Anda di halaman 1dari 13

Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

Agus Marimin1, Abdul Haris Romdhoni2, dan Tira Nur Fitria3


STIE-AAS Surakarta
1
Email: agus.marimin@yahoo.com
2
Email:harisromdhoni27@yahoo.com
3
Email: tiranurfitria@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to find out about the development of Islamic banks in Indonesia. This
research is qualitative descriptive. This study included literature to examine the written sources
such as scientific journals, books referesni, literature, encyclopedias, scientific articles,
scientific papers and other sources that are relevant and related to the object being studied. As
for the object of study of this research is in the form of texts or writings that describe and
explain about the development of Islamic banks in Indonesia. Results from this study is
Indonesian banking now enlivened by the presence of Islamic banks, which offers financial
products and investment in a different way than conventional banks, as Indonesia is the largest
Muslim country in the world. The development of Islamic banking in Indonesia has become a
benchmark for the success of the Islamic economic existence. Bank Muamalat as the first
Islamic bank and a pioneer for other Islamic banks in Indonesia.

Keywords: Islamic banks, conventional banks, banking

PENDAHULUAN Di zaman Nabi SAW belum ada


Kegiatan ekonomi ini sudah ada sejak institusi bank, tetapi ajaran Islam sudah
jaman Rasulullah SAW. Oleh karena itu memberikan prinsip prinsip dan filosofi
banyak pro kontra ekonomi yang dihadapi dasar yang harus dijadikan pedoman dalam
manusia, maka ahli pikir mulai memikirkan aktifitas perdagangan dan perekonomian.
bagaimana mengubah seni ekonomi Karena itu, dalam menghadapi masalah
menjadi ilmu ekonomi seperti yang ada muamalah kontemporer yang harus
sekarang ini. Ilmu ekonoomi ini akan terus dilakukan hanyalah mengidentifikasi
berkembang sesuai dengan perkembangan prinsip-prinsip dan filosofi dasar ajaran
peradaban manusia. Pada masa sekarang ini Islam dalam bidang ekonomi, dan
banyak bermunculan perbankan syariah kemudian mengidentifkasi semua hal yang
dengan banyaknya perkembangan syariah. dilarang. Setelah kedua hal ini dilakukan,
Ekonomi konvensional memang masih maka kita dapat melakukan inovasi dan
lebih diatas ekonomi syariah. Para ekonom kreativitas (ijtihad) seluas-luasnya untuk
mempridiksi tahun-tahun yang akan datang memecahkan segala persoalan muamalah
ekonomi syariah akan berkembang lebih kontemporer, termasuk persoalan
pesat dari ekonomi konvensional. perbankan.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 75
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

Perbankan pada saat ini, khususnya Indonesia seiring dengan hancurnya sistem
Bank umum merupakan inti sistem Ekonomi Kapitalisme.
keuangan setiap negara. Bank memiliki Bank Syariah pada awalnya
usaha pokok berupa menghimpun dana dari dikembangkan sebagai suatu respon dari
pihak yang berlebihan dana untuk kemudian kelompok ekonomi dan praktisi perbankan
menyalurkan kembali dana tersebut ke muslim yang berupaya mengakomodasi
masyarakat yang kekurangan dana dalam desakan dari berbagai pihak yang
jangka waktu tertentu. Fungsi untuk menginginkan agar tersedia jasa transaksi
mencari dan selanjutnya menghimpun dana keuagnan yang dilaksanakan sejalan dengan
dalam dalam bentuk simpanan sangat nilai moral dan prinsip-prinsip syariah
menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab Islam. Umat Islam diharapkan dapat
volume dana yang berhasil dihimpun atau memahami perkembangan bank syariah dan
disimpan tentunya akan menentukan pula mengembangkannya apabila dalam posisi
volume dana yang dapat dikembangkan sebagai pengelola bank syariah yang perlu
oleh bank tersebut dalam bentuk secara cermat mengenali dan
penanaman dana yang menghasilkan. mengidentifikasi semua mitra kerja yang
Kehadiran dan fungsi perbankan di sudah ada maupun yang potensial untuk
Indonesia baik untuk masyarakat, industri pengembangan bank syariah.
besar, menengah atau bawah mempunyai
peranan dan pengaruh yang sangat PEMBAHASAN
signifikan. Hal ini terjadi karena kebutuhan Bank Konvensional dan Bank Syariah
akan bank baik untuk penguatan modal atau Bank berasal dari kata Itali banco
penyimpanan uang oleh masyarakat sudah yang artinya bangku. Bangku inilah yang
menjadi hal yang biasa. Dalam dipergunakan oleh bankir untuk melayani
mengantisipasi kebutuhan masyarakat serta kegiatan operasionalnya kepada para
memberikan rasa aman, nyaman dalam nasabah. Istilah bangku secara resmi dan
transaksi perbankan, kehadiran Bank popular menjadi bank. Pada awal
Syariah merupakan salah satu solusi untuk perkembangan perbankan di Indonesia.
menambah kepercayaan masyarakat Perbankan diartikan sebagai badan usaha
terhadap kegiatan perbankan khususnya di yang menghimpun dana dari masyarakat
Indonesia. dalam bentuk simpanan dan
Bank Syariah merupakan salah satu menyalurkannya kepada masyarakt dalam
produk perbankan yang berlandaskan rangka menignkatkan taraf hidup rakyat
sistem perekonomian Islam, Sistem banyak.
Ekonomi Islam atau syariah sekarang ini Bank merupakan salah satu lembaga
sedang banyak diperbincangkan di keuangan yang memiliki peranan penting
Indonesia. Banyak kalangan masyarakat sebagai perantara keuangan di dalam
yang mendesak agar Pemerintah Indonesia perekonomian suatu negara. Selain sebagai
segera mengimplementasikan sistem tempat penyimpanan deposito, tabungan,
Ekonomi Islam dalam sistem Perekonomian giro dan sebagai tempat meminjam dana,
saat ini bank menjadi sebuah lembaga yang

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 76
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan cukup terbiasa dengan pembiayaan metode
masyarakat hamper diseluruh dunia. bunga.
Diantara fungsi lain bank dalam dunia Bank merupakan salah satu lembaga
modern adalah sebagai penyedia layanan keuangan yang mempunyai peranan penting
pembayaran belanja elektronik, tagihan di dalam perekonomian suatu negara
telepon, tagihan listrik, dan pembayaran sebagai lembaga perantara keuangan. Bank
lainnya yang belum pernah terbayangkan dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun
sebelumnya. 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun
Menurut UU RI no. 10 Tahun 1998 1992 tentang perbankan adalah badan usaha
tanggal 10 1998 tentang perbankan, yang yang menghimpun dana dari masyarakat
dimaksud dengan bank adalah “Badan dalam bentuk simpanan dan
usaha yang menghimpun dana dari menyalurkannya kepada masyarakat dalam
mesarakat dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk kredit atau bentuk-bentuk lain dalam
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
taraf hidup rakyat banyak”. banyak.
Dari pengertian diatas, dapat dipahami Sedangkan Bank Syariah merupakan
bahwa bank merupakan perusahaan yang bank yang mengikuti sistem ekonomi Islam.
bergerak dibidang keuangan dan segala Adapun ekonomi Islam menurut
aktivitasnya selalu berkaitan dengan Fazlurrahman dalam Farida (2011:53),
keuangan. Adapun dalam menjalankan “ekonomi Islam menurut para pembangun
kegiatan usahanya, bank di Indonesia dan pendukungnya dibangun di atas atau
dibedakan menjadi dua yaitu bank yang setidaknya diwarnai oleh prinsip-prinsip
melaksanakan kegiatan usaha berdarkan religious, berorientasi dunia dan akhirat.”
prinsip konvensional, dan berdasarkan Pada tahun 1992 Bank Muamalat
prinsip syariah. Indonesia berdiri sebagai tanda dimulainya
Bank Konvensional merupakan bank dual Definisi bank, bank umum dan Bank
yang telah berdiri lebih awal dibandingkan Perkreditan Rakyat dalam Undang-Undang
Nank Syariah di Indonesia dan memiliki Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang
fasilitas yang sudah tersebar luas di perbankan yakni:
Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa “Bank adalah badan usaha yang
Indonesia, Konvensional berarti “menurut menghimpun dana masyarakat dalam
apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Dari bentuk simpanan dan menyalurkannya
pengertian di atas, dapat diambil kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
kesimpulan bahwa Bank Konvensional atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
merupakan bank yang menjalankan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
kegiatan usahanya dengan menerapkan Sedangkan pengertian bank umum adalah
metode bunga yang sudah ada terlebih bank yang melaksanakan kegiatan usaha
dahulu dan sudah menjadi kebiasaan bank- secara konvensional dan atau “berdasar
bank pada masa lalu dalam meraih prinsip syariah” yang dalam kegiatannya
keuntungan dari aktivitas bisnisnya. Dalam memberikan jasa dalam lalu lintas
hal ini masayrakat di Indonesia sudah pembayaran. Pengertian bak perkreditan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 77
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

rakyat (BPR-Syariah) adalah bank yang kata lain bank yang dalam aktivitasnya,
melaksanakan kegiatan usaha secara baik penghimpunan dana maupun
konvensional atau berdasarkan prinsip penyaluran dana memberikan imbalan atas
syariah yang dalam kegiatannya tidak dasar prinsip syariah.
memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran”. Persamaan dan Perbedaan Bank
Undang-Undang Nomor 10 Tahun Konvensional dan Syariah
1998 Pasal 1 Ayat 13 tentang perbankan Bank konvensional dan Bank syariah
menyatakan apa yang dimaksud dengan memiliki beberapa persamaan, terutama
prinsip syariah yakni: dalam sisi teknis penerimaan uang,
“Prinsip syariah adalah aturan mekanisme transfer, teknologi komputer
perjanjian berdasarkan hokum islam antara yang digunakan, syarat-syarat umum
bank dan pihak lain untuk penyimpanan memperoleh pembiayaan seperti KTP,
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sebagainya. Perbedaan mendasar diantara
sesuai dengan syariah, antara lain keduanya yaitu menyangkut aspek legal,
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil stuktur organisasi, usaha yang dibiayai dan
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan lingkungan kerja.
penyertaan modal (musyarakah), prinsip Hal mendasar yang membedakan antara
jual beli barang dengan memperoleh lembaga keuangan konvensional dengan
keuntungan (mudharabah), atau syariah terletak pada pengembalian dan
pembiayaan barang modal berdasarkan pembagian keuntungan yang diberikan oleh
prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah). nasabah kepada lembaga keuangan atau
Atau dengan adanya pemindahan yang diberikan oleh lembaga keuangan
kepemilikan atas barang yang disewa dari kepada nasabah. Kegiatan operasional Bank
pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa syariah menggunakan prinsip bagi hasil
iqtina)”. (Mudharabah). Bank syariah tidak
Sedangkan dalam Undang-Undang menggunakan bunga sebagai alat untuk
Nomor 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 12 memperoleh keuntungan maupun
tentang Perbankan Syariah menyatakan membebankan bunga atas pinjaman karena
bahwa yang dimaksud dengan prinsip bunga merupakan riba yang diharamkan.
syariah adalah prinsip hukum Islam dalam Pola bagi hasil ini memungkinkan
kegiatan perbannkan berdasarkan fatwa nasabah untuk mengawasi langsung kinerja
yang dikeluarkan oleh lembaga yang Bank syariah dengan memantau jumlah
memiliki kewenangan dalam penetapan bagi hasil yang diperoleh. Jika jumlah
fatwa di bidang syariah. keuntungan bank semakin besar maka
Dari pengertian bank tersebut diatas, maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima
dapat diambil kesimpulan bahwa Bank nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah
Syariah adalah badan usaha yang bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam
menjalankan fungsi intermediasinya waktu cukup lama menjadi patokan bahwa
berdasarkan prinsip syariah atau dengan pengelolaan bank merosot. Keadaan itu

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 78
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

merupakan peringatan dini yang transparan etika dan nilai-nilai syariat Islam yang
dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari universal. Berdasarkan hal tersebut, Bank
perbankan konvensional, nasabah tidak syariah berfungsi sebagai sarana untuk
dapat menilai kinerja hanya berpatokan mengumpulkan tabungan masyarakat dan
pada bunga yang diperoleh. mengembangkannya. Intinya bahwa Bank
Perbedaan tujuan dari bank syariah adalah lembaga yang berfungsi
konvensional dengan bank syariah; Bank untuk menginvestasikan dana masyarakat
konvensional didirikan untuk mendapatkan sesuai dengan anjuran Islam dengan efektif,
keuntungan material sebesar-besarnya, produktif dan untuk kepentingan umat
sedangkan bank syariah didirikan untuk Islam. Tujuan utama dari Bank Syariah,
memberikan kesejahteraan material dan yaitu menyatukan umat Islam,
spiritual. Kesejahteraan material dan mengembalikan kekuatan, peran, dan
spiritual tersebut didapat melalui usaha kedudukan Islam di muka bumi ini bisa
pengumpulan dan penyaluran dana yang tercapai.
halal. Artinya, bank syariah tidak akan
menyalurkan dana untuk usaha pabrik Keunggulan dan Kelemahan Bank
minuman keras atau usaha lain yang tidak Syariah
bisa dijamin bahwa hasilnya berasal dari 1) Keunggulan dan Kelebihan Bank
kegiatan yang halal. Karena itu dapat Syariah
dikatakan bahwa konsep keuntungan pada Menurut Antonio (2008)
bank konvensional lebih cenderung, menjelaskan tentang: 1) Kelebihan
berfokus pada sudut keuntungan materi, Bank Syariah terutama pada kuatnya
sedangkan konsep keuntungan pada bank ikatan emosional keagamaan antara
syariah harus memperhatikan keuntungan pemegang saham, pengelola bank, dan
dari sudut duniawi dan ukhrawi(akhirat). nasabahnya. Dari ikatan emosional
Jika memang tujuan nasabah sesuai dengan inilah dapat dikembangkan
tujuan bank syariah, maka secara prinsip kebersamaan dalam menghadapi risiko
tidak ada kekurangan dari menabung di usaha dan membagi keuntungan secara
bank syariah karena adanya keseimbangan jujur dan adil. (2) Dengan adanya
antara duniawi dan ukhrawi. Namun apabila keterikatan secara religi, maka semua
tujuan nasabah lebih ke aspek-aspek pihak yang terlibat dalam Bank Islam
material, maka bisa jadi keuntungan yang adalah berusaha sebaik-baiknya dengan
diperoleh akan kurang sesuai dengan pengalaman ajaran agamanya sehingga
harapan. berapa pun hasil yang diperoleh
Bank Syariah memiliki misi dan diyakini membawa berkah. (3) Adanya
metodologi yang ekslusif, misi yang bukan Fasilitas pembiayaan (Al-Mudharabah
sekedar ada pada jumlah nominal investasi dan Al-Musyarakah) yang tidak
tapi juga mencakup pada jenis, objek dan membebani nasabah sejak awal dengan
tujuannya itu sendiri. Adapun kewajiban membayar biaya secara tetap.
metodologinya adalah kerangka syariat dan Hai ini adalah memberikan kelonggaran
kaidah-kaidahnya yang bersumber dari psikologis yang diperlukan nasabah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 79
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

untuk dapat berusaha secara tenang dan Kurangnya fasilitas. Selain itu,
sungguh-sungguh. (4) Dengan adanya kelemahan bank syariah adalah sebagai
sistem bagi hasil untuk penyimpan dana berikut:
setelah tersedia peringatan dini tentang a. Jaringan kantor Bank Syariah belum
keadaan bank yang bisa diketahui luas.
sewaktu-waktu dari naik turunnya b. SDM Bank Syariah masih sedikit.
jumlah bagi hasil yang diterima. (5) c. Pemahaman masyarakat tentang
Penerapan sistem bagi hasil dan Bank Syariah masih kurang.
ditinggalkannya sistem bunga d. Kekeliruan penilaian proyek
menjadikan Bank Islam lebih mandiri berakibat lebih besar daripada Bank
dari pengaruh gejolak moneter baik dari Konvesional
dalam maupun dari luar negeri.
Pencapaian Bank Syariah
2) Kelemahan Bank Syariah Perbankan di Indonesia kini semakin
John L. Eposito mengkritisi Ekonomi diramaikan adanya Bank Syariah yang
Islam dalam Farida (2011:54-55) bahwa: menawarkan produk keuangan dan investasi
dengan cara yang berbeda dibanding Bank
Secara keseluruhan, Ekonomi Islam Konvensioal yang sudah lama ada.
lebih berhasil menjelaskan apa yang Meskipun masih dianggap pendatang baru,
bukan Ekonomi Islam, daripada Perbankan Syariah berkembang cukup
menentukan apa yang membuat pesat. Hal itu dapat dimaklumi dengan
Ekonomi Islam juga lebih banyak status Indonesi sebagai negara muslim
mengungkap kelemahan system lain dari terbesar di dunia sehingga perbankan yang
pada menunjukan (bahwa Ekonomi menggunakan hukum dan asas Islam akan
Islamsecara substansial memang lebih lebih diminati. Seolah tidak mau kehilangan
baik. momentum, saat ini bank-bank
konvensional di Indonesia ikut mendirikan
Menurut Adiwarman dalam institusi syariah ataau unit usaha syariah
Sulistiyawan (2015:1), menyatakan sendiri. Hal ini dilakukan untuk menggaet
bahwa ada enam kelemahan Bank lebih banyak nasabah yang tertarik dengan
Syariah yang menyebabkan masih keunggulan Bank Syariah.
sedikitnya masyarakat menjadi nasabah Mayoritas masyarakat Indonesia
Bank Syariah. Adapun kelemahan itu adalah muslim, maka hadirnya bank syariah
meliputi (1) Promosi bank syariah telah menjadi kebutuhan masyarakat
kurang menyeluruh ke berbagai bahkan sebelum Indonesia merdeka.
msyarakat, (2) Kantor yang dimiliki Sejarah mencatat K.H Mas mansyur, ketua
sedikit, (3) Ketidaktahuan masyarakat, pengurus besar Muhammadiyah periode
(4) Fasilitas anjungan tunai mandiri 1937-1944 pernah menyatakan bahwa umat
(ATM) jumlahnya sedikit, (5) Produk- islam di Indonesia terpaksa menggunakan
produknya tidak diketahui masyarakat jasa bank konvensional karena belum
tidak diketahui masyarakat, (6) memiliki lembaga yang bebas riba saat itu.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 80
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

Tahun 1983 pemerintah Indonesia pangsa pasar (market share) 4,88%.


pernah berencana menerapkan “sistem bagi Sementara itu, jumlah pelaku industry
hasil” dalam perkreditan yang merupakan keuangan non-bank (IKNB) syariah 98
konsep dari perbankan syariah. Kondisi lembaga di luar LKM, yang terdiri atas
perbankan Indonesia saat itu sedang tidak usaha jasa takaful atau asuransi syariah
stabil karena Bank Indonesia tidak bisa yang mengelola aset senilai Rp 23,80
mengendalikan tingkat suku bunga di bank- trilliun, usaha pembiayaan syariah yang
bank yang membungbung tinggi. Sehingga mengelola aset senilai Rp 19, 63 trilliun,
pemerintah mengeluarkan deregulasi dan lembaga keuangan syariah lainnya
tanggal 1 juni 1993 yang menimbulkan dengan aset senilai Rp 12,86 triliun”.
kemungkinan bank mengambil untuk dari Namun, terlepas dari pencapaian tersebut,
bagi hasil sistem kredit. Lima tahun Bank Syariah masih belim mampu
kemudian, pemerintah menganggap bisnis mencapai target market share yang pernah
perbankan harus dibuka seluas-luasnya ditargetkan mampu dicapai pada tahun 2008
untuk menunjang pembangunan. Akhirnya yaitu sebebar 5%.
pada tanggal 27 oktober 1988, pemerintah
pun mengeluarkan paket Kebijaksanaan Sejarah Bank Syariah
Pemerintah Bukan Oktober (PAKTO) untuk Perkembangan institusi keuangan
meliberalisasi perbankan. Meskipun lebih syariah secara informal telah dimulai
banyak bank konvensional yang berdiri, sebelum dikeluarkannya kerangka hukum
beberapa bank daerah yang berasaskan formal sebagai landasan operasional
syariah juga mulai bermunculan. perbankan di Indonesia. Beberapa badan
Tahun 1990, MUI membentuk usaha pembiayaan non- Bank telah
kelompok kerja untuk mendirikan Bank didirikan sebelum tahun 1992 yang telah
Islam di Indonesia. Ini meruakam cikal menerapkan konsep bagi hasil dalam
bakal lahirnya perbankan syariah di kegiatan operasionalnya. Hal tersebut
Indonesia. Pada tahun 1992, bank syariah menunjukkan kebutuhan masyarakat akan
pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat hadirnya institusi-institusi keuangan yang
pun lahir. dapat memberikan jasa keuangan yang
Berdasarkan data statistika perbankan sesuai dengan syariah.
syariah yang dipublikasikan oleh bank Kebutuhan masyarakat tersebut telah
Indonesia, pada tahun 1998 terdapat satu terjawab dengan terwujudnya sistem
bank umum syariah dan 76 bank perbankan yang sesuai syariah. Pemerintah
perkreditan rakyat syariah. Menurut Hadad telah memasukkan kemungkinan tersebut
Dalam Yanita (2015:1). dalam undang-undang yang baru. Undang-
“Per maret 2015, industri perbankan Undang No.7 Tahun 1992 tentang
syariah terdiri dari 12 Bank Umum Syariah, Perbankan secara implisit telah membuka
22 unit usaha syariah yang dimiliki bank peluang kegiatan usaha perbankan yang
umum konvensional, dan 163 Bank memiliki dasar operasional bagi hasil yang
Perkreditan Rakyat Syariah(BPRS) dengan secara rinci dijabarkan dalam Peraturan
total aset sebesar Rp 264,81 trilius dengan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 81
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. bertahannya Bank syariah pada saat
Ketentuan tersebut telah dijadikan sebagai perbankan nasional mengalami krisis cukup
dasar hukum beroperasinya Bank syariah di parah pada tahun 1998.
Indonesia. Periode 1992 sampai 1998, Sistem bagi hasil perbankan syariah
hanya terdapat satu Bank Umum Syariah yang diterapkan dalam produk-produk Bank
dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah Muamalat menjadikan bank tersebut relatif
(BPRS) yang telah beroperasi. lebih mampu mempertahankan kinerjanya
Tahun 1998 muncul UU No. 10 tahun dan tidak bergantung pada tingkat suku
1998 tentang perubahan UU No 7 Tahun bunga simpanan yang melonjak sehingga,
1992 tentang perbankan. Perubahan UU beban operasionalnya lebih rendah dari
tersebut menimbulkan beberapa perubahan bank konvensional.
yang memberikan peluang yang lebih besar Sebagai salah satu lembaga keuangan,
bagi pengembangan Bank syariah. Undang- bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat
undang tesebut telah mengatur secara rinci beroperasi secara baik. Terlebih lagi Bank
landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang syariah harus bersaing dengan Bank
dapat dioperasikan dan diimplementasikan konvensional yang dominan dan telah
oleh Bank syariah. Undang-undang tersebut berkembang pesat di Indonesia. Persaingan
juga memberikan arahan bagi Bank yang semakin tajam ini harus di ikuti
konvensional untuk membuka cabang dengan manajemen yang baik untuk bisa
syariah atau bahkan mengkonversi diri bertahan di industri perbankan. Salah satu
secara total menjadi Bank syariah. hal yang harus diperhatikan oleh bank
Akhir tahun 1999, bersamaan dengan untuk bisa terus bartahan hidup adalah
dikeluarkannya UU perbankan maka kinerja (kondisi keuangan) bank. market
munculah bank-bank syariah umum dan share dalam bersaing dengan Bank
Bank umum yang membuka unit usaha Konvensional yang telah berdiri lebih awal.
syariah. Sejak beroperasinya Bank
Muamalat Indonesia (BMI), sebagai Bank METODE PENELITIAN
syariah yang pertama pada tahun 1992, data Penelitian ini merupakan penelitian
Bank Indonesia per 30 Mei 2007 deskriftif kualitatif. Tujuan penelitian ini
menunjukkan bahwa saat ini perbankan dalah menafsirkan dan menuturkan data
syariah nasional telah tumbuh cepat, ketika yang bersangkutan dengan situasi yang
pelakunya terdiri atas 3 Bank Umum sedang terjadi, sikap/pandangan yang
Syariah (BUS) antara lain: Bank Muamalat, terjadi didalam masyarakat, pertentangan 2
Bank syariah Mandiri, 23 Unit Usaha keadaaan atau lebih, pengaruh terhadap
Syariah (UUS), dan 106 Bank Perkreditan suatu kondisi dll. Didalam penelitian
Rakyat Syariah (BPRS), sedangkan asset deskriptif kualitatif ini, peneliti disini
kelolaan perbankan syariah nasional per menggunakan kajian studi pustaka mencari
Mei 2007 telah berjumlah Rp. 29 triliyun. informasi lewat buku, majalah, koran, dan
Perkembangan Bank umum syariah dan literature lainnya untuk membentu sebuah
Bank konvensional yang membuka cabang landasan teori (Arikunto, 2006). Penelitian
syariah juga didukung dengan tetap ini juga untuk menelaah sumber-sumber

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 82
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

tertulis seperti jurnal ilmiah, buku referesni, penghujung akhir tahun 2008, lembaga
literature, ensiklopedia, karangan ilmiah, keuangan syariah kembali membuktikan
karya ilmiah serta sumber-sumber lain baik daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-
dalam bentuk tulisanatau dalam format lembaga keuangan syariah tetap stabil dan
digital yang relevan dan berhubungan memberikan keuntungan, kenyamanan serta
dengan objek yang sedang diteliti. Adapun keamanan bagi para pemegang sahamnya,
yang menjadi objek kajian penelitian ini pemegang surat berharga, peminjam dan
adalah berupa teks-teks atau tulisan-tulisan para penyimpan dana di bank-bank syariah.
yang menggambarkan dan memaparkan Hal ini dapat dibuktikan dari
tentang sejarah dan perkembangan Bank keberhasilan bank Muamalat melewati
Syariah di Indonesia. krisis yang terjadi pada tahun 1998 dengan
menunjukkan kinerja yang semakin
Perkembangan Bank Syariah di meningkat dan tidak menerima sepeser pun
Indonesia bantuan dari pemerintah dan pada krisis
Pelopor berdirinya perbankan syariah di keuangan tahun 2008, bank Muamalat
Indonesia adalah Bank Muamalat pada bahkan mampu memperoleh laba Rp. 300
tahun 1991. Bank ini dilahirkan oleh miliar lebih.
Majelis Ulama Indonesia, Ikatan Perbankan syariah sebenarnya dapat
Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), menggunakan momentum ini untuk
pengusaha Muslim dan juga pemerintah. menunjukkan bahwa perbankan syariah
Sayangnya bank tersebut kurang popular benar-benar tahan dan kebal krisis dan
dan kinerjanya stagnan, baru setelah krisis mampu tumbuh dengan signifikan. Oleh
ekonomi dan reformasi, Bank Muamalat karena itu perlu langkah-langkah strategis
mulai dilirik nasabah. untuk merealisasikannya.
Perkembangan perbankan syariah di Langkah strategis pengembangan
Indonesia telah menjadi tolak ukur perbankan syariah yang telah di upayakan
keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. adalah pemberian izin kepada bank umum
Bank muamalat sebagai bank syariah konvensional untuk membuka kantor
pertama dan menjadi pioneer bagi bank cabang Unit Usaha Syariah (UUS) atau
syariah lainnya telah lebih dahulu konversi sebuah bank konvensional menjadi
menerapkan system ini ditengah bank syariah. Langkah strategis ini
menjamurnya bank-bank konvensional. merupakan respon dan inisiatif dari
Krisis moneter yang terjadi pada tahun perubahan Undang – Undang perbankan no.
1998 telah menenggelamkan bank-bank 10 tahun 1998. Undang-undang pengganti
konvensional dan banyak yang dilikuidasi UU no.7 tahun 1992 tersebut mengatur
karena kegagalan system bunganya. dengan jelas landasan hukum dan jenis-
Sementara perbankan yang menerapkan jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
system syariah dapat tetap eksis dan mampu diimplementasikan oleh bank syariah.
bertahan.
Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis
keuangan global yang melanda dunia pada Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 83
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

Indonesia
199 200 200 200 200 200 200Tabel
200 1.2 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)
Ind 8 3 4 5 6 7 8 Indikasi
9 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
ika KP/ KP/ KP/ KP/ KP/ KP/ KP/Aset
KP/ 7.945 15.210 20.880 28.722 36,537 49.555 66.090
si UU UU UU UU UU UU UU UU
DPK 5.725 11.718 15.584 20.672 28.011 36.852 52.271
S S S S S S S S
Pembiayaan 5.561 11.324 15.270 20.445 27.944 38.198 46.886
BU
1 2 3 3 3 3 5 FDR
6 97,14% 96,64% 97,76% 98,90% 99.76% 103.65% 89.70%
S
UU NPF 2,34% 2,38% 2,82% 4,75% 4,07% 3.95% 4.01%
– 8 15 19 20 25 27 25
S Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah,
BP 2009.
76 84 88 92 105 114 131 139
RS Tabel 1.2 menunjukkan
perkembangan terakhir indikasi-indikasi
Sumber : BI, Statistik Perbankan
perbankan syariah. Perkembangan asset
Syariah, 2009.
perbankan syariah meningkat sangat
Keterangan : signifikan dari akhir tahun 2008 sampai
BUS = Bank Umum Syariah dengan akhir tahun 2009 sebesar lebih dari
UUS = Unit Usaha Syariah 33.37 persen. Penghimpunan dana dan
Bank Perkreditan pembiayaan mencapai peningkatan sebesar
BPRS =
Rakyat Syariah 41.84 dan 22.74 persen.
Kantor Pusat/Unit Jika dilihat dari rasio pembiayaan
KP/UUS = yang disalurkan dengan besarnya dana
Usaha Syariah
pihak ketiga (DPK) yang dinyatakan
Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan dengan nilai Financing to Deposit Ratio
perbankan syariah berdasarkan laporan (FDR), maka bank syariah memiliki rata-
tahunan BI 2009 (Desember 2009). secara rata FDR sebesar 97.65 persen. Berbeda
kuantitas, pencapaian perbankan syariah dengan tahun-tahun sebelumnya dan tahun
sungguh membanggakan dan terus sesudahnya, pada tahun 2008 Financing to
mengalami peningkatan dalam jumlah bank. Defosit Ratio perbankan syariah lebih dari
Jika pada tahun 1998 hanya ada satu Bank 100 %. Tingginya tingkat FDR tersebut
Umum Syariah dan 76 Bank Perkreditan karena pembiayaan yang disalurkan selama
Rakyat Syariah, maka pada Desember 2009 bulan maret – November 2008 lebih besar
(berdasarkan data Statistik Perbankan dari Dana Pihak ketiga.
Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Yang perlu di catat disini adalah,
Indonesia) jumlah bank syariah telah meskipun pembiayaan yang disalurkan
mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 Bank lebih besar dari DPK, tetapi tingkat
Umum Syariah dan 25 Unit Usaha Syariah. kegalalan bayar atau yang dinyatakan dalam
Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Non Performing Financing (NPF) ternyata
Syariah (BPRS) telah mencapai 139 unit lebih sedikit dari periode tahun 2006-2007,
pada periode yang sama. yakni hanya sebesar 3.95%, masih dibawah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 84
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

batas ketentuan minimal sebesar 5 persen.


Artinya bank syariah betul betul
menjalankan fungsinya sebagai lembaga
intermediasi keuangan dengan tidak
mengabaikan prinsip kehati-hatian. Selain
itu juga, secara keseluruhan perbankan
syariah relatif lebih sehat. Pada grafik 1.4 terlihat bahwa
persentase pembiayaan murabahah dengan
prinsip jual-beli yang dilakukan oleh
3. Perbandingan Pangsa Perbankan Syariah Terhadap Total Bank
perbankan syariah mendominasi jauh di atas
Islamic Bank Islamic Bank dari pembiayaan mudharabah dan
Total Bank Total Bank
(Des 08) (Des 09) musyarokah. Pada tahun 2003 terjadi
Nominal Share Nominal Share perberdaan terbesar dimana persentase
sset 49,56 2.14% 2,310.60 66,09 2.61% pembiayaan
2,534.10 mudharabah dan musyarokah
Fund 36,85 2.10% 1,753.30 52,27 2.65% hanya sebesar 14,36 dan 5,53 persen
1,973.00
sedangkan pembiayaan murabahah sebesar
inancial
38,20 – – 46,88 – –
70,81 persen. Namun sayangnya, meskipun
d
pembiayaan dengan prinsip jual – beli
DR 103.66% – – 89.70% – –
selalu mengalami penurun setiap tahunnya
Sumber: BI, Statistik Perbankan Syariah, namun jumlah persentasenya tidak pernah
2009 kurang dari lima-puluh persen. Semestinya,
Pada tabel 1.3 terlihat bahwa pangsa pembiayaan dengan akad mudharabah dan
perbankan syariah meningkat jika akad musyarakah harus lebih banyak.
dibandingkan dengan tahun 2008 pada Karena pada akad inilah karakteristik dasar
bulan yang sama, yaitu asset menjadi 2.61% perbankan syariah terbentuk. Kedua akad
meningkat sebesar 0.47%, Deposit Fund tersebut merupakan akad dengan sistem
atau DPK juga mengalami pertumbuhan bagi hasil. Perbankan syariah dengan sistem
menjadi 2,02%, meningkat 0,24%. hal ini bagi hasil inilah yang menjadi pembeda
menunjukkan kinerja dan potensi perbankan dengan bank konvensional.
syariah mengalami perkembangan yang
baik. KESIMPULAN
Perbankan Syariah sering disebut
juga Perbankan Islam, yaitu perbankan
yang pelaksanaannya berdasarkan hukum
Grafik 1.4. Komposisi Pembiayaan Bank Islam atau syariat. Karena berdasarkan
Syariah hukum Islam, maka perbankan syariah tidak
mengenal adanya “bunga pinjaman” alias
interest rate. Bunga pinjaman dianggap riba
dan berdosa. Yang dikenal di perbankan
syariah adalah “sistem bagi hasil” atau
Nisbah yang prosesnya sama-sama

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 85
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

diketahui dan disetujui oleh bank dan pihak Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
nasabah. Kegiatan operasional Bank syariah Penelitian: Suatu Pendekatan
menggunakan prinsip bagi hasil Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
(Mudharabah). Fahmi, I. (2012). Percepatan Pertumbuhan
Bank Syariah pada dasarnya Perbankan Syariah. Program
memiliki potensi dan peluang yang luar Pascasarjana Manajemen dan Bisnis
biasa besar. Pertumbuhan dari segi aset pun IPB. 1-2
sudah membuktikan bahwa Bank Syariah Farida, A. (2011). Sistem Ekonomi
merupakan model bank yang sangat ideal Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
untuk mendorong kemajuan perekonomian Hirsanuddin. (2008). Hukum Perbankan
Negara. Namun dari segi kualitas pelayanan Syariah di Indonesia, Pembiayaan
Bank Syariah harus mengejar Bisnis dengan Konsep Kemitraan.
ketinggalannya dari Bank Konvensional Yoyakarta: Genta Press.
yang telah lebih awal berdiri. Selain itu, Mursito, I. (2014, 11 10). Keunggulan
untuk menghasilkan persaingan yang Sistem Perbankan Syariah
produktif antara Bank Syariah dan Bank (Perbandingan dengan Sistem
Konvensional diperlukan peraturan Konvensional). Dipetik 10 03, 2015,
perbankan khusus untuk Perbankan Syariah dari Kompasia:
sehingga mampu menjalankan tugasnya http://www.kompasiana.com/ianmurs
tanpa harus mengekor kepada sistem ito/keunggulan-sistem-perbankan-
konvensional. syariah-perbandingan-dengan-sistem-
DAFTAR PUSTAKA konvensional_54f3cdd4745513902b6
Abadi, R. (2015, 06 09). Sejarah dan c7f39
Perkembangan Bank Syariah Di Saksono. (2013, 12 21). Kelebihan Dan
Indonesia. Dipetik 10 03, 2015, dari Kekurangan Bank Syariah. Dipetik
Cermati: 10 03, 2015, dari Harian Ekonomi
http://www.cermati.com/artikel/sejar Neraca:
ah-dan-perkembangan-bank-syariah- http://www.neraca.co.id/article/3640
di-indonesia 5/kelebihan-dan-kekurangan-bank-
Choir. (2010, 03 31). Kelebihan dan syariah
Kendala Bank Syariah. Dipetik 10 Suprayogi, N. (2013, 30 01). Kenapa
03, 2015, Dari Zona Ekonomi islam: Bank Syariah Kalah Bersaing.
http://zonaekis.com/kelebihan-dan- Dipetik 10 03, 2015, dari
kendala-bank-syariah/ Universitas Airlangga:
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sparta. (2008). Mengenal Keunggulan
Bank Konvensional dan Bank Praktek Perbankan Syariah di
Syariah. (2010). 1-3. Indonesia. Jurnal Ekonomi, 347-357.
Antonio, M. S., & Muhammad. (2008). Ridwan, A. H. (2013). Manajemen Baitul
Bank Syariah: Analisis Kesehatan, Mal wa Tamwil. Bandung: Pustaka
Peluang, Kelemahan dan Ancaman. Setia.
Yogyakarta: Ekonisia.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 86
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ISSN : 2477-6157

Strategi Persaingan Bank Syariah Terhadap


Bank Konvensional (2010). 1-3
http://www.bi.go.id
https://www.cermati.com/artikel/sejarah-
dan-perkembangan-bank-syariah-di-
indonesia
http://portalhiuinjakarta.blogspot.co.id/2009
/03/bank-konvensional-vs-bank-
syariah.html
http://dhayattoni80.blogspot.co.id/2013/05/
perkembangan-bank-syariah-di-
indonesia.html
https://eriellg.wordpress.com/2016/05/22/pe
rsaingan-bank-syariah-dan-bank-
konvensional/

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 87

Anda mungkin juga menyukai