Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN

PONDOK PESANTREN MODERN NURUSSALAM


Desa Medangasem, Kecamatan Jayakerta Kabupaten Karawang
TAHUN 2019
Nomor : 006/TIVI/II/2019 Karawang, 5 Februari 2019
Lampiran : 1 (Satu) Berkas
Perihal : Permohonan Bantuan Calon lnduk Lele Kepada :
Yth. Kepada Balai Layanan Usaha
Produksi Perikanan Budidaya
(BLUPPB)
di
Karawang

Assalamu’alaikum.Wr.Wb.

Dipermaklumkan dengan hormat, berdasarkan potensi dan keinginan yang sama,


akhirnya Pondok Pesantren Modern Nurussalam dan Warga Sekitar Desa Medangasem
membentuk Kelompok Pembudidaya Ikan dengan Nama “NURUSSALAM".
Untuk mendukung keinginan dan harapan tersebut agar kelompok ini bisa
mengembangkan diri sebagai sebuah kelompok usaha, tentunya perlu didukung sarana dan
prasarana budidaya yang memadai dan modal yang mencukupi Sehubungan dengan hal tersebut,
dengan ini kami mengajukan permohonan Bantuan Calon Induk Lele sebagai pendukung untuk
meningkatkan produktivitas kegiatan usaha bersama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya santri dan warga sekitar.

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas segala perhatian perhatian bapak, kami ucapkan
terirna kasih.

Wssalamu’alaikum.Wr.Wb.

Kelompok Pembudidaya Ikan "NURUSSALAM"

Ketua

KH. UJANG BADRUDDIN, M.Pd.I.

Mengetahui :

Kepala Desa Medangasem Camat Jayakerta

DADANG M. TAMIN BUDIMAN ACHMAD, S.Sos, MAP


Pembina
NIP : 19710914 199203 1 002
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kecamatan Jayakerta sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Karawang yang letaknya
diwilayah perbatasan antara Kecamatan Rengasdengklok dan Kecamatan Batujaya yang
memiliki potensi perikanan yang memadai. Luas Kecamatan Jayakerta 638,425 Ha terdiri dari 14
desa dengan potensi lahan kolam air tenang.
Potensi sumberdaya perikanan di Kecamatan Jayakerta yang perlu di kembangkan, salah
satunya adalah lele ( Clarias sp.). Hal ini disebabkan karena jenis komoditi tersebut mempunyai
nilai ekonomis dan mempunyai keunggulan yang kompetitif, diantaranya harga jual relatif stabil
dan pemeliharaannya relatif sederhana.

Lele mempunyai pasar yang cukup baik mengingat semakin bertambahnya masyarakat
yang menggemarijenis ikan ini ( pecel lele dan olahan tainnya) yang dapat meningkatkan pangsa
lele. Terkait dengan hal tersebut permintaan lele akhir-akhir ini semakin meningkat terutama
untuk ukuran konsumsi. Akan tetapi peningkatan permintaan pasar ini tidak diikuti dengan
penambahan produksi khususnya di Kecamatan Jayakerta. Hal ini terkait antara lain dengan luas
areal, teknologi budidaya, kesediaan modal, sarana produksi, benih unggul dan jumlah petani
yang membudidayakan komoditas ini.

Berdasarkan hal tersebut diatas untuk lebih mengembangkan budidaya ini maka
diperlukan upaya secara menyeluruh untuk meningkatkan produksi, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan petani dan membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja produktif di
pedesaan.

1,2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan pengembangan lele sangkuriang ini, antara tain :
1. Mengembangkan potensi budidaya lele yang telah ada dari metoda konvensiona!
/tradisional menjadi budidaya yang intensi sehingga dapat memenuhi permintaan
pasar baik lokal, nasional dan internasional;
2. Meningkatkan tumbuhnya perekonomian pedesaan ataupun perekonomian masyarakat
desa;
3. Mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungannya;
4. Mengurangi tingginya angka pengangguran;
5. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan secara berkelanjutan;
6. Pengembangan Wirausaha di bidang perikanan budidaya;
7. Meningkatkan dinamika dan kapasitas pokdakan sehingga lebih mandiri;
8. Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan budidaya lele. Dalam jangka panjang,
diharapkan mampu menimbulkan multiplier effect yang diindikasikan dengan
berkembangnya kegiatan usaha, seperti industri pengolahan lele sangkuriang yang
menjadi penyokong industri pengolahan nasional.
BAB II
KEADAAN UMUM
PONDOK PESANTREN MODERN NURUSSALAM

2.1. Organisasi
Nama Organisasi : PONDOK PESANTREN MODERN NURUSSALAM
Bentuk Usaha : BUDIDAYA LELE
AIamat Sekretariat : Dusun Babakan RT/RW 08/03 Desa Medangasem Kecamatan Jayakerta
Kabupaten Karawang. 41352

2.2. Stuktur Organisasi


Nama Pengurus
a. Ketua : KH. Ujang Badruddin, M.Pd.I
b. Sekretaris : Saeful Azis, S.Pd
c. Bendahara : Muhammad Roji, S.Pd
Anggota : 1. Andrie Apriyanto, A.Md
2. Ahmad Sopian, S.Pd
3. Ari Aryanto, A.Md
4. Reza Ramadhan.H
5. Riki Haryanto
6. Dadang Hidayat
7. Ahmad Sofyan Husen

2.3. Sasaran Kegiatan Pengembangan Lele


Sasaran pengembangan lele ini adalah para petani lele tradisional. Dengan program ini pokdakan
dapat meningkatkan produksinya dengan perubahan sistem dari tradisional menjadi sistem
intensif. Dengan bertambahnya produksi akan memberikan kontribusi terhadap pasokan lele di
pasaran.

2.4. Pembinaan Pengembangan Lele


Pembinaan pengembangan lele ini dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas
Kelautan, Perikanan dan Ketahanan pangan dan pihak lainnya, antara lain :
Penasehat Program : Kepala Dinas Kelautan; perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Karawang
Pembinaan : Kepala Desa Medangasem
Pendamping : Penyuluh Perikanan Kecamatan Jayakerta

2.5. Mekanisme Pelaksanaan Usaha


Pengembangan lele ini, jika dikelola dengan baik diprediksikan cukup menjanjikan sebagai suatu
usaha yang menguntungkan secara finansial dan memberikan manfaat sosial ekonomi berupa
perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat dipedesaan.
Kegiatan usaha dikembangkan dengan pola kerjasama antara petani sebagai plasma dan
Pokdakan Nurussalam sebagai [nti. Dalam operasional inti lebih berperan dalam memberikan
bimbingan pengelolaan usaha dan pemasaran hasil produksi.
Guna pengembangan usaha, selain melaksanakan program kerjasama inti - plasma, akan
dikembangkan hubungan kerjasa dengan penyalur sarana produksi, pelaku bisnis tata niaga lele
dan dinas / instansi terkait.

2.6. Sistem Kerjasama


Usaha ini dilaksanakan oleh petani pembudidaya lele dengan mendapat bantuan modal produksi.
Modal ini diharapkan dapat bergulir kepada petani lainnya yang besarnya sesuai dengan yang
diperoleh.
Kerjasama antara inti dengan plasma pada dasarnya adalah forum kerjasama dan
pengalokasian manfaat maupun resiko. Plasma dapat memanfaatkan sumberdaya modal,
manajemen dan teknologi yang dimiliki inti, sedangkan inti dapat meningkatkan produktivitas
sumberdaya lahan dan tenaga kerja yang dimiliki plasma untuk kepentingan dan keuntungan
bersama.
BAB III
RENCANA KEGIATAN

3.1. Lokasi
Pengembangan budidaya lele ini akan dilaksanakan di Kecamatan Jayakerta dengan maksud
lebih mengintensifkan usaha ini. Untuk memenuhi permintaan pasar yang ada dengan ukuran
ikan sesuai dengan permintaan. Lokasi pengembangan di Wilayah, Desa Medangasem
Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang Jawa Barat. Untuk memenuhi persyaratan lokasi
budidaya, masih memerlukan penataan dan pengembangan sesuai persyaratan teknis agar dapat
mendukung sistem yang akan diterapkan.

3.2. Rencana Pengembangan Usaha


A. Kegiatan Persiapan dan supervisi ini meliputi :
1. Perbaikan Kolam dan pembuatan kolarn
2. Pengadaan lnduk dan benih lele
3. Pengadaan pakan
4. Pengadaan alat perikanan
5. Pengadaan pupuk dan obat-obatan.

B. Kegiatan Budidaya ikan lele dibagi menjadi 2 yaitu :


1. Usaha Pembenihan lkan Lele akan berlangsung selama 2 bulan ( satu siklus produksi),
diharapkan dalam waktu tersebut ikan dapat dipanen dalam ukuran benih (6 -7 cm /ekor) yang
siap dibesarkan di kolam pembesaran.

2. Usaha Pembesaran lkan Lele akan berlangsung selama 3 bulan, diharapkan dalam waktu
tersebut ikan dapat dipanen dalam ukuran konsumsi yang dibutuhkan pasar.

C. Kegiatan Pasca Panen dan Pemasaran :


Penanganan pascapanen sangat menentukan harga. pasar karena dalam penanganan ini kondisi
ikan tetap segar sampai ke konsumen. Untuk itulah penanganannya harus dildkukan secara hati-
hati sesuai dengan aturan teknis pasca panen yang standar. Untuk saat ini pemasarannya untuk
memenuhi permintaan pasar lokal dan kota-kota besar.
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA

1.1 Usulan Kebutuhan Kelompok


Adapun usulan untuk kegiatan usaha peningkatan produksi ikan lele di Nurussalam Desa
Medangasem Kecamatan Jayakerta Kabupaten Karawang adalah :
NO KEBUTUHAN JUMLAH SATUAN
1 Induk Lele 50 Paket
2 Pakan Pellet 7.500 Kg

1.2 Analisis Usaha Pembenihan Lele


Asumsi usaha pembenihan Lele untuk satu periode per lokasi petani. Direncanakan 10
unit untuk usaha pembenihan. Dibawah ini akan diuraikan usaha pembenihan untuk satu unit
pembenihan, sehingga untuk anggaran untuk 10 lokasi, dikalikan 10.
 lnduk yang dipijahkan sebanyak dua pasang induk (@ 1,5 kg/ekor) atau seberat 6 kg.
Harga Rp 30.000/kg. lnduk lele digunakan sebanyak 10 kali pemijahan
 Tempat pemijahan dan pemeliharaan larvat benih milik sendiri, ukuran bakpemijahan 2 x
3 x 0,8 m, sedangkan ukuran bak pemeliharaan 3 x 4 x 0,8m sebanyak 3 buah
 Lama pemeliharaan 2 bulan
 Harga 1 botol ovavrim 10 ml Rp. 250.000,00
 Pakan cacing sutera, pakan hipofit, dan pakan FF999
 Hasil panen sebanyak 50.000 (ukuran 5-6 cm/ekor)
 Harga jual benih Rp. 80,-
Adapun perhitungan biaya usaha, pendapatan serta keuntungan, dan analisis kelayakan usaha
adalah sebagai berikut:

4.2.1. Biaya lnvestasi


Biaya investasi adalah jumlah modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha. Biaya ini
digunakan untuk pengadaan peralatan proses produksi dan sarana penunjang.Adapun rincian
biaya investasi usaha pembenihan lele sangkuriang sebagai berikut:
KETERANGAN JUMLAH JUMLAH (Rp)
* Bak emen untuk pembenihan (ukuran 2x3x0,8m) 1 Buah 600.000.00
*Bak terpal plastic untuk pemeliharaan larval/benih (ukuran 3 Buah 450.000.00
3x4x0,8 m) @ Rp.150.000.00
*Seser/Serokan halus @ Rp.6000.00 2 Buah 12.000.00
*Ember sortiran(Diameter lubang 2-3cm, 3-4cm, dan 5-7 cm)
@ Rp.20.000.00 3 Buah 60.000.00
*Ember plastic (Diameter 40-50cm) @Rp.15.000.00 2 Buah 30.000.00
*Pompa Air 1 Buah 250.000.00
*Blower 60 Watt 1 Buah 400.000.00
*Selang plastic untuk penyiponan 5 Meter 30.000.00
*Kakaban (ukuran 1m x 0,4m) @ Rp.4000.00 24 Buah 96.000.00
TOTAL 1.928.000.00
4.1.2. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah modal harus dikeluarkan untuk memproduksi benih lele. Adapun rincian
biaya produksi untuk pembenihan dalam satu periode (2 bulan) sebagai berikut:
KETERANGAN JUMLAH (Rp)
Dua pasang induk (6 kg x Rp. 30.000.00 ) 10 Kali 18.000.00
Pemijahan Ovaprim ( Hormon Perangsang ) 200.000.00
Spuit jarum suntik 2 buah 6.000.00
Kakaban 20.000.00
Upah tenaga kerja 300.000.00
Sewa wadah hactery/ pembenihan dan pendederan selama 2 bulan 200.000.00
Cacing sutera ( Tubifex sp.) 80 gelas. 320.000.00
Pakan Hiprofit /581 (2 sak) 200.000.00
Pakan FF999 (3sak) 270.000.00
Garam dapur (15kg) 15.000.00
Listrik selama 2 bulan 60.000.00
TOTAL 1.609.000.00

4.1.3. Pendapatan dan Keuntungan


Penjualan Benih lele : 50.000 ekor x Rp.80,00 = Rp. 4.000.000,00
Keuntungan yang diperoleh : Rp. 4.000.000,00 - Rp. 1.609.000,00 = Rp. 2.391.000,00
Dengan demikian keuntungan yang diperoleh petani selama 2 bulan Rp 2.891.000,00
atau dalam 1 tahun akan memperoleh Rp 14.346.000,00"

4.1.4. Analisis Kelayakan Usaha


lndikator yang digunakan :
a.BEP (Break even poin) yaitu untuk mengetahui batas nilai produksi atau voume produksi suatu
usaha mencapai titik impas, yaitu tidak untung tidak rugi" Usaha layakjika nilai BEP lebih besar
dari jumlah unit yang sedang di produksi. Sementara itu, nilai BEP harus lebih rendah daripada
harga yang berlaku saat ini.
 BEP Produksi = total biaya produksi : harga jual per ekor
= Rp. 1.609,000,00 : Rp.80 iekor
= 20.112,5 ekor
Berdasarkan perhitungan BEP produksi, semua biaya tertutupi jika terjual benih lele minimal
sebanyak 2A.112,5 ekor.
 BEP Harga = total biaya produksi : total produksi benih
= Rp. 1.609.000,00 : 50.000 ekor
= Rp. 32,18 / ekor
Berdasarkan perhitungan BEP Harga, jika harga jual benih lele mencapai 32,1g/ ekor tidak
mendapat keuntungan maupun kerugian (impas)
 Revenue cost ratio ( R/C ratio)
R/C ratio yaitu analisis yang digunakan untuk melihat pendapatan relative suatu usaha dalam 1
tahun terhadap biaya yang dipakai. Suatu usaha dikatakan layak jika R/C lebih besar dari 1,
semakin tinggi nilainya tingkat keuntungan usaha semakin tinggi.
R/C Ratio : Total Pendapatan : Total Biaya Produksi
Rp. 4.000.000.00 : 1.609.000.00 = 2,48
Artinya setiap penambahan biaya sebesar Rp 1.000,00 akan memperoleh Rp 2.480,00. Dengan
demikian usaha ini layak diusahakan.
 Payback Periode
Bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasiyang telah ditanamkan.
Payback Periode = total investasix 1 tahun : keuntungan 1 tahun
= Rp 1.928.000,00: Rp 14.346.000,00 = 0,13 tahun
Hasil analisis menggambarkan bahwa seluruh modal investasi usaha akan kembali dalam waktu
0,13 tahun atau sekitar 1,6 bulan.

4.3 Analisis usaha Pembesaran Lele secara lntensif


Asumsi usaha pembesaran Lele untuk satu periode per lokasi petani. Direcanakan 10
lokasi untuk usaha pembesaran. Dibawah ini akan diuraikan usaha pembesaran untuk satu lokasi
pembenihan, sehingga untuk anggaran untuk 10 lokasi, dikalikan 10.
 Ukuran kolam 3xS m persegi
 Lama pemeliharaan 3 bulan
 Padat tebar 5.250 ekor
 Harga benih Rp 80,00/ ekor
 Hargo pakan 1 sak Rp 159.000,00 berat 30 kg
 Hasil panen sebanyak 450 kg ukuran 8-12 ekor/kg
 Harga jual ikan konsumsi Rp. 8.000,00
Adapun perhitungan biaya usaha, pendapatan serta keuntungan, dan analisis kelayakan usaha
adalah sebagai berikut :

4.3.1. Biaya lnvestasi


Biaya investasi adalah jumlah modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha. Biaya ini
digunakan untuk pengadaan peralatan proses produksi dan sarana penunjang. Adapun rincian
biaya investasi sebagai berikut :
Keterangan Jumlah (Rp)
Pembuatan kolam
Kolam terpal plastik (Smx3m) terpal ukuran gm x 6m 350.000,00

Peralatan
" Diesel air 1.500.000,00
. Paralon 60"000,00
. Selang plastik 25 m (untuk disel) 30.000,00
. Kawat kasa ‘5.000,00
. 4 ember plastic @ Rp 15.000,00 60.000,00
. 2 buah seser/serok besar @ Rp 20.000 40.000,00
. 1 buah jaringl waringl hapa 250,000,00
TOTAL 2.295.000.00
4.3.2. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah modal harus dikeluarkan untuk memproduksi benih lele.
Adapun rincian biaya produksi untuk pemebesaran dalarn satu periode (2 bulan) sebagai berikut :
Keterangan Jumlah (Rp)
Benih ukuran 5-6 cm sebanyak S.2S0 ekor 420.000,00
Pakan 450kg (15 Sak) 2.385.000,00
Pupuk kandang (1 karung) 5.000,00
Kapur 6.000,00
Obat-obatan (antistres dan vitamin) 30.000,00
Garam dapur 15 kg 15.000,00
Bensin 12 liter 60,0000,00
TOTAL 2.921.000.00

4.3.3. Pendapatan dan Keuntungan


Penjualan lkan lele : 4S0 kg x Rp. BOO0,00 = Rp. 3.600.000,00
Keuntungan yang diperoleh : Rp. 3.600.000,00 - Rp. 2.92L 0oo,00 = Rp. 679.000,00
Dengan demikian keuntungan yang diperoleh petani selama 3 bulan Rp. 679.000,00
atau dalam 1 tahun akan memperoleh Rp 2.716.000,00

4"3.4. Analisis Kelayakan Usaha


lndikator yang digunakan :
 BEP (Break even poin) yaitu untuk mengetahui batas nilai produksi atau voume produksi
suatu usaha mencapai titik impas, yaitu tidak untung tidak rugi. Usaha layakjika nilai
BEP lebih besar dari jumlah unit yang sedang di produksi. Sementara itu, nilai BEP harus
lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini"
 BEP Produksi = total biaya produksi : harga jual per"kg
= Rp. 2.921.000,00 : Rp.8000/ kg
= 365.125 kg
Berdasarkan perhitungan BEP produksi, semua biaya tertutupi jika terjual'ikan lele
minimal sebanyak 365.125 kg
 BEP Harga = total biaya produksi : total produksi lele
= Rp" 2.921.000,00 : 450 g
= Rp. 6.491, 00
Berdasarkan perhitungan BEP Harga, jika harga jual lele mencapai Rp 6.491,00/kg tidak
mendapat keuntungan maupun kerugian (impas)
 Revenue cost ratio ( R/C ratio)
R/C ratio yaitu analisis yang digunakan untuk melihat pendapatan relative suatu usaha dalam 1
tahun terhadap biaya yang dipakai. Suatu usaha dikatakan layak jika R/C lebih besar dari 1,
semakin tinggi nilainya tingkat keuntungan usaha semakin tinggi.
R/C ratio = Total pendapatan : total biaya produksi
= Rp. Rp. 3.600.000,00 : Rp. 2.921.000,00
= 1,2
Artinya setiap penambahan biaya sebesar Rp 1.000,00 akan memperoleh Rp 1.200,00. Dengan
demikian usaha ini layak diusahakan.
 Payback Periode
Bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi yang telah ditanamkan.
Payback Periode = total investasi x 1 tahun : keuntungan 1 tahun
= Rp 2.295.000,00 : Rp 2.716.000,00
= 0,84 tahun

Hasil analisis menggambarkan bahwa seluruh modal investasi usaha akan kembali dalam waktu
0,84 tahun atau sekitar 10 bulan.
Untuk menambah keuntungan seorang pembudidaya lele mi"nimal mempunyai lebih dari 5
kolam terpal.
BAB V
ANGGARAN BIAYA BUDIDAYA LELE

5.1. Pembenihan Lele


Anggaran yang dibutuhkan untuk 10 unit usaha pembenihan dalam satu periode yaitu
 Biaya investasi per unit Rp 1.928.OOO,OO untuk 1 unit Rp. 1.928.000,00
 Biaya Produksi per unit Rp 1.609.000,00 untukl unit Rp. 1.609.000,00
Total anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit pembenihan yaitu (Biaya investasi +
Biaya Produksi) :
Rp 3.537.000,00 ( tiga juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah)

5.2. Pembesaran Lete sangkuriang


Anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit usaha pembesaran dalam satu periode yaitu :
 Biaya investasi per unit Rp 750.000,00 untuk 1 unit Rp. 750.000,00
 Biaya Produksi per unit Rp 763.000,00 untuk 1 unit Rp.763.000,00
Total anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit pembenihan yaitu (Biaya investasi +
Biaya Produksi) : Rp 1.463.000 ( satu juta empat ratus enam puluh tiga ribu rupiah)

5.2. Total Anggaran untuk Pembenihan dan Pembesaran Lele


 Usaha pembenihan Rp 3.537.000,00
 Usaha Pembesaran Rp 1.463.000,00
 Jumlah Rp 5.000.000,00 ( lima juta rupiah )
BAB VI
PENUTUP

Usaha Pengembangan lele yang berorietasi kepada ekonomi kerakyatan merupakan salah
satu solusi mengatasi permasalahan ekonomi dan sosial di negara kita. Melalui usaha ini
diharapkan mempunyai manfaat ganda , berupa penyediaan lapangan kerja kesempatan berusaha
di daerah pedesaan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha baik pembenihan maupun pembesaran ikan
lele sangat menguntungkan. Selaln itu, usaha tersebut tidak memerlukan lahan yang luas serta
kebutuhan akan air baik kualitas maupun kuantitasnya tidak sebanyak seperti ikan jenis lainya,
sehingga budidaya ini dapat memanfaatkan lahan pekarangan baik di pedesaan maupun
perkotaan.

Demikian rencana pengembangan lele di Kecamatan Jayakerta, semoga proposal dapat


menjadi pertimbangan dan pada akhirnya terealisasi. Semoga Allah SWT meridhoi kita semua.

Jayakerta, 5 Februari 2019


Ketua Kelompok

KH. UJANG BADRUDDIN, M.Pd.I


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai