fisik akan diungkapkan anak dengan menangis ketika
merasakan lelah, lapar, atau perubahan suasana lainnya. Pada usia dibawah 6
bulan anak anda belum mengenal rasa takut.

B. Usia 6-13 bulan


Selanjutnya periode yang sangat menggemaskan seringkali membuat anda
terkagum dengan perilakunya. Anak anda sudah dapat bercermin dan
mengembangkan kemampuannya dengan beberapa perilakunya. Anak anda
sudah dapat mengeksporasi emosi seperti gembira, takut atau keinginin
dirinya yang kuat (egosentris). Pada periode ini anak anda sudah dapat
bermain mandiri dan mengantisipasi suasana hati.

C. Usia 2-3 tahun


Pada usia ini anak anda sudah mulai bersosialisai. Pada usia ini merupakan
usia yang tepat dalam menanankan nilai agamis, pola peniruan perilaku dan
memberikan nasehat sederhana. Jangan lupa untuk menanamkan disiplin.
Berikan hadiah untuk keberhasilannya dan hukuman yang mendidik untuk
kesalahan sehingga mampu membedakan perilaku yang baik dan salah.

D. Usia 3-5 tahun


Usia ini anak sudah dapat diajak bekerjasama meskipun pada usia ini anak
anda belum bisa membedakan fantasi dan realita. Dalam memasuki usia ini
peran ibu harus dapat memberikan pola asuh yang optimal sehingga
pengayoman dan contoh yang positif. Pada usia inilah anak anda dapat
memiliki ragam emosi seperi marah, sedih , bahagia dan cemburu .
Dengan demikian peranan orang tua sangat membantu perkembangan
perkembangan emosi anak sehingga dapat mengarahkan kecerdasan emosi
pada anak usia dini. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua
misalnya yaitu dengan mengatasi kekecewaan anak, hindari membantu terlalu
banyak ketika anak anda menginginkan sesuatu yang masih dalam daya
jangkau anak anda, menetepkan aturan yang tegas dan konsisten, menunjukan
empati dan tidak juga melindungi anak secara berlebihan.

E. Usia 5-6 tahun


1. Memiliki keinginan untuk menyenangkan hati teman
2. Sudah lebih mampu mengikuti aturan
3. Sudah lebih mandiri di satu sisi, namun juga menunjukkan
ketergantungan di sisi lain
4. Sudah lebih mampu membaca situasi
5. Mulai mampu menahan tangis dan kekecewaan
6. Mulai sabar menunggu giliran
7. Menunjukkan kasih sayang terhadap saudara maupun teman
8. Menaruh minat pada kegiatan orang dewasa

4. Perkembangan psikoseksual

Belajar memerankan peran seks sebenarnya sudah dimulai sejak lahir. Bayi
digolongkan sebagai laki-laki atau perempuan melalui pakaian yang dikenakan,
mainan dan perlakuan dari orang-orang sekitar. Banyak anak memperlihatkan
minat terhadap seks dengan membicarakannya bersama teman-teman bermain
seperti menanyakan asal usul bayi.

5. Perkembangan moral dan spiritual

Pengertian anak usia 0-6 tahun tentang benar dan salah masih terbatas pada
situasi rumah dan harus diperluas dengan orang-orang di luar rumah terutama di
lingkungan tetangga, sekolah dan teman bermain. Lebih penting lagi anak-anak
harus meletakkan dasar-dasar untuk hati nurani sebagai bimbingan untuk perilaku
benar dan salah.

Apa saja aspek-aspek perkembangan anak yang perlu mendapatkan perhatian ?

A. Perkembangan kemampuan gerakan kasar

Gerakan kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan melibatkan sebagian besar otot
tubuh dan biasanya memerlukan tenaga.

Tujuan melatih gerakan kasar adalah agar di kemudian hari anak terampil dan tangkas
melakukan berbagai gerakan yangdiperlukan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.

B. Perkembangan kemampuan gerakan halus

Gerakan halus adalah gerakan yang dilakukan oleh bagian­bagian tubuh tertentu saja
dan hanya melibatkan sebagian kecil otot tubuh. Gerakan halus tidak begitu
memerlukan tenaga, tetapi perlu memusatkan perhatian kerja ( sama) mata dengan
anggota badan (tangan dan kaki).
Tujuan melatih gerakan halus adalah agar kelak anak terampil dan cermat
menggunakan jari- jemari dalam kehidupan sehari­hari, khususnya untuk mengerjakan
tugas-tugas sekolah seperti menulis atau menggambar

C. Perkembangan kemampuan komunikasi pasif

Komunikasi pasif adalah kesanggupan untuk mengerti isyarat dan pembicaraan orang
lain.

Tujuan melatih kemampuan mengerti isyarat pembicaraan adalah agar anak dapat
lebih mudah menangkap serta memahami maksud dan penjelasan orang lain tanpa
salah pengertian.

D. Perkembangan kemampuan komunikasi aktif

Komunikasi aktif adalah kemampuan menyatakan perasaan, keinginan, dan pikiran,


baik melalui tangisan, gerakan tubuh isyarat, maupun kata- kata.

Tujuan melatih kemampuan menggunakan dengan isyarat kata-kata adalah agar anak
dapat mengungkapkan diri dengan baik sesuai dengan usianya.

E. Perkembangan kemampuan kecerdasan

Cerdas erat kaitannya dengan kemampuan berpikir. Cerdas artinya cepat tanggap,
cepat paham, mampu dalam melaksanakan kegiatan­kegiatan tertentu, menyelesaikan
masalah sesuai dengan usianya, dan mempunyai banyak gagasan.

Agar potensi kecerdasan anak dapat berkembang dengan optimal, maka perlu
dirangsang pertumbuhan dan perkembangannya sejak dalam kandungan.

F. Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri

Menolong diri sendiri adalah kemampuan dan keterampilan seorang anak untuk
melakukan sendiri kegiatan sehari-hari untuk dirinya sendiri agar secara bertahap
tidak bergantung pada orang lain.

Tujuan melatih kemampuan menolong diri sendiri adalah agar anak mampu
melakukan sendiri kegiatan sehari-hari, sehingga mempunyai rasa percaya diri,
memiliki keberanian, dan tidak terlalu merepotkan orang lain.

G. Perkembangan kemampuan tingkah laku sosial

Bergaul adalah kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan anggota
keluarga maupun dengan orang lain.

Tujuan melatih kemampuan bergaul adalah agar anak dapat mudah berkawan, tidak
canggung ketika memasuki lingkungan baru, serta mengerti disiplin, sopan santun,
dan aturan-aturan, baik di dalam maupun di luar rumah.
TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK

No Usia anak Tahapan Perkembangan Sesuai Usia


1 0 – 3 bulan - Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
- Menggerakan kepala dari kiri/kanan ke tengah
- Melihat dan menatap wajah anda
- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
- Bereaksi terkejut terhadap suara keras
- Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
- Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran
dan kontak

2 3 – 6 bulan - Berbalik dari telungkup ke telentang


- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
- Menggenggam pensil
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
- Memegang tangannya sendiri
- Berusaha memperluas pandangan
- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
- Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
- Tersenyum ketika melihat mainan/gambar

3 6 – 9 bulan - Duduk sendiri


- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat
badan
- Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
- Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda
pada saat yang bersamaan
- Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata,
papapapa
- Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
- Bermain tepung tangan/ciluk ba
- Bergembira dengan melempar benda

4 9 – 12 bulan - Mengangkat badan ke posisi berdiri


- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpengangan di kursi
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang
diinginkan
- Menggenggam erat pensil
- Memasukan benda ke mulut
- Mengulang menirukan bunyi yang didengar
- Menyebut 2 – 3 suku kata yang sama tanpa arti
- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
- Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
- Senang diajak bermain ciluk ba
- Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum
kenal

5 12 – 18 bulan - Berdiri sendiri tanpa berpegangan


- Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
- Berjalan mundur 5 langkah
- Memanggil ayah dengan kata papa, memanggil ibu dengan
kata mama
- Menumpuk dua kubus
- Memasukan kubus di kotak
- Menunjuk apa yang diiinginkan tanpa menangis/merengek.
Anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau
menarik tangan ibu
- Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

6 18 – 24 bulan - Berdri sendiri tanpa berpegangan 30 detik


- Berjalan tanpa terhuyung-huyung
- Bertepuk tangan, melambai-lambai
- Menumpuk 4 buah kubus
- Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
- Mengggelindingkan bola ke arah sasaran
- Menyebut 3 – 6 kata yang mempunyai arti
- Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
- Memegang cangkir sendiri, belajar makan- minum sendiri

7 24 – 36 bulan - Jalan naik tangga sendiri


- Dapat bermain dean menendang bola kecil
- Mencoret-coret pensil pada kertas
- Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata
- Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika
diminta
- Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua
benda atau lebih
- Membantu memungut mainannya sendiri atau tampa
membantu
- Mengangkat piring jika diminta
- Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
- Melepas pakaiannya sendiri

8 36 – 60 bulan - Berdiri pada satu kaki selama 2 - 6 detik


- Melompat-lompat dengan 2 kaki diangkat
- Mengayuh sepeda roda 3
- Menggambar garis lurus
- Menumpuk 8 buah kubus
- Mengenal 2 – 4 warna
- Menyebut nama dan umur
- Mengerti kata di bawah, di atas, di depan
- Mendengarkan cerita
- Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
- Bermain bersama teman dan mengikuti aturan permainan
- Mengenakan sepatu sendiri

9 60 – 72 bulan - Berjalan lurus


- Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik
- Menggambar 6 bagian tubuh, menggambar orang lengkap
- Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
- Menggambar segi empat
- Mengerti arti lawan kata
- Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 – 10
- Mengikuti aturan permainan

Beberapa gangguan perkembangan yang perlu diwaspadai

Tanda bahaya perkembangan motor kasar


1. Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian kiri dan
kanan.
2. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan
3. Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot
4. Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
5. Adanya gerakan yang tidak terkontrol

Tanda bahaya gangguan motor halus


1. Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan
2. Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun
3. Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih sangat dominan
setelah usia 14 bulan
4. Perhatian penglihatan yang inkonsisten

Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)


1. Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu
benda pada usia 20 bulan
2. Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan
3. Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan

Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)


1. Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi, misalnya saat
dipanggil tidak selalu memberi respons
2. Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan dengan
orang lain pada usia 20 bulan
3. Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan

Tanda bahaya gangguan sosio-emosional


1. 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain
2. 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
3. 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya
4. 15 bulan: belum ada kata
5. 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura
6. 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti
7. Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan bersosialisasi / interaksi
Tanda bahaya gangguan kognitif
1. 2 bulan: kurangnya fixation
2. 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
3. 6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara
4. 9 bulan: belum babbling seperti mama, baba
5. 24 bulan: belum ada kata berarti
6. 36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata

BAGIAN III : PENGASUHAN TUMBUH KEMBANG BALITA

Mengasuh adalah proses mendidik, agar kepribadian anak dapat berkembang dengan baik,
sehingga menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, tangguh dan tidak mudah
terpengaruh oleh lingkungan yang buruk serta mampu menghadapi tantangan dalam
kehidupannya kelak.
Dalam pengasuhan, keluarga menjadi lembaga pertama yang mempunyai tanggung jawab
memberikan pembinaan tumbuh kembang anak. Keluarga merupakan wadah pertama dan
utama dalam mengasuh anak. Orangtua mempunyai peranan yang sangat penting dalam
memberikan kebutuhan yang diperlukan anak.

Bagaimana orangtua dapat merangsang/menstimulasi tumbuh kembang anak?

cari referensi lagi

BAGIAN IV : DAMPAK POLA ASUH BALITA TERHADAP STUNTING

Pemantauan tumbuh kembang, adalah suatu kegiatan untuk menemukan secara dini :
1. Penyimpangan pertumbuhan : misalnya status gizi kurang atau buruk, anak pendek
2. Penyimpangan perkembangan : misalnya terlambat bicara
3. Penyimpangan mental emosional anak: misal gangguan konsentrasi dan hiperaktif

cari referensi lagi

BAGIAN VI : MITOS ATAU SALAH KAPRAH TERKAIT PENGASUHAN BALITA

Mitos: Bayi yang menjalani program ASI Ekslusif juga membutuhkan air mineral.

Realita: ASI merupakan satu-satunya cairan yang dibutuhkan si Kecil. 85% dari ASI adalah
kandungan air. Di saat suhu udara lebih panas, bayi membutuhkan lebih banyak ASI agar ia
tidak dehidrasi, ibu tidak perlu memberikan bayi air mineral.

Penjelasan Dr. Adesman: "ASI adalah yang terbaik jika kondisinya memungkinkan. Ibu
tidak perlu memberikan bayi air mineral ataupun suplemen tambahan hingga ia menginjak
usia 6 bulan dan siap mengonsumsi makanan padat pertamanya. Kecuali jika kondisi bayi
disarankan oleh dokter untuk mengonsumsi cairan maupun suplemen ekstra."

Mitos: Jika Ibu memiliki alergi terhadap makanan tertentu maka si Kecil juga akan alergi
terhadap makanan tersebut.

Realita: Makanan pemicu alergi pada Ibu belum tentu memunculkan reaksi tertentu pada
si Kecil.

Penjelasan Dr. Adesman: "Beberapa jenis alergi memang turun-temurun, namun tak
cukup kuat untuk mengatakan bahwa alergi yang dialami ayah atau Ibu maka akan ikut
berdampak pada si Kecil. Hal yang penting adalah Ibu selalu memonitor makanan si Kecil
dan menganalisa kira-kira makanan apa yang menjadi pemicu alerginya.

cari referensi lagi

Anda mungkin juga menyukai