Anda di halaman 1dari 13

Hemoglobin (Metode Sahli)

No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd Ka Puskesmas Nama Ka Puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1. Pengertian Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan penambahan HCl 0,1 N, lalu kadar asam hematin
diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna standar.
2. Tujuan Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No...................................
4. Referensi Buku Panduan Praktikum Hematologi I Tahun ................
5. Prosedur Alat :
1) Hemometer sahli yang terdiri dari:
a) Standar warna
b) Tabung hemometer
c) Pipet sahli dengan skala 20 mm3
d) Pipet tetes
e) Batang pengaduk
2) Lenset
3) Puncturer (lancing device)
4) Kapas alkohol 70%
Bahan :
1) HCL 0,1 N
2) Aquades
3) Sampel : Darah Kapiler
6. Langkah-langkah 1) Cuci tangan.
2) Sipakan alat dan bahan.
3) Isi tabung hemometer dengan HCl 0,1 N sampai skala 2.
4) Lakukan sampling darah kapiler.
5) Isap langsung darah dari jari pasien dengan menggunakan pipet sahli sampai batas 0,02 ml.
6) Masukan darah dari pipet ke dalam tabung hemometer yang sudah diisi HCl 0,1 N sampai ke dasar larutan.
7) Goyangkan tabung agar darah tercampur.
8) Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
9) Tambah aquades sedikit demi sedikit ke dalam tabung sambil diaduk menggunakan batang pengaduk,
bandingkang dengan warna standar ditempat yang terang seperti dekat jendela dan baca skalanya.
10) Baca kadar hemoglobin dalam satuan g/dl atau g%.
7. Bagan Alir
Isi tabung hemometer dengan
Cuci tangan Sipakan alat dan bahan HCl 0,1 N sampai skala 2

Masukan darah dari pipet ke Isap langsung darah dari jari


dalam tabung hemometer
pasien dengan menggunakan pipet Lakukan sampling darah kapiler
yang sudah diisi HCl 0,1 N
sahli sampai batas 0,02
sampai ke dasar larutan

Goyangkan tabung
agar darah tercampur

Tambah aquades sedikit demi sedikit ke


dalam tabung sambil diaduk
menggunakan batang pengaduk, Baca kadar hemoglobin
Tunggu 5 menit untuk bandingkang dengan warna standar dalam satuan g/dl atau
pembentukan asam hematin ditempat yang terang seperti dekat g%.
jendela dan baca skalanya

8. Hal-hal yang perlu 1.


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Labotatorium
10. Dokumen terkait 1. Buku register laboratorium
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA)
No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd ka puskesmas Nama ka puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1. Pengertian Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dilakukan dengan membuat apusan dari sputum kemudian diwarnai
dengan menggunakan pewarnaan Ziehl Neelsen dan kemudian dilihat menggunakan mikroskop.
2. Tujuan Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Basil Tahan Asam (BTA) pada sediaan sputum seseorang.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No..............................
4. Referensi Buku Panduan Praktikum Bakteriologi Tahun.........
5. Prosedur Alat :
1) Pot dahak : Pot dahak harus bersih atau baru, tutup berulir, bermulut lebar, terbuat dati plastik, tembus
pandang, mudah diberi label, dan sekali pakai.
2) Kaca objek : Bersih/ baru, bebas lemak, dan tidak berjamur
3) Aplikator (lidi bambu)
4) Pinset
5) Lampu spiritus
6) Mikroskop
7) Timer
8) Penampung limbah sementara (lisol 5%)
9) Rak pewarnaan
10) Rak pengering
11) Tissue
Bahan :
1) Pewarna Zeihl Neelsen yang terdiri atas:
 Carbol fuchsin 0,3%
 Asam alkohol 3%
 Methylen blue 0,3%
2) Aquedes
3) Minyak imersi
Sampel :
Dahak yang purulent dan kental. Berwarna hijau kekuningan atau bercampur darah, jika sampel berupa air liur
harus diminta ulang.
6. Langkah-langkah 1) Cuci tangan.
2) Beri identitas pada kaca objek
3) Pembuatan sediaan sputum
 Ambil bambu stik, patahkan ujungnya yang runcing (jangan dibuang).
 Dengan bambu stik ini ambil sedikit sputum, pilih bagian yang kental (purulent).
 Oleskan sputum pada permukaan kaca objek, ratakan secara spiral dengan ukuran 2 x 3 cm.
 Jika sudah agak kering, ratakan sediaan dengan ujung bambu yang runcing.
 Buanglah bambu stik yang sudah terpakai ke dalam penampung limbah sementara yang berisi lisol
yang sudah di encerkan.
 Keringkan sediaan pada suhu kamar.
 Fiksasi dengan cara melewatkan api 3 kali.
4) Pewarnaan sediaan sputum (Zeihl Neelsen)
 Teteskan larutan carbol fuchsin 0,3% sampai menutupi seluruh permukaan sediaan sputum.
 Panaskan dengan nyala api spiritus sampai keluar uap (jangan sampai mendidih).
 Tunggu 5 menit.
 Bilas dengan air mengalir.
 Genangi dengan asam alkohol 3%, lakukan sampai warna carbol fuchsin hilang.
 Bilas dengan air mengalir.
 Teteskan larutan methylen blue 0,3% sampai menutupi seluruh permukaan sediaan diamkan 10 – 20
detik.
 Bilas dengan air mengalir.
 Keringkan pada suhu kamar.
5) Pembacaan sedian sputum
 Baca sediaan sputum dengan menggunakan mikroskop.
 Cari lapangan pandang dengan menggunakan perbesaran kecil (10 x objektif)
 Teteskan minyak imersi.
 Ubah perbesaran ke 100 x objektif.
6) Lihat ada/tidak BTA.
Interpretasi hasil
 Pembacaan dengan menggunakan skala IUATLD
 Negatif : tidak ditemukan BTA dalam 100 lapanga pandang.
 Tulis jumlah kuman yang ditemukan : 1 – 9 BTA dalam 100 lapangan pandang.
 1+ : 10 – 99 BTA dalam 100 lapangan pandang.
 2+ : 1 – 10 BTA dalam 1 lapangan pandang.
 3+ : >10 BTA dalam 1 lapangan pandang.
7. Bagan Alir

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Laboratorium
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pemeriksaan Golongan Darah ABO
No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd ka puskesmas Nama ka puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1. Pengertian Suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah seseorang dangan prinsip adanya
aglutinogen dalam sel darah merah dan aglutitnin dalam plasma yang sesuai dapat menyebabkan aglutinasi.
2. Tujuan Untuk mengetahui golongan darah ABO seseorang.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No......................
4. Referensi ...........................
5. Prosedur Alat :
1) Slide
2) Lanset
3) Puncturer (lancing device)
4) Kapas alkohol 70%
5) Pengaduk
Bahan :
1) Antisera A
2) Antisera B
3) Antisera AB
4) Sampel darah kapiler
6. Langkah-langkah Cara Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Siapkan kaca objek atau kertas golonga darah yang telah diberi identitas pasien.
3) Tentukan jari yang kan diambil darahnya (bisa jari ke-3 atau ke-4).
4) Bersihkan jari yang telah ditentukan tadi dengan menggunakan kapas alkohol 70%.
5) Tusuklah jari yang telah di bersihkan dengan kapas alkohol tersebut dengan menggunakan lanset.
6) Usaplah darah yang pertama keluar dengan kapas kering.
7) Teteskan 1 tetes darah pada kaca objek pada 3 tempat yang berbeda.
8) Teteskan 1 tetes antisera A, B, dan AB pada masing-masing bagian tetes darah tanpa menyentuk darah
tadi.
9) Aduk darah menggunakan pengaduk, goyangkan perlahan-lahan.
10) Amati ada tidaknya aglutinasi setelah ± 3 menit.

Interpretasi Hasil:
Antisera A Antisera B Antisera AB Golongan Darah
+ - + A
- + + B
+ + + AB
- - - O

Keterangan :
(+) : Terbentuk aglutinasi (-) : Tidak terbentuk aglutinasi

7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Laboratorium
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pemeriksaan Urin Carik Celup
3 Parametar (pH, Protein, Glukosa)
No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd Ka Puskesmas Nama Ka Puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1. Pengertian Mengetahui pH, kadar protein dan glukosa di dalam urin dengan melihat adanya perubahan warna pada carik
celup.
2. Tujuan Untuk mengetahui pH, kadar protein dan glukosa pada urin.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No................
4. Referensi Leaflet Carik Celup 3 Parameter
5. Prosedur Alat dan Bahan:
 Carik Celup/Urinalisis 3 parameter (pH, protein, glukosa)
 Tabung reaksi.
6. Langkah-langkah Cara Kerja:
 Basahi seluruh permukaan reagen carik celup dengan sampel urin dan tarik dengan segera. Kelebihan urin
diketukkan pada bagian bibir wadah urin.
 Kelebihan urin pada bagian belakang carik celup dihilangkan dengan cara menyimpan carik celup tersebut
pada tissue agar menyerap urin di bagian tersebut.
 Peganglah carik celup dan bandingkan dengan standar warna yang terdapat pada label wadah carik celup
dan catat hasilnya.
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Laboratorium
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pengambilan Darah Vena (Sampling)
No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd Ka Puskesmas Nama Ka Puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1. Pengertian Sampling dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah yang bertujuan mendapatkan
sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Prinsip pengambilan darah vena yaitu darah tidak boleh diambil dari
daerah yang terinfeksi (misal: bisul, luka atau radang). Lokasi pengambilan yaitu pembuluh darah padada lipatan
siku bagian dalam yang disebut fossa cubiti. Pilih vena yang paling besar, yang terbaik yaitu pada salah satu
cabang yang membentuk huruf Y, tepat di atas percabangan (pada Vena Mediana Cubiti).
2. Tujuan Mendapatkan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.............
4. Referensi Buku Panduan Praktikum Hematologi I Tahun 2010
5. Prosedur Alat dan Bahan :
 Spuit (1 cc, 3 cc, atau 5 cc sesuai kebutuhan)
 Tourniquet
 Kapas Alkohol 70%
 Plester
 Tabung Reaksi 15 x 100 mm atau 12 x 75 mm
 Tabung EDTA
 Kapas Kering
6. Langkah-langkah Cara Kerja :
1) Memberi salam.
2) Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan konfirmasi identitas pasien.
3) Mulai pekerjaan dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan kenakan sarung tangan.
4) Letakan tangan pasien di atas meja dengan telapak tangan menghadap ke atas.
5) Pasang tourniquet dengan cukup erat untuk membendung aliran darah, tetapi tidak boleh terlalu kencang
sebab dapat merusak pembuluh darah.
6) Ujung jari kiri pemeriksan mencari pembuluh darah bagian fossa cubiti yang akan ditusuk.
7) Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol dan biarkan kering dengan sendirinya.
8) Pastikan spuit sudah dikencangkan jarumnya dan tidak ada rongga udara pada penghisap spuitnya.
9) Tegangkan kulit dengan jari telunjuk & ibu jari diatas pembuluh darah agar pembuluh darah tidak bergerak,
kemudian tusukkan jarum dengan sisi miring menghadap keatas dan membentuk sudut ± 25°.
10) Jarum dimasukkan ke pembuluh darah sedalam 1-1,5 cm, begitu darah mengalir tarik penghisap spuit
perlahan sehingga darah mengalir masuk ke dalam spuit.
11) Sementara ikatan pembendung diregangkan atau dilepas, sampai didapatkan jumlah sampel yang
dibutuhkan.
12) Letakkan kapas kering pada tempat tusukan jarum, jarum ditarik perlahan.
13) Letakkan spuit pada bidang darat, tutup jarum dengan menggunakan satu tangan arahkan jarum kearah
penutupnya (one hand recapping).
14) Pasang plester diatas kapas tersebut.
15) Lepaskan jarum dari badan spuit, dan alirkan secukupnya pada tabung reaksi melalui dinding tabungnya.
16) Perlakukan kapas, spuit dan jarum sebagai bahan buangan infeksius.

(Rohmawati Enny, Novita Iswiyanti. 2010. Petunjuk Praktikum Hematologi I. UMP: Palangka Raya)
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Laboratorium
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pengambilan Darah Kapiler
(Sampling)

No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd Ka Puskesmas Nama Ka Puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1. Pengertian Sampling dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah yang bertujuan mendapatkan
sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Jika hanya sedikit darah yang diperlukan ± 0,5 cc (misal untuk
pemeriksaan Hb, malaria, golongan darah, glukosa darah) maka dapat dilakukan pengambilan darah kapiler
dengan penusukan pada kulit (Skin Puncture).
2. Tujuan Mengambil darah kapiler dengan jumlah yang cukup dan lokasi yang tepat.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas no.................
4. Referensi Buku................
5. Prosedur Alat dan Bahan :
 Kapas
 Blood lancet disposable (lanset)
 Puncturer (lancing device)
 Alkohol 70%
6. Langkag-langkah Cara Kerja :
1) Memberi salam.
2) Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan konfirmasi identitas pasien.
3) Mulai pekerjaan dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan kenakan sarung tangan.
4) Siapkan alat dan bahan pengambilan darah kapiler.
5) Tentukan daerah yang akan ditusuk (jari tengah atau jari manis yang tidak mengalami penebalan kulit).
6) Bersihkan dearah tersebut dengan kapas alkohol 70%. Biarkan kering di udara.
7) Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak. Tusuk dengan lanset steril sedalam ± 3 mm
(pada bayi tidak boleh lebih dari 2,5 mm). Darah yang keluar harus dengan sendirinya tanpa harus diperas.
8) Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas kering karena tetesan darah tersebut bisa bercampur
dengan keringat dan alkohol. Tetesan darah berikutnya dapat dipakai untuk pemeriksaan.
9) Tekan bekas tusukan dengan kapas kering.
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pemeriksaan Malaria
No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd Ka Puskesmas Nama Ka Puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1. Pengertian Membuat sediaan darah tepi sehingga adanya parasit di dalam sel darah merah dapat dilihat.
2. Tujuan Menemukan dan mengidentifikasi parasit penyebab malaria dalam sediaan darah tepi.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No...............
4. Referensi Buku.........
5. Prosedur Alat :
1) Mikroskop
2) Kaca objek yang kering, bebas debu dan lemak
3) Rak pengecatan
4) Rak pengering
5) Kaca penggeser
6) Timer
7) Botol semprot
Bahan :
1) Darah EDTA/Darah Kapiler
2) Minyak imersi
3) Cat giemsa (giemsa 3%) yang terdiri atas:
 10 mL aquades
 0,3 mL giemsa stok
 0,15 buffer pH 7,2
6. Langkag-langkah Cara Kerja :
1) Cuci tangan
2) Pembuatan apusan sediaan darah tebal
 Teteskan satu tetes darah pada kedua ujung objek glass.
 Buat tetesan menyebar di kedua sisi itu dengan menggunakan ujung objek glass yang lain dengan cara
memutar membentuk lingkaran dengan diameter ± 1 cm.
3) Pembuatan apusan sediaan darah tipis
 Letakan satu tetes darah diatas kaca objek ± 2 cm dari tepi. Letakan caka tersebut di atas meja dengan
darah sebelah kanan.
 Dengan tangan kanan letakkan kaca penggeser disebelah kiri tetesan darah.
 Gerakkan ke kanan hingga menyentuh tetesan tersebut.
 Biarkan darah menempel dan menyebar rata di pinggir kaca penggeser.
 Segera geserkan kaca tersebut ke kiri dengan sudut 300 – 450. Jangan menekan kaca penggeser
tersebut ke bawah.
 Biarkan kering di udara.
4) Pewarnaan sediaan apusan darah
 Letakkan sediaan yang akan diwarnai/sudah kering pada rak pewarnaan dengan lapisan darah di atas.
 Teteskan methanol sehingga sediaan terbasahi selama 5 menit.
 Kemudian sediaan digenangi dengan cat giemsa hingga seluruh permukaan apusan tergenangi dan
biarkan 45 menit.
 Cuci dengan air mengalir, biarkan kering di udara.
 Catatan : untuk apusan darah tipis di fiksasi dengan methanol. Sedangkan untuk apusan darah tebal
tidak perlu di fiksasi dengan methanol.
 Periksa di bawah mikroskop
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait 1. Laboratorium
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pemeriksaan RDT Malaria
No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd Ka Puskesmas Nama Ka Puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1. Pengertian Strip memebran telah dilapisi dengan dua antibodi monoklonal sebagai dua garis terpisah pada strip uji. Salah
satu antibodi monoklonal (garis uji 2) adalah PAN yang spesifik untuk lactate dehydrogenasi (pLDH) dari spesies
Plasmodium (P. falciparum, P vivax, P. malariae dan P. ovale) dan garis lainnya (garis uji 1) terdiri dari antibodi
monoklonal yang spesifik untuk histidine-rich protein 2 (HPR2) dari P. falciparum. Bantalan konjugat dikeluarkan
dengan antibodi yang diserap pada partikel emas, yang spesifik untuk pLDH PAN dan spesifik untuk HRP 2 P.
falciparum.
2. Tujuan Untuk melakukan deteksi kualitatif cepat histidine-ririch protein 2 (HRP2) malaria (P. falciparum) dan lactate
dehidrogenase (pLDH) (P. falciparum, P. vivax, p. malariae dan P. ovale) dalam darah manusia sebagai alat bantu
dalam diagnosis infeksi malaria.
3. Kebijakan
4. Referensi Leaflet RDT Malaria
5. Prosedur Alat :
1) Alat uji/ rapid test malaria
2) Pipet sampel
3) Lanset
4) Puncturer (lancing device)
5) Kapas alkohol/alcohol pad
6) Kapas kering
Bahan :
1) Sampel (whole blood)
2) Assay Buffer (Borax Buffer SDS dan larutan saponin)
6. Langkag-langkah 1) Cuci tangan
2) Bersihkan daerah yang akan ditusuk menggunakan alcohol pad.
3) Tekan ujung jari dan tusuk menggunakan venipuntur atau lanset yang disediakan.
4) Bersihkan tetesan darah pertama deng kapas kering.
5) Ambil sampel darah (5µL) menggunakan pipet yang disediakan atau mikropipet.
6) Masukan seluruh darah (5µL) ke lubang sampel.
7) Buka tutup botol Assay Buffer dengan memutar tutupnya.
8) Tambahankan 3 tetes Asaay Buffer (atau 60µL) ke lubang buffer.
9) Baca hasil dalam 20 menit.

Interpretasi Hasil:
 Negatif
Jika hanya ada satu garis di area “C” berarti hasilnya negatif.
 PAN positif
Jika ada dua garis (satu garis di are “C” dan satu lagi di area “2”) berarti hasilnya posotif untuk P.
falciparum, P. vivax, P. ovale atau P.malariae.
 P. falcufarum positif
Jika ada dua garis (satu garis di area “C” dan satu lahi di area “1”) berarti hasilnya positif untuk P.
falciparum.
 Infeksi campuran
Jika ada tiga garis (garis di area “C” dan di area “1” dan “2”) berarti hasilnya positif untuk infeksi campuran
P. falciparum, dan lainnya (P. vivax, P. ovale, atau P. malariae).
 Invalid/ Tidak valid
Test tidak valid jika tidak muncul garis pada area “C”. Jika ini terjadi, test harus diulangi menggunakan alat
uji baru.
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Laboratorium
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pemeriksaan Glukosa
dengan Alat Meter Easy Touch GCU
No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd ka puskesma Nama Ka puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1. Pengertian Alat meter Easy Touch GCU adal salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi cholesterol dalam
darah.
2. Tujuan Untuk mengetahui kadar konsentrasi glukosa dalam darah.
3. Kebijakan
4. Referensi Leaflet Easy Touch GCU
5. Prosedur Alat dan bahan
1) Alat meter Easy Touch GCU
2) Lancet
3) Puncturer (lancing device)
4) Strip tes glukosa dengan chip kode
5) Kapas alkohol
6) Sampel darah kapiler
6. Langkah-langkah 1) Pastikan alat meter dalam keadaan padam. Selipkan kode chip glukosa pada slotnya dibagian belakang alat
meter, pastikan hingga terasa pas di tempatnya.
2) Masukkan strip tes glukosa pada slotnya dibangian depan atas alat meter, alat meter akan menyala
otomatis.
3) Pada layar akan muncul 4 digit angka, cocokan angka yang muncul dengan nomor kode yang tertera pada
tabung strip glukosa.
4) Lakukan pengambilan darah kapiler.
5) Aplikasikan darah secukupnya dari celah dibagian samping strip, sampai bantalan pada strip tes glukosa
terisi darah kapiler.
6) Tunggu beberapa detik, nilai glukosa akan muncul pada layar.
7) Nilai kadar glukosa yang tampil adalah dalam satuan mg/dL.
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pemeriksaan Cholesterol
dengan Alat Meter Easy Touch GCU
No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd ka puskesma Nama Ka puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
12. Pengertian Alat meter Easy Touch GCU adal salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi cholesterol dalam
darah.
13. Tujuan Untuk mengetahui kadar konsentrasi cholesterol dalam darah.
14. Kebijakan
15. Referensi Leaflet Easy Touch GCU
16. Prosedur Alat dan bahan
1) Alat meter Easy Touch GCU
2) Lancet
3) Puncturer (lancing device)
4) Strip tes cholesterol dengan chip kode
5) Kapas alkohol
6) Sampel darah kapiler
7) Langkah-langkah 1) Pastikan alat meter dalam keadaan padam. Selipkan kode chip cholesterol pada slotnya dibagian belakang
alat meter, pastikan hingga terasa pas di tempatnya.
2) Masukkan strip tes cholesterol pada slotnya dibangian depan atas alat meter, alat meter akan menyala
otomatis.
3) Pada layar akan muncul 4 digit angka, cocokan angka yang muncul dengan nomor kode yang tertera pada
tabung strip cholesterol.
4) Lakukan pengambilan darah kapiler
5) Aplikasikan darah secukupnya dari celah dibagian samping strip, sampai bantalan pada strip tes cholesterol
terisi darah kapiler.
6) Tunggu beberapa detik, nilai cholesterol akan muncul pada layar.
7) Nilai kadar cholesterol yang tampil adalah dalam satuan mg/dL.
8) Bagan Alir
9) Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10) Unit terkait
11) Dokumen terkait
12) Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pemeriksaan Asam Urat
dengan Alat Meter Easy Touch GCU
No. Dokumen :
STANDAR
No. Revisi :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Halaman :
Ttd ka puskesma Nama Ka puskesmas
UPT PUSKESMAS SELAT
NIP..........................
1) Pengertian Alat meter Easy Touch GCU adal salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi asam urat dalam
darah.
2) Tujuan Untuk mengetahui kadar konsentrasi asam urat dalam darah.
3) Kebijakan
4) Referensi Leaflet Easy Touch GCU
5) Prosedur Alat dan bahan
1) Alat meter Easy Touch GCU
2) Lancet
3) Puncturer (lancing device)
4) Strip tes asam urat dengan chip kode
5) Kapas alkohol
6) Sampel darah kapiler
7) Langkah-langkah 1) Pastikan alat meter dalam keadaan padam. Selipkan kode chip asam urat pada slotnya dibagian belakang
alat meter, pastikan hingga terasa pas di tempatnya.
2) Masukkan strip tes asam urat pada slotnya dibangian depan atas alat meter, alat meter akan menyala
otomatis.
3) Pada layar akan muncul 4 digit angka, cocokan angka yang muncul dengan nomor kode yang tertera pada
tabung strip asam urat.
4) Lakukan pengambilan darah kapiler.
5) Aplikasikan darah secukupnya dari celah dibagian samping strip, sampai bantalan pada strip tes asam urat
terisi darah kapiler.
6) Tunggu beberapa detik, nilai asam urat akan muncul pada layar.
7) Nilai kadar asam urat yang tampil adalah dalam satuan mg/dL.
8) Bagan Alir
9) Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10) Unit terkait
11) Dokumen terkait
12) Rekaman historis
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai